TONISITAS
TONISITAS
Larutan isotonis
ialah larutan dimana kedua sisi yang dipisahkan membran sel memiliki
konsentrasi yang sama, tidak terjadi migrasi air ke satu arah,
kemungkinan terjadi pertukaran air saja, jumlah air dikedua larutan tetap,
bentuk sel tidak terjadi perubahan, misalkan konsentrasi larutan diluar sel
dan di dalam sel sama.
Larutan Hipertonik
ialah konsentrasi larutan diluar sel (larutan yang satu) lebih tinggi
dibanding didalam sel (larutan lainnya), sehingga air berpindah dari dalam
sel keluar sel secara osmosis, sehingga terjadi penciutan sel (krenasi).
Larutan Hipertonis terjadi apabila sel darah merah terdapat di dalam
plasma hipertonis (lebih pekat daripada sitoplasma sel) maka akan
melepaskan air ke dalam plasma dan menjadi berkerut. Sel darah merah
yang berkerut disebut krenasi.
Larutan Hipotonik
ialah konsentrasi larutan diluar sel (larutan yang satu) lebih rendah
dibanding didalam sel (larutan lainnya), sehingga air berpindah dari luar
sel kedalam sel secara osmosis, sehingga terjadi pembengkakan sel
bahkan bisa terjadi lisis/pecah (hemolisis).
Larutan Hipotonis terjadi bila cairan disekeliling sel lebih rendah tekanan
osmotiknya dan air cenderung melewati membran, masuk ke dalam sel.
Air yang masuk sel menyebabkan pembengkakan dan kemudian pecah,
keadaan ini disebut sel darah merah mengalami hemolisis.
PERHITUNGAN ISOTONIS
1. Metode ekuivalensi NaCl
Cara ini dengan mengkonversi nilai zat ke NaCl, harga ekuivalennya
ditunjukkan nilai E (Nilai E bisa dilihat di farmakope : Daftar Tonisitas NaCl).
Misalkan penisilin E = 0,18 artinya 1 gram Penisilin setara/senilai 0,18 gram
NaCl. Agar isotonis, tonisitas sediaan harus = tonisitas tubuh yaitu 0,9% (b/v)
NaCl 0,9% artinya 0,9 gram NaCl yang terlarut dalam volume total 100 mL.
jadi RUMUS nilai ekuivalensi terhadap NaCl = W x E, dimana W dalam satuan
gram
Contoh perhitungan Tonisitas :
R/ Ampisilin Na 0,1 (E=0,16)
Isoniazid 0,05 (E=0,25)
m.f.Inject. Isot. 5 mL
Dik : W Ampisilin = 0,1
W Isoniazid = 0,05
E Ampisilin = 0,16
E Isoniazid = 0,25
Dit : E NaCl ?
jawab :
NaCl 0,9% = 0,9/100
jumlah nilai NaCl agar isotonis pada sediaan 5 mL = (0,9/100) x 5 mL = 0,045
gram
Sedangkan jumlah nilai NaCl dalam sediaan (berdasarkan resep) yaitu
Rumus W x E
Ampisilin Na = 0,1 gr x 0,16 = 0,016
Isoniazid = 0,05 gr x 0,25 = 0,0125
jadi total nilai kesetaraan NaCL dalam sediaan = 0,016 + 0,0125 = 0,0285
gram
Sehingga agar Isotonis :
0,045 gr - 0,0285 = 0,0165 gram NaCl yang harus ditambahkan agar
sediaan menjadi isotonis.
keterangan :
B = Jumlah zat NaCl yang harus ditambahkan agar isotonis
Ptb1, Ptb2 ... = Penurunan titik beku zat berkhasiat seperti didalam resep
Ptb = Penurunan titik beku zat pengisotonis (NaCl)
C1, C2 .. = Konsentrasi zat berkhasiat didalam resep dg satuan (b/v) % ,
titik titik dalam rumus maksutnya apabila ada 4 zat berkhasit, rumusnya sama
(C1xPtb1+C2...+C3...+C4xPtb4), begitu pula jika trdapat 5 atau seterusnya.
SOAL-SOAL
1. Konsentrasi larutan diluar sel (larutan yang satu) lebih rendah dibanding
didalam sel (larutan lainnya) sehingga terjadi pembengkakan sel bahkan
bisa terjadi lisis/pecah disebut larutan..
a. Isotonis
b. Isohidris
c. Tonisitas
d. Hipertonis
e. Hipotonis
2. Terjadi penciutan sel karena konsentrasi larutan diluar sel (larutan yang
satu) lebih tinggi dibanding didalam sel (larutan lainnya), sehingga air
berpindah dari dalam sel keluar sel secara osmosis disebut larutan...
a. Isotonis
b. Isohidris
c. Tonisitas
d. Hipertonis
e. Hipotonis
3. Berapa % larutan pengisotonis NaCl dan glukosa...
a. 0,91% (b/v) dan 0,5% (b/v)
b. 0,9% (b/v) dan 0,5% (b/v)
c. 0,5% (b/v) dan 0,9% (b/v)
d. 0,5% (b/v) dan 0,91% (b/v)
e. 0,9% (b/v) dan 0,51% (b/v)