Anda di halaman 1dari 6

STRATEGI PELAKSANAAN HALUSINASI

SP KE I PERTEMUAN KE 1

A. Identitas Pasien

Nama : Tn. B
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : 17 Juli 1995
Umur : 25 tahun
Alamat : Sanden, Ngawen, Klaten
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Status perkawinan : Belum menikah
No. RM : 10-14-xx
Agama : Islam
Masuk RS : 11 Februari 2020
Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid

B. Kondisi Pasien :
DS :
- Klien mengatakan melihat genderuwo di malam hari
- Klien mengatakan mengajak bicara genderuwo

DO :

- Klien tampak melamun

- Pandangan klien tampak kosong

- Pandangan klien ke satu arah

- Klien terlihat mondar-mandir


C. Diagnosa Keperawatan
Gangguan persepsi sensori : halusinasi penglihatan

D. Tujuan
Tujuan umum : Klien dapat mengontrol halusinasi
Tujuan khusus :
1. Pasien mampu mengidentifikasi jenis halusinasi
2. Pasien mampu mengidentifikasi isi halusinasinya
3. Pasien mampu mengidentifikasi frekuensi halusinasi
4. Pasien mampu mengidentifikasi waktu terjadinya halusinasi
5. Pasien mampu mengidentifikasi situasi yang menyebabkan munculnya
halusinasi
6. Pasien mampu mengidentifikasi respon terhadap halusinasinya
7. Pasien dapat menerima penjelasan tentang cara mengontrol halusinasi :
hardik, obat, bercakap-cakap, melakukan kegiatan

E. Tindakan
1. Rencana tindakan
a. Identifikasi jenis halusinasi
b. Identifikasi isi halusinasinya
c. Identifikasi frekuensi halusinasi
d. Identifikasi waktu terjadinya halusinasi
e. Identifikasi situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi
f. Identifikasi respon pasien terhadap halusinasinya
g. Jelaskan cara mengontrol halusinasi : hardik, obat, bercakap-cakap
melakukan kegiatan
h. Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik
i. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik
2. Proses pelaksanaan tindakan
Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi, Assalamu’alaikum. Boleh saya berkenalan dengan
Bapak-Bapak yang berkumpul disini? Nama saya Bayu Adi
Nugroho. Boleh panggil saya Bayu. Saya mahasiswa praktikan
dari Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Saya hari ini praktik di
Ruang Flamboyan ini dari pukul 07.00 sampai dengan pukul
13.00 WIB. Kalau boleh saya tau nama bapak-bapak ini siapa ya?
Dan senang dipanggil dengan sebutan apa? dimulai dari samping
kanan saya.”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan bapak-bapak hari ini? Bagaimana tidurnya
tadi malam? Ada keluhan tidak? Sudah sarapan belum hari ini?”
c. Kontrak
1) Topik
“Apakah bapak-bapak disini tidak keberatan untuk
berbincang-bincang dengan saya? Menurut bapak-bapak
sebaiknya kita berbincang-bincang tentang apa? Bagaimana
kalau kita hari ini berbincang-bincang tentang suara dan
sesuatu yang selama ini bapak-bapak dengar dan lihat tetapi
tidak tampak wujudnya?”
2) Waktu
“Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrolnya? Bapak-bapak
mau berapa menit? Bagaimana kalau 15 menit? Bisa?”
3) Tempat
“Dimana kita akan ngobrolnya? Bagaimana kalau di ruang
TAK?”
Kerja
“Apakah bapak-bapak mendengar suara tanpa ada wujudnya?”
“Apa yang dikatakan suara itu?”
“Apakah bapak-bapak melihat sesuatu atau orang atau bayangan atau
makhluk?”
“Seperti apa yang kelihatan?”
“Apakah terus-menerus terlihat dan terdengar, atau hanya sewaktu-
waktu saja?”
“Kapan paling sering Bapak melihat sesuatu atau mendengar suara
tersebut?”
“Berapa kali sehari bapak mengalaminya?”
“Pada keadaan apa, apakah pada waktu sendiri?”
“Apa yang Bapak rasakan pada saat melihat sesuatu?”
“Apa yang Bapak lakukan saat melihat sesuatu?”
“Apakah dengan cara itu suara dan bayangan tersebut hilang?”
“Bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah suara-suara atau
bayangan agar tidak muncul?”
“Bapak, ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul.”
“Pertama, dengan menghardik suara tersebut.”
“Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.”
“Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal.”
“Keempat, minum obat dengan teratur.”
“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan
menghardik.”
“Caranya seperti ini :
1) Saat suara-suara itu muncul, langsung Bapak ucapkan lewat
mulut maupun dalam hati yang terpenting adalah Bapak yakin.
“Pergi pergi, kamu itu suara palsu. Saya tidak mau dengar. Saya
tidak mau dengar.” Begitu diulang-ulang sampai suara itu tidak
terdengar lagi. Coba Bapak peragakan! Nah begitu, bagus! Coba
lagi! Ya bagus, bapak sudah bisa.
2) Saat melihat bayangan itu muncul, langsung saya bapak bilang,
“Pergi, pergi. Kamu itu bayangan palsu. Saya tidak mau lihat.
Saya tidak mau lihat.” Begitu diulang-ulang sampai bayangan itu
tidak terlihat lagi. Coba Bapak peragakan! Nah begitu.. bagus!
Coba lagi! Ya sudah bagus, Bapak sudah bisa.
Terminasi
a. Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang kami tadi?
Bapak merasa senang tidak dengan latihan tadi?”
b. Evaluasi objektif
“Setelah kita ngobrol cukup banyak tadi, sekarang coba Bapak
simpulkan pembicaraan kita tadi.”
“Coba sebutkan dan peragakan cara untuk mencegah suara atau
bayangan itu agar tidak muncul lagi.”
c. Rencana tindak lanjut
“Kalau bayangan dan suara-suara itu muncul lagi, silakan bapak
coba cara tersebut! Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya.
Mau jam berapa saja latihannya?”
(Masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal
kegiatan harian klien, jika bapak melakukannya secara mandiri
maka Bapak menuliskan M, jika Bapak melakukannya dengan
dibantu atau diingatkan oleh keluarga atau teman maka Bapak tidak
melakukannya maka Bapak tulis T. Apakah Bapak mengerti?
d. Kontrak yang akan datang
1) Topik
“Bapak-bapak, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi
tentang caranya berbincang dengan orang lain saat bayangan
dan suara-suara itu muncul?”
2) Waktu
“Kira-kira waktunya kapan, ya? Bagaimana kalau besok jam
09.00 WIB, bisa?”
3) Tempat
“Kira-kira tempatnya mau disini apa pindah? Kalau pindah
mau dimana?”
“Ya, sampai jumpa besok. Wassalamualaikum. Selamat
pagi.”

Anda mungkin juga menyukai