Anda di halaman 1dari 9

NAMA : MARYAMA NANCY HIDAYAT

NIM : 061330401015
KELAS : 3KD

MID I PERALATAN INDUSTRI PROSES 2

1. Nama Alat :Kolom Absorbsi (Packed Tower)


2. Aplikasi Industri :Pembuatan Formalin

3. Deskripsi Proses Secara Singkat :Formalin yang berfase cair berasal dari
formaldehid yang berfase gas dapat dihasilkan melalui proses absorbsi. Teknologi
proses pembuatan formalin Formaldehid sebagai gas input dimasukkan ke dalam
reaktor. Output dari reaktor yang berupa gas yang mempunyai suhu 1820C
didinginkan pada kondensor hingga suhu 55 0C,dimasukkan ke dalam
absorber.Keluaran dari absorber pada tingkat I mengandung larutan formalin dengan
kadar formaldehid sekitar 37 – 40%. Bagian terbesar dari metanol, air,dan
formaldehid dikondensasi di bawah air pendingin bagian dari menara, dan hampir
semua removal dari sisa metanol dan formaldehid dari gas terjadi dibagian atas
absorber dengan counter current contact dengan air proses.

Proses Pembuatan Formalin

Formaldehid merupakan bahan yang sering digunakan dalam industri kimia sehingga
produksi formaldehid berkembang pesat sejak sekade pertama abad 20. Perkembangan ini
salah satunya karena formaldehid dapat dibuat dengan proses yang relatif sederhana dan
dengan biaya yang relatif murah. Sifat–sifat yang membuat formaldehid bernilai disebabkan
oleh reaktifitas kimianya yang tinggi, warna, kestabilan dan kemurniannya. Sebagian besar
formaldehid digunakan dalam industri adhesive sintesis, diantaranya adalah sebagai bahan
baku utama untuk produksi adhesive yang digunakan untuk plywood.
a. Persiapan bahan baku pembuatan formalin

Metanol cair dengan temperatur ± 30°C dipompa dari metanol tank dan dipanaskan di
preheater (MP) sampai temperatur 65°C lalu dimasukkan dalam vaporizer (VP). Di dalam
vaporizer terjadi perubahan fase dari cair menjadi gas dengan suhu dalam vaporizer 65–
75°C. Metanol gas dari vaporizer dipanaskan lagi dengan super heater (SH) di bagian atas
vaporizer sampai suhu 95°C dan langsung dimasukkan ke mix gas (MG).

Udara dihisap melalui air filter (penyaring udara) dengan blower. Setelah dipanaskan
dengan pemanas udara sampai suhu ±110°C lalu dimasukkan ke dalam mix gas (MG). Steam
masuk melalui steam filter pada suhu 140 oC ke mix gas (MG).

b. Proses Reaksi

Udara, steam dan metanol gas bercampur rata di mix gas pada suhu 140 oC lalu masuk
ke reaktor (RE) dengan melewati mix gas filter (MGF) untuk menjaga agar tidak ada tetes-
tetes cairan (kondensat) masuk ke reaktor.

Pada saat start operation, temperatur katalis dinaikkan oleh heater sebagai pemanas awal
sampai suhu 400–450°C, setelah itu heater dimatikan sehingga suhu katalis naik dengan
sendirinya sampai suhu operasi yang diinginkan karena adanya reaksi eksoterm. Di dalam
reaktor terjadi reaksi pembuatan gas formaldehid dengan bantuan katalis perak pada suhu
operasi 650–700°C. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

1. Reaksi oksidasi metanol

CH3OH + ½ O2 ——–> CH2O + H2O -37 kcal/mol

2.Dehidrogenasi metanol

CH3OH ———> CH2O + H2 +21 kcal/mol

Gas formaldehide yang terbentuk kemudian di-spray dengan larutan crude formalin 44%
dengan temperature 80 oC untuk menurunkan suhu gas formaldehid sampai dibawah 250 oC.
Spray crude formalin ini juga dapat menyebabkan terjadinya reaksi samping yaitu
terbentuknya paraform dan asam format (formic acid). Reaksi samping yang terjadi di dalam
reaktor yaitu:

1. Reaksi pembentukan paraform (methylen glycol)

CH2O + H2O ———> HOCH2OH (methylen glycol)

atau polymer dapat ditulis :

n CH2O + H2O ———-> HO(CH2O)n H


2. Reaksi pembentukan asam format (formic acid)

2 CH2O + H2O ———-> HCOOH + CH3OH

(asam format) (methanol)

c. Proses Absorbsi

Gas formaldehide dari reaktor (RE) dialirkan ke bagian bawah packed tower . Gas ini
dikontakkan dengan larutan formalin 44% suhu 40 oC yang dialirkan dari atas menara dengan
bantuan distributor cairan agar larutan formalin yang digunakan tersebar secara merata
didalam packed tower dan membasahi seluruh permukaan raschig ring sehingga penyerapan
maksimal.

Hasil penyerapan di packed tower berupa formalin cair masuk ke control tank (CT).
Sisa gas yang belum terserap di packed tower masuk ke dalam bubble cap tower yang akan
diserap oleh pure water dari atas menara. Sisa dari penyerapan itu yang masih lolos nantinya
dibakar di flare stack yang sebelumnya melewati demister. Hasil penyerapan dari bubble cap
tower masuk ke control tank (CT).

d. Proses pendinginan

Larutan crude formalin pada control tank (CT) temperaturnya ± 80°C, karena
temperaturnya masih relatif tinggi maka didinginkan lagi dengan dilewatkan cooler (CO).
Cooler yang digunakan yaitu frame and plate dengan temperatur keluar 40°C. Selain itu agar
formalin yang terbentuk sempurna, setelah melewati cooler larutan tersebut masuk ke crude
formalin filter (CF) baru masuk ke crude formalin tank . Kadar formalin di crude formalin
tank (T-03) sekitar 43-44%.

e.Proses pengenceran

Untuk memperoleh formalin dengan kondisi standar yang digunakan oleh PT. PAI
yaitu formalin dengan kadar 37,3% maka formalin dari crude formalin tank diencerkan
dengan menggunakan pure water di mixing tank . Setelah terbentuk larutan formalin 37,3%
disimpan dalam tangki penyimpanan.
Kolom Absorpsi

Adalah suatu kolom atau tabung tempat terjadinya proses pengabsorbsi


(penyerapan/penggumpalan) dari zat yang dilewatkan di kolom/tabung tersebut. Proses ini
dilakukan dengan melewatkan zat yang terkontaminasi oleh komponen lain dan zat tersebut
dilewatkan ke kolom ini dimana terdapat fase cair dari komponen tersebut.
Struktur dalam absorber
1. Bagian atas: Spray untuk megubah gas input menjadi fase cair.
2. Bagian tengah: Packed tower untuk memperluas permukaan sentuh sehingga mudah
untuk diabsorbsi
3. Bagian bawah: Input gas sebagai tempat masuknya gas ke dalam reaktor.

Prinsip Kerja Kolom Absorbsi

1. Kolom absorbsi adalah sebuah kolom, dimana ada zat yang berbeda fase mengalir
berlawanan arah yang dapat menyebabkan komponen kimia ditransfer dari satu fase
cairan ke fase lainnya, terjadi hampir pada setiap reaktor kimia. Proses ini dapat
berupa absorpsi gas, destilasi,pelarutan yang terjadi pada semua reaksi kimia.

2. Campuran gas yang merupakan keluaran dari reaktor diumpankan kebawah menara
absorber. Didalam absorber terjadi kontak antar dua fasa yaitu fasa gas dan fasa cair
mengakibatkan perpindahan massa difusional dalam umpan gas dari bawah menara ke
dalam pelarut air sprayer yang diumpankan dari bagian atas menara. Peristiwa
absorbsi ini terjadi pada sebuah kolom yang berisi packing dengan dua tingkat.
Pengertian Formaldehid

Formaldehid (disebut juga metanal), dengan rumus kimia H2CO merupakan senyawa
sederhana dari gugus aldehid yang paling sederhana, bentuknya gas, tidak berwarna, berbau
menyengat pada keadaan gas, lebih ringan dari udara, (density uap = 1,067 gr/cm2).
Formaldehid larut dalam air dengan cepat oleh karena itu fasa gas dan fasa cair formaldehid
dapat berpolimerisasi dengan cepat pada temperatur normal (Wikipedia, 2008). Formaldehid
bisa dihasilkan dari membakar bahan yang mengandung karbon. Dalam atmosfir bumi,
formaldehid dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana dan
hidrokarbon lain yang ada di atmosfer.

Formaldehid dalam kadar kecil sekali juga dihasilkan sebagai metabolit kebanyakan
organisme, termasuk manusia. Formaldehid dalam udara bebas berada dalam wujud gas, tapi
bisa larut dalam air (biasanya dijual dalam bentuk larutan dengan kadar 37%-
40% menggunakan merk dagang formalin atau formol). Dalam air, formaldehid mengalami
polimerisasi, sedikit sekali yang ada dalam bentuk monomer H2CO.

Dalam industri, formaldehid kebanyakan dipakai dalam produksi polimer dan


berbagai bahan kimia. Kalau digabungkan dengan fenol, urea, atau melamin, formaldehid
menghasilkan resin termoset yang keras. Resin ini dipakai untuk lem permanen, misalnya
yang dipakai untuk kayu lapis/tripleks atau karpet. Sebagai formalin, larutan senyawa kimia
ini sering digunakan sebagai insektisida, serta bahan baku pabrik-pabrik resin plastik dan
bahan peledak.

Kegunaan lain dari formalin antara lain:


a. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea
b. Bahan untuk pembuatan produk parfum
c. Bahan pembuatan sutra sintetis dan zat pewarna
d. Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku
e. Pembasmi lalat dan serangga penggangu lainnya
Jenis-jenis Proses

Proses pembuatan formalin dari metanol dan udara dapat dilakukan dengan tiga
proses yaitu proses hidrokarbon, proses silver catalyst, dan proses metal oxide catalyst.
Ketiga proses ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

1. Proses Hidrokarbon

Proses hidrokarbon ini adalah proses yang dikembangkan pada awal perkembangan
industri formaldehid. Proses ini merupakan proses oksidasi langsung dari hidrokarbon yang
lebih tinggi. Biasanya bahan baku yang digunakan adalah etilen dengan katalis asam borat
atau asam phospat atau garamnya dari campuran clay atau tanah diatoma. Proses ini
mempunyai kelemahan, yang merupakan alasan mengapa proses ini tidak dikembangkan
lagi, yaitu dihasilkan beberapa hasil samping yang terbentuk bersama-sama formaldehid,
antara lain asetaldehid, propane, dan asam-asam organik. Sehingga tentu saja diperlukan
pemurnian untuk mendapatkan formaldehid dengan kemurnian tertentu. Dengan demikian
proses menjadi mahal dan hasilnya kurang memuaskan (Mc Ketta, 1992).

2. Proses Silver Catalyst

Proses ini menggunakan katalis perak dengan reaktor fixed bed multitube. Katalis ini
berbentuk kristal-kristal perak atau spherical yang ditumpuk pada tube. Katalis ini
mempunyai umur sekitar 8–12 bulan dan mudah teracuni oleh sulfur dan beberapa logam dari
golongan transisi. Reaksi yang terjadi adalah:

a. Oksidasi

b. Dehidrogenasi

Katalis perak dalam reaksi ini berfungsi untuk mengarahkan reaksi pada formaldehid. Proses
oksidasi metanol dengan katalis perak banyak digunakan dalam pabrik secara komersial
karena katalis perak (Ag) memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

1. Katalis dapat diregenerasi.


2. Proses berlangsung pada tekanan rendah.
3. Produk yang dihasilkan stabil karena kandungan metanol cukup.
4. Mampu menghasilkan produk formalin 37–55 %.
3. Proses Metal Oxide Catalyst

Proses ini mula-mula menggunakan katalis Vanadium Penta Oksida yang diikuti
dengan katalis Oksida besi dan oksida molibdenum yang direaksikan dengan oksigen. Jenis
katalis metal oxide mempunyai umur efektif 12–18 bulan. Proses pembuatan formaldehid
menggunakan metanol dan udara dengan katalis oksidasi besi-molibdenum. Proses ini
beroperasi pada suhu 250–400 0C, dan tekanan 1–1,5 atm. Metanol direaksikan dengan udara
dengan bantuan katalis oksidasi besi-molibdenum dalam sebuah reaktor fixed bed multitube.
Konversi yang diperoleh mencapai 95% dengan yield formaldehid 94,4% (Mc Ketta,1992).

Dasar reaksi:

Reaksi utama

Reaksi samping

Kelebihan dari penggunaan katalis logam adalah:

1. Katalis tidak mudah teracuni


2. Proses berlangsung pada tekanan rendah
3. Yield lebih besar dari 90 %
4. Hasil samping yang diperoleh sedikit
5. Selektivitas 98%
Kekurangan dari katalis logam adalah
1. Formalin yang dihasilkan kurang stabil karena kandungan metanol pada gas hasil
sedikit.
2. Membutuhkan lebih banyak scrubber dan kondensor karena banyaknya udara yang
dipergunakan.

Anda mungkin juga menyukai