Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. cara mengukur kuat
arus pada listrik dinamis adalah muatan listrik dibagai waktu dengan satuan
muatan listrik adalah coulumb dan satuan waktu adalah detik. kuat arus pada
rangkaian bercabang sama dengan kuata arus yang masuk sama dengan kuat arus
yang keluar. sedangkan pada rangkaian seri kuat arus tetap sama disetiap ujung-
ujung hambatan. Sebaliknya tegangan berbeda pada hambatan. pada rangkaian
seri tegangan sangat tergantung pada hambatan, tetapi pada rangkaian bercabang
tegangan tidak berpengaruh pada hambatan. semua itu telah dikemukakan oleh
hukum kirchoff yang berbunyi "jumlah kuat arus listrik yang masuk sama dengan
jumlah kuat arus listrik yang keluar". berdasarkan hukum ohm dapat disimpulkan
cara mengukur tegangan listrik adalah kuat arus × hambatan. Hambatan nilainya
selalu sama karena tegangan sebanding dengan kuat arus. tegangan memiliki
satuan volt(V) dan kuat arus adalah ampere (A) serta hambatan adalah ohm.
Listrik merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting dalam
kehidupannya. Banyak peralatan yang ada di sekeliling kita selalu menggunakan
bantuan listrik. Berkat bantuan dari listrik-listrik inilah manusia dapat dengan
mudah menyelesaikan pekerjaan mereka.
Dalam hal kelistrikan, memang banyak tokoh yang telah
berpartisipasi. Sebut saja de Coulomb, Alesandro Volta, Hans C. Cersted, dan
Andre Marie Ampere. Mereka ini dianggap "jago-jago" terbaik di bidang listrik.
Namun, dari semua itu, orang tak boleh melupakan satu nama yang sangat berjasa
dan dikenal sebagai perintis dalam meneliti tentang listrik dan magnet. Dialah
Michael Faraday, seorang ilmuwan asal Inggris.
Penemuan Faraday pertama yang penting di bidang listrik terjadi
tahun 1821. Dua tahun sebelumnya Oersted telah menemukan bahwa jarum
magnet kompas biasa dapat beringsut jika arus listrik dialirkan dalam kawat yang

1
tidak berjauhan. Dari temuan ini, Faraday berkesimpulan, jika magnet diketatkan,
yang bergerak justru kawatnya. Bekerja atas dasar dugaan ini, dia berhasil
membuat suatu skema yang jelas di mana kawat akan terus-menerus berputar
berdekatan dengan magnet sepanjang arus listrik dialirkan ke kawat.
Sesungguhnya, dalam hal ini Faraday sudah menemukan motor
listrik pertama, suatu skema pertama penggunaan arus listrik untuk membuat
sesuatu benda bergerak. Betapa pun primitifnya, penemuan Faraday ini
merupakan "nenek moyang" dari semua motor listrik yang digunakan dunia
sekarang ini. Sejak penemuannya yang pertama pada tahun 1821, Michael
Faraday si ilmuwan autodidak ini namanya mulai terkenal. Hasil penemuannya
dianggap sebagai pembuka jalan dalam bidang kelistrikan.
Listrik dibagi menjadi dua macam, yaitu listrik dinamis dan listrik
statis. Listrik dinamis mempelajari tentang muatan-muatan listrik bergerak, yang
menyebabkan munculnya arus listrik, sedangkan listrik statis mempelajari tentang
muatan listrik yang diam. Disini saya akan menjelaskan tentang listrik dinamis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian listrik dinamis?
2. Apa pengertian arus listrik?
3. Bagaimana cara mengetahui tegangan listrik?
4. Bagaimana menurut hukum ohm tentang listrik dinamis?
5. Bagaimana menurut hukum Kirchoff tentang listrik dinamis?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian listrik dinamis
2. Untuk mengetahui tentang pengertian arus listrik
3. Mengetahui tentang tegangan arus listrik
4. Mengetahui pengertian listrik dinamis menurut hukum ohm
5. Mengetahui pengertian listrik dinamis menurut hukum kirchoff

2
1.4.Metode Pembahasan

Dalam hal ini penulis menggunakan:

1. Metode deskritif, sebagaimana ditunjukan oleh namanya, pembahasan ini


bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau
kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau
hubungan antara dua gejala atau lebih (Atherton dan Klemmack: 1982).
2. Penelitian kepustakaan, yaitu Penelitian yang dilakukan melalui
kepustakaan, mengumpulkan data-data dan keterangan melalui buku-buku
dan bahan lainnya yang ada hubungannya dengan masalah-masalah yang
diteliti.

3
BAB II
PEMBAHASAN

Listrik dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. Cara mengukur kuat
arus pada listrik dinamis adalah muatan listrik dibagai waktu dengan satuan
muatan listrik adalah coulumb dan satuan waktu adalah detik. Kuat arus pada
rangkaian bercabang sama dengan kuat arus yang masuk sama dengan kuat arus
yang keluar, sedangkan pada rangkaian seri kuat arus tetap sama disetiap ujung-
ujung hambatan. Sebaliknya tegangan berbeda pada hambatan, pada rangkaian
seri tegangan sangat tergantung pada hambatan, tetapi pada rangkaian bercabang
tegangan tidak berpengaruh pada hambatan. Semua itu telah dikemukakan oleh
Hukum Kirchoff yang berbunyi "jumlah kuat arus listrik yang masuk sama
dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar". Berdasarkan Hukum Ohm dapat
disimpulkan cara mengukur tegangan listrik adalah kuat arus × hambatan.
Hambatan nilainya selalu sama karena tegangan sebanding dengan kuat arus,
tegangan memiliki satuan volt(V) dan kuat arus adalah ampere (A) serta hambatan
adalah ohm.

2.1 Arus Listrik


Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir dalam suatu
rangkaian pada satu waktu. Muatan listrik yang dimaksud di sini adalah elektron.
Arus listrik terjadi karena adanya aliran elektron dari kutub negatif ke kutub
posisif. Pada konsepnya, elektron bergerak dari negatif ke positif, sedangkan arus
listrik bergerak dari positif ke negatif? Kenapa demikian, Mari perhatikan gambar
berikut:

4
Gambar Aliran elektron pada baterai

Pada gambar di atas menunjukkan sumber tegangan listrik yang disambungkan ke


sebuah penghantar. Pada kutub positif penghantar, muatan negatif akan ditarik
oleh muatan positif pada sumber tegangan melewati ruang-ruang kosong (Hole).
Hole digambarkan dalam bentuk bulat tanpa tanda negatif "-". Sedangkan pada
kutub negatif penghantar, muatan akan terisi elektron baru dari sumber tegangan,
sehingga elektron pada penghantar juga terdorong untuk bergerak ke arah kutub
posisitif. Menurut aturan bahwa arus listrik mengalir dari positif ke
negatif,sedangkan elektron mengalir dari negatif ke positif. Kenapa bisa begitu?
Karena sejatinya aturan berpatokan bahwa elektron berpindah dari negatif ke
positif meninggalkan hole dan mengisi hole baru maka seolah-olah hole tersebut
bergerak dari positif ke negatif.

Arus listrik merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan
internasional. Satuan internasional untuk arus listrik adalah Ampere (A). Secara
formal satuan Ampere didefinisikan sebagai arus konstan yang, bila
dipertahankan, akan menghasilkan gaya sebesar 2 x 10-7 Newton/meter di antara
dua penghantar lurus sejajar, dengan luas penampang yang dapat diabaikan,
berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang hampa udara. Tidak semua bahan
bisa menghantarkan elektron dengan baik. Kemampuan penghantar mengalirkan
elektron ditentukan oleh susunan atom dari bahan penghantar tersebut. Bahan
yang mempunyai kemampuan mengalirkan elektron dengan baik disebut dengan
konduktor seperi besi, tembaga, air sumur,dll. Sedangkan bahan yang sulit untuk

5
mengalirkan elektron disebut dengan isolator, misalnya plastik, kertas, air murni
(H2O), dll.
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari
pergerakan elektron-elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap
satuan waktu. Arus listrik (I) yang mengalir melalui penghantar didefinisikan
sebagai banyaknya muatan listrik (Q) yang mengalir setiap satu satuan waktu (t).
Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu
penghantar. Arah arus listrik (I) yang timbul pada penghantar berlawanan arah
dengan arah gerak elektron.
Muatan listrik dalam jumlah tertentu yang menembus suatu penampang
dari suatu penghantar dalam satuan waktu tertentu disebut sebagai kuat arus
listrik. Jadi kuat arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir dalam
kawat penghantar tiap satuan waktu. Jika dalam waktu t mengalir muatan listrik
sebesar Q, maka kuat arus listrik I adalah:

Secara matematis dapat dituliskan:


I = arus listrik (A)
I = Q/t
Q = muatan listrik (C)
t = selang waktu

Benda yang bermuatan listrik dikelilingi sebuah daerah yang disebut


medan listrik. Dalam medan ini, muatan listrik dapat dideteksi. Menurut Faraday
(1791- 867), suatu medan listrik keluar dari setiap muatan dan menyebar ke
seluruh ruangan. Untuk memvisualisasikan medan listrik, dilakukan dengan
menggambarkan serangkaian garis untuk menunjukkan arah medan listrik pada
berbagai titik di ruang, yang disebut garis-garis gaya listrik. Untuk lebih jelasnya
lihatlah gambar ilustrasi berikut.

6
Gambar a merupakan partikel bermuatan positif. Garis-garis yang keluar
dari partikel a disebut dengan medan listrik. Arah medan listrik pada gambar a
keluar dari partikel bermuatan positif. Perhatikan pada gambar b, pada gambar
tersebut merupakan partikel bermuatan negatif. sama dengan gambar a garis-garis
yang ada pada gambar b merupakan medan listrik. Bedanya dengan partikel
bermuatan positif, arah medan listrik pada partikel bermuatan negatif menuju
pusat arah partikel. Dari pembahasan ini kita dapat menjelaskan bagaimana dua
partikel yang sejenis tolak-menolak dan partikel yang lain jenis tarik menarik.
Agar lebih jelas perhatikan ilustrasi gambar berikut ini.

Gambar a merupakan interaksi dua partikel yang berlainan jenis.


Perhatikan garis medan listriknya, garis dari partikel postif menuju partikel

7
negatif.Ini menjeelaskan mengapa dua partikel tersebut dapat tarik menarik. Pada
gambar b dapat kita lihat partikel yang muatanya sama. Garis medan listrik pada
partikel tersebut saling menjauhi satu sama lain. Sehingga kedua partikel tersebut
saling tolak-menolak.
Muatan listrik, (Q) adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda. Satuan
Muatan listrik adalah coulomb, yang merupakan 6.24 x 1018 muatan
dasar. Muatan Listrikadalah sifat dasar yang dimiliki oleh materi baik itu
berupa proton (muatan positif) maupun elektron (muatan negatif). Muatan listrik
total suatu atom atau materi ini bisa positif, jika atomnya kekurangan elektron.
Sementara atom yang kelebihan elektron akan bermuatan negatif. Besarnya
muatan tergantung dari kelebihan atau kekurangan elektron ini, oleh karena itu
muatan materi/atom merupakan kelipatan dari satuan Muatan listrik dasar. Dalam
atom yang netral, jumlah proton akan sama dengan jumlah elektron yang
mengelilinginya (membentuk muatan total yang netral atau tak bermuatan).

Menurut Benyamin Franklin, ada dua muatan lisrik :


1. Muatan listrik positif
2. Muatan listrik negatif

Sifat Muatan Lisrik


1. Dua muatan yang sejenis apabila didekatkan maka akan tolak menolak
2. Dua muatan yang tidak sejenis apabila didekatkan maka akan tarik
menarik

Muatan listrik pada benda terbagi dua jenis; benda muatan listrik negatif dan
bermuatan listrik positif. Benda akan bermuatan listrik negatif apabila mengalami
kelebihan elektron (muatan negatif). Sebuah benda dikatakan bermuatan positif
jika mengalami kekurangan elektron. Interaksi benda bermuatan listrik sering
ditampilkan dalam ujian, ujian mid semester maupun ujian semester.
Tidak jarang soal sejenis ditampilkan juga pada tryout ujian nasional. Soal
yang paling sederhana adalah menentukan jenis muatan listrik pada benda.

8
Meskipun sederhana, untuk mengerjakan soal seperti ini perlu adanya pemahaman
yang memadai. Selain itu juga butuh sedikit penalaran. Jika penasaran, mari kita
lihat contoh soal serta pembahasannya berikut ini.

Soal:
Perhatikan gambar berikut ini dengan baik!

Bola-bola bermuatan listrik sebanyak empat buah digantung pada tali dengan
posisi seperti gambar. Jika diketahui bola B bermuatan listrik negatif, maka
muatan bola A, C dan D berturut-turut adalah…

A.positif-positif-positif
B.negatif-negatif-positif
C.negatif-positif-negatif
D.positif-negatif-positif

Pembahasan:
Interaksi bola B yang bermuatan listrik negatif adalah menarik bola A dan C
(Ketiganya terlihat berdekatan). Itu artinya, A maupun C bermuatan positif,
berlawanan dengan bola B. Jika bola C positif maka otomatis bola D bermuatan
positif juga sehingga C dan D bermuatan sejenis dan terjadi saling tolak-menolak

9
(berjauhan).
Kesimpulannya, bola A positif, bola C positif dan D juga positif (positif-positif-
positif)

Jawaban:
A (positif-positif-positif)

Contoh cara menghitung arus listrik:


Pada suatu penghantar mengalir muatan listrik sebanyak 60 coulomb selama 0,5
menit.
Hitung besar arus listrik yang mengalir pada penghantar tersebut ?
Penyelesaian:
Diketahui: Q = 60 C
t = 0,5 menit
= 30 sekon
Ditanyakan: I = ........ ?
Dijawab:
I = Q/t
I = 60 / 30
I = 2 ampere
Jadi besar kuat arus listrik yang mengalir pada penghantar 2 ampere.
Arus listrik dapat diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere.
Contoh arus listrik dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah
dalam satuan mikroAmpere (μA) seperti di dalam jaringan tubuh hingga arus yang
sangat kuat 1-200 kiloAmpere (kA) seperti yang terjadi pada petir. Dalam
kebanyakan sirkuit arus searah dapat diasumsikan resistansi terhadap arus listrik
adalah konstan sehingga besar arus yang mengalir dalam sirkuit bergantung
pada voltase dan resistansi sesuai dengan hukum Ohm.
Arus listrik merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan
internasional. Satuan internasional untuk arus listrik adalah Ampere (A). Secara
formal satuan Ampere didefinisikan sebagai arus konstan yang, bila

10
dipertahankan, akan menghasilkan gaya sebesar 2 x 10-7 Newton/meter di antara
dua penghantar lurus sejajar, dengan luas penampang yang dapat diabaikan,
berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang hampa udara.

Fisika
Arus yang mengalir masuk suatu percabangan sama dengan arus yang mengalir
keluar dari percabangan tersebut. i1 + i4 = i2 + i3
Untuk arus yang konstan, besar arus I dalam Ampere dapat diperoleh dengan
persamaan:
I=Q/t
di mana I adalah arus listrik, Q adalah muatan listrik, dan t adalah waktu (time).
Sedangkan secara umum, arus listrik yang mengalir pada suatu waktu tertentu
adalah
I =dQ/dt
Dengan demikian dapat ditentukan jumlah total muatan yang dipindahkan pada
rentang waktu 0 hingga t melalui integrasi:
Sesuai dengan persamaan di atas, arus listrik adalah besaran skalar karena
baik muatan Q maupun waktu t merupakan besaran skalar. Dalam banyak hal
sering digambarkan arus listrik dalam suatu sirkuit menggunakan panah, salah
satunya seperti pada diagram di atas. Panah tersebut bukanlah vektor dan tidak
membutuhkan operasi vektor. Pada diagram di atas ditunjukkan arus mengalir
masuk melalui dua percabangan dan mengalir keluar melalui dua percabangan
lain. Karena muatan listrik adalah kekal maka total arus listrik yang mengalir
keluar haruslah sama dengan arus listrik yang mengalir ke
dalam sehingga i1 + i4 = i2 + i3. Panah arus hanya menunjukkan arah aliran
sepanjang penghantar, bukan arah dalam ruang.

Arah arus
Definisi arus listrik yang mengalir dari kutub positif (+) ke kutub negative (-)
baterai (kebalikan arah untuk gerakan elektronnya)

11
Pada diagram digambarkan panah arus searah dengan arah pergerakan
partikel bermuatan positif (muatan positif) atau disebut dengan istilah arus
konvensional. Pembawa muatan positif tersebut akan bergerak dari kutub
positif baterai menuju ke kutub negatif. Pada kenyataannya, pembawa muatan
dalam sebuah penghantar listrik adalah partikel-partikel elektron bermuatan
negatif yang didorong olehmedan listrik mengalir berlawan arah dengan arus
konvensional. Sayangnya, dengan alasan sejarah, digunakan konvensi berikut ini:
Panah arus digambarkan searah dengan arah pergerakan seharusnya dari
pembawa muatan positif, walaupun pada kenyataannya pembawa muatan adalah
muatan negatif dan bergerak pada arah berlawanan.
Konvensi demikian dapat digunakan pada sebagian besar keadaan karena dapat
diasumsikan bahwa pergerakan pembawa muatan positif memiliki efek yang sama
dengan pergerakan pembawa muatan negatif.

Rapat arus
Rapat arus (bahasa Inggris: current density) adalah aliran muatan pada
suatu luas penampang tertentu di suatu titik penghantar.]Dalam SI, rapat arus
memiliki satuan Ampere per meter persegi (A/m2).
di mana I adalah arus pada penghantar, vektor J adalah rapat arus yang memiliki
arah sama dengan kecepatan gerak muatan jika muatannya positif dan berlawan
arah jika muatannya negatif, dan dA adalah vektor luas elemen yang tegak lurus
terhadap elemen. Jika arus listrik seragam sepanjang permukaan dan sejajar
dengan dA maka J juga seragam dan sejajar terhadap dA
di mana A adalah luas penampang total dan J adalah rapat arus dalam satuan
A/m2.

Kelajuan hanyutan
Saat sebuah penghantar tidak dilalui arus listrik, elektron-elektron di
dalamnya bergerak secara acak tanpa perpindahan bersih ke arah mana pun
juga. Sedangkan saat arus listrik mengalir melalui penghantar, elektron tetap
bergerak secara acak namun mereka cenderung hanyut sepanjang penghantar

12
dengan arah berlawanan dengan medan listrik yang menghasilkan aliran
arus. Tingkat kelajuan hanyutan (bahasa Inggris: drift speed) dalam penghantar
adalah kecil dibandingkan dengan kelajuan gerak-acak, yaitu antara 10-5 dan 10-
4
m/s dibandingkan dengan sekitar 106 m/s pada sebuah penghantar tembaga.

2.2 Tegangan Listrik


Sumber tegangan listrik yaitu peralatan yang dapat menghasilkan beda
potensial listrik secara terus menerus. Beda potensial listrik diukur dalam satuan
volt (V). Alat yang digunakan adalah volmeter.
Beda potensial adalah usaha yang digunakan untuk memindahkan satuan muatan
listrik . hubungan antara energi listrik, muatan listrik dan beda potensial dapat
dituliskan dalam persamaan:

V= W/ Q

V = Beda potensial listrik dalam volt (V)


W = energi listrik dalam joule (J)
Q = muatan listrik dalam coulomb (C).
Arus listrik hanya akan terjadi dalam penghantar jika antara ujung-ujung
penghantar terdapat beda potensial (tegangan listrik). Alat ukur beda potensial
listrik adalah volmeter. Dalam rangkaian voltmeter dipasang paralel dengan
hambatan (beban).
Contoh, Beda potensial antara ujung penghantaradalah 12 volt, hitunglah besarnya
energi listrik jika jumlah muatan yang mengalir sebesar 4 coulomb.
Diketahui:
V = 12 volt
Q=4C
W=?

Jawab:
W = V. Q

13
W = 12 volt x 4 C
W = 48 joule

Dalam rangkaian tertutup pemasangan voltmeter dan amperemeter dapat


dilakukan bersama-sama. Voltmeter dipasang paralel terhadap hambatan dan
amperemeter dipasang seri terhadap hambatan. Di laboratorium volmeter dapat
dibuat dari rangkaian basic mater dan multiplier, sedangkan ampere meter dapat
di buat dari rangkaian basic meter dan shun. Baik shun maupun multiplier
memiliki batas ukur. Oleh karena itu dalam pembacaan sekalanya perlu
diperhatikan antara batas ukur dan pembacaan pada skala basic meter. Berikut ini
cara menggunakan basic meter dan cara pembacaannya.

Dalam rangkaian listrik, volt meter dipasang paralel terhadap alat listrik.
Jika voltmeternya dengan menggunakan kombinasi basic meter dan multiplier,
maka pembacaan hasil pengukurannya perlu memperhatikan sekala maksimum
dan batas ukurnya.
Batas ukur maksimumnya = 10 volt
Sekala maksimumnya = 30 volt

Pengukuran dengan menggunakan basic mater dan multiplier yang memiliki


spesifikasi sebagai berikut:
Contoh, Batas ukur multiplier adalah 12 volt, skala maksimum basik meter adalah
120 volt, jika jarum pada saat digunakan menunjukkan angka 40, maka hitunglah
besrnya tegangan listrik yang terukur
Diketahui:
Batas ukur : 12 volt
Skala maksimum : 120 volt
Pembacaan skala = 40

Jawab:
Hasil pengukuran = (12/120) x 40 volt

14
= 0,1 x 40 volt
= 4 volt

2.3 Hukum Ohm


Aliran arus listrik dalam suatu rangkaian tidak berakhir pada alat listrik.
tetapi melingkar kernbali ke sumber arus. Pada dasarnya alat listrik bersifat
menghambat alus listrik. Hubungan antara arus listrik, tegangan, dan hambatan
dapat diibaratkan seperti air yang mengalir pada suatu saluran. Orang yang
pertama kali meneliti hubungan antara arus listrik, tegangan. dan hambatan adalah
Georg Simon Ohm (1787-1854) seorang ahli fisika Jerman. Hubungan tersebut
lebih dikenal dengan sebutan hukum Ohm.

Hukum Ohm merupakan hukum dasar dalam rangkaian elektronik. Hukum Ohm
menjelaskan hubungan antara tegangan, kuat arus dan hambatan listrik dalam
rangkaian.

Besarnya tegangan listrik dalam sebuah rangkaian sebanding dengan kuat arus
listrik. Pernyataan ini di kenal sebagai hukum Ohm. Hal ini menyatakan bahwa
tegangan listrik dalam rangkaian akan bertambah jika arus yang mengalir dalam
rangkaian bertambah. Hubungan tersebut dapat di tuliskan dalam persamaan
matematika.

V ~ I atau

V = R I (Hukum Ohm)

R adalah konstanta yang disebut hambatan penghantar, satuannya adalah ohm (W)
Contoh, Arus listrik sebesar 2 A mengalir dalam rangkaian yang memiliki
hambatan sebesar 2 ohm, hitunglah besarnya beda potensial antara ujung-ujung
hambatan tersebut.

15
Diketahui:
I=2A
R = 2 ohm
V=?
Jawab:
V=IxR
V = 2 A x 2 ohm
V = 4 volt

Jika dalam hambatan R mengalir arus listrik I, maka antara ujung-ujung hambatan
timbul beda potensial V.
V = IR
Jika diantara ujung-ujung hambatan R terdapat beda potensial V, maka dalam
hambatan pasti mengalir arus listrik I
I = V/R
Jika arus listrik I mengalir dalam suatu penghantar dan antara ujung-ujung
penghantar muncul beda potensial V, maka dalam penghantar tersebut terdapat
hambatan.

R = V/I

2.4 Hukum Kirchoff


2.4.1 Hukum Kirchoff I
Dalam alirannya, arus listrik juga mengalami cabang-cabang. Ketika arus listrik
melalui percabangan tersebut, arus listrik terbagi pada setiap percabangan dan
besarnya tergantung ada tidaknya hambatan pada cabang tersebut. Bila hambatan
pada cabang tersebut besar maka akibatnya arus listrik yang melalui cabang
tersebut juga mengecil dan sebaliknya bila pada cabang, hambatannya kecil maka
arus listrik yang melalui cabang tersebut arus listriknya besar.

16
Hukum I Kirchoff berbunyi:
Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul sama dengan
jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik simpul tersebut.
Hukum I Kirchhoff tersebut sebenarnya tidak lain sebutannya dengan hukum
kekekalan muatan listrik.
Hukum I Kirchhoff secara matematis dapat dituliskan sebagai:

2.4.2 Hukum Kirchoff II


Pemakaian Hukum II Kirchhoff pada rangkaian tertutup yaitu karena ada
rangkaian yang tidak dapat disederhanakan menggunakan kombinasi seri dan
paralel.
Umumnya ini terjadi jika dua atau lebih ggl di dalam rangkaian yang dihubungkan
dengan cara rumit sehingga penyederhanaan rangkaian seperti ini memerlukan
teknik khusus untuk dapat menjelaskan atau mengoperasikan rangkaian tersebut.
Jadi Hukum II Kirchhoff merupakan solusi bagi rangkaian-rangkaian tersebut
yang berbunyi:
Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik (ε)
dengan penurunan tegangan (IR) sama dengan nol.
Hukum Kirchoff II dirumuskan sebagai berikut:

17
2.5 Kuat Arus Listrik

Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu
penghantar. Arah arus listrik (I) yang timbul pada penghantar berlawanan arah
dengan arah gerak elektron.
Muatan listrik dalam jumlah tertentu yang menembus suatu penampang
dari suatu penghantar dalam satuan waktu tertentu disebut sebagai kuat arus
listrik. Jadi kuat arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir dalam
kawat penghantar tiap satuan waktu. Jika dalam waktu t mengalir muatan listrik
sebesarQ, maka kuat arus listrik I. Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik
yang bergerak di dalam suatu penghantar. Arah arus listrik (I) yang timbul pada
penghantar berlawanan arah dengan arah gerak elektron.
Kuat arus listrik ialah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap detik
melalui suatu penghantar. Simbol kuat arus adalah I. Satuan kuat arus listrik ialah
Ampere yang diambil dari nama seorang ilmuwan Perancis yaitu: Andrey Mari
Ampere (1775- 1836). Misalkan bahwa dalam waktu t detik mengalir muatan
listrik sebesar q coulomb dalam suatu penghantar berpenampang A (lihat Gambar
2), maka dirumuskan:

Gambar Muatan listrik q melalui penampang penghantar A tiap satuan waktu

Satuan I = C/s = Ampere (A). Satuan lain untuk kuat arus misalnya
miliampere (mA) dan mikroampere (μA), dengan konversi 1 mA = 10-3 A dan
1μA = 10-6 A. Sedangkan kuat arus untuk setiap satuan luas penampang
dinamakan kerapatan arus. Rapat arus dinyatakan dengan: J = I/A dengan satuan

18
A/m2. Jumlah muatan adalah n x elektron-elektron yang berpindah atau q = n. e
sehingga berlaku pula n .e = I .t.
Perhatikan lagi Gambar, memperlihatkan muatan yang bergerak pada
penghantar dengan penampang A (m2), dan muatan-muatan itu bergerak dengan
kecepatan v (m/s). Misalkan dalam setiap satuan volume ada n electron yang
bergerak, dan setiap elektron itu memiliki muatan e = 1,6 x 10-19 C, maka dalam
setiap selang waktu t elektron-elektron itu menempuh jarak: s = v . t dengan
satuan meter.
Sehingga jumlah elektron-elektron itu dalam volume silinder (V = s.A)
penghantar berjumlah

Saat membahas listrik, tidak akan terlepas dari alat untuk listrik baik alat ukur
kuat arus listrik atau ampermeter, maupun untuk mengukur tegangan atau beda
potensial antara dua titik disebut volt meter (lihat Gambar 3).

Gambar Rangkaian listrik dengan menghubungkan ampermeter, voltmeter,


baterai, dan lampu

19
Untuk mengukur kuat arus digunakan suatu alat yang disebut
ampermeter. Ampermeter terdiri dari galvanometer yang dihubungkan paralel
dengan resistor yang mempunyai hambatan rendah. Tujuannya adalah untuk
menaikkan batas ukur ampermeter. Hasil pengukuran akan dapat terbaca pada
skala yang ada pada ampermeter (lihat Gambar 4).

Gambar Sebuah multimeter atau AVO meter adalah alat yang sekaligus dapat
digunakan untuk mengukur kuat arus listrik (sebagai ampermeter), beda potensial
listrik (sebagai volt meter), maupun hambatan listrik (sebagai ohmmeter).

Gambar Rangkaian listrik sederhana beserta skemanya

Dengan memutus salah satu penghantar dan menghubungkannya dengan


ampermeter dapat diukur kuat arus yang mengalir. Pemasangan alat semacam itu
disebut secara seri seperti terlihat pada Gambar 5 dan Gambar 6.

20
Gambar Memasang ampermeter secara seri pada sebuah rangkaian sederhana

Perhatikan pada saat membaca skala yang digunakan, karena tergantung


pada batas ukur yang digunakan. Misalnya menggunakan batas ukur 1A, pada
skala tertulis angka dari 0 sampai dengan 10. Pada saat jarum ampermeter
menunjuk angka 10 berarti kuat arus yang mengalir hanya 1A. Jika menunjukkan
angka 5 berarti kuat arus yang mengalir 0,5 A. Cara pembacaan skala ampermeter
pada saat digunakan untuk pengukuran besar kuat arus yang mengalir dalam suatu
rangkaian adalah sebagai berikut (lihat Gambar 7)

Gambar Pembacaan ampermeter yang menunjukkan skala = 4, dan skala


maksimum = 5, serta batas ukur 1 A. Besar kuat arus = 4/5 x 1 A = 0,8 A Hasil
pengukuran kuat arus dibaca dengan cara sebagai berikut. Besar kuat arus =
(skala)/(skalamax) x batas ukur

Muatan listrik dalam jumlah tertentu yang menembus suatu penampang


dari suatu penghantar dalam satuan waktu tertentu disebut sebagai kuat arus
listrik. Jadi kuat arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir dalam

21
kawat penghantar tiap satuan waktu. Jika dalam waktu t mengalir muatan listrik
sebesar Q, maka kuat arus listrik I adalah:

para ahli telah melakukan perjanjian bahwa arah arus listrik mengalir dari kutub
positif ke kutub negatif. Jadi arah arus listrik berlawanan dengan arah aliran
elektron.

