A. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
menyeluruh (Boedihartono, 1994 : 10).
Pengkajian pasien myocarditis (Marilynn E. Doenges, 1999) meliputi :
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : kelelahan, kelemahan.
Tanda : takikardia, penurunan tekanan darah, dispnea dengan aktivitas.
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat demam rematik, penyakit jantung congenital, bedah jantung,
palpitasi, jatuh pingsan.
Tanda : takikardia, disritmia, perpindaha titik impuls maksimal, kardiomegali, frivtion
rub, murmur, irama gallop (S3 dan S4), edema, DVJ, petekie, hemoragi splinter,
nodus osler, lesi Janeway.
3. Eleminasi
Gejala : riwayat penyakit ginjal/gagal ginjal ; penurunan frekuensi/jumlsh urine.
Tanda : urin pekat gelap.
4. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam) diperberat oleh
inspirasi, batuk, gerakkan menelan, berbaring.
Tanda : perilaku distraksi, misalnya gelisah.
5. Pernapasan
Gejala : napas pendek ; napas pendek kronis memburuk pada malam hari
(miokarditis).
Tanda : dispnea, DNP (dispnea nocturnal paroxismal) ; batuk, inspirasi mengi ;
takipnea, krekels, dan ronkhi ; pernapasan dangkal.
6. Keamanan
Gejala : riwayat infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis ; trauma dada ; penyakit
keganasan/iradiasi thorakal ; dalam penanganan gigi ; pemeriksaan endoskopik
terhadap sitem GI/GU), penurunan system immune, SLE atau penyakit kolagen
lainnya.
Tanda : demam.
7. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : terapi intravena jangka panjang atau pengguanaan kateter indwelling atau
penyalahgunaan obat parenteral.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata
maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan (Boedihartono, 1994 :
17).
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan myocarditis (Doenges, 1999)
adalah :
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium, efek-efek sistemik dari infeksi,
iskemia jaringan.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel otot
miokard, penurunan curah jantung.
3. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan degenerasi
otot jantung, penurunan/kontriksi fungsi ventrikel.
4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, rencana pengobatan
berhubungan dengan kurang pengetahuan/daya ingat, mis- intepretasi informasi,
keterbatasan kognitif, menyangkal diagnosa.
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan myocarditis (Doenges, 1999)
adalah :
DO :
• nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam) diperberat oleh inspirasi,
batuk, gerakkan menelan, berbaring
DS :
DO :
• Kelelahan
• kelemahan.
DS :
• takikardia
DO :
DS :
• demam.
• Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, rencana pengobatan
berhubungan dengan kurang pengetahuan/daya ingat, mis- intepretasi informasi,
keterbatasan kognitif, menyangkal diagnosa.
DO :
• kolaborasi
pemberian
oksigen suplemen
sesuai indikasi
Risiko tinggi • Pantau
terhadap frekuensi/irama
penurunan curah jantung, TD, dan
jantung frekuensi
berhubungan pernapasan
• membantu
dengan sebelum dan
menentukan derajat
degenerasi otot setelah aktivitas
dekompensasi jantung
jantung, dan selama
dan pulmonal.
penurunan/kontri diperlukan.
Setelah dilakukan Penurunan TD,
ksi fungsi
tindakan takikardia, disritmia,
ventrikel.
keperawatan selama dan takipnea adalah
3x24 jam : indikatif dari
DO :
• mengidentifikasi kerusakan toleransi
• riwayat infeksi
perilaku untuk jantung terhadap
virus, bakteri, • Pertahankan
menurunkan beban aktivitas.
jamur tirah baring dalam
kerja jantung. • menurunkan beban
3. (miokarditis posisi semi-
• melaporkan/men kerja jantung,
• trauma dada ; Fowler.
unjukkan penurunan memaksimalkan curah
penyakit
periode dispnea, jantung.
keganasan/iradias
angina, dan • memberikan
i thorakal ; • Auskultasi
disritmia. deteksi dini dari
• dalam bunyi jantung.
• memperlihatkan terjadinya komplikasi
penanganan gigi ; Perhatikan
irama dan frekuensi misalnya : GJK,
• pemeriksaan jarak/muffled
jantung stabil tamponade jantung.
endoskopik tonus jantung,
• meningkatkan
terhadap sitem murmur, gallop
relaksasi dan
GI/GU), S3 dan S4.
mengarahkan kembali
• penurunan
perhatian.
system immune, • Berikan
• SLE atau tindakan
penyakit kolagen kenyamanan
lainnya misalnya ;
DS : perubahan posisi,
• demam gosokkan
punggung, dan
aktivitas hiburan
dalam tolerransi
jantung
• Kaji kesiapan
• Perasaan sejahtera
dan hambatan
Kurang yang sudah lama
dalam belajar
pengetahuan dinikmati
termasuk orang
(kebutuhan mempengaruhi minat
terdekat.
belajar) mengenai pasien/orang terdekat
Setelah dilakukan
kondisi, rencana untuk mempelajari
tindakan
pengobatan penyakit.
keperawatan selama
berhubungan • untuk bertanggung
30 menit :
dengan kurang jawab terhadap
• Jelaskan efek
pengetahuan/daya• menyatakan kesehatan sendiri,
pemahaman tentang inflamasi pada
ingat, mis- pasien perlu
proses penyakit dan jantung, secara
intepretasi memahami penyebab
regimen pengobatan. individual pada
informasi, khusus, pengobatan
• mengidentifikasi pasien. Ajarakkn
4. keterbatasan dan efek jangka
efek samping obat untuk
kognitif, panjang yang
dan kemungkinan memperhatikan
menyangkal diharapkan dari
komplikasi yang gejala sehubungan
diagnosa. kondisi inflamasi,
perlu diperhatikan. dengan
DO : sesuai dengan
• memperlihatan komplikasi/berula
• terapi tanda/gejala yang
perubahan perilaku ngnya dan gejala
intravena jangka menunjukan
untuk mencegah yang dilaporkan
panjang atau kekambuhan/komplik
komplikasi dengan segera
pengguanaan asi.
pada pemberi
kateter indwelling • informasi perlu
perawatan,
atau untuk meningkatkan
contoh ; demam,
penyalahgunaan perawatan diri,
peningkatan nyeri
obat parenteral peningkatan
dada yang tak
keterlibatan pada
biasanya,
peningkatan berat program terapeutik,
badan, mencegah komplikasi.
peningkatan
toleransi terhadap
aktivitas.
• Anjurkan
pasien/orang
terdekat tentang
dosis, tujuan dan
efek samping
obat; kebutuhan
diet ;
pertimbangan
khusus ; aktivitas
yang
diijinkan/dibatasi.
D. EVALUASI
Evaluasi addalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam
pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau
intervensi keperawatan ditetapkan (Brooker, 2001).
Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan myocarditis (Doenges, 1999) adalah :
1. Nyeri hilang atau terkontrol
2. Pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas.
3. Mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung.
4. Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan.