Baca selengkapnya di Tirto.id dengan judul "Sejarah Hari Lahir Pancasila: Peran BPUPKI
dan PPKI", https://tirto.id/sejarah-hari-lahir-pancasila-peran-bpupki-dan-ppki-cpMp.
Jawab :
Jawab :
Jawab : Iman Kepada ( Allah, Malaikat, Rosul, Kitab, Hari kiamat, Qodo dan
Qodar )
. Coba baca
Jawab : Siap ( Terkadang ada testor menyediakan Al-Qur’an)
DAN terkadang kita suruh baca Surat Pendek (hafalkan minimal 10)
Jawab : Siap, saya tetap ikut takziah dan mendoakan sesuai agama saya
Jawab :
(jika jawab iya) meskipun itu di larang di agamamu (nomer 11) apakah
tetap kamu lakukan ? beserta alasannya
Jawab :
Apa yang kamu lakukan ketika di ajak menyimpang dari agamamu oleh
atasanmu (non muslim) ? jelaskan
Jawab :
Jawab : siap tidak setuju, karena saya sudah punya agama sendiri sesuai dengan
keyakinan saya
Jawab : siap
Jawab :
Jawab : Siap ada 5 (sebutkan secara urut dan hafalkan lambang setiap Sila serta
pengamalan nya )
Jawab : Siap, PKI adalah Partai Komunis Indonesia yang tidak mengenal adanya
Tuhan (Ideologi Komunis)
Jawab :
Jawab :
Tujuan DI TII ?
Jawab :
Apakah kamu setuju ketika Bulan Suci Ramadhan anggota FPI melakukan
swiping tempat malam, miras, perjudian dan sejenisnya ? jelaskan
Jawab : Siap setuju, asalkan sesuai prosedur yang berlaku dan mendapat ijin dari
aparat penegak hukum dan pihak berwajib
Jawab :
Jawab :
Jawab :
Jawab : siap
Jawab :
1. PENDAHULUAN
Bapak, Ibu sekalian, pada awal bulan kemaren yaitu 01 Juni telah diperingati
hari lahirnya Pancasila yang ke 66.
Kata Pancasila berasal dari kata Sansekerta (Agama Buddha) yaitu untuk
mencapai Nirwana diperlukan 5 Dasar/Ajaran, yaitu
1. Jangan mencabut nyawa makhluk hidup/Dilarang membunuh.
2. Jangan mengambil barang orang lain/Dilarang mencuri
3. Jangan berhubungan kelamin/Dilarang berjinah
4. Jangan berkata palsu/Dilarang berbohong/berdusta.
5. Jangan minum yang menghilangkan pikiran/Dilarang minuman keras.
Kemudian diadaptasi oleh orang jawa menjadi Molimo atau 5 M =
Madat/Mabok, Maling/Nyuri, Madon/Berzinah, Maen/Judi, Mateni/Bunuh
Sebagai dasar negara, Pancasila kembali diuji ketahanannya dalam era
reformasi sekarang. Merekahnya matahari bulan Juni 1945, 66 tahun yang lalu
disambut dengan lahirnya sebuah konsepsi kenegaraan yang sangat bersejarah bagi
bangsa Indonesia, yaitu lahirnya Pancasila.
Pancasila telah ada dalam segala bentuk kehidupan rakyat Indonesia, terkecuali
bagi mereka yang tidak Pancasilais. Pancasila lahir 1 Juni 1945, ditetapkan pada 18
Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945. Bunyi dan ucapan Pancasila yang
benar berdasarkan Inpres Nomor 12 tahun 1968 adalah satu, Ketuhanan Yang Maha
Esa. Dua, Kemanusiaan yang adil dan beradab. Tiga, Persatuan Indonesia. Empat,
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan. Dan kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3
segala bentuk kekafiran tak beragama akan ditolak oleh bangsa Indonesia yang
berTuhan dan beragama.
Diktatorisme juga ditolak, karena bangsa Indonesia berperikemanusiaan dan berusaha
untuk berbudi luhur. Kolonialisme juga ditolak oleh bangsa Indonesia yang cinta akan
kemerdekaan. Sebab yang keempat adalah, karena bangsa Indonesia yang sejati
sangat cinta kepada Pancasila, yakin bahwa Pancasila itu benar dan tidak
bertentangan dengan keyakinan serta agamanya.
Sehingga baik golongan muda maupun tua tetap memahami dan meyakini
bahwa Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tanpa adanya keraguan guna
memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia sehingga integritas
bangsa tetap terjaga kelestarianya.
Pancasila itu merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh dari kelima
silanya. Dikatakan sebagai kesatuan yang bulat dan utuh, karena masing-masing sila
dari Pancasila itu tidak dapat dipahami dan diberi arti secara sendiri-sendiri, terpisah
dari keseluruhan sila-sila lainnya. Memahami atau memberi arti setiap sila-sila secara
terpisah dari sila-sila lainnya akan mendatangkan pengertian yang keliru tentang
Pancasila. Semoga saja 45 Butir Pengamalan Pancasila ini dapat mengingatkan kita
akan nilai – nilai kebaikan yang patut kita amalkan dalam kehidupan berbangsa,
bernegara dan bermasyarakat:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
3. Persatuan Indonesia
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
6) Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan
Bapak, Ibu sekalian yang berbahagia, mari kita lihat kondisi bangsa Indonesia
saat ini yang telah terjadi krisis multidimensi melanda seluruh kehidupan bangsa ini
yang berakibat goyahnya 4 pilar kebangsaan yaitu : Pancasila, UUD 1945, NKRI dan
Bhinneka Tunggal Ika, maka kita sebagai warga Negara, sebagai prajurit wajib untuk
menegakkan 4 pilar kebangsaan yang merupakan bagian dari tugas pokok TNI untuk
tetap menjaga eksistensi bangsa tercinta ini.
Adapun yang menyebabkan kondisi bangsa Indonesia seperti ini diantaranya adalah :
Mari kita mengingat kembali tentang perkembangan Radikal Kiri kususnya PKI
yang telah membuat sejarah kelam bangsa Indonesia diwaktu lalu.
Pada tanggal 30 September 1965, adalah awal dari Gerakan 30 September (G30SPKI).
Pemberontakan ini merupakan wujud usaha mengubah unsur Pancasila menjadi
ideologi komunis. Hari itu, enam Jendral dan berberapa orang lainnya dibunuh
sebagai upaya kudeta. Namun berkat kesadaran untuk mempertahankan Pancasila
maka upaya tersebut mengalami kegagalan. Maka 30 September diperingati sebagai
Hari Peringatan Gerakan 30 September G30S-PKI dan tanggal 1 Oktober ditetapkan
sebagai Hari Kesaktian Pancasila, memperingati bahwa dasar Indonesia, Pancasila,
adalah sakti, tak tergantikan.
yang dinilai Neolib, namun hal itu dimanfaatkan untuk mengembangkan Sosialisme
sebagai solusi mengatasi permasalahan bangsa. Selain itu, PRD telah mengubah
asasnya menjadi Pancasila yang diduga merupakan strategi untuk meraih dukungan
publik dalam Pemilu 2014, sedangkan arti Pancasila yang sesungguhnya akan
dibiaskan sesuai kepentingan Raki. Sementara, kewenangan Jaksa Agung untuk
melarang peradaran buku yang dapat menganggu ketertiban umum menjadi hilang,
karena MK membatalkan dasar kewenangan tersebut (UU No. 55/1969 tentang
pernyataan berbagai Penetapan Presiden dan Peraturan Presiden sebagai Undang-
Undang jo Penetapan Presiden RI No. 4/1963 tentang pengamanan terhadap barang-
barang cetakan yang isinya dapat menganggu ketertiban umum). Hal itu
menjadikan buku-buku tentang komunisme diperkirakan akan semakin marak beredar
di masyarakat.
11
e. Ancaman Sila Kelima Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, berupa :
1) Adanya praktek monopoli menjamur dimana-mana, baik dalam
perdagangan, dalam mendapat proyek, bahkan dalam jabatan dan sekolahpun terjadi
monopoli tidak ada kesamaan hak secara adil.
2) Masih terjadi kekerasan terhadap sesama rakyat Indonesia, kekerasan
kepada bawahan oleh atasan dan kekerasan dalam rumah tangga.
3) Terjadi penindasan kepada yang lemah, ada pameo senang kalau
melihat orang lain susah, bila ada bawahan yang mapan pasti dicurigai bahkan bila
perlu dipindahkan ketempat lain supaya usahanya jadi macet dan berakibat hidupnya
susah.
4) Adanya kesewenang wenangan oleh pejabat dalam memperlakukan
wong cilik, bahkan kesewenangan tersebut diwujudkan dengan menyalahgunakan
kekuasaan untuk menindas, menghabisi bawahan dan sesamanya.
12
Pada akhirnya marilah kita mengingat kata-kata Panglima Besar kita Jenderal
Soedirman ketika memberikan amanat kepada pasukan hijrah di halaman Candi
Borobudur bulan Januari 1948 yang berbunyi :
“ Anak-anakku Tentara Indonesia, kalian bukanlah serdadu sewaan, tetapi tentara
yang berideologi, yang sanggup menempuh maut untuk keluhuran tanah airmu,
percaya dan yakinlah,….saya tetap memimpin kamu sekalian….”
Karena itu teladanilah nilai-nilai Pancasila sebagai Ideologimu.
Begitu menyejukkan kata-katanya masuk dalam hati sanubari anak buahnya,
Pak Dirman patut diteladani kepemimpinannya baik sebagai Komandan, Bapak, Guru,
dan Teman seperjuangan, namun dewasa ini para pemimpin TNI tidak ada lagi yang
sanggup seperti Jenderal Soedirman dalam kesederhanaannya, dalam
kepemimpinannya, dalam kejuangannya yang rela berkorban dan tanpa pamrih.
Tidak ada lagi terdengar kata-kata Hai..anak-anakku Tentara Indonesia,...yang sering
kita dengar adalah Hai..Monyet,..Hai..Anjing,..Hai Babi...hampir semua kebun
binatang dipanggil semua, apakah hal seperti ini yang diwariskan turun-temurun
kepada generasi TNI sampai sekarang ini. Semoga sadar bahwa kata-kata itu tidak
baik, tidak pantas dan bila perlu dilarang karena bila pimpinan mengucapkan kata-
13
kata kotor tersebut telah berbalik kepada dirinya sendiri yaitu menjadi bapaknya
Monyet.
6. PENUTUP
Dari uraian diatas maka dapatlah diambil suatu pelajaran bagi segenap Prajurit,
Pns sekalian yaitu :
a. Kesimpulan
Setelah memperhatikan isi dalam pembahasan di atas, maka dapat penulis tarik
kesimpulan sebagai berikut:
2) Fungsi utama filsafat Pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia yaitu:
a) Filasafat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
b) Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia
c) Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia
b. Saran
15