2.6 Beda Potensial Atau Tegangan Listrik (V)


Terjadinya arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif dan aliran elektron dari
kutub negatif ke kutub positif, disebabkan oleh adanya beda potensial antara
kutub positif dengan kutub negatif, dimana kutub positif mempunyai potensial
yang lebih tinggi dibandingkan kutub negatif.
Beda potensial antara kutub positif dan kutub negatif dalam keadaan terbuka
disebut gaya gerak listrik dan dalam keadaan tertutup disebut tegangan jepit.

Terjadinya arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif dan aliran
elektron dari kutub negatif ke kutub positif, disebabkan oleh adanya beda
potensial antara kutub positif dengan kutub negatif, dimana kutub positif
mempunyai potensial yang lebih tinggi dibandingkan kutub negatif.

Beda potensial antara kutub positif dan kutub negatif dalam keadaan
terbuka disebut gaya gerak listrik dan dalam keadaan tertutup disebut tegangan
jepit.

2.7 Hubungan Antara Kuat Arus Listrik (I) Dan Tegangan Listrik (V)

22
Hubungan antara V dan I pertama kali ditemukan oleh seorang guru Fisika berasal
dari Jerman yang bernama George Simon Ohm. Dan lebih dikenal sebagai hukum
Ohm yang berbunyi:
Besar kuat arus listrik dalam suatu penghantar berbanding langsung
dengan beda potensial (V) antara ujung-ujung penghantar asalkan suhu
penghantar tetap.
Hasil bagi antara beda potensial (V) dengan kuat arus (I) dinamakan hambatan
listrik atau resistansi (R) dengan satuan ohm.

2.8 Hubungan Antara Hambatan Kawat Dengan Jenis Kawat Dan Ukuran
Kawat
Hambatan atau resistansi berguna untuk mengatur besarnya kuat arus listrik yang
mengalir melalui suatu rangkaian listrik. Dalam radio dan televisi, resistansi
berguna untuk menjaga kuat arus dan tegangan pada nilai tertentu dengan tujuan
agar komponen-komponen listrik lainnya dapat berfungsi dengan baik.
Untuk berbagai jenis kawat, panjang kawat dan penampang berbeda terdapat
hubungan sebagai berikut:

23
2.9 Energi Listrik

Karena q = I . t, dimana I adalah kuat arus listrik dan t waktu, maka besar usaha
yang dilakukan adalah:
W=V.I.t
Karena V = I . R, maka besar usaha W yang sama dengan energi listrik adalah

2.10 Daya Listrik


Besar Daya listrik (P) pada suatu alat listrik adalah merupakan besar energi listrik
(W) yang muncul tiap satuan waktu (t), kita tuliskan.

Alat-Alat Ukur Pada Listrik Dinamis


1. Ampermeter

24
Ampermeter merupakan alat untuk mengukur arus listrik. Bagian
terpenting dari Ampermeter adalah galvanometer. Galvanometer bekerja dengan
prinsip gaya antara medan magnet dan kumparan berarus.
Galvanometer dapat digunakan langsung untuk mengukur kuat arus searah
yang kecil. Semakin besar arus yang melewati kumparan semakin besar
simpangan pada galvanometer.
Ampermeter terdiri dari galvanometer yang dihubungkan paralel dengan
resistor yang mempunyai hambatan rendah. Tujuannya adalah untuk menaikan
batas ukur ampermeter. Hasil pengukuran akan dapat terbaca pada skala yang ada
pada ampermeter.
Bagaimana cara menggunakan Ampermeter?
Misalkan Anda akan mengukur kuat arus yang melewati rangkaian pada gambar
Misalkan R adalah lampu, maka:

(a) (b)
Gambar (a). gambar rangkaian sederhana dengan sumber arus dc(b). rangkaian
sebenarnya

Anda harus memasang secara seri ampermeter dengan lampu. Sehingga harus
memutus salah satu ujung (lampu menjadi padam). Selanjutnya hubungkan kedua
ujung dengan kabel pada ampermeter, seperti gambar 2.

25
Gambar Rangkaian cara menggunakan Ampermeter

Gambar Multimeter yang dapat digunakan sebagai Ampermeter

Hati-hati saat Anda membaca skala yang digunakan, karena Anda harus
memperhatikan batas ukur yang digunakan. Misalnya Anda menggunakan batas
ukur 1A, pada skala tertulis angka dari 0 sampai dengan 10. Ini berarti saat jarum
ampermeter menunjuk angka 10 kuat arus yang mengalir hanya 1 A. Jika
menunjukkan angka 5 berarti kuat arus yang mengalir 0,5 A. Secara umum hasil
pengamatan pada pembacaan ampermeter dapat dituliskan:

ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
skala yang ditunjukan jarum ampermeter
= x batas ukur ampermeter
skala maksimal

Bagaimana jika saat Anda mengukur kuat arus jarum menyimpang


melewati batas ukur maksimal? Ini berarti kuat arus yang Anda ukur lebih besar

26
dari batas ukur alat. Anda harus memperbesar batas ukur dengan menggeser batas
ukur jika masih memungkinkan. Jika tidak Anda harus memasang hambatan shunt
secara paralel pada Ampermeter seperti pada gambar 4 berikut ini.

Gambar Rangkaian hambatan Shunt (Rsh) Ampermeter untuk


memperbesar batas ukurnya.

Besar hambatan shunt yang dipasang pada Ampermeter tersebut adalah:

1
Rsh = RA
(𝑛−1)

Dengan, Rsh = Hambatan shunt satuannya Ω (dibaca Ohm)


𝐼𝐴
n= = Kelipatan batas ukur
𝐼

I = Batas ukur sesudah dipasang hambatan shunt (A)


IA = Batas ukur sebelum di pasang hambatan shunt (A)
RA = Hambatan dalam Ampermeter ( Ω )

2. Voltmeter

Voltmeter adalah alat untuk mengukur tegangan listrik atau beda


potensialantara dua titik. Voltmeter juga menggunakan galvanometer yang
dihubungkan seri dengan resistor. Coba Anda bedakan dengan Ampermeter!
Beda antara Voltmeter dengan Ampermeter adalah sebagai berikut:

27
a. Ampermeter merupakan galvanometer yang dirangkai dengan hambatan
shunt secara seri, Voltmeter secara paralel.
b. Hambatan Shunt yang dipasang pada Ampermeter nilainya kecil
sedangkan pada Voltmeter sangat besar.

Bagaimana menggunakan Voltmeter?


Menggunakan Voltmeter berbeda dengan menggunakan Ampermeter, dalam
menggunakan Voltmeter harus dipasang paralel pada kedua ujung yang akan
dicari beda tegangannya. Misalkan Anda kan mengukur beda tegangan antara
ujung-ujung lampu pada gambar

Gambar Rangkaian dengan sumber arus dc.

Anda cukup mengatur batas ukur pada alat dan langsung hubungkan dua kabel
dari voltmeter ke ujung-ujung lampu seperti pada gambar

Gambar Mengukur tegangan.


skala yang ditunjukan jarum voltmeter
ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 = x batas ukur
skala maksimal

28
Seperti pada saat Anda menggunakan Ampermeter, jika jarum pada voltmeter
melewati batas skala maksimal, berarti beda potensial yang Anda ukur lebih besar
dari kemampuan alat ukur. Sehingga Anda harus memperbesar batas ukur.
Caranya dengan memasang resistor (hambatan muka) secara seri pada voltmeter.
Seperti gambar

Gambar Rangkaian hambatan muka (Rm) pada Voltmeter untuk memperbesar


batas ukurnya.

Besar hambatan muka yang dipasang pada Voltmeter tersebut adalah:

Rm = (n – 1) Rv

Dengan, Rm = hambatan muka ( )


n = kelipatan batas ukur Voltmeter
Vv = batas ukur Voltmeter sebelum dipasang hambatan muka (Volt)
V = batas ukur Voltmeter setelah dipasang hambatan muka (Volt)
Rv = hambatan dalam Voltmeter ( Ω )

Penerapan Listrik Dinamis Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Coba perhatikan bola lampu di rumah! Bila bola lampu diberi tegangan
(V), apa yang terjadi? Yang terjadi adalah arus mengalir melalui filamen,
sehingga bola lampu menyala.
Tegangan yang diberikan pada suatu alat listrik seperti bola lampu harus
disesuaikan dengan tegangan yang seharusnya diperuntukkan bagi alat tersebut.
Jika lampu 220 V diberi tegangan 110 V, filamen lampu akan dialiri oleh arus

29
yang lebih kecil dari yang seharusnya sehingga lampu 220 V tersebut, menyala
redup. Sebaliknya jika lampu 110 V diberi tegangan 220 V, filamen lampu akan
dialiri oleh arus yang terlalu besar dari yang seharusnya sehingga lampu 110 V
filamennya terbakar.
Jadi Anda harus memahami, bila Anda mempunyai sesuatu alat listrik
harus dengan tegangan yang ada di rumah dan tegangan yang tercantum di alat
listrik tersebut.

30
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak, cara mengukur kuat arus
pada listrik dinamis adalah muatan listrik dibagai waktu dengan satuan muatan
listrik adalah coulumb dan satuan waktu adalah detik.
2. Hukum-hukum yang berlaku dalam listrik dinamis adalah :
2) Hukum Ohm, berbunyi “Besar kuat arus listrik dalam suatu penghantar
berbanding langsung dengan beda potensial (V) antara ujung-ujung
penghantar asalkan suhu penghantar tetap”.
3) Hukum I Kirchoff, berbunyi “Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke
suatu titik simpul sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari
titik simpul tersebut”.
4) Hukum II Kirchoff, berbunyi “Di dalam sebuah rangkaian tertutup,
jumlah aljabar gaya gerak listrik (ε) dengan penurunan tegangan (IR)
sama dengan nol”.
3. Arus searah atau direct current (DC ) adalah aliran elektro
d a r i s u a t u t i t i k ya n g e n e r g i potensialnya tinggi ke titik lain yang
energi potensialnya lebih rendah.
4. Arus searah dulu dianggap sebagai arus positif yang mengalir dari
ujung positif sumberarus listrik ke ujung negatifnya.

3.2 Saran
Setelah pembuatan makalah ini selesai, penulis memberikan saran agar
meningkatkan sumber daya alam agar meningkatkan kinerja sistematika
elektronika yang berkaitan dengan sistem digital dan analog, maupun rangkaian-
rangkaiannya.

31

Anda mungkin juga menyukai