Anda di halaman 1dari 13

Usulan Garis Besar

METODE PENGUKURAN GAS METANA (CH4) DI


KAWASAN INDUSTRI TUGU KOTA SEMARANG
MENGGUNAKAN TEKNOLOGI UNMANNED AERIAL
VEHICLE (UAV)

Disusun Oleh:

NIA FAHIRA

21080115140066

DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................I-1
1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................I-1
1.2 Identifikasi Masalah................................................................................I-2
1.3 Pembatasan Masalah...............................................................................I-2
1.4 Perumusan Masalah, Tujuan, dan Manfaat.............................................I-2
1.5 Kerangka Pikir Penelitian.......................................................................I-4
1.6 Hipotesis Penelitian................................................................................I-4
BAB II PENGANTAR LITERATUR..............................................................II-1
2.1 Pencemaran Udara.................................................................................II-1
2.2 Gas Rumah Kaca (GRK).......................................................................II-1
2.3 Metana (CH4).........................................................................................II-2
2.4 Unmanned Aerial Vehicle (UAV)...........................................................II-2
2.5 Quadcopter............................................................................................II-3
BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................III-1
3.1 Diagram Alir Penelitian.......................................................................III-1
3.2 Metode Penelitian................................................................................III-2
3.3 Peralatan dan Bahan.............................................................................III-2
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iii
I-1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pertumbuhan dan perkembangan Kota Semarang semakin pesat, tidak
terkecuali perkembangan pada sektor industrinya. Hal ini mengakibatkan
pencemaran udara di Kota Semarang dari tahun ke tahun akumulasinya selalu
bertambah. Permasalahan lingkungan yang ditimbulkan akibat pencemaran udara
saat ini mulai dirasakan dampaknya. Emisi polutan yang dihasilkan dari kegiatan
industri akan mempunyai dampak yang tertuju pada manusia itu sendiri sehingga
dapat mengganggu aktivitas manusia dan menurunkan kualitas lingkungan juga
kesehatan.
Semakin tingginya aktivitas pada Kawasan Industri Tugu, maka semakin
tinggi pula emisi polutan yang dihasilkan pada Kawasan Industri Tugu. Dengan
demikian, pencemaran udara yang dihasilkan dari aktivitas tersebut pun menjadi
semakin tinggi. Gas Metana dengan rumus kimia CH 4 merupakan salah satu
komponen Gas Rumah Kaca (GRK) (16 % - 20 % dari total emisi GRK) yang
tetap berada di atmosfer selama ± 9 -15 tahun. Metana adalah hidrokarbon paling
sederhana yang berbentuk gas dan sebagai konstituen utama dari gas alam dan
sumber energi yang lainnya.
Dengan jumlah emisi polutan yang terus bertambah ini diperlukan adanya
pemantauan terhadap kualitas udara di kawasan Kawasan Industri Tugu. Salah
satunya pemantauan terhadap Gas Rumah Kaca (GRK), khususnya gas metana
(CH4). Pada umumnya, pengukuran Gas Rumah Kaca (GRK), khususnya gas
metana (CH4) dilakukan dengan menggunakan metode sampling, kemudian
dilakukan analisis Gas Chromatograph-Thermal Conductivity Detector (TCD).
Namun dengan menggunakan cara tersebut, akan sulit bila dilakukan di lokasi
yang sulit dijangkau. Sehingga pemantauan menjadi kurang efektif.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka diperlukan penelitian mengenai
pengukuran Gas Rumah Kaca dengan menggunakan teknologi Unmanned Aerial
I-2

Vehicle (UAV) untuk mengukur di lokasi yang sulit dijangkau apabila


menggunakan pengukuran cara manual.
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pencemaran udara di Kawasan Industri Tugu Kota Semarang dapat berasal
dari emisi gas buang kendaraan di sekitar lokasi dan aktivitas pengolahan
sampah di Kawasan Industri Tugu Kota Semarang.
2. Metode pengukuran gas metana (CH4) pada umumnya masih menggunakan
alat manual sehingga dapat memakan banyak waktu dan biaya serta
mendapat kesulitan apabila melaukan pengukuran di tempat yang sulit
dijangkau.
3. Belum diketahui metode pengukuran gas metana (CH4) menggunakan
teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV).
1.3 Pembatasan Masalah
Mengingat permasalahan yang akan dikaji, maka perlu adanya pembatasan
masalah agar dapat dilakukan pembahasan lebih mendalam. Pada pembahasan
masalah penelitian akan difokuskan pada hal-hal sebagai berikut :
1) Cakupan wilayah/lokasi penelitian di Kawasan Industri Tugu Kota
Semarang.
2) Penelitian berfokus pada salah satu parameter gas rumah kaca, yaitu gas
metana (CH4).
3) Lokasi lapangan, untuk pengambilan sampling dan lokasi non lapangan
yaitu: laboratorium untuk analisis lab.
1.4 Perumusan Masalah, Tujuan, dan Manfaat
Rumusan masalah yang dapat diambil berdasarkan uraian di atas adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana mengimplementasikan metode pengukuran gas metana (CH4)
menggunakan teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV) di Kawasan
Industri Tugu Kota Semarang?
2. Bagaimana hasil pengukuran gas metana (CH4) menggunakan teknologi
Unmanned Aerial Vehicle (UAV) di Kawasan Industri Tugu Kota
Semarang?
3. Bagaimana perbedaan hasil pengukuran gas metana (CH4) dari
I-3

penggunaan metode Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dengan metode


manual?

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui cara mengimplementasikan metode pengukuran gas metana
(CH4) menggunakan teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV) di
Kawasan Industri Tugu Kota Semarang.
2. Mengetahui hasil pengukuran gas metana (CH4) menggunakan teknologi
Unmanned Aerial Vehicle (UAV) di Kawasan Industri Tugu Kota
Semarang.
3. Mengetahui perbedaan hasil dari pengukuran gas metana (CH 4) dari
penggunaan metode Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dengan metode
manual.

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Manfaat bagi Ilmu Pengetahuan dengan adanya penelitian ini adalah
memberikan informasi tentang kualitas udara, sumber pencemar, dan
metode pengukuran gas metana (CH4) menggunakan teknologi
Unmanned Aerial Vehicle (UAV).
2. Manfaat penelitian ini bagi industri dan perusahaan adalah memberikan
informasi tentang metode pengukuran gas metana (CH4) menggunakan
teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV).
3. Manfaat penelitian ini bagi penulis adalah menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai analisis kualitas udara dan metode pengukuran gas
metana (CH4) menggunakan teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV)
sebagai pengalaman dalam bidang penelitian pencemaran udara
sebelum memasuki dunia kerja.
I-4

1.5 Kerangka Pikir Penelitian

1. Pencemaran udara di Kawasan Industri Tugu Kota


Permasalahan Semarang dapat berasal dari emisi gas buang
kendaraan di sekitar lokasi dan aktivitas pengolahan
sampah di Kawasan Industri Tugu Kota Semarang.
2. Metode pengukuran gas metana (CH4) pada umumnya
masih menggunakan alat manual sehingga dapat
memakan banyak waktu dan biaya, serta kesulitan
dalam pengukuran apabila dilakukan di lokasi yang
sulit untuk dijangkau.
3. Belum diketahui metode pengukuran gas metana
(CH4) menggunakan teknologi Unmanned Aerial
Vehicle (UAV).

Tindakan Survey titik sampling yang terdapat di Kawasan Industri Tugu


Kota Semarang

Melakukan sampling terhadap konsentrasi parameter gas metana


(CH4) di kawasan tersebut.

Melakukan pengujian sampel di laboratorium

Melakukan analisa terhadap hasil pengukuran

Hasil Mengetahui konsentrasi parameter gas metana (CH4) di Kawasan


Industri Tugu Kota Semarang menggunakan teknologi Unmanned
Aerial Vehicle (UAV)

Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian


Analisis Penulis, 2019
1.6 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari penelitian ini adalah :
Pengukuran gas metana (CH4) menggunakan metode Unmanned Aerial
Vehicle UAV memiliki tingkat efektivitas yang lebih tinggi dibanding dengan
pengukuran menggunakan cara manual.
II-1

BAB II
PENGANTAR LITERATUR

2.1 Pencemaran Udara


Pencemaran udara dapat didefinisikan sebagai kehadiran satu atau
lebihkontaminan/polutan ke dalam atmosfer yang karena jumlah dan lama waktu
keberadaannya dapat mengakibatkan kerugian pada manusia, tumbuhan
kehidupan binatang dan atau properti/material serta menyebabkan gangguan
kenyamanan dalam melakukan aktivitas hidup. Materi yang diemisikan ke
atmosfer oleh aktivitas manusia maupun secara alami merupakan penyebab
beberapa masalah lingkungan seperti hujan asam, penurunan kualitas udara
pemanasan global, rusaknya infrastruktur bangunan, pengurangan lapisan ozon
dan pemaparan ekosistem oleh bahan beracun.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999
Tentang Pengendalian Pencemaran Udara, pencemaran udara didefinisikan
sebagai masuknya atau dimasukannya zat, energi, dan/atau komponen lain ke
dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat
memenuhi fungsinya.
Berdasarkan Cooper dan Alley (1994), Pencemaran udara adalah
keberadaan satu atau lebih senyawa di atmosfer pada jumlah yang dapat
menyebabkan, merugikan atau membahayakan pada kesehatan atau kesejahteraan
manusia, hewan maupun tanaman, barang-barang dan menimbulkan gangguan
pada kenyamanan hidup manusia.
2.2 Gas Rumah Kaca (GRK)
Gas Rumah Kaca Gas Rumah Kaca (GRK) merupakan gas di udara di atas
lapisan permukaan bumi (atmosfer) yang secara alami memungkinkan sebagian
panas dari matahari ditahan di atas permukaan bumi. Dengan adanya gas rumah
kaca di atmosfer, sinar matahari yang masuk atmosfer dapat diserap dan
menghangatkan udara. Energi matahari dalam bentuk panas dan cahaya
memanaskan bumi sehingga suhu meningkat. Sebagian dari panas ini
II-2

dikembalikan ke angkasa, tetapi sebagian besar terperangkap oleh molekul-


molekul gas rumah kaca seperti CO2, CH4 dan N2O. Suhu rata-rata dipermukaan
bumi naik 33°C lebih tinggi menjadi 15°C dari seandainya tidak ada gas rumah
kaca (-18°C), suhu yang terlalu dingin bagi kehidupan manusia. Dengan demikian
gas rumah kaca membuat suhu di bumi pada titik yang layak huni bagi makhluk
hidup (Santoso, 2007).
2.3 Metana (CH4)
Gas Metana dengan rumus kimia CH4 merupakan gas rumah kaca dengan
konsentrasi terbesar kedua setelah karbondioksida. Diperkirakan tiap molekul CH4
memiliki radiative forcing 21 kali lebih besar daripada CO2 per molekul. CH4
menyumbangkan 20% radiative forcing sehingga pengaruhnya terhadap
pemanasan global cukup signifikan. Radiative forcing merupakan perubahan pada
selisih antara energi radiasi yang masuk dan yang keluar di tropopause. Radiative
forcing yang semakin besar akan menyebabkan suhu bumi semakin panas. Emisi
CH4 dapat berasal dari sumber alami maupun aktivitas antropogenik. Sumber
alami CH4 antara lain lahan basah, laut, persawahan, proses fermentasi oleh
bakteri dan ternak. Sedangkan CH4 dari aktivitas antropogenik berasal dari
pemakaian bahan bakar fosil, pembakaran lahan dan biomassa serta pengeboran
gas alam. Aktivitas antropogenik diperkirakan menyumbang lebih kurang 60%
dari emisi CH4 ke atmosfer (Houweling, 2006).
2.4 Unmanned Aerial Vehicle (UAV)
Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau kendaraan udara tanpa awak adalah
salah satu teknologi yang sedang mengalami perkembangan yang pesat dan
memiliki potensi yang sangat besar, baik untuk keperluan militer maupun
kepentingan sipil. Contoh aplikasi yang dapat diimplementasikan pada UAV
adalah untuk kebutuhan survey, patroli, deteksi tambang mineral, riset,fotografi,
dan keperluan lain. Kelebihan dari UAV adalah dapat digunakan pada misi-misi
berbahaya tanpa membahayakan pilot / manusia. UAV awal dibuat kebanyakan
untuk kepentingan militer. Seiring berkembang teknologi dan banyak penelitian
yang berkaitan dengan UAV, sekarang UAV memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Salah satu adalah Transportasi UAV yang dapat mengangkut barang pada bagian
II-3

pesawat, namun untuk UAV jenis helikopter dapat mengangkut barang diluar
badan pesawat. Beban yang diberikan pada UAV ini biasa beban yang tergolong
ringan dan membutuhkan kecepatan pengiriman dan resiko pengiriman yang
tinggi (Austin, 2008).
2.5 Quadcopter
Quadcopter adalah salah satu jenis UAV yang memiliki 4 buah rotor
sebagai penggerak propeller yang menghasilkan gaya angkat. Quadcopter dapat
melakukan take off dan landing secara vertikal. Vertical Take Off Landing (VTOL)
Aircraft merupakan jenis pesawat yang dapat melakukan take off dan landing
tegak lurus terhadap bumi sehingga dapat dilakukan pada tempat yang sempit.
Helikopter, tricopter, quadcopter, dan beberapa fixed wing dengan mesin jet
termasuk kategori ini (Megnussen, 2011).
III-1

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Studi Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Identifikasi Masalah
3. Pembatasan Masalah
4. Perumusan Masalah
5. Tujuan Penelitian
6. Kegunaan Penelitian

Survei Data Primer


Survei Data Sekunder
1. Sumber Emisi CH4 1. Literatur yang digunakan.
2. Konsentrasi CH4 2. Data Inventarisasi Emisi Kota Semarang

Rekapitulasi Data

Analisis Data : Validasi data :


1. Besar Emisi CH4 yang dihasilkan 1. Pengukuran konsentrasi
oleh aktivitas di kawasan Industri CH4
Tugu Kota Semarang 2. Perbandingan hasil
2. Variasi ketinggian pengukuran pengukuran CH4
3. Pengukuran emisi CH4 pada 3 titik meggunakan metode UAV
dan metode manual

Kesimpulan dan Saran


III-2

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian


Analisis Penulis, 2019

3.2 Metode Penelitian


Metode penelitian ini adalah penentuan konsentrasi gas metana (CH4) di
Kawasan Industri Tugu Kota Semarang menggunakan metode Unmanned Aerial
Vehicle (UAV) untuk kemudian dibandingkan hasilnya dengan hasil pengukuran
konsentrasi gas metana (CH4) secara manual.

3.3 Peralatan dan Bahan


Peralatan dan Bahan Sampling CH4
1. Sensor MQ-4
Sensor MQ-4 merupakan sensor gas metana (CH4) yang berfungsi untuk
mengetahui konsentrasi gas metana (CH4). Sensor ini memiliki sensitivitas
tinggi dan waktu respon yang cepat.
2. Quadcopter
Quadcopter adalah salah satu jenis pesawat tanpa awak (UAV) yang
memiliki 4 buah rotor sebagai penggerak propeller yang menghasilkan
gaya angkat. Quadcopter dapat melakukan take off dan landing secara
vertikal. Vertical Take Off Landing (VTOL) Aircraft merupakan jenis
pesawat yang dapat melakukan take off dan landing tegak lurus terhadap
bumi sehingga dapat dilakukan pada tempat yang sempit.
III-3

3. LCD
LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampil yang
menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan
diberbagai bidang misalnya alal–alat elektronik seperti televisi, kalkulator,
ataupun layar komputer. LCD berfungsi sebagai penampil yang nantinya
akan digunakan untuk menampilkan status kerja alat.
iii

DAFTAR PUSTAKA

Austin Reg, 2008. Unmanned Aerial System UAV. John Wiley and Son Ltd, USA.
Cooper, C.D., dan Alley, F.C. 1994. Air Pollution Control A Design Approach
2nd Edition. Illinois: Maveland Press Inc.
Center for Climate and Energy Solution, 2010.
Houweling, S., T. Rockmann, I. Aben, F. Keppler, M. Krol, J.F. Meirink, E.J.
Dlugokenckly, & C. Frankenberg. 2006. Atmospheric Constrains on
Global Emissions of Methane Fram Plants. Geophys. Res. Lett., 33,
L15821, doi:10.1029/2006GL026162.
Megnussen Oyvind, 2011. Modelling, Design and Experimental Study for A
Quadcopter System Construction. University of Agder, USA.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999 Tentang
Pengendalian Pencemaran Udara.
Santoso, H. dan C. Forner, 2007. Climate change projections for Indonesia.
TroFCCA, CIFOR, Bogor.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung:Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai