Anda di halaman 1dari 8

Persiapan Kemerdekaan

Indonesia

RAHMA PUTRI KHAIRUNNISA


XI MIPA 7
Perubahan kedudukan Jepang dalam Perang Pasifik
pada tahun 1944 mempengaruhi pemerintah
pendudukan Jepang di Indonesia. Jepang menerapkan
beberapa hebijakan-kebijakan baru yang memberi
peluang bagi usaha-usaha mempersiapkan
kemerdekaan di daerah yang didudukinya,
diantaranya:
Janji Perdana Menteri Koiso
Krisis ekonomi dan politik serta kedudukan Jepang yang semakin terdesak di
seluruh front perang pasifik telah menurunkan moral pasukannya, sehingga pada
tanggal 17 Juli 1944, Jenderal Hideki Tojo meletakkan jabatannya sebagai Perdana
Menteri. Sebagai penggantinya Jenderal Kuniaki Koiso yang bertugas memulihkan
kewibawaan Jepang di mata bangsa Asia. Oleh karena itu, ia menjanjikan
kemerdekaan kepada semua negara termasuk Indonesia.

Pada tanggal 7 September 1944, jenderal Koiso memberikan janji


kemerdekaan (kelak di kemudian hari) kepada rakyat Indonesia di depan sidang
Teikoku Ginkai (Parlemen lepang). Guna menunjukkan kesungguhan janji tersebut,
bendera Merah Putih boleh dikibarkan di kantor- Kantor pemerintahan
berdampingan dengan bendera Hinomaru.
PEMBENTUKAN BPUPKI

Salah satu implementasi dari janji kemerdekaan Perdana Menteri Koiso, pada tanggal
1 Maret 1945 pemerintah Pendudukan Jepang di Jawa melalui Panglima Bala
Tentara XVI, Jenderal Kumakichi Harada mengumumkan dibentuknya badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu
Junbi Cosakai. Tujuan dibentuknya badan ini adalah untuk mempelajari dan
menyelidiki hal-hal penting berkaitan dengan pembentukan negara Indonesia
merdeka. Badan ini beranggotakan 67 orang yang terdiri atas tokoh utama
pergerakan nasional Indonesia dari semua daerah dan aliran. Sebagai ketua
(kaico) BPUPKI adalah dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat, yang dibantu oleh
dua orng ketua muda, yakni R.P Suroso (Indonesia) dan Ichibangase (Jepang).
BPUPKI diresmikan pada tanggal 28 Mei 1945 di gedung Cuo Sangi In, Jakarta.
SIDANG 1 & 2

● Sebagai persiapan, BPUPKI melakukan dua kali sidang.


Sidang pertama dilakukan pada 29 Mei-1 Juni 1945. Sidang
ini bertujuan untuk menentukan rumusan dasar negara. Pada
kesempatan itu, Soepomo, Mohammad Yamin, dan Soekarno,
masing-masing mengajukan konsep yang telah mereka buat.
Pada 1 Juni 1945, terpilihlah rumusan dasar negara yang
diajukan oleh Soekarno, yang kelak kita kenal sebagai
Pancasila. Itulah mengapa tiap 1 Juni, kita peringati sebagai
Hari Lahirnya Pancasila.
● Adapun sidang kedua dilakukan pada 10-14 Juli 1945 dan
menghasilkan rumusan Undang-Undang Dasar lengkap
dengan pembukaannya (preambule).
Sebagai tindak lanjut, pada 22 Juni 1945, dibentuklah panitia kecil
beranggotakan sembilan orang yang disebut dengan Panitia
Sembilan. Panitia sembilan bertugas untuk mematangkan rumusan
dasar negara. Panitia ini kemudian menghasilkan Piagam Jakarta (Jakarta
Charter). Pada piagam ini, termuat rumusan dasar negara yang setelah
beberapa perubahan menjadi Pancasila, seperti yang kita kenal hari ini. 
1. Panitia Perancang Undang-Undang Dasar
Sidang kedua BPUPKI membahas rancangan UUD. BPUPKI kemudian
membentuk panitia kecil yang beranggotakan 19 orang yang dinamakan Panitia
Perancang UUD yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Panitia ini sepakat menyetujui
isi Piagam Jakarta sebagai inti pembukaan UUD. Guna merumuskan batang
tubuh UUD, Panitia Perancang UUD membentuk panitia yang beranggotakan
tujuh orang yang diketuai oleh Soepomo.Laporan hasil kerja panitia ini diterima
oleh BPUPKI pada tanggal 14 Juli 1945, yang berupa tiga hal berikut:
a) Pernyataan Indonesia Merdeka
b) Pembukaan UUD
c) Batang Tubuh UUD yang kemudian disebut UUD

Beberapa pokok penting dalam batang tubuh UUD


yang disepakati, antara lain wilayah negara (sama
dengan Hindia Belanda); bentuk negara kesatuan;
pemerintah republik; bendera nasional sang merah
putih dan bahasa indonesia sebagai bahasa nasional.
PPKI

Pada 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan oleh pemerintah Jepang karena


dianggap telah menyelesaikan tugasnya. Kemudian, pada 12 Agustus
1945, dibentuklah PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu
Junbi Inkai dalam bahasa Jepang. Panitia ini diketuai oleh Soekarno dan
beranggotakan 21 orang. Tugas PPKI adalah untuk melanjutkan tugas-tugas
organisasi sebelumnya, yaitu BPUPKI dalam mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia.
Sekian Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai