DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................... i
Daftar isi................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang................................................................................................ iii
1.2.Tujuan umum................................................................................................... iii
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi........................................................................................................... 1
2.2. Etiologi........................................................................................................... 2
2.3. Patofisiologi................................................................................................... 3
2.5. Penatalaksanaan............................................................................................. 10
2.6. Preventif......................................................................................................... 12
BAB I PENDAHULUAN
1.2. TUJUAN
1. Mengetahui apa itu post partum blues
2. Mengetahui factor penyebab post partum blues
3. Mengetahui gejala-gejala post partum blues
4. Memberikan asuhan pada ibu yang mengalami post partus
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi
Baby blues adalah keadaan di mana seorang ibu mengalami perasaan tidak nyaman
setelah persalinan, yang berkaitan dengan hubungannya dengan si bayi, atau pun dengan
dirinya sendiri. Ketika plasenta dikeluarkan pada saat persalinan, terjadi perubahan hormon
yang melibatkan endorphin, progesteron, dan estrogen dalam tubuh Ibu, yang dapat
mempengaruhi kondisi fisik, mental dan emosional Ibu.
Perubahan tersebut merupakan perubahan psikologi yang normal terjadi pada seorang
ibu yang baru melahirkan. Namun, kadang-kadang terjadi perubahan psikologi yang
abnormal. Gangguan psikologi pascapartum dibagi menjadi tiga kategori yaitu postpartum
blues atau kesedihan pascapartum, depresi pascapartum nonpsikosis, dan psikosis
pascapartum.
Postpartum blues dapat terjadi sejak hari pertama pascapersalinan atau pada saat fase
taking in, cenderung akan memburuk pada hari ketiga sampai kelima dan berlangsung dalam
rentang waktu 14 hari atau dua minggu pasca persalinan. Postpartum blues merupakan
gangguan suasana hati pascapersalinan yang bisa berdampak pada perkembangan anak
karena stres dan sikap ibu yang tidak tulus terus-menerus bisa membuat bayi tumbuh menjadi
anak yang mudah menangis, cenderung rewel, pencemas, pemurung dan mudah sakit.
Keadaan ini sering disebut puerperium atau trimester keempat kehamilan yang bila tidak
segera diatasi bisa berlanjut pada depresi pascapartum yang biasanya terjadi pada bulan
pertama setelah persalinan. Saat ini postpartum blues yang sering juga disebut maternity
blues atau baby blues diketahui sebagai suatu sindrom gangguan afek ringan yang sering
tampak dalam minggu pertama setelah persalinan.
2.2. Etiologi
Etiologi atau penyebab pasti terjadinya postpartum blues sampai saat ini belum
diketahui. Namun, banyak faktor yang diduga berperan terhadap terjadinya postpartum blues,
antara lain:
1. Faktor hormonal yang berhubungan dengan perubahan kadar estrogen, progesteron, prolaktin
dan estradiol. Penurunan kadar estrogen setelah melahirkan sangat berpengaruh pada
gangguan emosional pascapartum karena estrogen memiliki efek supresi aktifitas enzim
monoamine oksidase yaitu suatu enzim otak yang bekerja menginaktifasi noradrenalin dan
serotonin yang berperan dalam perubahan mood dan kejadian depresi.
2. Faktor demografi yaitu umur dan paritas.
3. Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan.
6. Tidak mempunyai pengalaman menjadi orang tua dimasa kanak-kanak atau remaja.
Misalnya tidak mempunyai saudara kandung untuk dirawat.
2.3.Patofisiologi
Sejarah kehamilan adalah factor utama yang bisa menimbulkan terjadinya baby blues ini atau
biasa dikenal dengan post partum blues. Riwayat seperti kehamilan yang tidak di inginkan,
adanya problem dengan orang tua atau mertua, kurangnya biaya untuk persalinan, kurangnya
perhatin yang diberikan pada si ibu dan factor ari etiologi serta factor psikolog lainnya
merupakan penyebab utama. Penurunan kadar estrogen setelah melahirkan sangat
berpengaruh pada gangguan emosional pascapartum karena estrogen memiliki efek supresi
aktifitas enzim monoamine oksidase yaitu suatu enzim otak yang bekerja menginaktifasi
nonadrenalin dan serotonin yang berperan dalam perubahan mood dan kejadian depresi.
Karena proses ini pula seorang ibu setelah melahirkan mengalami perubahan pada tingkat
emosional. Biasanya ibu akan mengalami kenaikan dalam resons psikologisnya, sensitive dan
lebih membutuhkan perhatian, kasih sayang dari orang di sekitarnya yang di anggap penting
baginya. Keabnormalitasan pada post partum blues ini mengakibatkan rasa tidak nyaman,
kecemasan yang mendalam pada diri ibu, tek jarang terkadang seorang ibu menangis tanpa
sebab yang pasti. Khawatir pada bayinya dengan kekhawatiran yang berlebihan
Gejala – gejala postpartum blues ini bisa terlihat dari perubahan sikap seorang ibu. Gejala
tersebut biasanya muncul pada hari ke-3 atau 6 hari setelah melahirkan. Beberapa perubahan
sikap tersebut diantaranya, yaitu :
Gejala – gejala itu mulai muncul setelah persalinan dan pada umumnya akan menghilang
dalam waktu antara beberapa jam sampai beberapa hari. Namun jika masih berlangsung
beberapa minggu atau beberapa bulan itu dapat disebut postpartum depression.
2.6.Penatalaksanaan
Para ibu yang mengalami post-partum blues membutuhkan pertolongan yang
sesungguhnya. Para ibu ini membutuhkan dukungan pertolongan yang sesungguhnya. Para
ibu ini membutuhkan dukungan psikologis seperti juga kebutuhan fisik lainnya yang harus
juga dipenuhi. Mereka membutuhkan kesempatan untuk mengekspresikan pikiran dan
perasaan mereka dari situasi yang menakutkan.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa dibutuhkan penanganan di tingkat perilaku,
emosional, intelektual, sosial dan psikologis secara bersama-sama, dengan melibatkan
lingkungannya, yaitu: suami, keluarga dan juga teman dekatnya.
Cara mengatasi gangguan psikologi pada nifas dengan postpartum blues dilakukan
dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik
Tujuan dari komunikasi terapeutik adalah menciptakan hubungan baik antara bidan dengan
pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara :
1. Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi
2. Dapat memahami dirinya
Beberapa cara peningkatan support mental yang dapat dilakukan keluarga diantaranya :
1. Sekali-kali ibu meminta suami untuk membantu dalam mengerjakan pekerjaan rumah
seperti : membantu mengurus bayinya, memasak, menyiapkan susu dll.
2. Memanggil orangtua ibu bayi agar bisa menemani ibu dalam menghadapi kesibukan
merawat bayi
3. Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi istrinya dan lebih perhatian
terhadap istrinya
7. Ibu dianjurkan sering sharing dengan teman-temannya yang baru saja melahirkan
Selain hal diatas, penanganan pada klien postpartum blues pun dapat dilakukan pada diri
klien sendiri, diantaranya dengan cara :
1. Belajar tenang dengan menarik nafas panjang dan meditasi
2. Tidurlah ketika bayi tidur
3. Berolahraga ringan
7. Bersikap fleksibel
3. Olahraga
Olahraga adalah kunci untuk mengurangi postpartum. Lakukan peregangan selama 15 menit
dengan berjalan setiap hari, sehingga membuat Anda merasa lebih baik dan menguasai emosi
berlebihan dalam diri Anda.
5. Beritahukan perasaan
Jangan takut untuk berbicara dan mengekspresikan perasaan yang Anda inginkan dan
butuhkan demi kenyamanan Anda sendiri. Jika memiliki masalah dan merasa tidak nyaman
terhadap sesuatu, segera beritahukan pada pasangan atau orang terdekat.
8. Senam Hamil
senam hamil akan sangat membantu Anda dalam mengetahui berbagai informasi yang
diperlukan, sehingga nantinya Anda tak akan terkejut setelah keluar dari kamar bersalin. Jika
Anda tahu apa yang diinginkan, pengalaman traumatis saat melahirkan akan dapat dihindari.
9. Lakukan pekerjaan rumah tangga
A. Pengkajian
Pengkajian pada pasien post partum blues menurut Bobak ( 2004 ) dapat dilakukan
pada pasien dalam beradaptasi menjadi orang tua baru.
Pengkajiannya meliputi ;
1. Dampak pengalaman melahirkan.
Banyak ibu memperlihatkan suatu kebutuhan untuk memeriksa proses kelahiran itu sendiri
dan melihat kembali perilaku mereka saat hamil dalam upaya retrospeksi diri ( Konrad,
1987 ). Selama hamil, ibu dan pasangannya mungkin telah membuat suatu rencana tertentu
tentang kelahiran anak mereka, hal – hal yang mencakup kelahiran pervagina dan beberapa
intervensi medis. Apabila pengalaman mereka dalam persalinan sangat berbeda dari yang
diharapkan ( misalnya ; induksi, anestesi epidural, kelahiran sesar ), orang tua bisa merasa
kecewa karena tidak bisa mencapai yang telah direncanakan sebelumnya. Apa yang dirasakan
orang tua tentang pengalaman melahirkan sudah pasti akan mempengaruhi adaptasi mereka
untuk menjadi orang tua.
Sedangkan Pengkajian Dasar data klien menurut Marilynn E. Doenges ( 2001 ) Adalah :
1. Aktivitas / istirahat Insomnia mungkin teramati.
2. Sirkulasi
Episode diaforetik lebih sering terjadi pada malam hari.
3. Integritas Ego
Peka rangsang, takut / menangis ( " Post partum blues " sering
terlihatkira – kira 3 hari setelah kelahiran ).
4. Eliminasi
Diuresis diantara hari ke-2 dan ke-5.
5. Makanan / cairan
Kehilangan nafsu makan mungkin dikeluhkan mungkin hari – hari ke-3.
6. Nyeri / ketidaknyamanan
Nyeri tekan payudara / pembesaran dapat terjadi diantara hari ke-3 sampai ke-5 pascapartum.
7. Seksualitas
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada pasien postpartum blues menurut Marilynn E.Doenges ( 2001 )
Adalah :
1. Nyeri akut / ketidaknyamanan berhubungan dengan trauma mekanis,edema
/ pembesaran jaringan atau distensi, efek – efek hormonal.
2. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan efek – efek hormonal (perpindahan cairan /
peningkatan aliran plasma ginjal ), trauma mekanis, edema jaringan, efek – efek anestesia.
3. Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot ( diastasis recti ),
efek – efek progesteron, dehidrasi, kelebihan analgesia atau anestesia, nyeri perineal / rectal.
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan Respon hormonal dan
psikologis ( sangat gembira, ansietas, kegirangan ), nyeri / ketidaknyamanan, proses
persalinan dan kelahiran melelahkan.
5. Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan perawatan bayi
berhubungan dengan kurang pemajanan / mengingat, kesalahan interpretasi, tidak mengenal
sumber – sumber.
C. Intervensi Keperawatan
Intervensi :
1. Tentukan adanya, lokasi, dan sifat ketidaknyamanan.
Rasional : Mengidentifikasi kebutuhan – kebutuhan khusus dan intervensi yang tepat.
2. Inspeksi perbaikan perineum dan epiostomi.
Rasional : Dapat menunjukkan trauma berlebihan pada jaringan perineal dan terjadinya
komplikasi yang memerlukan evaluasi / intervensi lanjut.
3. Berikan kompres es pada perineum, khususnya selama 24 jam pertama setelah kelahiran
Rasional : Memberi anestesia lokal, meningkatkan vasokonstriksi, dan mengurangi
edema dan vasodilatasi.
4. Berikan kompres panas lembab ( misalnya ; rendam duduk / bak mandi)
Rasional : Meningkatkan sirkulasi pada perineum, meningkatkan oksigenasi dan nutrisi
pada jaringan, menurunkan edema dan meningkatkan penyembuhan.
5. Anjurkan duduk dengan otot gluteal terkontraksi diatas perbaikan episiotomi
Rasional : Penggunaan pengencangan gluteal saat duduk menurunkan stres dan tekanan
langsung pada perineum.
6. Kolaborasi dalam pemberian obat analgesik 30-60 menit sebelum menyusui
Rasional : Memberikan kenyamanan, khususnya selama laktasi, bila afterpain paling
hebat karena pelepasan oksitosin.
2. Pantau suhu dan nadi dengan rutin dan sesuai indikasi ; catat tanda – tanda menggigil,
anoreksia atau malaise
Rasional : peningkatan suhu mengidentifikasikan terjadinya infeksi 3.,
5. Kolaborasi dalam merujuk klien / pasangan pada kelompok orang tua pascapartum di
komunitas
Rasional : Meningkatkan pengetahuan orang tua tentang membesarkan anak dan
perkembangan anak.
3.1. Kesimpulan
Baby blues atau postpartum blues adalah keadaan di mana seorang ibu mengalami
perasaan tidak nyaman setelah persalinan, yang berkaitan dengan hubungannya dengan si
bayi, atau pun dengan dirinya sendiri. Ketika plasenta dikeluarkan pada saat persalinan,
terjadi perubahan hormon yang melibatkan endorphin, progesteron, dan estrogen dalam tubuh
Ibu, yang dapat mempengaruhi kondisi fisik, mental dan emosional Ibu.
Penanganan gangguan mental postpartum pada prinsipnya tidak berbeda dengan
penanganan gangguan mental pada momen-momen lainya. Para ibu ini membutuhkan
dukungan psikologis seperti juga kebutuhan fisik lainnya yang harus juga dipenuhi. Mereka
membutuhkan kesempatan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka dari situasi
yang menakutkan. Mungkin juga mereka membutuhkan pengobatan dan/atau istirahat, dan
seringkali akan merasa gembira mendapat pertolongan yang praktis.
Inti dari Asuhan yang diberikan mencakup perilaku, emosional, intelektual, sosial dan
psikologis klien secara bersamaan dengan melibatkan lingkungannya, yaitu: suami, keluarga
dan juga teman dekatnya.
3.2. Saran
Dengan pembuatan makalah ini diharapkan pembaca bisa memahami konsep dasar
postpartum blues dan bagaimana penerapan asuhan yang tepat diberikan kepada pasien yang
menderita masalah tersebut. Post-partum blues ini dikategorikan sebagai sindroma gangguan
mental yang ringan oleh sebab itu sering tidak dipedulikan sehingga tidak terdiagnosis dan
tidak ditatalaksanai sebagaimana seharusnya, akhirnya dapat menjadi masalah yang
menyulitkan, tidak menyenangkan dan dapat membuat perasaan perasaan tidak nyaman bagi
wanita yang mengalaminya. Setelah diketahui bagaimana asuhan yang benar maka
diharapkan postpartum blues ini berkurang atau dapat ditangani dengan benar.
Diposting oleh Deadye Masterway di 08.09
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Posting Komentar
pengunjung
HT.id
iklan
Mengenai Saya
Deadye Masterway
Lihat profil lengkapku
Nusantara clix
dedish
Wikipedia
..
Arsip Blog
▼ 2014 (12)
o ▼ September (12)
adf.ly
iklan
last update
..
Tema PT Keren Sekali. Gambar tema oleh sndr. Diberdayakan oleh Blogger.
Sumber : http://catatankecilseorangcalonperawat.blogspot.com/2014/09/askep-post-partum-blues-
baby-blues_6.html diakses pada tanggal 14 November 2018