Anda di halaman 1dari 13

PENGERTIAN ILMU KALAM DAN RUANG LINGKUP ILMU KALAM

A. Pengertian Ilmu Kalam

Ilmu Kalam adalah salah satu bentuk ilmu keislaman Kajian dalam ilmu kalam terfokus pasa aspek

ketuhanan (devesivasinya) atau bentuk karena itu disebut teologi dialetika, dan rasional. Secara

harfiah kata kalam artinya pembicaraan tetapi bukan dalam arti pembicaraan sehari-hari (omongan)

melainkan pembicaraan yang bernalar dan logika (akal).

Ilmu Kalam adalah Ilmu yang membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan

keagamaan (agama islam) dengan bukti-bukti yang yakin. Ilmu Kalam adalah Ilmu yang membahas

soal-soal keimanan yang sering juga disebut Ilmu Aqaid atau Ilmu Ushuluddin.

1. Rasionalitas

2. Logis

Beberapa ulama memberikan pendapat yang berbeda-beda sesuai dengan argument mereka

masing-masing tentang definisi Ilmu Kalam :

Menurut Al-‘iji Ilmu Kalam adalah Ilmu yang memberi kemampuan untuk menetapkan aqidah agama

(Islam) dengan mengajukan argument untuk melenyapkan keraguan-keraguan.

Menurut Ibnu Khaldun Ilmu Kalam adalah Ilmu yang mengandung argument-argument rasional

untuk membela Aqidah-aqidah Imanya dan mengandung penolakan terhadap golongan bid’ah

(perbuatan-perbuatan baru tanpa contoh) yang didalam aqidah menyimpang dari mazhab salah dan

ahli sunnah.

Menurut Fu’at Al-Ahwani Ilmu Kalam adalah memperkuat aqidah agama dengan ajaran-ajaran yang

rasional.

2. Materi Kajian Ilmu Kalam

Dari definisi diatas dipahami bahwa materi kajian ilmu kalam ialah jama’ak aqoid artinya apa yang

dipercayai dan diyakini oleh hati manusia.


3. Sebab-sebab Penamaan

1. Ilmu kalam karena membahas tentang ketuhanan yang logika maksudnya dalil-dalil Aqliyah dari

permasalahan sifat kalam bagi Allah seperti persoalan. Apakah Alquran itu Qodim (dahulu) atau

Hadits (baru)

a. Persoalan Qodimiyah Kalamullah

b. Penggunaan dalil aqli yang sebegitu rupa hingga sedikit penggunaan dalil naqli

c. Penggunaan metode argumentasi yang menyerupai mantiq

2. Ilmu Ushuluddin

Sebab penamaan ilmu ushuluddin terfokus pada aqidah atau keyakinan Allah SWT, itu Esa Shifa,

Esa Af’al dll. Atau yang membahas pokok-pokok Agama.

3. Ilmu Tauhid

Sebab penamaan Ilmu Tauhid karena ilmu ini membahas masalah keesaan Allah SWT, adalah

salah satu bagian yaitu I’tiqodun biannallahata’ala waahidada laasyariikalah,

4. Teologi Islam

Karena teologi membicarakan zat Tuhan dari segalah aspeknya. Dan perhatian Tuhan dengan Alam

semeseta karena teologi sangat luas sifatnyat. Teologi setiap agama bersifat luas maka bila di

pautkan dengan islam (teologi islam) pengertiannya sama dengan Ilmu Kalam di sebut pula ilmu

jaddal (debat) ilmu alqoid dll.

II. BEBERAPA PENGERTIAN DASAR DALAM ILMU KALAM

a. Iman

- Menurut Jahmiyah dan As’ariyah iman hanyalah tasdik membenarkan di dalam hati.

- Menurut Imam Hanafi Iman hanyalah I’tikod sedangkan amal bukti iman tetapi tidak dinamai iman.

- Menurut Ulama Salaf termasuk Imam Syafi’i dan ahmad, malik iman adalah iq’tiqoh sesuatu yang

diyakini di dalam hati, diucapkan dengan lisan di amalkan dengan anggota tubuh)

Apabila iman berdiri sendiri maka yang dimaksud iman yang mencangkup dimensi hati lisan dan
amal (Al-Mukminun : 3) iman berarti Iq’tiqoh (keyakinan)

- Secara harfiah iman berasal dari bahasa arab yang artinya kepercayaan atau keyakinan yaitu

maksudnya meyakini secara pasti tanpa sedikit keraguan.

- Iman adalah kepercayaan yang meresap kedalam hati dengan penuh keyakinan tidak bercampur

syak dan keraguaan, serta memberi pengaruh bak tingkah laku dan perbuatan pemiliknya sehari-

hari.

b. Pokok-pokok Iman

Sumber pokok iman terambil dari Al-baqarah 177 Al-Baqarah 285 dan secara kronologis dalam

hadits ketika nabi ditanya jibril tentang iman.

‫ليس البر أن تولوا وجوهكم قبل المشرق والمغرب ولكن البر من آمن باهلل واليوم اآلخر والمآلئكة والكتاب والنبيين وآتى‬

‫المال على حبه ذوي القربى واليتامى والمساكين وابن السبيل والسآئلين وفي الرقاب وأقام الصالة وآتى الزكاة والموفون‬

‫(بعهدهم إذا عاهدوا والصابرين في البأساء والضراء وحين البأس أولئك الذين صدقوا وأولئك هم المتقون‬177)

‫يا أيها الذين آمنوا كتب عليكم القصاص في القتلى الحر بالحر والعبد بالعبد واألنثى باألنثى فمن عفي له من أخيه شيء‬

178)‫فاتباع بالمعروف وأداء إليه بإحسان ذلك تخفيف من ربكم ورحمة فمن اعتدى بعد ذلك فله عذاب أليم‬

‫(ولكم في القصاص حياة يا أولي األلباب لعلكم تتقون‬179)

‫(كتب عليكم إذا حضر أحدكم الموت إن ترك خيرا الوصية للوالدين واألقربين بالمعروف حقا على المتقين‬180)

‫(فمن بدله بعدما سمعه فإنما إثمه على الذين يبدلونه إن هللا سميع عليم‬181)

‫(فمن خاف من موص جنفا أو إثما فأصلح بينهم فال إثم عليه إن هللا غفور رحيم‬182)

Tarjamah :

177. Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi

Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-

kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta;

dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang

yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan,

penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka

Itulah orang-orang yang bertakwa.

178. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang

yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan

wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema’afan dari saudaranya, hendaklah (yang

mema’afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma’af) membayar (diat)

kepada yang memberi ma’af dengan cara yang baik (pula). yang demikian itu adalah suatu

keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu,

Maka baginya siksa yang sangat pedih[111].

179. Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, Hai orang-orang yang

berakal, supaya kamu bertakwa.

180. Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia

meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara

ma’ruf[112], (Ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.

181. Maka barangsiapa yang mengubah wasiat itu, setelah ia mendengarnya, Maka Sesungguhnya

dosanya adalah bagi orang-orang yang mengubahnya. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi

Maha Mengetahui.

182. (akan tetapi) barangsiapa khawatir terhadap orang yang berwasiat itu, berlaku berat sebelah

atau berbuat dosa, lalu ia mendamaikan[113] antara mereka, Maka tidaklah ada dosa baginya.

Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

2. Kufur

a. Pengertian Kufur
Kafir adalah panggilan bagi orang yang tiada iman menurut Islam. Sedangkan kufur menurut bahasa

adalah menutupi sedangkan menurut istilah menutup –nutupi nikmat dan kebenaran baik kebenaran

dalam arti Tuhan maupun ajarannya melalui Rosul.

b. Macam-macam Kafir

1. Kafir Munafik

Munafik berasal dari bahasa arab yang artinya menyembunyikan dalam hati, berlawanan dengan

lahiriyah, lain dimulut lain dikata lain diperbuat, ketidakcocokan antara perkataan dan perbuatan.

Kafir Munafik adalah menzhahirkan apa yang bertentangan dengan hatinya. Maksudnya orang itu

tidak beriman tetapi menyatakan iman yang bertentangan dengan hati nurani (Al-baqarah : 10).

2. Murtad

Murtad adalah kembali dan menjauhi islam maksudnya seseorang yang beriman kemudian kafir

kembali disebut juga millah.

3. Kafir Musyrik

Kafir musyrik adalah seorang yang mempunyai tuhan lebih dari satu dan menetapkan persekutuan,

adapun karakteristik orang yang musyrik adalah sebagai berikut :

1. Penutupan Pintu Hati

2. Zalim

3. Sistem Ibadah

4. Waktu

4. Kafir Kitaby

Kafir Kitaby adalah ahli yang beriman kepada kitab yaitu orang yang beriman kepada Allah SWT.

Sebelum Al-Qur’an datang dan setelah Al-Qur’an datang mereka mengingkari sebagai kitab Allah

yang mena’subkan (menghapuskan aturan kitab terdahulu)

5. Kafir Dahari

Kafir Dahari adalah orang mempecayai kekalnya masa dan keadaan serta menyandarkan kejadian-

kejadian di ala mini pada masa.

6. Kafir Mu’atil (ateis)


Kafir Mu’atil adalah tidak percaya adanya Tuhan segala yang ada dialam ini tidak ada yang

menjadikan melainkan terjadi sendirinya.

7. Kafir Zindiq

Kafir Zindiq adalah keadaan pura-pura beriman maksudnya seseorang mengakui kerasulan

Muhammad SAW, serta percaya dan mengerjakan pokok-pokok Islam tetapi menyembunyikan

keinginannya dan juga menetang serta merusak agama Islam dari dalam, intinya kafir ini adalah

seorang yang mendustakan rasul dan kerasulan nabi Muhammad SAW.

3. Nifaq

a. Pengertian Nifaq

Nifaq adalah kemunafikkan atau ketidaksesuaian antara karsa dan karya atau apa yang diperbuat

bukan menifestasi atau gambaran, cerminan dari kehendak hati yang sebenarnya. (Al-Fatah : 11).

b. Jenis-Jenis Nifaq

1. Nifak Kuddin adalah secara lahiriyah menyatakan Iman tetapi pada batinya ingkat/kufur amal-

amal di dorong oleh rasa-rasa tertentu bukan oleh rasa imannya. Munafik ini diancam An-Nisa 145.

2. Nifak Amali adalah keyakinan dan keimanan seseorang itu terhadap islam ada dan tetap

terpelihara baik secara lahir maupun batin tetapi karna dia manusia awam kadang-kadang terwujud

sifat kemunafikkan dalam pola hidupnya sehar-hari. Sifat munafik menurut hadits Bukhari Muslim

Abdullah Umar

a. kalau bicara dusta

b. kalau berjanji ingkar

c. kalau dipercayai hianati

d. jika diperintah setia tapi curang

tetapi kalau menurut Bukhari Muslim dari Abu Khurairah ada tiga yaitu :

a. jika dia berbicara dia selalu berdusta

b. jika dia berjanji dia selalu ingkar

c. jika dia dipercayai dia selau khianati

dalam mengkaji sifat-sifat Tuhan Ulama’ membagai ke dalam klasifikasi, terutama kelompok ahli
sunnah lewat karya imam, Assanusi mengkaji sifat Alla SWT, kepada Sifat yang wajib, mustahil dan

jaiz empat kategori yaitu :

a. Nafsiyah adalah sifat yang berhubungan dengan diri dzat Allah SWT, yaitu sifat wujud

b. Salabiyah adalah menafikkan yang meniadakan sifat yang mustahil bagi Allah SWT, dan sifat

yang wajib, maksudnya membicarakan wujud itu sendiri yang terkelompok di dalamnya terdahulu,

tiada bermula, kekal, berbeda dengan makhluk yang lainnya, berdiri dengan diri sendiri, Allah maha

esa, misalnya sifat wajib dengan meniadakan sifat.

c. Ma’any (menjelaskan) adalah penggagasan tentang sifat yang wajib bagi Allah SWT. Menurut

hukum akal tidak mungkin Allah SWT itu lemah) maka Allah SWT bersifat berkuasa, berkehendak,

mengetahui, hidup, mendengar, melihat, berkata-kata,

d. Ma’nawiyah adalah hanya ditambah maha misalnya maha berkuasa, maha berkehendak, maha

mengetahui, maha hidup, maha mendengar, maha melihat, maha berkata-kata.

4. Tauhid Af’ala

a. Pengertian Tauhid Af’al

Tauhid Af’al adalah meyakini bahwa Allah SWT yang memperbuat segala sesuatu, persoalan,

mengapa Allah SWT menciptakan keburukan, walaupun Allah SWT menciptakan keburukan tapi

tidak ada ayat atau hadits yang menyuruh atau mengajak pada keburukan, seperti di dalam Q.S Al-

A’raf 28-29.

Dalam istilah ilmu kalam dikenal dengan istilah Qadha Allah SWT atau Taqdir, Taqdir Allah SWT

ada dua yaitu :

1. Taqdir Mubrom

Adalah qodha dan qadhar yang tidak bisa merubah kecuali melaui do’a contoh taqdir mubrom

adalah balak, jodoh, mati, rizki.

2. Taqdir Mu’allaf

Adalah taqdir yang bisa di ikhtiyarkan, seperti dalam hadits

Artinya : “Manusia yang merencanakan dan Allah SWT, yang menetapkan”

b. Macam-macam Tauhid
1. Tauhid Uluhiyah

Tauhid Uluhiyah adalah mengesakan Allah SWT, dan hanya Allah SWT, yang berhak dan untuk

beribadah karena Allah SWT, itu Ar-Rozaq, Al-Khalik (menciptakan), didalam Q.S Muhammad : 19

2. Tuhid Rububiyah adalah mengesahkan Allah bahwa hanya Allah SWT, yang telah menciptakan

segala mahluk baik nyata maupun ghaib, dialah yang memelihara alam semesta, sebagaimana

firman Allah SWT Q.S Al-Fatir : 1.

5. Syirik

a. Pengertian Syirik

Menurut istilah Ilmu Kalam Syirik adalah perilaku (sikap) menyekutukan Allah baik Dzat-nya,

sifatnya, dan Af’al. sedangkan menurut istilah syirik adalah menyekutukan Allah dengan yang

lainnya baik menyekutukan dari segi Dzat, Sifat, Wujud, ataupun dari segi perbuatan.

b. Macam-macam Syirik

- Syirik Uluhiyah adalah syirik dalam ibadah dimana perbuatan seseorang menunjukkan bahwa dia

beribadah kepada mahluk Tuhan yang tidak pantas untuk disembah, syirik Uluhiyah ada dua yaitu :

1. Mempercayai Allah SWT, mempunyai tandingan sebagaimana ia menyembah Allah SWT,

Sebagaimana dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah : 165.

2. Syirik kecil atau “Asghar” yaitu beramal karena kepentingan diri orang lain, misalnya Riya’ dll.

- Syirik Rububiyah adalah sesuatu kepercayaan yang tidak mengakui keesaan Allah SWT, yang

telah menciptakan segalah mahluk baik yang nyata maupun tidak nyata atau ghaib, syirik ini pun

ada dua macam yaitu :

a. Syirik Ta’til atau kosong adalah meniadakan Tuhan sebagai pencipta. Contoh Fir’aun yang

mengaku sebagai Tuhan.

b. Syirik yang mempercayai bahwa disamping Allah SWT, ada tuhan lain, contohnya menganggap

Tuhan punya anak dll.

c. Syirik menurut Al-qur’an ada 4 tingkatan

1. Menyekutukan dalam ibadah ada sesembahan selain Allah (Az-Zumar : 3).


2. Mempercayai benda lain apa saja yang dapat mengatur nasib manusia. Atau menyakini benda itu

memiliki sifat Illahiyah (Tuhan) (An-Nahl : 51)

3. Mempertuhankan manusia yaitu menjadikan manusia sebagai Tuhan mungkin pembuka agama,

pendeta, mubaligh, wali Allah / orang yang dipandang luar biasa (Al-Maidah : 116)

4. Menuhankan Hawa Nafsu (Al-Jasiyah : 23).

6. Makrifah

Didalam lapangan Ilmu Kalam ada istilah Ulama Kalam membagi makrifah menjadi 3 kategori :

1. Ma’rifah Mubdak, kita mengenal Allah SWT sejak di dalam kandugan

2. Ma’rifah Wasithah, artinya mengenal Allah SWT melalui perantara

3. ma’rifah Ma’ad artinya mengenal Allah SWT melalui pelantara

Makrifah artinya mengenal, mengerti, mengetahui (tindak goyah) yang sesuai dengan kenyataan

yang terjadi. Berdasarkan dalil aqli maupun naqli sedangkan kepercayaan ragu belum di katakana

ma’rifah kepercayaan itu disebut ikut-ikut saja / taqli.

7. Aqidah

1. Pengertian Aqidah

Secara etimologis aqidah bersal dari bahasa Arab yaitu ikatan, sangkutan, secara terminologis

aqidah adalah kepercayaan, keyakinan atau keimanan. Jadi, Aqidah adalah kepercayaan kepada

sesuatu hakikat tertentu dengan keyakinan yang mutlak yang tidak di undang keraguan dan

perdebatan.

a. Khurafat dan Tahayul

Khurafat adalah kepercayaan kepada yang gaib yang tidak bersumberkan pada Al-Qur’an dan

hadits. Sedangkan tahayul adalah cerita bohong atau tidak masuk akal yang tidak bersumber dari

kitab suci maupun dari akal.

b. Dalil Aqli

Dalil Aqli adalah dalil yang menggunakan akal pikiran untuk merenunkan diri sendiri, alam semesta,

dan lain-lainnya. Dalil aqli dikatakan benar apabila pokok pikiran dalam menetapkan sesuatu

keputusan dapat diterima, sedangkan utusan itu dapat masuk kedalam perasaan dan bersifat logis
yang dapat menimbulkan keyakinan.

c. Dalil Naqli

Yaitu dalil yang berasal dari Al-Quran dan Hadits. Ulama’ Kalam menetapkan dua syarat untuk

menetapakan iman yaitu :

1. Qod’I (pasti kebenarannya) maksudnya adalah dalil itu benar-benar datang dari rasul tanpa ada

keraguan yang demikian itu hanya terdapat keterangan mutawatir.

2. Pasti (tegas tujuannya) maksudnya dalil aqli itu tidak memiliki makna dua atau lebih, dalil naqli

yang pasti tujuannya dapat menetapkan keyakinan yang dapat menumbuhkan aqidah yang kuat.

III. HUBUNGAN IMAN DENGAN IBADAH DAN HUBUNGAN IMAN DENGAN MORAL

1. Hubungan Iman Dengan Ibadah

Ada tiga defenisi tentang ibadah :

a. Ibadah dalam arti al-khudu (tunduk, patuh dan idman) dalam ucapan ataupun perbuatan yang

timbul pada sifat ketuhanan atau uluhiyah yang dimiliki oleh siapa yang ditunjukkan khudu

kepadanya, jada menadi unsur utama dalam beribadah.

b. Ibadah ialah khudu’ di hadapan yang dipercayai sebagai memiliki sesuatu dari urusan-urusan

kemajudan hidup dan mati sipelaku khudu’, sekarang dan yang akan datang, maksudnya seorang

abid menyadari statusnya sebagai hamba yang termiliki dan di sisi lain ia merasakan stastus

sesuatu sebagai pemilik :

1. Pemilik hakiki adalah Allah SWT pemilik hakiki manusia, karena dialah yang menciptakan dari

ketiadaan.

2. Sebutan pemilik diberikan berdasarkan kenyataanya sebagai pemberi rizki, menghidupkan dan

mematikan karena itu setiap manusia yang sehat pitrahnya pasti menyadari status sebagai mahluk

dan dialah yang memilikik hidup dan mati.

3. Ibadah ialah Khudu’ seseorang yang melihat dirinya tidak bebas dan mandiri sepenuhnya dalam

perwujudan dan perbuatannya dihadapan sesuatu.

2. Hubungan Iman dengan Etika

Iman memuat ajaran-ajaran pokok yang bertalian dengan persoalan-persoalan batin beragama,
antara lain beriman secara benar kepada Allah, Hari Akhir, Malaikat, Nabi, dan Rasul, Kitab Suci

serta Qodha dan Qodhar.

Etika adalah harga diri, nilai, sesuatu ya ung berharga, sesuatu yang layak atau sesuai dengan

aturan. Adapun tujuan iman (misi keimanan) bagi mukmin di bidang moral baru bisa tercapai dengan

“kemerdekaan” (freedom) karena kemerdekaan memungkinkan manusia untuk melakukan yang

seharusnya dia dilakukan, inilah yang dimaksud dengan khalifatullah karena itulah manusia dapat

melakukan nilai-nilai etika.

Jelasnya hanya manusia yang bisa merealisasikan nilai-nilai etis manusia memiliki kemerdekaan

untuk yang demikian itu disamping itu memiliki pikiran dan wawasan.

IV. SEJARAH MUNCULNYA ILMU KALAM

Sejarah munculnya ilmu kalam berawal sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW, timbullah persoalan-

persoalan dikalangan umat islam tentang siapakah pengganti Nabi (Khalifatul Rasul) kemudian

persoalan itu dapat diatasi setelah dibai’atnyua / diangkatnya Abu Bakar As-Sidiq sebagai khalifah,

setelah Abu Bakar wafat kekhalifahan dipimpin Umar Bin Khatab pada masa kepemimpinan Umar

Bin Khatab umat islam tampak tegar dan mengalami Ekspansi seperti kejazirah Arabian, palestina,

syiria, sebagian wilayah Persia dan Romawi serta Mesir.

Setelah kekhalifahan Umar bin Khatab berakhir maka Utsman Bin Affan menjadi Khalifah, Utsman

termasuk dalam golongan Quraisy yang kaya kaum keluarganya terdiri dari orang-orang Aristokrat

Mekkah karena pengalaman dagangnya mereka mempunyai pengetahuan Administrasi.

Pengetahuan mereka ini bermanfaat dalam memimpin Administrasi daerah-daerah diluar

semenanjung arabiah yang bertambah masuk kebawah kekuasaaan islam. Namun karena pada

masa kekhalifahan Utsman cenderung kepada nepotisme terjadilah ketidakstabilan dikalangan umat

islam dengan banyaknya penentang-penentang yang tidak setuju kepada khalifah Ustman

puncaknya tewas terbunuh oleh pemberontak dari Kufah, Basroh dan Mesir.

Setelah Ustman wafat Ali bin Abi Thalib sebagai calon terkuat terpilih sebagai khalifah yang

keempat tetapi ia segera mendapat tantangan dari pemuka-pemuka yang ingin pula menjadi

khalifah seperti Thalah, Zubair dan Aisyah peristiwa ini dikenal dengan perang jamal. Tantangan
kedua datang dari Muawiyah bin Abi Sufyan yang juga ingin menjadi khalifah dan menuntut kepada

ali supaya menghukum pembunuh-pembunuh Ustman. Dari peristiwa-peristiwa tersebut munculah

Teologi asal muasal (sejarah munculnya kalam).

V. PERMASALAHAN ILMU KALAM DALAM ISLAM

1. Masalah Pelaku Dosa Besar

A. Mazhab Syi’ah

Dalam masalah politik yaitu terbunuhnya ke-tiga yaitu khalifah ustman bin affan oleh

pemberontakkan dari Mesiar yang dipimpin oleh Abu Saudah bin Saba, Ustman tewas dan

melahirkan konsep permasalahan apakah tetap beriman atau telah kafir, pelaku pembunuh Ustman

itu dan pelaku dosa besar yang keluar dari barisan Ali karena tidak puas dengan hasil administrasi

maka mereka keluar dari barisan Ali. Menurut mazhab Syi’ah pelaku dosa besar adalah kafir dalam

arti keluar dari Islam dan murtad maka ia wajib dibumuh.

B. Mazhab Murji’ah

Murji’ah artinya menunda tentang pelaku dosa besar dia di akhirat, pendirinya Abdullah Ibnu Umar

(anak Umar bin Khatab), mereka berpendapat bahwa orang yang berbuat dosa besar tetap masih

mukmin dan bukan kafir adapun dosa yang dilakukannya terserah kepada Allah untuk mengampuni

atau tidak mengampuni.

C. Mazhab Mu’tazilah

Pendirinya adalah Wasil bin Atok pendapatnya orang yang berdosa besar bukan kafir tetapi bukan

pula mu’min orang semacam ini mengambil dua posisi diantara dua posisi atau tidak masuk surga

atau tidak masuk neraka

D. Mazhab Asy’-Ariyah

Mazhab ini pendirinya adalah Hasan Al-Asy Ari (260-324 H), dia menentang pendapat mazhab

mu’tazilah menurutnya tidak mungkin orang yang berbuat dosa besar itu tidak mukmin maka

terdapat iman , menurutnya mu’min yang melakukan dosa besar bila wafat tanpa taubat mungkin

orang itu diampuni dosanya oleh Allah sehingga diakhirat orang itu langsung masuk surga dan
mungkin pula tidak di ampuni mak ia dimasukkan keneraka dulu baru surga. Seperti dalam hadits

rosul.

2. Masalah Perbuatan Manusia dan Kaitannya pada Tuhan

Dalam ilmu kalam masalah perbuatan manusia ada dua macam :

A. Khodoriyah

Menurut Khodoriyah menusia memiliki kebebasan atau kemerdekaan dalam kehendak dan

perbuatan, Khodoriyah mempunyai paham manusia mempunyai kebebasan dan kekuasaan sendiri

untuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya.

B. Jabariyah

Nama Jabariyah berasal dari “Jabarah” yang mengandung arti memaksa. Paham ini berpendapat

manusia tidak mempunyai kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan kehendak dan

perbuatannya dalam paham ini manusia mutlak terikat dalam kehendak Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai