Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Platax Vol.

I-2, Januari 2013 ISSN: 2302-3589

TINJAUAN TEORITIS

PEMBANGUNAN WILAYAH PESISIR DAN LAUTAN


DALAM PERSPEKTIF NEGARA KEPULAUAN REPUBLIK INDONESIA
Regional Development in Coastal and Ocean in Archipelago Perspective
of The Republic of Indonesia

Ridwan Lasabuda1

ABSTRACT

Indonesian as an archipelagic state has been recognized internationally


(UNCLOS 1982), later ratified by Act 17 of 1985. Under UNCLOS 1982, the total
maritime area of Indonesia is 5.9 million km2, consisting of 3.2 million km2 of
territorial waters and 2.7 km2 of Economic Exclusive Zone (Zone Ekonomi
Ekslusif), not including the continental shelf. This makes Indonesia as the largest
archipelagic state in the world. However, the development of marine and fisheries
for this is still far from expectations, while large potential of natural resources and
environmental services are relatively unexploited in coastal areas, small islands
and ocean in Indonesian archipelago.

Keywords : coastal and ocean, development, Indonesian, archipelago

ABSTRAK

Sebagai negara kepulauan, Indonesia telah diakui dunia secara internasional


(UNCLOS 1982) yang kemudian diratifikasi oleh Indonesia dengan Undang-
Undang No.17 Tahun 1985. Berdasarkan UNCLOS 1982, total luas wilayah laut
Indonesia seluas 5,9 juta km2, terdiri atas 3,2 juta km2 perairan teritorial dan 2,7
km2 perairan Zona Ekonomi Eksklusif, luas tersebut belum termasuk landas
kontinen. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di
dunia. Namun demikian, pembangunan bidang kelautan dan perikanan hingga
saat ini masih jauh dari harapan. Padahal wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
dan lautan kepulauan Indonesia disimpan potensi sumber daya alam dan jasa
lingkungan yang sangat besar dan belum dimanfaatkan secara optimal.

Kata kunci : pesisir dan laut, pembangunan, Indonesia, kepulauan

1
Laboratorium Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu, FPIK UNSRAT

92
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-2, Januari 2013 ISSN: 2302-3589

PENDAHULUAN padahal tersimpan potensi SDA dan


jasa-jasa lingkungan yang sangat
Secara geografis Indonesia mem- besar. Sehingga untuk menjadikan
bentang dari 60 LU sampai 110 LS dan sektor kelautan dan perikanan sebagai
920 sampai 1420 BT, terdiri dari pulau- arus utama pembangunan nasional
pulau besar dan kecil yang jumlahnya dibutuhkan kebijakan pembangunan
kurang lebih 17.504 pulau. Tiga per- yang terpadu dan berbasiskan
empat wilayahnya adalah laut (5,9 juta ekosistem.
km2), dengan panjang garis pantai
95.161 km, terpanjang kedua setelah
PEMBAHASAN
Kanada.
Melalui Deklarasi Djuanda, 13 Potensi dan keunggulan sumber-
Desember 1957, Indonesia menyata- daya pesisir dan lautan Indonesia
kan kepada dunia bahwa laut Indonesia Potensi wilayah
(laut sekitar, di antara, dan di dalam Posisi geografis kepulauan
kepulauan Indonesia) menjadi satu Indonesia sangat strategis karena
kesatuan wilayah NKRI. Dan Indonesia merupakan pusat lalu lintas maritim
sebagai negara kepulauan, telah diakui antar benua. Indonesia juga memiliki
dunia internasional melalui konvensi kedaulatan terhadap laut wilayahnya
hukum laut PBB ke tiga, United Nation meliputi; perairan pedalaman, perairan
Convention on the Law of the Sea 1982 nusantara, dan laut teritorial (sepanjang
(UNCLOS 1982), kemudian diratifikasi 12 mil dari garis dasar). Disamping itu
oleh Indonesia dengan Undang- ada juga zona tambahan Indonesia,
Undang No.17 Tahun 1985. Berdasar- yang memiliki hak-hak berdaulat dan
kan UNCLOS 1982, total luas wilayah kewenangan tertentu. Selain itu, ada
laut Indonesia menjadi 5,9 juta km2, juga Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia
terdiri atas 3,2 juta km2 perairan terito- (ZEEI) sejauh 200 mil dari garis
rial dan 2,7 km2 perairan Zona Ekonomi pangkal, dimana Indonesia mempunyai
Eksklusif, luas perairan ini belum hak-hak berdaulat atas kekayaan alam
termasuk landas kontinen (continental (perikanan), kewenangan untuk meme-
shelf). Hal ini menjadikan Indonesia lihara lingkungan laut, mengatur dan
sebagai negara kepulauan terbesar di mengizinkan penelitian ilmiah kelautan,
dunia (the biggest Archipelago in the pemberian ijin pembangunan pulau-
World). pulau buatan, instalasi dan bangunan2
Pasal 25A UUD 1945 (hasil lainnya.
amandemen kedua UUD 1945),
menyebutkan bahwa “NKRI adalah Potensi sumberdaya hayati
negara kepulauan yang berciri nusan- Indonesia sebagai negara tropis,
tara dengan wilayah yang batas-batas kaya akan sumberdaya hayati, yang
dan hak-haknya ditetapkan dengan dinyatakan dengan tingkat keaneka-
Undang-undang”. Ini semakin mengu- ragaman hayati yang tinggi. Dari 7000
kuhkan eksistensi Indonesia sebagai spesies ikan di dunia, 2000 jenis
negara maritim. Apalagi dengan lahir- diantaranya terdapat di Indonesia.
nya UU N0.27 Tahun 2007 tentang Potensi lestari sumberdaya perikanan
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan laut Indonesia kurang lebih 6,4 juta ton
Pulau-pulau Kecil, lebih jelas mengakui per tahun, terdiri dari : ikan pelagis
eksistensi sektor kelautan dan peri- besar (1,16 juta ton), pelagis kecil (3,6
kanan serta pengelolaan wilayah pesi- juta ton), demersal (1,36 juta ton),
sir dan pulau-pulau kecil sebagai salah udang penaeid (0,094 juta ton), lobster
satu agenda pembangunan nasional. (0,004 juta ton) , cumi-cumi (0,028 juta
Namun faktanya, pembangunan bidang ton), dan ikan-ikan karang konsumsi
kelautan dan perikanan hingga saat (0,14 juta ton). Dari potensi tersebut
belum dimanfaatkan secara optimal, jumlah tangkapan yang dibolehkan

93
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-2, Januari 2013 ISSN: 2302-3589

(JTB) sebanyak 5,12 juta ton per tahun, Potensi sumberdaya mineral dan energi
atau sekitar 80% dari potensi lestari. Sekitar 70 % produksi minyak
Potensi sumberdaya ikan ini tersebar di dan gas bumi Indonesia berasal dari
9 (sembilan) wilayah Pengelolaan kawasan pesisir dan laut. Dari 60
Perikanan Indonesia. cekungan yang potensial mengandung
Potensi budidaya laut, terdiri dari migas, 40 cekungan terdapat di lepas
potensi budidaya ikan (kakap, kerapu, pantai, 14 di kawasan pesisir, hanya 6
gobia); udang, moluska (kerang- yang di daratan. Dari seluruh cekungan
kerangan, mutiara, teripang); dan tersebut, potensinya diperkirakan sebe-
rumput laut, potensi luasan budidaya- sar 11,3 miliar barel minyak bumi.
nya sebesar 2 juta ha (20% dari total Cadangan gas bumi di kawasan ini
potensi lahan perairan pesisir dan laut diperkirakan sebesar 101,7 triliun kubik.
berjarak 5 km dari garis pantai) dengan Selain itu kawasan ini juga kaya akan
volume 46,73 juta ton per tahun. berbagai jenis bahan tambang dan
Sedangkan potensi budidaya payau mineral seperti : emas, perak, timah,
(tambak) mencapai 913.000 ha. Untuk bijih besi, dan mineral berat. Di perairan
potensi bioteknologi kelautan masih pesisir dan laut Indonesia, juga ditemu-
besar peluangnya untuk dikembang- kan jenis energi baru pengganti BBM,
kan, seperti industri bahan baku untuk berupa gas hidrat dan gas bionik di
makanan, industri bahan pakan alami, lepas pantai barat Sumatera, selatan
dan benih ikan dan udang. Jawa Barat serta bagian utara Selat
Perairan Indo-Pasifik, yang seba- Makassar dengan potensi yang sangat
gian besar terletak di perairan Indone- besar, melebihi seluruh potensi minyak
sia merupakan pusat keanekaragaman dan gas bumi Indonesia (Richardson,
terumbu karang dunia, dengan lebih 2008 dalam Dahuri 2010).
dari 400 spesies. Juga berbagai jenis Selain sumber energi diatas,
ganggang laut tersebar di berbagai terdapat juga sumber-sumber energi
wilayah pantai. Sumberdaya hayati laut non konvensional seperti : energi
kita, selain memiliki keanekaragaman pasang surut, energi gelombang, OTEC
hayati yang tinggi juga mempunyai luas (ocean thermal energy conversion),
habitat yang besar, yaitu : 2,4 juta ha tenaga surya dan angin. Potensi
kawasan hutan bakau dan 8,5 juta ha sumberdaya mineral lainnya yang
terumbu karang. Secara biologi, kawa- dapat dikembangkan adalah air laut da-
san pesisir dan laut Indonesia juga lam (deep ocean water). Air laut dalam
mempunyai nilai global, karena pera- merupakan air di kedalaman 200 m,
iran Indonesia merupakan tempat ber- memiliki karakteristik yang berguna
telur ikan-ikan yang bermigrasi (highly untuk kepentingan perikanan, kosme-
migratory species) seperti tuna, lumba- tika dan air mineral.
lumba dan berbagai jenis ikan paus
Potensi industri dan jasa maritim
serta penyu.
Sehubungan dengan Indonesia
Potensi kelautan dan perikanan di
adalah negara kepulauan dengan wila-
atas, guna mendorong pertumbuhan
yah pesisir dan lautan yang luas, maka
ekonomi diperkirakan mempunyai nilai
industri dan jasa maritim yang potensi
potensi ekonomi masing-masing :
untuk dikembangkan adalah : a)
perikanan tangkap US$ 15,1 miliar per
Galangan (pembuatan) kapal dan dock-
tahun; budidaya laut US$ 46,7 miliar
yard; b) Industri mesin dan peralatan
per tahun; budidaya tambak US$ 10
kapal; c) Industri alat penangkapan ikan
miliar per tahun dan bioteknologi
(fishing gears) seperti jaring, pancing,
kelautan sebesar US$ 4 miliar per
fish finders, tali tambang, dll; d) Industri
tahun.
kincir air tambak (pedal wheel), pompa
air, dll; e) Offshore engineering and
structures; f) Coastal engineering and

94
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-2, Januari 2013 ISSN: 2302-3589

structures; g) Kabel bawah laut dan artinya setiap 11 km garis pantai


fiber optics; h) Remote sensing, GPS, terdapat 1 (satu) pelabuhan perikanan.
GIS, dan ICT lainnya. Thailand dengan panjang garis pantai
2.600 km memiliki 52 pelabuhan
Potensi transportasi laut dan jasa
perikanan, artinya setiap 50 km garis
lingkungan
pantai mempunyai 1 (satu) buah
Seiring dengan pergeseran pusat
pelabuhan perikanan. Sementara,
ekonomi dunia dari poros Atlantik ke
Indonesia dengan panjang garis pantai
Asia-Pasifik, dewasa ini, 70% perda-
kurang lebih 81.000 km, hanya memiliki
gangan dunia berlangsung di kawasan
17 pelabuhan perikanan, artinya setiap
Asia-Pasifik. Sekitar 75% produk dan
4.500 km garis pantai hanya memiliki 1
komoditas perdagangan di transporta-
(satu) buah pelabuhan perikanan.
sikan melalui laut Indonesia dengan
Negara bagian Queensland,
nilai sekitar US$ 1.300 triliun per tahun.
Australia dengan panjang garis pantai
Sejak 1987, Indonesia
2.100 km, tahun 2007 pariwisata
menghamburkan devisa rata-rata US$
baharinya meraup devisa sebesar US$
14 miliar/tahun untuk membayar
3 milyar. Indonesia dengan panjang
armada pelayaran asing. Sekitar 97%
garis pantai 95.200 km dan 6 terumbu
dari total barang dan komoditas yang
karang (Raja Ampat, Wakatobi, Tukang
diekspor dan diimpor oleh Indonesia,
Besi, Bunaken, Gili IMT, dan P. Rubiah)
diangkut oleh kapal-kapal asing dan
dari 10 terumbu karang terindah di
sekitar 55% dari total barang dan
dunia, total devisa pariwisata nya
komoditas yang ditransportasikan antar
hanya US$ 5 milyar ( WTO 2008 dalam
pulau di perairan laut Indonesia,
Dahuri 2010).
diangkut juga oleh kapal-kapal asing.
Posisi Indonesia yang strategis,
Dengan potensi total muatan
dengan memiliki estetika lingkungan
nasional 502 juta ton per tahun (200
yang sulit ditandingi oleh negara
juta ton batubara; 55 juta ton crude oil;
kepulauan lain, seperti gugusan pulau
60 juta ton CPO; 7 juta ton produk
yang indah dan kekayaan keaneka-
perikanan; 8 juta ton LNG; 2 juta ton
ragaman sumberdayahayati lautnya,
LPG; 120 juta ton containers dan 50
menjanjikan potensi ekonomi dari kegi-
juta ton general cargo), melalui
atan pariwisata alam dan pariwisata
pendekatan cluster maritime kita bisa
bahari dengan segala variannya.
meraup devisa perhubungan laut US$
Prospek ini tentu didukung oleh
15 miliar setiap tahun-nya (IMPC, 2008
bergesernya kebutuhan masyarakat
dalam Dahuri 2009). Untuk dapat
global akan kehidupan back to nature,
melayani kebutuhan angkutan muatan
dimana mereka telah jenuh dengan
sebesar itu, diperlukan sekitar 650
kehidupan dalam lingkungan buatan.
kapal tambahan, dengan total investasi
Estimasi nilai potensi ekonomi pari-
sebesar US$ 5 miliar. Selain mening-
wisata bahari di Indonesia sebesar US$
katkan pendapatan negara, cluster
54.3 miliar per tahun (PKSPL IPB 2009
maritime juga menciptakan lapangan
dalam Dahuri 2010)
kerja baru sedikitnya 1 juta orang,
membangkitkan sejumlah multiplier Potensi kultural
effects, mendongkrak daya saing Salah satu potensi kelautan
ekonomi nasional, juga dapat memper- Indonesia adalah benda peninggalan
cepat pembentukan 24 pelabuhan hub budaya masa lalu yang memiliki nilai
port. Dari 114 pelabuhan umum yang ekonomis tinggi yaitu, Benda Muatan
kita miliki, tidak satupun memenuhi Kapal Tenggelam (BMKT). Saat ini
standar pelayanan internasional. diperkirakan terdapat 463 titik lokasi
Tahun 2000, Jepang dengan kapal tenggelam, yang terjadi sejak
panjang garis pantai 34.000 km abad 14 sampai abad 19. Pemerintah
memiliki 3000 pelabuhan perikanan, telah membentuk Panitia Nasional

95
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-2, Januari 2013 ISSN: 2302-3589

BMKT melalui Keppres No.107 Tahun rakat miskin. Tahun 2008, keberadaan
2000, agar pemanfaatan BMKT dapat masyarakat pesisir di Indonesia, terse-
memberikan manfaat kepada masya- bar di 10.639 desa pesisir, dimana
rakat dan negara, serta mencegah masyarakat miskin-nya berjumlah
pengangkatan BMKT secara illegal. kurang lebih 10 juta jiwa, terdiri dari 7,8
Nilai BMKT secara keseluruhan diper- juta penduduk miskin dan 2,2 juta
kirakan mencapai US$ 40 juta. penduduk sangat miskin. Tahun 2011,
Dari potensi sumberdaya pesisir masyarakat miskinnya bertambah
dan lautan di atas, sedikitnya terkait menjadi 14,7 juta penduduk. Kemis-
dengan 11 sektor ekonomi kelautan kinan dan ketergantungan terhadap
yang dapat dikembangkan yaitu : 1) sumberdaya pesisir dan laut, seringkali
perikanan tangkap, 2) perikanan mengakibatkan masyarakat melakukan
budidaya, 3) industri pengolahan hasil kegiatan yang menurunkan kualitas
perikanan, 4) industri bioteknologi sumberdaya, seperti : penebangan
kelautan, 5) pertambangan dan energi, mangrove (untuk kayu bakar dan
6) pariwisata bahari, 7) perhubungan dijual), penangkapan ikan dengan
laut, 8) industri dan jasa maritim, 9) merusak ekosistem.
sumberdaya pulau-pulau kecil, 10) Konflik pemanfaatan ruang
coastal forestry (mangrove), dan 11) Berbagai kegiatan dan kepen-
SDA non konvensional. tingan dilaksanakan di wilayah pesisir,
Sektor ekonomi kelautan adalah bahkan terkadang kegiatan-kegiatan
kegiatan ekonomi yang berlangsung di tersebut saling bertentangan. Konflik
wilayah pesisir dan lautan, dan/atau pemanfaatan ruang terjadi, karena
yang menggunakan SDA dan jasa-jasa belum ada aturan yang jelas tentang
lingkungan kelautan untuk mengha- penataan ruang wilayah pesisir yang
silkan goods and services yang dibu- dapat dijadikan acuan dari berbagai
tuhkan umat manusia (Kildow, 2005 sektor yang berkepentingan.
dalam Dahuri 2010). Menurut PKSPL-
Penurunan kualitas lingkungan
IPB 2009, total potensi ekonomi
Kerusakan fisik pada ekosistem
kelautan Indonesia : sebesar US$
pesisir umumnya terjadi pada ekosis-
1.200 miliar/tahun
tem mangrove, terumbu karang dan
Isu-isu pembangunan wilayah padang lamun. Terumbu karang dalam
pesisir dan lautan Indonesia kondisi baik tidak lebih dari 30%,
sedangkan degradasi ekosistem mang-
Potensi sumberdaya pesisir dan
rove hampir merata terjadi diseluruh
laut Indonesia yang besar ternyata
kawasan pesisir Indonesia. Beberapa
belum memberikan kontribusi yang
kegiatan yang diduga menyebabkan
signifikan bagi pembangunan ekonomi
erosi pantai antara lain : pengambilan
nasional. Pemanfaatannya belum opti-
pasir untuk reklamasi, pembangunan
mal, malahan telah terjadi degradasi
pelabuhan/jetty/marina, pembangunan
sumberdaya alam di beberapa perairan
hotel. Hal ini terjadi karena peren-
pesisir akibat pemanfaatan yang tidak
canaan dan pengembangan wilayah
mempertimbangkan daya dukung ling-
pesisir yang tidak tepat.
kungan.
Pencemaran yang terjadi di
Adapun isu-isu utama dalam
wilayah pesisir dan lautan, berasal dari
pengelolaan sumberdaya pesisir dan
aktivitas di darat seperti : industri,
lautan di Indonesia antara lain :
kegiatan rumah tangga dan pertanian.
Kemiskinan masyarakat pesisir Selain itu ada juga sumber pence-
Wilayah pesisir merupakan maran yang berasal dari aktivitas di laut
wilayah dengan kepadatan penduduk seperti : kegiatan transportasi laut,
yang tinggi, sayangnya sebagian besar termasuk transportasi kapal pengang-
masyarakat pesisir termasuk masya- kut minyak (oil tanker), dan kegiatan

96
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-2, Januari 2013 ISSN: 2302-3589

pertambangan. Hal-hal inilah yang (IPCC), akibat pemanasan global,


mengakibatkan terjadinya penurunan kenaikan suhu tahunan di Indonesia
kualitas lingkungan perairan serta dari tahun 1970-2004 antara 0,2–10oC.
estetika pantai. Sedangkan dampak pemanasan global
Pengelolaan pulau-pulau kecil dan terhadap wilayah pesisir, adalah : a)
pulau-pulau kecil di perbatasan wilayah pesisir semakin rentan
Mengingat karakteristiknya yang terhadap erosi pantai maupun naiknya
unik maka pengelolaan pulau-pulau permukaan air laut, dan hal ini
kecil membutuhkan pendekatan tersen- diperparah akibat perbuatan manusia,
diri dan berbeda dengan pulau besar. b) diperkirakan tahun 2080, jutaan
Di masa lalu, perhatian untuk mem- orang akan terkena banjir setiap tahun-
bangun pulau-pulau kecil sangat minim nya, akibat naiknya permukaan laut,
bahkan hampir tidak tersentuh oleh terutama dataran rendah yang padat
kegiatan pembangunan. Untuk itu penduduk terutama di delta-delta besar
dalam membangun pulau-pulau kecil benua Asia dan penduduk di pulau-
disamping pengembangan untuk pulau kecil, c) adaptasi untuk daerah
investasi, juga perlu diupayakan pro- pesisir lebih sulit dilakukan di negara
gram pemberdayaan masyarakat yang berkembang karena terbatasnya kapa-
ada di sana, seperti fasilitasi dan sitas adaptasi mereka
peningkatan sarana pendidikan, kese- Paradigma baru pembangunan
hatan, pengadaan listrik (tenaga surya), wilayah pesisir dan lautan di
pengadaan alat desaltinasi, alternative Indonesia
livehood, bantuan sarana informasi dan Dalam skala nasional,
telekomunikasi. Berdasarkan Perpres pengelolaan sumberdaya kelautan dan
RI No.78 tahun 2005 tentang Penge- perikanan diharapkan dapat dikelola
lolaan Pulau-pulau Kecil Terluar, di secara berkelanjutan serta mampu
daerah perbatasan NKRI terdapat 92 mensejahterakan masyarakat setem-
pulau-pulau kecil terluar yang perlu di pat. Di tingkat global, isu-isu perubahan
kelola. Tujuan dari Perpres ini adalah iklim global (climate change), penge-
untuk menjaga keutuhan NKRI, lolaan berbasis ecoregion (misalnya :
keamananan nasional, pertahanan coral triangle), dan konservasi lingku-
negara, menciptakan stabilitas kawa- ngan mendapat perhatian yang sangat
san, pemanfaatan SDA secara berke- penting. Tuntutan-tuntutan ini dianggap
lanjutan dan pemberdayaan masya- sebagai perhatian dan keprihatinan
rakat pulau-pulau kecil terhadap degradasi daya pulih lingku-
Pengelolaan sumberdaya perikanan ngan dan sumberdaya hayati. Tuntutan
yang tidak berkelanjutan ini tertuang dalam berbagai konvensi
Dari berbagai data yang dimiliki, internasional menyangkut pengelolaan
kegiatan illegal fishing yang sering wilayah pesisir terpadu, pengentasan
terjadi di perairan Indonesia, dian- kemiskinan, dan pengelolaan perikanan
taranya : a) penangkapan tanpa izin, b) yang bertanggung jawab, seperti
penangkapan dengan izin palsu, c) Agenda-21, World Summit on
penangkapan yang tidak dilaporkan di Sustainable Development (WSSD),
pelabuhan pendaratan, d) penang- Millenium Development Goals (MDGs)
kapan dengan alat tangkap terlarang, dan Code of Conduct for Responsible
e) penangkapan di area yang tidak Fisheries (CCRF).
sesuai izin, dan f) penangkapan Dengan telah mengantisipasi
dengan jenis alat tangkap yang tidak beberapa kondisi lingkungan strategis
sesuai izin. sesuai dinamika perkembangan di
Perubahan iklim global tingkat global dan nasional, maka
Berdasarkan data Inter Gover- pengelolaan sumberdaya kelautan dan
mental Panel on Climate Change perikanan Indonesia ke depan,

97
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-2, Januari 2013 ISSN: 2302-3589

diharapkan dilakukan secara terpadu - Penanggulangan kemiskinan dan


sesuai dengan daya dukung lingkungan kesenjangan antar daerah
serta untuk memberdayakan masya- - Peningkatan kesempatan kerja, inves-
rakat pesisir dan pulau-pulau kecil. tasi dan ekspor
Kebijakan pembangunan kelautan dan - Penegakan hukum dan penang-
perikanan gulangan illegal fishing
Dalam upaya pengelolaan - Peningkatan aksesibilitas dan kualitas
potensi sumberdaya kelautan dan pendidikan/kesehatan bagi masyara-
perikanan, selain memberikan penya- kat pesisir
daran tentang pentingnya manfaat dari - Rehabilitasi daerah-daerah yang
sumberdaya kelautan dan perikanan terkena bencana alam (mis : Aceh,
untuk meningkatkan kesejahteraan Nias, dll)
masyarakat, juga perlu ditanamkan Penguatan kelembagaan (UU penge-
tentang falsafah dalam mengelola lolaan pesisir dan pulau-pulau kecil)
sumberdaya tersebut, harus dengan Implementasi berbagai kebijakan
pendekatan ekonomi, ekologi dan dalam mengelola wilayah pesisir dan
sosial, sehingga tercapai keseim- pulau-pulau kecil selama ini mengalami
bangan antara eksploitasi dan kendala karena tidak adanya payung
konservasi. hukum, untuk dijadikan landasan
Kementerian Kelautan dan kebijakannya. Untuk menjawab perma-
Perikanan RI, telah menyusun rencana salahan ini, lahirlah UU No.27 Tahun
strategis pembangunan sektor kelautan 2007 tentang pengelolaan wilayah
dan perikanan dengan visi : “Penge- pesisir dan pulau-pulau kecil. UU ini
lolaan sumberdaya kelautan dan peri- mempunyai arti penting dan strategis
kanan yang lestari dan bertanggung bagi pembangunan wilayah pesisir dan
jawab bagi kesatuan serta kesejah- pulau-pulau kecil di Indonesia. Dan
teraan anak bangsa”. Sedangkan misi juga menjadi momentum penting dan
kementerian ini adalah : strategis sebagai pengakuan negara
- meningkatkan kesejahteraan masya- akan pentingnya pengelolaan wilayah
rakat nelayan, pembudidaya ikan dan pesisir dan pulau-pulau kecil. Adapun
masyarakat pesisir lainnya; implikasi dari lahirnya UU. No.27 Tahun
meningkatkan peran sektor kelautan 2007 ini adalah :
dan perikanan sebagai sumber - Perubahan paradigma pembangunan
pertumbuhan ekonomi dari berbasis sumberdaya daratan ke
- Memelihara daya dukung dan sumberdaya kelautan
meningkatkan kualitas lingkungan - Perubahan kebijakan pengalokasian
perairan tawar, pesisir, pulau-pulau anggaran pembangunan dengan
kecil dan lautan (sumberdaya memperhatikan parameter luas wilay-
kelautan dan perikanan) ah perairan laut
- Meningkatkan kecerdasan dan - Perubahan pendekatan pemba-
kesehatan bangsa melalui pening- ngunan sesuai dengan karakteristik
katan konsumsi ikan bio-geofisik wilayah P3K
- Meningkatkan peran laut sebagai - Obligasi bagi pemerintah, dunia
pemersatu bangsa dan memperkuat usaha dan masyarakat untuk memi-
budaya bahari tigasi bencana di wilayah P3K
Untuk mewujudkan visi dan misi - Membuat sepadan pantai, dan
ini, maka pembangunan bidang kelaut- mengkonversi wilayah pesisir untuk :
an dan perikanan bertumpu pada tiga perlindungan wilayah pesisir, peles-
pilar pembangunan nasional yaitu : pro tarian biodiversity, perlindungan ma-
growth strategy; pro job strategy dan nusia dari bencana, pelestarian nilai-
pro poor strategy, yang diarahkan nilai sosial budaya pesisir
pada:

98
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-2, Januari 2013 ISSN: 2302-3589

- Ada kebutuhan capacity building di babkan keterbatasan kemampuan dan


bidang pengelolaan wilayah pesisir pengetahuan, terbatasnya akses ter-
terpadu (integrated coastal mana- hadap permodalan, teknologi, informasi
gement) dan pasar, serta keterbatasan masya-
rakat dalam keterlibatan untuk peng-
Mitigasi dan adaptasi wilayah pesisir
ambilan keputusan alokasi sumberdaya
dan pulau-pulau kecil
pesisir dan pulau-pulau kecil. Kondisi
Wilayah pesisir dan pulau-pulau
ini kalau dibiarkan, berpotensi untuk
kecil merupakan wilayah yang paling
meningkatkan eksploitasi sumberdaya
rentan terhadap dampak perubahan
kelautan dan perikanan yang tidak
iklim, seperti terjadinya kenaikan paras
ramah lingkungan. Untuk itulah
muka laut (sea level rise) yang akan
dibutuhkan program pemberdayaan
menenggelamkan pulau-pulau kecil
bagi masyarakat pesisir, dengan tujuan
yang berelevasi rendah. Hilangnya
sebagai berikut :
pulau-pulau kecil di wilayah perbatasan
- Tersedia dan terpenuhinya kebutuhan
NKRI, dapat mengancam kedaulatan
dasar manusia yaitu : sandang,
wilayah NKRI. Selain itu, perubahan
pangan, papan, kesehatan dan
suhu dan sifat fisik kimia air laut akan
pendidikan
berdampak negatif terhadap biodi-
- Tersedia sarana dan prasarana
versity dan pola migrasi spesies-
produksi secara lokal, sehingga
spesies penting.
masyarakat dapat memperolehnya
Untuk itu, upaya mitigasi dan
dengan harga yang murah dan
adaptasi terhadap perubahan iklim
berkualitas
global telah menjadi suatu keharusan.
- Meningkatnya peran kelembagaan
Perencanaan pembangunan di wilayah
masyarakat sebagai wadah aksi
P3K harus mempertimbangkan aspek
kolektif
resiko dan mitigasi bencana yang
- Terciptanya kegiatan ekonomi
mungkin dihadapi baik dalam jangka
produktif di daerah yang berbasis
pendek maupun jangka panjang. Selain
sumberdaya lokal (resources based)
itu, upaya-upaya peningkatan daya
dan dilakukan secara berkelanjutan
tahan (resilient) masyarakat pesisir
dengan memperhatikan kapasitas
terhadap perubahan iklim global
sumberdaya (environmental based).
tersebut juga perlu terus dilakukan.
Kerjasama regional dan internasional
Pemberdayaan masyarakat pesisir
Mengingat perubahan iklim
Masyarakat pesisir adalah orang
merupakan permasalahan global dan
yang tinggal di daerah pesisir dan
dampaknya bersifat lintas batas
sumber kehidupan ekonominya bergan-
negara, maka kerjasama antar negara
tung secara langsung pada peman-
perlu dikembangkan. Khusus untuk
faatan sumberdaya laut dan pesisir.
wilayah pesisir, hal ini sangat penting
Mereka terdiri dari : nelayan pemilik,
mengingat pengelolaan sumberdaya
buruh nelayan, pembudidaya ikan/
pesisir bersifat bio-ekoregion, daripada
organisme laut lainnya, pedagang ikan,
administratif.
pengolah ikan, supplier faktor sarana
Beberapa kerjasama regional
produksi perikanan. Di bidang non
maupun internasional yang
perikanan, terdiri dari : penjual jasa
berhubungan dengan hal di atas antara
pariwisata bahari/pesisir, penjual jasa
lain :
transportasi laut, kelompok masyarakat
yang memanfaatkan sumberdaya non- World Ocean Conference (WOC) 2009
hayati laut dan pesisir untuk Adalah konferensi kelautan dunia,
kehidupannya. yang dilaksanakan di kota Manado,
Sebagian besar penduduk yang Sulawesi Utara, Mei 2009. Secara
tinggal di wilayah pesisir merupakan umum konferensi ini bertujuan untuk
masyarakat miskin. Kondisi ini dise- mendapatkan komitmen politik dari

99
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-2, Januari 2013 ISSN: 2302-3589

pemerintah negara-negara yang hadir, pengembang-biakan ikan tuna, yang


dan secara khusus bertujuan untuk menyediakan bahan baku bagi industri
meningkatkan pemahaman tentang : perikanan tuna dunia. Kawasan ini juga
(a) perubahan iklim dan pengaruhnya merupakan sumber penghidupan bagi
terhadap kesejahteraan sosial dan 120 juta penduduk, dengan perputaran
ekonomi masyarakat pesisir, kondisi ekonomi sebesar $ 2,3 milyar per
lingkungan laut serta wilayah pesisir, tahun.
(b) peran laut dalam fenomena
perubahan iklim global, (c) langkah- KESIMPULAN
langkah adaptasi dan mitigasi untuk
menghadapi perubahan iklim global. Secara geografis Indonesia terdiri
Hasil dari WOC 2009 ini adalah dari pulau-pulau besar dan kecil yang
dideklarasikan Manado Ocean Decla- jumlahnya kurang lebih 17.504 pulau.
ration, yang berisi : (i) Dampak Tiga perempat wilayahnya adalah laut
perubahan iklim terhadap laut; (ii) (5,9 juta km2), dengan panjang garis
Peran laut dalam mengelola iklim pantai 95.161 km, terpanjang kedua di
global; (iii) Adaptasi dan mitigasi; (iv) dunia setelah Kanada. Hal ini men-
Peluang kerjasama regional dan jadikan Indonesia sebagai negara
internasional. kepulauan terbesar di dunia (the
biggest Archipelago in the World).
CTI (Coral Triangle Initiative)
Namun faktanya, pembangunan bidang
Coral Triangle Initiative (CTI) on
kelautan dan perikanan selama ini
Coral Reefs, Fisheries and Food
masih jauh dari harapan.
Securities, merupakan forum koordinasi
Pengelolaan sumberdaya kelaut-
dalam pengelolaan perikanan yang
an dan perikanan membutuhkan kebi-
penting dan modern, mencakup seba-
jakan yang komprehensif, terintegrasi
gian wilayah zone ekonomi eksklusif 6
dan tepat sasaran, mengingat kawasan
(enam) negara yaitu : Indonesia
ini memiliki permasalahan, potensi dan
(bagian tengah dan timur), Timor Leste,
karakteristik yang khas. Dengan lahir-
Filipina, Malaysia (Sabah), Papua New
nya UU No.27 Tahun 2007, telah mem-
Guinea, dan kepulauan Solomon.
berikan makna strategis sekaligus
Inisiatif ini sekaligus menggalang upaya
tantangan bagi implementasi penge-
penguatan human system dalam
lolaan sumberdaya kelautan dan peri-
pengelolaan terumbu karang dan
kanan di Indonesia.
natural system dalam menjaga keles-
Hal yang paling penting untuk
tarian ekosistem terumbu karang dan
menjadikan kelautan dan perikanan
mengantisipasi perubahan iklim global.
sebagai sektor andalan pembangunan
Kerjasama CTI merupakan pen-
adalah perlunya perubahan paradigma
dekatan baru dalam pengelolaan
pembangunan. Dimana pendekatan
sumberdaya yang berbasis bio-
pembangunan selama ini yang lebih
ekoregion. Pendekatan pengelolaan ini
berorientasi darat, harus dirobah men-
dilakukan secara bersama pada kawa-
jadi berorientasi ke-laut, dengan lebih
san penting dan signifikan dalam satu
memperhatikan dan mengoptimalkan
kesatuan dan keterkaitan ekosistem
sumberdaya wilayah pesisir dan lautan.
(bio-ekoregion) dalam batas-batas
Selain itu, dengan adanya desen-
tertentu, dan tidak terlalu kaku dalam
tralisasi dalam pengelolaan sumber-
batas-batas wilayah administrasi
daya pesisir dan laut ke daerah
negara.
(kabupaten/kota dan provinsi), maka
Kawasan CTI, meliputi luasan
upaya peningkatan kualitas SDM di
sebesar 75.000 km2, memiliki 500
daerah perlu dilakukan sebagai ujung
spesies terumbu karang, 3000 spesies
tombak pelaksana kebijakan kelautan
ikan, sebaran hutan bakau tersebar di
dan perikanan nasional. Dengan
dunia, sebagai tempat pemijahan dan
adanya capacity building dan kemitraan

100
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-2, Januari 2013 ISSN: 2302-3589

dengan berbagai pihak maka imple- Kusumastanto T. Makalah. Ocean


mentasi konsep pengelolaan wilayah Policy dalam Membangun Negara
laut, pesisir dan pulau-pulau kecil yang Bahari. PKSPL IPB
terpadu akan terlaksana dengan baik. Numberi F. 2009. Evolusi Pem-
bangunan Kelautan dan Perikanan
DAFTAR PUSTAKA Indonesia. Makalah disampaikan
pada Seminar Nasional Evolusi
Dahuri R. 2010. Positioning Perguruan Kelautan Nusantara. Bogor. 32 p
Tinggi dalam Pembangunan Peraturan Presiden RI No.78 Tahun
Kelautan Nasional. Bahan Kuliah 2005 tentang Pengelolaan Pulau-
Umum di Fakultas Perikanan dan Pulau Kecil Terluar.
Ilmu Kelautan UNSRAT Sujoko A. 2011. Akankah nelayan
Manado. 206 p bebas dari kemiskinan. http://
Dahuri R, J. Rais, S. P. Ginting, M. J. opiniperikanan.wordpress.com. di
Sitepu. 1996. Pengelolaan Sum- akses tanggal 3 Juni 2012.
berdaya Pesisir dan Lautan United Nations, United Nations
Secara Terpadu. PT. Pradnya Convention on The Law of The
Paratima. Jakarta Sea, 10. December 1982.
Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir Undang-Undang RI No.17 Tahun 1985
dan Pulau-pulau kecil-DKP. 2001. tentang Pengesahan United
Naskah Akademik Pengelolaan Nations Convention on The Law
Wilayah Pesisir. Departemen of The Sea.
Kelautan dan Perikanan RI. Undang-Undang RI No.27 Tahun 2007
Jakarta tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

101
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax

Anda mungkin juga menyukai