Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nia Fahira

NIM : 21080115140066
Kabut Asap

1
Kabut asap/Asbut adalah kasus pencemaran udara berat yang bias terjadi

berhari-hari hingga hitungan bulan. Dibawah keadaan cuaca yang menghalangi

sirkulasi udara, kabut asap bias menutupi suatu kawasan dalam waktu yang lama.

Kabut asap merupakan koloid jenis aerosol padat dan aerosol cair. (anonim,2015)

2
Terdapat dua jenis kabut asap. Kabut asap fotokimia dan kabut asap klasik.
Kabut asap fotokimia pada umumnya disebabkan oleh beberapa jenis hasil
pembakaran bahan kimia yang dikatalisasi oleh kehadiran cahaya matahari. Kabut
asap ini mengandung hasil oksidasi nitrogen,misalnya nitrogen dioksida,ozon
troposferik,VOCs(Volatile Organic Compounds),dan PAN (Peroxyacyl Nitrate).
VOCs adalah hasil penguapan dari bahan bakar minyak,cat,solven,pestisida,dan
bahan kimia lain. Sementara oksida nitrogen banyak dihasilkan oleh proses
pembakaran dalam bahan bakar fosil seperti mesin mobil,pembangkit listrik,dan truk.
Kabut asap fotokimia biasanya terjadi di daerah-daerah industri atau kota padatmobil
yang menghasilkan emisi berat dan terkonsentrasi. Tetapi kabut asap fotokimia tidak
hanya menjadi masalah di kota industri,karena kabut asap fotokimia bias menyebar.

3
Kabut asap klasik merupakan kabut asap yang terjadi di London setelah terjadinya
revolusi industri yang menghasilkan pencemaran besar-besaran dari pembakaran batu
bara. Gunung berapi juga dapat menghasilkan sulfur dioksida yang berlimpah di

1 Wikipedia, Asbut, https://id.wikipedia.org/wiki/Asbut, 16 Desember 2015

2 Esdi Pangganti, Kabut Asap, https://esdikimia.wordpress.com/2015/10/15/kabut-asap/,


16 Desember 2015

3 Ibid
udara, menghasilkan kabut asap gunung berapi, atau vog (volcanic smog, kabut asap
vulkanis). Pembukaan lahan dengan cara pembakaran hutan di Indonesia juga telah
beberapa kali menyebabkan kabut asap.

4
Dampak kabut asap bagi lingkungan salah satunya adalah apabila kabut asap dalam
keadaan berat dapat merusak dan bahkan menyebabkan masalah pernapasan bagi
manusia,termasuk penyakit emphysema,bronchitis,dan asma. Bahkan penyakit yang
parah seperti Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) juga menjadi dampak dari
kabut asap.

Salah satu bencana kabut asap yang masih hangat adalah bencana kabut asap di
Sumatera dan Kalimantan. 5Kabut asap parah yang terjadi di beberapa wilayah
Indonesia adalah tragedi bukan bencana karena disebabkan oleh kesalahan manusia
dan tidak terjadi secara alamiah, menurut Center for International Forestry Research
(CIFOR).

6
Sebenarnya kejadian itu adalah tragedi, bukan bencana. Api yang
menimbulkan kabut asap memang merugikan, namun secara bersamaan juga
menguntungkan banyak orang. api digunakan untuk membuka lahan pertanian,
terutama sawit karena mudah dan murah. (Purnomo,2015).

Herry Purnomo menjabarkan, di Sumatera, harga satu hektare lahan sebelum dibakar
adalah sekitar Rp 8,5 juta. Setelah dibakar, nilai lahan meningkat menjadi Rp11 juta
lebih. Kemudian jika sudah ditanami sawit, maka harga meninggi lagi menjadi sekitar

4 Li Deming, Dampak dan Bahaya Kabut Asap Terhadap Kesehatan,


http://www.istanagreenworld.com/dampak-dan-bahaya-kabut-asap-terhadap-kesehatan/, 16
Desember 2015

5 Abdi, Gabriel, Kabut Asap Itu Tragedi Bukan Bencana,


http://health.liputan6.com/read/2336451/kabut-asap-itu-tragedi-bukan-bencana, 10 Desember
2015

6 Ibid
Rp40 juta. Kata Herry, cara ini lebih menguntungkan daripada membuka lahan
dengan traktor yang sulit digunakan di lahan gambut. Selain itu, hal yang membuat
bisnis ini semakin "menggiurkan" adalah Indonesia merupakan pemasok 52 persen
kelapa sawit dunia, atau yang terbesar, pada tahun 2014.

Sementara terkait kebakaran hutan, Herry menyebut pihaknya mencatat ada

kerugian negara sebesar sekitar hampir Rp200 triliun. "Sehingga sangat logis jika

pihak yang memiliki kepentingan dalam pembakaran hutan mendapatkan hukuman

dengan mengganti semua ongkos tragedi lingkungan ini," kata Harry Purnomo

(Purnomo,2015)

Terkait pembakaran hutan penyebab kabut asap parah di beberapa wilayah


Indonesia, data dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia menemukan bahwa dari
Januari hingga September 2015, ada 16.334 titik panas (berdasarkan Lapan) atau
24.086 (berdasarkan NASA FIRM) yang tersebar di lima provinsi dengan kebakaran
hutan terparah yaitu Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan
dan Riau. Titik-titik tersebut berada di konsesi perusahaan. Beberapa di antaranya
yaitu Kalimantan Barat ada 2.495, Kalimantan Tengah 5.672, Riau 1.005, Sumatera
Selatan 4.416 dan Jambi 2.842.

Setelah diguyur hujan beberapa hari berturut-turut serta segala macam usaha
pemadaman titik api yang telah dilakukan, akhirnya kini kabut asap telah hilang
hampir disetiap daerah Sumatera dan Kalimantan yang terkena kabut asap. Jarak
pandang kembali membaik. Selain jarak pandang, kualitas udara di beberapa wilayah
beranjak dari level berbahaya ke sedang, sehingga masyarakat bisa menghirup udara
segar. Hal ini terpantau dari lokasi Indeks Standar Pengukur Udara disetiap daerah
yang terkena kabut asap.
DAFTAR PUSTAKA

Abdi, Gabriel. 2015. Kabut Asap Itu Tragedi Bukan Bencana.


http://health.liputan6.com/read/2336451/kabut-asap-itu-tragedi-bukan-
bencana. 10 Desember 2015

Deming, Li. 2015. Dampak dan Bahaya Kabut Asap Terhadap Kesehatan.
http://www.istanagreenworld.com/dampak-dan-bahaya-kabut-asap-terhadap-
kesehatan/. 16 Desember 2015

Pangganti, Esdi. 2015. Kabut Asap.


https://esdikimia.wordpress.com/2015/10/15/kabut-asap/. 16 Desember 2015

Syukur, Muhammad dan Harun Mahbub. 2015. Asap Berbulan-bulan


Terhapus Hujan 2 Hari.
http://news.liputan6.com/read/2352232/asap-berbulan-bulan-
terhapus-hujan-2-hari. 10 Desember 2015

Wikipedia. 2015. Asbut. https://id.wikipedia.org/wiki/Asbut. 16 Desember 2015

Anda mungkin juga menyukai