Anda di halaman 1dari 26

Tentangku...

Senin, 18 November 2013


AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR#1


Karakteristik Perusahaan Manufaktur

Perusahaan manufaktur (manufacturing firm) adalah perusahaan yang kegiatannya


mengolah bahan baku menjadi barang jadi kemudian menjual barang jadi tersebut.
Kegiatan khusus dalam perusahaan manufaktur adalah pengolahan bahan baku
menjadi barang jadi. Kegiatan ini sering disebut proses produksi. Kegiatan produksi,
apabila digambarkan akan nampak seperti di bawah ini:

Bidang akuntansi yang menangani masalah produksi disebut akuntansi biaya (cost
accounting). Tujuannya, menetapkan beban pokok produksi barang jadi. Bab ini akan
membahas sesuai ruang lingkup yang telah disebutkan, yakni penetapan beban pokok
produksi. Titik berat pembahasan masih diletakkan pada pengenalan terhadap
proses akuntansi dan laporan khusus untuk perusahaan manufaktur.

Masalah Khusus Perusahaan Manufaktur


Dibandingkan dengan perusahaan dagang, masalah khusus dalam akuntansi
perusahaan manufaktur adalah persediaan, biaya pabrikasi (manufacturing costs),
biaya produksi dan beban pokok produksi.

Persediaan (Inventory)

Berdasarkan perusahaan dagang, dalam perusahaan manufaktur biasanya terdiri dari


tiga macam, yakni:
1. Persediaan bahan baku (raw materials inventory)
2. Persediaan barang dalam proses (work in process inventory)
3. Persediaan barang jadi (finished goods inventory)
Persediaan bahan baku melaporkan harga pokok bahan baku yang ada pada tanggal
neraca. Bahan baku adalah barang-barang yang digunakan dalam proses produksi.
Persediaan dalam proses terdiri dari biaya bahan baku dan biaya-biaya manufaktur lain
yang telah terjadi untuk memproduksi barang yang belum selesai. Untuk
menyelesaikannya masih diperlukan tambahan biaya. Persediaan barang jadi terdiri
dari total biaya pabrik untuk barang-barang yang telah selesai diproduksi, tetapi belum
dijual. Sebuah perusahaan manufaktur dengan demikian harus menyediakan tiga
perkiraan untuk persediaan.

Biaya Manufaktur (Manufacturing Cost)

Biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan manufaktur selama suatu periode disebut
biaya manufaktur (manufacturing cost), atau lebih dikenal dengan biaya pabrik. Biaya
ini digunakan untuk menyelesaikan barang yang masih sebagian selesai di awal
periode, barang-barang yang dimasukkan dalam proses produksi periode itu dan
barang-barang yang baru dapat diselesaikan sebagian di akhir periode. Pada
dasarnya biaya pabrik dapat dikelompokkan menjadi:
a. Biaya bahan baku (raw materials cost) yaitu biaya untuk bahan-bahan yang dapat
dengan mudah dan langsung diidentifikasikan dengan barang jadi. Contoh bahan baku
adalah kayu bagi perusahaan mebel atau tembakau bagi perusahaan rokok.
b. Biaya tenaga kerja lansung (direct labor cost) adalah biaya untuk tenga kerja yang
menangani secara langsung proses produksi atau yang dapat diidentifikasikan
langsung dengan barang jadi. Contoh buruh langsung adalah tukang kayu dalam
perusahaan mebel atau pelinting rokok dalam perusahaan rokok (Sigaret Kretek
Tangan = SKT).
c. Biaya overhead pabrik (overhead cost) adalah biaya-biaya pabrik selain bahan baku
dan tenga kerja langsung. Biaya ini tidak dapat diidentifikasikan secara langsung
dengan barang yang dihasilkan.
Contoh biaya overhead pabrik adalah:
(1) bahan pembantu (kadangkadang disebut: bahan tidak langsung (indirect materials)
misalnya perlengkapan pabrik (mur, baut dan pelitur dalam perusahaan mebel);
(2) tenga kerja tidak langsung (indirect labor) yaitu tenaga kerja yang pekerjaannya
tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan barang yang dihasilkan, misalnya
gaji mandor;
(3) pemeliharaan dan perbaikan (maintenance and repair);
(4) listrik, air telepon dan lainlain.

Ketiga jenis biaya manufaktur ini dapat dihubungkan dan dilihat keterkaitannya dengan
memperhatikan bagan yang diilustrasikan di bawah ini.

Biaya Produksi (Production Cost) dan Biaya Periode (Period Cost)

Biaya produksi (production cost) adalah biaya yang dibebankan dalam proses produksi
selama suatu periode. Biaya ini terdiri dari persediaan barang dalam proses awal
ditambah biaya pabrikasi (manufacturing cost), kemudian dikurangi dengan persediaan
barang dalam proses akhir. Biaya pabrikasi adalah semua biaya yang berhubungan
dengan proses produksi. Tiga komponen biaya yang terdapat dalam biaya produksi
adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. Biaya
overhead adalah semua biaya pabrikasi (semua biaya yang terkait dengan proses
produksi) yang bersifat tidak langsung, termasuk biaya-biaya yang dibebankan
pada persediaan dalam proses pada akhir periode. Biaya overhead ini seringkali tidak
dapat diatribusikan/dilekatkan pada masing-masing unit produk yang dikerjakan secara
spesifik. Karena biaya ini biasanya dinikmati bersama selama proses produksi
berlangsung. Dalam situasi tertentu dapat pula disebut sebagai biaya bersama
(common cost). Biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung sering pula
disebut sebagai biaya utama (prime cost), yaitu biaya yang merupakan komponen
utama dari produk yang dibuat dan dapat dengan mudah diatribusikan pada masing-
masing unit produk yang dikerjakan atau dibuat. Biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead sering pula disebut sebagai biaya konversi (conversion cost), yaitu biaya
yang dikeluarkan atau terjadi sehingga bahan baku dapat diubah menjadi produk jadi.
Kelompok biaya lain selain biaya produksi adalah biaya periode (period cost), yaitu
biaya nonpabrikasi yang dikeluarkan atau terjadi selama periode berjalan dalam rangka
operasional perusahaan. Biaya ini dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni beban
penjualan atau pemasaran dan beban-beban administratif. Klasifikasi biaya
yang berbeda-beda ini dilakukan agar dapat mengukur kinerja atau prestasi masing-
masing bagian secara lebih fair. Kata lainnya adalah, alokasi yang tepat akan dapat
meningkatkan pertanggungjawaban masingmasing bagian. Sehingga sebuah beban,
bisa jadi teralokasikan ke dalam pos-pos yang berbeda walaupun jenisnya sama.
Beban depresiasi komputer, misalnya, bisa jadi merupakan kelompok biaya overhead,
jika komputer tersebut berada di atau dipergunakan untuk kegiatan oleh departemen
produksi. Mungkin juga merupakan beban pemasaran/penjualan jika komputer tersebut
dimanfaatkan oleh bagian tersebut. Atau boleh jadi pula beban depresiasi komputer
tersebut merupakan kelompok beban adminstratif jika komputernya digunakan oleh
bagian kantor atau administrasi. Oleh karena itulah kita harus dapat
mengklasifikasikan setiap beban ke dalam kelompok biaya yang tepat karena
berdasarkan laporan tersebut kinerja suatu bagian/seseorang akan diukur.

Beban pokok produksi (Cost of Goods Manufactured)

Biaya barang yang telah diselesaikan selama suatu periode disebut beban pokok
produksi barang selesai (cost of goods manufactured) atau disingkat dengan beban
pokok produksi. Harga pokok ini terdiri dari biaya pabrik ditambah persediaan dalam
proses awal periode dikurangi persediaan dalam proses akhir periode. Beban
pokok produksi selama suatu periode dilaporkan dalam laporan harga produksi (cost of
goods manufactured statement). Laporan ini merupakan bagian dari beban pokok
penjualan (cost of goods sold).
Akuntansi Perusahaan Manufaktur
Seperti telah dijelaskan, siklus akuntansi meliputi tahap pencatatan dan tahap
pengikhtisaran yang terdiri dari:
Tahap pencatatan
1. Pembuatan atau penerimaan bukti transaksi
2. Pencatatan dalam jurnal
3. Pemindahanbukuan ( posting ) ke buku besar
Tahap pengikhtisaran
4. Pembuatan neraca saldo
5. Pembuatan neraca lajur dan jurnal penyelesaian
6. Penyusunan laporan keuangan
7. Pembuatan jurnal penutup
8. Pembuatan neraca saldo penutup
9. Pembuatan jurnal balik

Bab ini tidak akan membahas tahap demi tahap siklus tersebut.
Pembahasan perusahaan manufaktur di sini lebih pada menguraikan tahap-tahap
tersebut secara garis besar saja. Penekanan diberikan pada proses akuntansi untuk
masing-masing akun/rekening/perkiraan perusahaan manufaktur (ketiga istilah ini
dipakai seluruhnya, secara bergantian, sepanjang pembahasan dalam buku ini untuk
menunjukkan bahwa ketiganya merupakan istilah yang lazim dipakai sehari-hari
dalam praktik pada DU/DI). Namun demikian, tetap diharapkan bahwa pemaparan
berikut ini telah mencakup semua pemahaman minimal yang diperlukan untuk dapat
menjalankan proses akuntansi pada sebuah perusahaan manufaktur.

Bahan Baku (Raw Materials)

Pembelian bahan baku, seperti halnya perusahaan dagang, dicatat dalam buku
pembelian (untuk pembelian kredit) dan buku pengeluaran kas (untuk pembelian tunai).
Pembayaran hutang yang bersangkutan dicatat dalam buku pengeluaran kas. Di buku
besar, pembelian bahan baku dicatat dalam rekening pembelian dan rekening-rekening
lain yang berhubungan, misalnya potongan pembelian serta pembelian retur
dan pengurangan harga. Pengeluaran bahan baku dari gudang untuk produksi tidak
dicatat.
Jadi, seperti dalam perusahaan dagang, perkiraan persediaan bahan baku hanya
digunakan untuk menampung ayat jurnal penyesuaian pada akhir periode. Jurnal
penyesuaian dibuat untuk nilai persediaan yang ada di awal dan akhir periode.
Sementara itu, nilai persediaan ditentukan dengan mengadakan penghitungan fisik.
Jurnal penyesuaian untuk persediaan (awal dan akhir) dilakukan terhadap rekening
Ikhtisar Beban pokok produksi.

Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)

Pembayaran gaji kepada tenaga kerja langsung dicatat dalam buku pengeluaran kas.
Dalam buku perlu disediakan perkiraan tersendiri untuk biaya buruh langsung. Pada
akhir periode dibuatkan jurnal penyesuaian untuk upah yang masih belum saatnya
dibayar. Pembebanan biaya buruh langsung dilakukan dengan mambuat jurnal penutup
ke rekening Ikhtisar Beban pokok produksi.

Biaya Overhead Pabrik (Overhead)

Biaya ini terdiri dari berbagai jenis, misalnya: bahan pembantu, tenga keja tidak
langsung, gaji, listrik, telepon, perlengkapan pabrik, pemeliharaan dan perbaikan,
asuransi, penyusutan bangunan pabrik, penyusutan mesin-mesin pabrik, penyusutan
kendaraan pabrik, penyusutan peralatan pabrik dan lain-lain. Untuk tiap-tiap jenis
biaya dapat dibuatkan rekening tersendiri di buku besar. Atau, kalau ingin
lebih sederhana, dalam buku besar hanya disediakan satu rekening saja yaitu biaya
overhead pabrik sebagai rekening induk (sesungguhnya). Rincian biaya overhead
pabrik ke dalam tiap-tiap jenis biaya dicatat dalam buku tambahan. Pembelian biaya
overhead pabrik, misalnya pembelian bahan pembantu, dicatat dalam buku pembelian.
Pembayarannya, dicatat dalam buku pengeluaran kas. Pembebanan biaya overhead
pabrik ke dalam produksi dilakukan dengan membuat jurnal penutup atas rekening
yang bersangkutan. Rekening lawanya adalah Ikhtisar Beban pokok produksi.

Persediaan dalam Proses ( Work in Process Inventory )

Proses produksi adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus. Sementara itu,
akuntansi harus melaporkan informasi keuangan secara berkala. Akibatnya, pada saat
laporan keuangan harus dibuat, terdapat kemungkinan adanya sebagian barang yang
belum selesai diproses. Walaupun demikian, biaya yang telah terjadi untuk barang itu,
tetap harus dilaporkan. Inilah yang dicantumkan sebagai persediaan dalam proses.
Untuk memperoleh beban pokok produksi barang yang telah selesai, biaya pabrik
ditambah dengan nilai persediaan dalam proses di awal periode dan dikurangi dengan
nilai persediaan dalam proses di akhir periode.
Pesediaan dalam proses, baik di awal maupun akhir periode diperoleh dengan jalan
melakukan penghitungan phisik. Untuk sementara, jangan diperhatikan dahulu
bagaimana menghitung nilai persediaan dalam proses. Yang perlu diketahui adalah
bahwa nila ini terdiri dari biaya bahan baku, buruh langsung dan biaya pabrikase
yang telah terjadi sampai dengan saat dilaporkan. Untuk mencatat nilai persediaan
dalam proses, dibuatkan rekening yang diberi nama: “Persediaan dalam Proses”. Pada
akhir periode dibuat jurnal penyesuaian untuk menghilangkan persediaan dalam proses
awal dan membebankannya ke proses produksi. Sementara itu, jurnal penyesuaian lain
untuk menimbulkan persediaan dalam proses yang ada pada akhir periode. Rekening
lawan yang digunakan dalam jurnal penyesuaian tersebut adalah Ikhtisar Beban pokok
produksi.
Di bawah ini (pada halaman berikut) diberikan ilustrasi tentang alur pembebanan biaya
ke dalam proses produksi hingga pengakuan beban pokok penjualan. Alur ini
digambarkan dalam bentuk hubungan di antara buku besar perkiraan-perkiraan yang
terkait dengan proses produksi dalam sebuah perusahaan manufaktur. Kita dapat
melihat di situ, apa saja perkiraan yang terkait dan harus dibuatkan jurnalnya selama
proses produksi berlangsung, dan kapan masing-masing perkiraan tersebut harus
didebitkan atau dikreditkan. Tentu saja, ilustrasi tersebut menggambarkan pencatatan
yang harus dibuat ketika perusahaan menerapkan metode perpetual untuk
persediaannya.
AKUNTANSI
UNTUK PERUSAHAAN PENGOLAHAN / MANUFAKTUR#2

Perusahaan pengolahan / manufaktur: perusahaan yang mengolah bahan mentah


(bahan baku) menjadi barang jadi.

Klasifikasi persediaan pada perusahaan pengolahan :


 Persediaan Bahan Baku
 Persediaan Barang Dalam Proses
 Persediaan Barang Jadi
Laporan Keuangan
Laporan Keuangan perusahaan manufaktur hampir sama dengan laporan keuangan
perusahaan dagang. Perbedaannya terletak pada bagian Aktiva Lancar di Neraca dan
Harga Pokok Penjualan di Laporan Rugi-Laba.
Neraca
Perbandingan Neraca Perusahaan Dagang dan Perusahaan Manufaktur:

Perusahaan Dagang Perusahaan Manufaktur


Neraca sebagian
Neraca sebagian 31 Desember 2010
31 Desember 2010
Aktiva Lancar: Aktiva Lancar:
Kas Rp Kas Rp
1.000 1.200
Piutang (bersih) 13.000 Piutang (bersih) 4.000
Persediaan Barang 9.000 Persediaan:
Dagangan
Sewa Dibayar di Muka 2.900 Barang Jadi Rp
15.000
25.900 Barang Dalam Proses 18.000
Bahan Baku 9.000
42.000
Sewa Dibayar di 1.600
Muka
48.800
Laporan Rugi-Laba
Perbandingan bagian Harga Pokok Penjualan di Laporan Rugi-Laba antara Perusahaan
Dagang dan Perusahaan Manufaktur:
Perusahaan Dagang
Laporan Rugi-Laba sebagian
Periode Tahun 2010
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan Barang Dagangan 1 Januari ………… Rp 10.000
(+) Pembelian Bersih …………………..…………… 99.250
Barang Tersedia Untuk Dijual ……………………… Rp 109.250
(-) Persediaan Barang Dagangan 31 Desember … 9.000
Harga Pokok Penjualan ……………………………. Rp 100.250
Perusahaan Manufaktur
Laporan Rugi-Laba sebagian
Periode Tahun 2010
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan Barang Jadi 1 Januari …………………. Rp 12.000
(+) Harga Pokok Produksi (lihat skedul) …………… 688.000
Barang Tersedia Untuk Dijual ………………………. Rp 700.000
(-) Persediaan Barang Jadi 31 Desember …………. 15.000
Harga Pokok Penjualan Rp 685.000

Komponen yang berbeda digambarkan secara skematis sbb:

Perusahaan Dagang:

Persediaan Barang + Pembelian - Persediaan Barang = Harga Pokok


Dagangan (Awal) Bersih Dagangan (Akhir) Penjualan

Perusahaan Manufaktur:

Persediaan Barang + Harga Pokok - Persediaan Barang = Harga Pokok


Jadi (Awal) Produksi Jadi (Akhir) Penjualan
Pada perusahaan manufaktur diperlukan banyak rekening untuk menentukan harga
pokok produksi, tetapi dalam Laporan Rugi-Laba hanya disajikan totalnya saja,
sedangkan rinciannya disajikan dalam Skedul Harga Pokok Produksi.

Contoh Skedul Harga Pokok Produksi (merupakan lampiran Laporan Rugi-Laba di


atas):

Skedul Harga Pokok Produksi


Tahun 2010

Persediaan Barang Dalam Proses 1 Januari ………………….. Rp


10.000
Ditambah:
Bahan Baku:
Persediaan 1 Januari ……………….. Rp
5.000
Ditambah: Pembelian ………………. 100.000
Tersedia Dipakai …………..………...
105.000 105
Dikurangi : Persediaan 31 Desember 9.000
Bahan Baku Dipakai ……………………………….. Rp
96.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung …………………….….
200.000
Biaya Overhead Pabrik:
Tenaga Kerja Tidak Langsung ..…… Rp
50.000
Listrik dan Air ………………………… 140.000
Bahan Habis Pakai Pabrik …………. 30.000
Penyusutan Gedung Pabrik ………... 120.000
Penyusutan Mesin …………………... 60.000
Total Biaya Overhead Pabrik ……………………… 400.000
Total Biaya Produksi tahun ini …………………………………… 696.000
Total Biaya Barang Dalam Proses ………………………………… 706.000
Dikurangi:
Persediaan Barang Dalam Proses 31 Desember …………….. 18.000
Harga Pokok Produksi ……………………………………………… 688.000
HARGA POKOK PRODUKSI
Biaya produksi atau Harga Pokok Produksi (Cost of Goods Manufactured) merupakan
kumpulan dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan mengolah bahan
baku sampai menjadi barang jadi.

Biaya-biaya tersebut terdiri dari:


 Biaya Bahan Baku (disingkat BBB)
 Biaya Tenaga Kerja Langsung ( disingkat BTKL)
 Biaya Overhead Pabrik (disingkat BOP)
Biaya Bahan Baku
 Biaya Bahan Baku adalah harga perolehan (harga pokok) seluruh substansi / materi
pokok yang terdapat pada barang jadi.
 Bahan baku merupakan bagian Barang jadi yang dapat ditelusur keberadaannya.
 Bahan baku pada sebuah pabrik dapat berasal dari Barang jadi pabrik yang lain.

Biaya Tenaga Kerja Langsung

 Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang memiliki kinerja langsung terhadap
proses pengolahan barang, baik menggunakan kemampuan fisiknya maupun dengan
bantuan mesin.
 Tenaga kerja langsung memperoleh kontraprestasi yang dikategorikan sebagai Biaya
tenaga kerja langsung. Jadi, Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah semua
kontraprestasi yang diberikan kepada tenaga kerja langsung.

Biaya Overhead Pabrik

 Biaya Overhead Pabrik adalah biaya-biaya yang timbul dalam proses pengolahan, yang
tidak dapat digolongkan dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
 Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya overhead pabrik, a.l.:
 Biaya tenaga kerja tidak langsung, seperti Upah pengawas, mandor, mekanik, bagian
reparasi, dll
 Biaya bahan penolong, yaitu macam-macam bahan yang digunakan dalam proses
pengolahan, tetapi kuantitasnya sangat kecil dan tidak dapat ditelusur keberadaannya
pada barang jadi.
 Biaya penyusutan gedung pabrik, Biaya penyusutan mesin, dll

SIKLUS AKUNTANSI

 Siklus akuntansi perusahaan manufaktur sama dengan siklus akuntansi perusahaan


dagang.

 Akuntansi perusahaan manufaktur dengan sistem fisik:

 Rekening Persediaan Bahan Baku hanya digunakan untuk mencatat nilai bahan baku
yang masih tersisa, baik di awal maupun akhir periode.

Transaksi pembelian Bahan baku tidak dicatat ke rekening Persediaan Bahan Baku,
tetapi dicatat ke rekening Pembelian Bahan Baku, seperti terlihat pada jurnal berikut:

Mei 17 Pembelian Bahan Baku Rp 100.000


Kas / Utang Dagang Rp 100.000
 Rekening Persediaan Barang Dalam Proses hanya digunakan untuk mencatat nilai
barang yang masih dalam proses, baik di awal maupun akhir periode.

 Rekening Persediaan Barang Jadi hanya digunakan untuk mencatat nilai barang jadi
pada awal dan akhir periode.

 Jurnal penyesuaian untuk perusahaan manufaktur sama dengan jurnal penyesuaian


untuk perusahaan dagang.

 Neraca Lajur untuk perusahaan manufaktur pada prinsipnya sama dengan neraca lajur
untuk perusahaan dagang, tetapi ditambahkan kolom untuk skedul harga pokok
produksi.

 Contoh Neraca Lajur Sebagian:


Perusahaan Manufaktur
Neraca Lajur sebagian
Periode tahun 2010
Nama Rekening NSSD Harga Pokok Poduksi Laporan Rugi-Laba Neraca
Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit
Persediaan Barang Jadi 12.000 12.000 15.000 15.000
Persed. Barang Dlm. Proses 10.000 10.000 18.000 18.000
Persediaan Bahan Baku 5.000 5.000 9.000 9.000
Pembelian Bahan Baku 100.000 100.000
Biaya Tenaga Kerja Lgsg. 200.000 200.000
Biaya Tenaga Kerja Tak Lgsg. 50.000 50.000
Biaya Listrik dan Air 140.000 140.000
Biaya Bahan Habis Pakai 30.000 30.000
Biaya Penyst. Gedung Pabrik 120.000 120.000
Biaya Penyst. Mesin 60.000 60.000
Biaya Pemasaran 40.000 40.000
Penjualan 1.500.000 1.500.000
………. ……….. 715.000 27.000
Harga Pokok Produksi 688.000
715.000 715.000

JURNAL PENUTUP

Jurnal penutup untuk perusahaan manufaktur berbeda dengan perusahaan dagang.


Dalam perusahaan manufaktur, rekening Harga Pokok Produksi digunakan untuk
menutup semua rekening yang akan dilaporkan di Skedul Harga Pokok Produksi.
Saldo rekening ini kemudian ditransfer ke rekening Ikhtisar Rugi-Laba.

Contoh:

Des. 3 Harga Pokok Produksi Rp 715.000


1 Persediaan Barang Dalam Proses Rp 10.000
Persediaan Bahan Baku 5.000
Pembelian Bahan Baku 100.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung 200.000
Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung 50.000
Biaya Listrik dan Air 140.000
Biaya Bahan Habis Pakai 30.000
Biaya Penyusutan Gedung Pabrik 120.000
Biaya Penyusutan Mesin 60.000
(untuk menutup rekening-rekening Persediaan
Bahan Baku awal, Barang Dalam Proses awal, dan
rekening-rekening Biaya produksi)

3 Persediaan Barang Dalam Proses Rp 18.000


1 Persediaan Bahan Baku 9.000
Harga Pokok Produksi Rp 27.000
(untuk mencatat persediaan akhir barang dalam
proses dan bahan baku)
3 Persediaan Barang Jadi Rp 15.000
1 Penjualan 1.500.000
Ikhtisar Rugi-Laba Rp 1.515.000
(untuk mencatat persediaan akhir barang jadi dan
menutup rekening penjualan)
3 Ikhtisar Rugi-Laba Rp 700.000
1 Persediaan Barang Jadi Rp 12.000
Harga Pokok Produksi 688.000
(untuk menutup rekening persediaan awal barang
jadi dan harga pokok produksi)
3 Ikhtisar Rugi-Laba Rp 40.000
1 Biaya Pemasaran Rp 40.000
(untuk menutup biaya pemasaran)

Contoh Soal Dasar Akuntansi Perusahaan Manufaktur


Kasus 1.
Persediaan barang dalam proses awal Rp. 40.000,Persediaan bahan baku awal Rp.
60.000 sedangkan bahan baku tersedia dipakai sebanyak Rp. 810.000 jumlah
pemakaian bahan baku Rp. 785.000, BTKL Rp. 500.000
Biaya TKTL Rp. 220.000, bahan penolong Rp. 50.000, BOP lain2 Rp. 50.000,biaya
asuransi mesin Rp. 12.000,biaya sewa gedung pabrik Rp. 160.000 dan biaya depresiasi
mesin pabrik Rp, 50.000 sedangkan persediaan barang dalam proses akhir periode Rp.
30.000
Hitunglah besarnya Harga Pokok Produksinya.

Jawab:
Persediaan Barang Dalam Proses Awal Rp. 40.000
Pemakaian Bahan baku:
Persediaan bahan baku awal Rp. 60.000
Pembelian bahan baku Rp. 750.000+
Bahan baku tersedia dipakai Rp. 810.000
Persediaan baham baku akhir Rp. 25.000-
Pemakaian bahan baku Rp. 785.000
Biaya TKL Rp. 500.000
BOP
BTKTL Rp. 220.000
Biaya Bahan Penolong Rp. 50.000
BOP lainnya Rp. 50.000
Biaya Asuransi Mesin Rp. 12.000
Biaya sewa gedung pabrik Rp. 160.000
Biaya penyusutan Mesin pabrik Rp. 50.000+
Rp 542.000+
Biaya Produksi Rp.1.827.000+
Barang Siap Digunakan Rp.1.867.000
Persediaan Barang Dalam Proses Akhir Rp. 30.000-
Harga Pokok Produksi Rp.1.837.000
==========

Kasus 2.
PT BSI memiliki Persediaan bahan baku awal tahun atau 1 Januari 2010 Rp.
1.000.000,Pembelian bahan baku selama tahun 2010 Rp. 10.000.000 sedangkan
persediaan akhir bahan baku per 31 desember 2010 Rp. 500.000
Pertanyaan:
a. Hitunglah pemakaian bahan baku selama tahun 2010
b. Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan bahan baku.

Jawab:
a. Biaya pemakaian bahan baku
Persediaan bahan baku 1 Januari 2010 Rp. 1.000.000
Pembelian selama 2010 Rp. 10.000.000+
Bahan baku siap untuk dipakai Rp. 11.000.000
Persediaan bahan baku per 31 desember 2010 Rp. 500.000-
Biaya Pemakaian bahan baku tahun 2010 Rp. 10.500.000

b. Jurnal pembelian bahan baku


Pembelian Rp. 10.000.000
Kas/utang Rp. 10.000.000

Jurnal pemindahan pembelian bahan baku ke persediaan bahan baku pada akhir
periode (AJP)
Persediaan bahan baku Rp. 10.000.000
Pembelian Rp. 10.000.000

Jurnal pemakaian bahan baku (AJP)


Persediaan barang DP Rp. 10.500.000
Persediaan bahan baku Rp. 10.500.000

Kasus 3.
PT. BSI mengeluarkan biaya TKL selama 2010 sebesar Rp. 5.000.000
Buatlah jurnal pencatatan yang berhubungan dengan BTKL

Jawab:
Pada saat membayar BTKL
Biaya gaji/upah Rp. 5.000.000
Kas Rp. 5.000.000

Pada saat akhir periode melalui AJP dipindahkan persediaan BDP


Persediaan BDP Rp. 5.000.000
Biaya gaji/upah Rp. 5.000.000

Kasus 4.
PT.BSI membayar perskot asuransi mesin pabrik Rp. 40.000 untuk masa 2
tahun,BTKTL Rp. 500.000 yang belum dibayar per 31 desember 2010 Rp. 50.000,Biaya
bahan penolong Rp. 100.000, biaya sewa gedung Rp. 400.000 80% dibebankan pabrik
yang 20% dibebankan biaya kantor, BOP lainnya Rp. 25.000, Biaya penyusutan mesin
pabrik 10% dari harga perolehan Rp. 1.000.000
Buatlah pencatatan yang dilakukan PT BSI berhubungan dengan BOP

Jawab:
Pada Saat pembayaran
a. Porskot asuransi Rp.40.000
Kas Rp. 40.000

b. BTKTL Rp.500.000
Kas Rp. 500.000

c. Biaya sewa gedung Rp. 400.000


Kas Rp. 400.000

d. BOP lain2 Rp. 25.000


Kas Rp. 25.000

e. Jurnal AJP pembebanan kemasing2 jenis biaya


1. Asuransi ½ x Rp. 40.000 = Rp. 20.000
Biaya Asuransi mesin pabrik Rp. 20.000
Porskot asuransi mesin pabrik Rp. 20.000

2. Biaya TK yang belum dibayar Rp. 50.000


BTKTL Rp. 50.000
Hutang BTKTL Rp. 50.000

3. Pembebanan Biaya BP Rp. 100.000


Biaya BP Rp. 100.000
Persediaan BP Rp. 100.000

4. Biaya sewa gedung pabrik 80% x Rp. 400.000 = Rp. 320.000


Biaya sewa gedung kantor Rp. 80.000
Biaya sewa gedung pabrik Rp. 320.000
Biaya sewa gedung Rp. 400.000

5. Biaya penyusutan mesin 10% x Rp. 1.000.000 = Rp. 100.000


Biaya penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000
Akumulasi penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000

6. BOP Rp. 1.115.000


Biaya BP Rp. 100.000
BTKTL Rp. 550.000
Biaya asuransi mesin pabrik Rp. 20.000
BOP lain-lain Rp. 25.000
Biaya penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000
Biaya sewa gedung pabrik Rp. 320.000

7. Persediaan barang dalam proses Rp. 1.115.000


BOP Rp. 1.115.000

Kasus 5.
Dari data kasus diatas jika persediaan awal barang dalam proses Rp. 80.000 dan
persediaan akhir barang dalam proses Rp. 60.000 hitunglah Harga Pokok Produksinya

Jawab
Persediaan awal barang dalam proses Rp. 80.000
Biaya barang dalam proses Rp 16.615.000 +
Rp.16.695.000
Persediaan akhir barang dalam proses Rp. 60.000 -
Harga Pokok Produksi Rp.16.635.000
============

Kasus 6.
Pada data PT. BSI diatas jika ditambahkan jumlah persediaan awal barang jadi per 1
januari 2010 Rp. 200.000 dan persediaan akhir 31 Desember 2010 untuk barang jadi
Rp. 100.000.
Hitunglah Harga Pokok Penjualannya

Jawab:
Persediaan awal barang jadi 1 januari 2010 Rp. 20.000
Harga Pokok Produksi Rp.16.635.000+
Rp.16.655.000
Persediaan akhir barang jadi 31 desember 2010 Rp. 100.000 -
Harga Pokok Penjualan Rp.16.555.000
===========

SOAL KASUS UNTU NERACA LAJUR PERUSAHAAN MANUFAKTUR


Data Keuangan untuk Neraca Saldo per 31 desember 2010 PT. BSI adalah sebaga
berkut:
Kas Rp. 100.000
Persediaan bahan baku Rp. 120.000
Persediaan barang dalam proses Rp. 80.000
Persediaan barag jadi Rp. 200.000
Porskot asuransi Rp. 48.000
Mesin pabrik Rp. 1.000.000
Perabot kantor Rp. 200.000
Pembelian bahan baku Rp. 1.500.000
Biaya BTKL Rp. 1.000.000
BTKTL Rp. 400.000
Pemakaian Bahan penolong Rp. 100.000
Biaya sewa gedung Rp. 400.000
BOP lain2 Rp. 100.000
Biaya administrasi kantor Rp. 200.000
Akumulasi penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000
Akumulasi penyusutan perabot kantor Rp. 40.000
Modal saham Rp. 1.000.000
Laba ditahan Rp. 308.000
Penjualan Rp. 4.000.000
Jumlah Rp. 5.448.000 Rp. 5.448.000
=========== =============

Data Untuk AJP adalah sebagai berikut:


1. Porskot asuransi untuk mesin pabrik selama dua tahun . asuransi sampai dengan 31
desember 2011 dan dibayar per 1 januari 2010
2. Biaya tenaga kerja tidak langsung yang belum dibayarkan sebanyak Rp. 40.000
3. Sewa gedung untuk beban pabrik sebanyak 80% dan beban kantor 20%
4. Mesin pabrik disusutkan 10% pertahun dan perabot 5% .masing2 harga perlehan
dianggap tidak memiliki nilai residu
5. Persediaan bahan baku 31desember 2010 senilai Rp. 50.000,persediaan barang
dalam proses Rp. 60.000 dan persediaan barang jadi Rp. 100.000

Dari data diatas buatlah Work Sheet atau neraca lajur, harga pokok produksi,harga
pokok penjualan,rugi laba ,neraca dan laporan laba ditahan per 31 Desember 2010.

Jawab:
Ayat Jurnal Penyesuaian:
1. Biaya Asuransi mesin pabrik Rp. 24.000
Porskot/uangmuka asuransi Rp. 24.000

2. Biaya TKTL Rp. 40.000


Hutang BTKTL Rp. 40.000
3. Biaya sewa gedung pabrik Rp. 320.000
Biaya sewa gedung kantor Rp. 80.000
Biaya sewa gedng Rp. 400.000

4. Biaya penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000


Ak.Penyusutan mesin pabrik Rp. 100.000

5. Biaya penyusutan perabot kantor Rp. 10.000


Ak. Penyusutan perabot kantor Rp. 10.000
6. Persediaan bahan baku Rp. 1.500.000
Pembelian bahan baku Rp.1.500.000

7. Biaya Overhead Pabrik Rp. 1.084.000


BTKTL Rp. 440.000
Biaya Bahan penolong Rp. 100.000
BOP lain2 Rp. 100.000
Biaya Asuransi mesin pabrik Rp. 24.000
Biaya sewa gedung Rp. 320.000
Biaya Penyusutan Mesin Pabrik Rp. 100.000

8. Persediaan barang dalam proses Rp. 1.570.000


Persediaan bahan baku Rp. 1.570.000

9. Persediaan Barang Dalam Proses Rp. 1.000.000


BTKL Rp. 1.000.000

10. Persediaan Barang Dalam Proses Rp. 1.084.000


BOP Rp. 1.084.000

11. Persediaan Barang Jadi Rp. 3.674.000


Persediaan Barang Dalam Proses Rp. 3.674.000

12. HPP Rp. 3.774.000


Persediaan Barang Jadi Rp. 3.774.000

PT.BSI
Neraca Lajur ( Work Sheet )
Periode tahun 2010
Nama Rekening NERACA SALDO AJP NSSD RUG
Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit
Kas 100000 100000
Persd Bahan Baku 120000 1500000(6) 1570000 (8) 50000
Persd Barang Dalam Proses 80000 1570000(8) 3674000(11) 60000
1000000(9)
1084000(10)
Persediaan Barang Jadi 200000 3674000(11) 3774000(12) 100000
Porskot Asuransi. 48000 24000(1) 24000
Mesin Pabrik 1000000 1000000
Ak. Peny Mesin Pabrik 100000 100000(4) 200000
Perabot Kantor 200000 200000
Ak Peny. Perabot Kantor 40000 10000(5) 50000
Modal Saham 1000000 1000000
Laba Ditahan 308000 308000
Penjualan 4000000 4000000
Pembelian Bahan Baku 1500000 1500000(6)
BTKL 1000000 1000000(9)
BTKTL 400000 440000(7)
Biaya Bahan Penolong 100000 100000(7)
Biaya Sewa Gedung 400000 400000(3)
BOP lain2 100000 100000(7)
Biaya adm kantor 200000 200000 200000
Total 5448000 5448000
Biaya Asuransi mesin pabrik 24000(1) 24000(7)
TKTL Terhutang 40000(2) 40000
Biaya Sewa Gedung pabrik 320000(3) 320000(7)
Biaya sewa gedung kantor 80000(3) 80000 80000
Biaya Peny mesin Pabrik 100000(4) 100000(7)
Biaya Peny Perabot kantor 10000(5) 10000 10000
BOP 1084000(7) 1084000(10)
HPP 3774000(12) 3774000 3774000
14.260000 14260000 5598000 5598000 4064000

4064000
Nama Rekening RUGI LABA NERACA
Debit Kredit Debit Kredit
Kas 100000
Persd Bahan Baku 50000
Persd Barang Dalam Proses 60000
Persediaan Barang Jadi 100000
Porskot Asuransi. 24000
Mesin Pabrik 1000000
Ak. Peny Mesin Pabrik 200000
Perabot Kantor 200000
Ak Peny. Perabot Kantor 50000
Modal Saham 1000000
Laba Ditahan 308000
Penjualan 40000000
Pembelian Bahan Baku
BTKL
BTKTL
Biaya Bahan Penolong
Biaya Sewa Gedung
BOP lain2
Biaya adm kantor 200.000
Total
Biaya Asuransi mesin pabrik
TKTL Terhutang 40000
Biaya Sewa Gedung pabrik
Biaya sewa gedung kantor 80.000
Biaya Peny mesin Pabrik
Biaya Peny Perabot kantor 10.000
BOP
HPP 3.774.000
4.064.000 4.000.000 1.534.000 1.598.000
64.000 64.000
4.064.000 4.064.000 1.598.000 1.598.000

PT. BSI
Laporan Harga Pokok Produksi
Periode 31 Desember 2010
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Persediaan Barang Dalam Proses Awal Rp. 80.000
Pemakaian Bahan baku:
Persediaan bahan baku awal Rp . 120.000
Pembelian bahan baku Rp. 1.500.000+
Bahan baku tersedia dipakai Rp. 1.620.000
Persediaan bahan baku akhir Rp. 50.000-
Pemakaian bahan baku Rp. 1,570.000
Biaya TKL Rp. 1.000.000
BOP:
BTKTL Rp. 440.000
Biaya Bahan Penolong Rp. 100.000
BOP lainnya Rp. 100.000
Biaya Asuransi Mesin Rp. 24.000
Biaya sewa gedung pabrik Rp. 320.000
Biaya penyusutan Mesin pabrik Rp. 100.000+
Rp 1.084.000+
Biaya Produksi Rp. 3.734.000
Persediaan barang dalam proses akhir Rp. 60.000-
Harga Pokok Produksi Rp. 3.674.000

PT.BSI
Laporan Perhitungan Rugi Laba
Periode 31 Desember 2010
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Penjualan Rp. 4.000.000
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan Barang jadi awal Rp. 200.000
Harga Pokok Produksi Rp. 3.674.000+
Rp. 3.874.000
Persediaan Barang jadi akhir Rp. 100.000-
Harga Pokok Penjualan Rp. 3.774.000-
Laba Kotor Rp. 226.000
Biaya Operasional:
Biaya Administrasi Kantor Rp. 200.000
Biaya Sewa Gedung Kantor Rp. 80.000
Biaya Penyusutan Perabot kantor Rp. 10.000+
Rp. 290.000-
Rugi Operasional Rp. 64.000
===========

PT.BSI
Neraca
Per 31 Desember 2010
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Aktva Lancar:
Kas Rp. 100.000
Persediaan:
Persediaan Bahan Baku Rp. 50.000
Persediaan BDP Rp. 60.000
Persediaan Barang Jadi Rp. 100.000+
Rp. 210.000
Porsekot asurasi Rp. 24.000+
Jumlah Aktiva Lancar Rp. 334.000

Aktiva Tetap:
Mesin Pabrik Rp. 1.000.000
Ak. Peny Mesin pabrik Rp. 200.000-
Rp. 800.000
Perabot Kantor Rp. 200.000
Ak. Peny Perabot kantor Rp. 50.000-
Rp. 150.000+
Jumlah aktiva Tetap Rp950.000+
Jumlah Akiva Rp1.284.000
==========
Hutang lancar:
Hutang Biaya TKTL Rp. 40.000
Modal:
Modal Saham Rp. 1.000.000
Laba Ditahan Rp. 244.000+
Jumlah Modal Rp. 1.244.000+
Jumlah Pasiva Rp. 1.284.000
============

PT.BSI
Laporan Laba Ditahan
Per 31 Desember 2010
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Laba Ditahan 1 Januari 2010 Rp. 308.000
Rugi Tahun Berjalan Rp. 64.000-
Laba Ditahan 31 Desember 2010 Rp. 244.000
==============

PT.Nisa Mandiri perusahaan yang bergerak dibidang keramik pada tanggal 31


Desember 2010 memiliki data Neraca Saldo sebagai berikut:

PT.Nisa Mandiri
Neraca Saldo
31 Desember 2010
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kas Rp. 50.000
Persediaan bahan baku Rp. 60.000
Persediaan barang dalam proses Rp. 40.000
Persediaan barag jadi Rp. 100.000
Porskot asuransi Rp. 24.000
Mesin pabrik Rp. 500.000
Perabot kantor Rp. 100.000
Pembelian bahan baku Rp. 750.000
Biaya BTKL Rp. 500.000
BTKTL Rp. 200.000
Pemakaian Bahan penolong Rp. 50.000
Biaya sewa gedung Rp. 200.000
BOP lain2 Rp. 50.000
Biaya administrasi kantor Rp. 100.000
Akumulasi penyusutan mesin pabrik Rp. 50.000
Akumulasi penyusutan perabot kantor Rp. 20.000
Modal saham Rp. 500.000
Laba ditahan Rp. 154.000
Penjualan __ Rp. 2.000.000+
Jumlah Rp. 2.724.000 Rp. 2.724.000
=========== ============

Data Untuk AJP adalah sebagai berikut:


1. Porskot asuransi untuk mesin pabrik selama dua tahun . asuransi
sampai dengan 31 desember 2011 dan dibayar per 1 januari 2010
2. BTKTL yang belum dibayarkan sebanyak Rp. 30.000
3. Sewa gedung untuk beban pabrik sebanyak 70% dan beban kantor
30%
4. Mesin pabrik disusutkan 15% pertahun dan perabot 10 % .masing2
harga perlehan dianggap tidak memiliki nilai residu
5. Persediaan bahan baku per 31desember 2010 senilai Rp30.000,
persediaan barang dalam proses Rp. 40.000 dan persediaan barang jadi Rp. 75.000

Dari data diatas buatlah Work Sheet atau neraca lajur, harga pokok produksi,harga
pokok penjualan, rugi laba, neraca dan laporan laba ditahan per 31 Desember 2010.

Diposkan oleh Heri Wahyudi Rachman, SE. di 23.36

1 komentar:
1.

Azka Bazia5 Desember 2014 12.16

★★★★★★★★★
╔══╗═════╔╗═════
╚╗╔╬═╦═╦═╣╠╦╦╦╦╗
═║║║╩╣║║╬║═╣║║║║
═╚╝╚═╩╩╬╗╠╩╬╗╠═╝
═══════╚═╝═╚═╝══
★★★★★★★★★

info DEWASA klik;

RAHASIA SEX TAHAN LAMA

Sex Shop On Line


Call Center Hp : 0821 3495 8895
( SMS ) 24JAM : 0856 0795 4414
Pin BlackBerry: 2AC 44 BCA
www.agenobat69.com/
Rahasia Dewasa

***** PEMBESAR PENIS PERMANEN *****

- VIMAX PILLS ASLI


- OBAT PEMBESAR PENIS VigRx Plus
- VigRX Plus
- Lintah Oil
- Vacum Big Long Venis
- Celana Vakoou

~~~ MENJUAL BERBAGAI MACAM OBAT ~~~

- Obat Kuat Viagra Asli


- Obat kuat cialis 80mg
- Maximum Powerfull
- Obat Kuat V6 Tian
- Obat kuat OLES stud cream
- Procomil Spray Asli

### OBAT PERANGSANG WANITA ###

- Potenzol Perangsang Cair


- Sex Drops Asli
- Perangsang Serbuk
- Perangsang Oles

++++ ALAT BANTU SEX PRIA ++++

===== ALAT BANTU SEX WANITA =====

RAHASIA WANITA

Balas

Muat yang lain...


Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Mengenai Saya
Heri Wahyudi Rachman, SE.
Saat ini diberikan amanah sebagai Dosen Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya di
AMIK Wira Nusantara Rangkasbitung, Wali Kelas XII Akuntansi dan Staf Pengajar
Bidang Studi Akuntansi Biaya dan Kewirausahaan di SMK PGRI Rangkasbitung
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog
 ▼ 2013 (4)
o ▼ November (2)
 AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR
 BAB IMEMPERSIAPKAN PENDIRIAN USAHA A. Perenca...
o ► September (2)

 ► 2011 (15)

 ► 2010 (1)

Pengikut
Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai