Catatan Hana PDF
Catatan Hana PDF
PERILAKU
ANATOMI
DIENCEPHALON
Letak: diantara bagian bawah kedua
hemisphaerum cerebri, persis diatas
mesencephalon
Bagian yg tidak tertutup oleh
hemispherium cerebri: corpus
mammillare, infundibulum, tuber
cinereum, chiasma opticum
Terbagi atas:
- Epithalamus
- Subthalamus
- Thalamus
- Hypothalamus
Thalamus
Subthalamus
Hypothalamus
Fungsi:
Mengitegrasikan sistem sensorik sadar
dgn motorik sadar FUNGSI
Merupakan relay station dari semua Mengontrol sistem saraf otonom, dimana
sensorik sadar (kecuali penciuman) utk fungsi ini berintregrasi dgn sistem
kmd diteruskan kecortex cerebri gyrus neuroendokrin, yg pd akhirnya
post-centralis (krn gyrus post centralis mempengaruhi sistem homeostasis tubuh
merupakan pusat sensoris) area Mengontrol kelenjar endokrin dgn
Brodmann 3, 2, 1 (utk sensasi suhu, mengeluarkan releasing factors yg
sentuhan, tekanan, sakit), ke cortex mengendalikan produksi ACTH, FSH, LH,
fissura calcarina Area Brodmann 17, 18 TSH, MSH dan LTH
dan 19 (utk sensasi penglihatan), ke Mengontrol suhu tubuh
cortex gyrus temporalis superior area Mengontrol intake air dan makanan:
Brodmann 22, 41 dan 42 (utk sensasi hunger center kl rusak menyebabkan
pendengaran), cortex lobus parietalis hyperphagia+ perilaku agresif dan satiety
inferior area Brodmann 40 (utk sensasi center kl rusak menyebabkan anorexia
pengecapan) dan lethargia
Menginterpretasikan secara samar sensasi Mengontrol emosi dan perilaku
sadar (kecuali penciuman), tapi Mengontrol irama cicardia siang dan
interpretasi yg lengkap dilakukan oleh malam
cortex cerebri area Brodmann 3, 2, 1 Mengontrol tidur
berdasarkan pengalaman sebelumnya Diduga berperan dlm. ketergantungan
Diduga sbg pusat perasaan subjektif dan obat
kepribadian seseorang
Min 1, max 6
Perangsangan nyeri paling baik di sternum, kalau tidak bisa di supra orbital, kl tdk bsa di nail bed
Membandingkan
Simetris/tidak
kanan dan kiri
LAPORAN:
Berubah Bulat, isokor, 3 mm, RCL +/+, RCTL +/+
menjadi N Bulat, anisokor, 3 mm/5 mm, RCL +/-, RCTL +/+
III Ka : Bulat, 3 mm, RCL +, RCTL +
Ki : Ireguler, RCL +, RCTL +
Simetris kanan kiri : ISOKOR. Tidak simetris: ANISOKOR
TANDA RANGSANG
MENINGEAL
LAPORAN:
KAKU KUDUK LASEQUE BRUDZINSKI I KERNIG
Kaku kuduk (-), Laseque > 70⁰/> 70⁰, Kernig > 135⁰/> 135⁰
Pasien tidur tdk Pasien difleksikan di sendi > 70⁰/> 70⁰, Kernig > 135⁰/> 135⁰ Pasien difleksikan sendi
Kaku kuduk (+), Laseque
menggunakan bantal panggul harus mencapai panggul lalu ekstensikan
Kaku
o
kuduk (-), Laseque < 70⁰/> 70⁰, Kernig < 135⁰/> 135⁰
Sternum pasien ditahan oleh 70Brudzinski ditulis hanya bila + sendi lututnya
pemeriksa lalu kepala di
fleksikan sampai menyentuh Cukup 135
sternum atau smp 3 jari
pemeriksa. Brudzinski II saat kernig
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 5
Kalau 3 jari tdk sampai kiri kaki kanan ikut naik
kaku kuduk (+) atau tidak
N. KRANIALIS
Mesensefalon : 3,4 Dari inti sampai ke otak :
UMN (central)
NUCLEUS Pons : 5,6,7,8
Medulla oblongata : Dari inti sampai ke otot:
9,10,11,12 LMN (perifer)
KEKUATAN
5 Normal
4 Bisa melawan gravitasi dan bisa melawan tahanan
ringan
3 Hanya mampu mengangkat tp tidak bs melawan
tahanan
2 Tidak bisa mengangkat, hanya bs geser-geser
1 Tidak bisa mengangkat dan tidak bergeser tp masih
Membedakan UMN dan LMN: ada tonus
UMN hipertonus, hiperreflek, atrofi 0 Tidak bisa mengangkat dan tidak bergeser tdk ada
karena ototnya tdk pernah dipakai dan perubahan tonus
atrofi muncul lbh lama
LMN hipotonus, hiporeflek/ areflek, atrofi
terjadi karena denerfasi (putus) dan atrofi
langsung muncul TINGKAT JAWABAN REFLEKS
0 Tidak ada refleks sama sekali
+1 Jawaban lemah/kurang
Apabila kekuatan otot
+2 Normal
0-1 pleggi
+3 Jawaban berlebihan, area pengetukan refleks
2,3,4 paresis
meluas
+4 Jawaban berlebihan & tdp klonus
SENSORIK
Raba halus depan medulla spinalis
Getar belakang medulla spinalis Lesi di otak Kanan Vs Kiri
Nyeri lateral medulla spinalis Lesi di medulla Spinalis Simetris/tidak
Proprioseptif belakang medulla spinalis atas Vs Bawah
Suhu lateral medulla spinalis
DIAGNOSIS KLINIS: berdasarkan tanda & gejala yang ditemukan (dpt berupa sindrom) gejala dari hasil anamnesis, tanda dari hasil PF
TOPIS: berdasarkan lokasi kelainan korteks atau medulla spinalis
ETIOLOGIS: berdasarkan penyebab
PATOLOGIS: berdasarkan keadaan patologi yang terjadi gambaran PA
PEMERIKSAAN Lab, Radiologi
PENUNJANG Neurofisiologi
Lumbal pungsi
NEURODIAGNOSTIK
DEFINISI Semua pemeriksaan yang berhubungan dengan penegakkan diagnosis di bidang ilmu penyakit saraf
Tetap untuk Penegakkan diagnosis anamnesis & pemeriksaan fisik
Macam: lumbal pungsi, neurofisiologi, neuroimaging
LUMBAL PUNGSI Pasien tiduran bungkuk, tusuk tulang belakang sampai subarachnoid Tarik cairan otak nya
Berperan dalam bbrp penyakit:
- Infeksi & inflamasi
- Perdarahan subarachnoid
- Penyakit yg mempengaruhi TIK (tekanan intracranial)
Indikasi
- Menilai tekanan (opening pressure) & cairan serebrospinal (selular, sitologi, kimia,
bakteri)
- Terapi anestesi spinal, antibiotik, antitumor, ↓ TIK
- Diagnostik mielografi (injeksi zat radioopak), sisternografi radionuklir (zat radioaktif)
Kontraindikasi relative
- ↑TIK (nyeri kepala & papiledema) risiko herniasi (tu bila ada massa)
- Luka di tempat pungsi missal: bisul
Komplikasi:
- Herniasi
- Nyeri kepala
NEURO IMAGING
PENYAKIT NEUROVASKULAR
DEFINISI Stroke: sindrom yang bercirikan keluhan klinis deficit neurologis yang mendadak dan bertahan >24jam
Transient Ischaemic Attack (TIA): sindrom yang bercirikan keluhan klinis deficit neurologis yang bertahan <24jam
Penyebab kematian no.2
Pasien dengan TIA harus tetap dirawat karena gambaran CT scan ttp ada iskemik, walaupun tdk ada gejala klinis
KLASIFIKASI
KORTEKS
Kekuatan otot atas
dan bawah berbeda
SUBKORTEKS
Kekuatan otot atas
dan bawah sama
PEMERIKSAAN Gold standard: CT scan kepala non kontras, jangan pakai kontras karena EKG untuk menyingkirkan kelainan jantung bs embolus
PENUNJANG apabila dia hemoragik cairan kontras masuk keotak TIK >> Rontgen thorax meilhat jantung membesar/tdk
- Pada hemoragik jam-jam pertama sudah terlihat - PA: pasien harus berdiri
- Iskemik hari kedua baru terlihat - AP: untuk pasien lumpuh
Melihat faktor resiko Untuk menentukan prognosis:
Laboratorium: - GDS: hiperglikemi buruk, krn sel-sel otak byk yg mati shg guldar
- Profil lipid (kol. total, HDL, LDL, TG) keluar semua
- Profil gula darah (GDP, GD2PP, HbA1C) menentukan DM - Hitung jenis: leukositosis reaktif (semuanya jenis meningkat)
- Asam urat prognosis buruk
- Hemostasis lengkap (PT, APTT, D-dimer, INR, Fibrinogen) melihat
darah kental atau tidak, kental iskemik, encer hemoragik
- Kadar hemoglobin polisitemia
TATALAKSANA ISKEMIK
- Antiagregasi Trombosit (asam asetil salisilat) Mencegah tjd struk berikutnya, mencegah trombus
- Neuroprotektor (citicholine) menstabilkan membran sel agar tdk cepat pecah
- Stabilisator Plak + Mencegah Vaskulitis (simvastatin) Mencegah tjd struk berikutnya, mencegah embolus
- Antihiperhomosisteinemia (vitamin B6,B12, asam folat) Mencegah tjd struk berikutnya, homosistein berlebih dpt menyebabkan artheroskeloris.
Homosistein >meningkat pd: laki, perokok, terpapar protein
HEMORAGIK
Fase akut: saat perdarahan masih tjd biasanya sampai minggu ke 2, terapi: STROKE TD ↑ keadaan normal
- Neuroprotektor (citicholine) Karena tdp sumbatan darah, shg jantung memompa lbh keras
- Antihiperhomosisteinemia(vitamin B6,B12, asam folat) Pd fase akut tdk boleh TD rendah bs mkn iskemik
- Tdk boleh diberikan antiagregasi tromosit dan stabilisator plak pd fase akut Tdk boleh terlalu tinggi pecah
Lewat fase akut baru berikan antiagregasi dan stabilisator plak
INFEKSI SSP
MENINGITIS
PENDAHULUAN Merupakan masalah medis pentingkarena angka kematian↑ dan angka Untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas meningitis:
kecacatan tinggi - Pengetahuan ttg patof dari meningitis
Sinonim: leptomenginitis - Perhatian dan wapada thd meningitis
Meningitis merupakan proses keradangan yang mengenai salah satu/bbrp - Cepat mengetahui kemungkinan penyebabnya
lapisan selaput otak: - Terapi cepat & adekuat
- Piamater - Melakukan kegiatan preventif
- Arachnoid Etiologi:
- Ruang subarachnoid - Protozoa: toxo, malaria
- Dapat meluas ke jaringan otak & medulla spinalis - Mikosis: blastomikosis, dll
Encephalitis: infeksi dengan proses peradangan yang mengenaik jaringan - Rickettsia
otak. - Virus, herpes
MENINGITIS BAKTERIAL AKUT MENINGITIS TUBERKULOSIS = MENINGITIS SUBAKUT/KRONIS
DEFINISI Infeksi meningitis yang terjadi dalam waktu kurang dari 3 hari dan Merupakan meningitis drimana onset penyakitnya >4minggu, dapat juga
umumnya disebabkan oleh bakteri 2-8minggu
Sering disebut: meningitis purulenta karna pada lumbal pungsi LCS nya
keruh purulen
ETIOLOGI UMUR ORGANISME PENYEBAB YANG UMUM Mycobacterium tuberculosa
NEONATUS Sreptococcus grup B/D
Streptocccous non grup B
E. coli, L. monocytogenes
Infant & anak H. infuelenzae
S. pneumonia
N. meningitides, diplococcus pneumonia
KONTRA INDIKASI:
Absolut:
- Papil edema yang nyata merupakan tanda peningkatan TIK yang
sgt tinggi
- Penurunan kesadaran yg dalam atau yang memburuk dengan
cepat sudah dalam kondisi herniasi
- Deficit neurologi fokal infeksinya sudah hebat
- Kecurigaan lesi desak ruang intracranial: missal abses atau
perdarahan lakukan ct scan dl
Relatif
- Sedang Infeksi local dipunggung bawah tempat LP
- Syok akibat berbagai sebab karena akan nyeri
- Kagulopati gangguan koagulasi
- Trombosit < 50k pd pemeriksaan drh tepi utk pembekuan darah
M. BAKTERIAL M. VIRUS M. SEROSA
Tekanan 5-15cm ↑ N; Sedikit ↑ TBC: N/sedikit↑
H 2O AIDS + meningitis
kriptokokus : ↑
Hitung sel PMN MN MN
Kuman yang Glukosa
didapat
Warna cairan: keruh bakteri, jernihvirus/tb
Pemeriksaan ag spesifik jarang dilakukan karena mahal
Imaging CT scan contrast contrast enhasment (mengisi sulkus dan girus scr
difuse)
PENATALAKSANAAN Sedini mungkin setelah diagnose pasti semakin cepat prognosis baik Penatalaksaan umum sama dgn meningitis bacterial akut
Terapi umum: Pengobatan spesifik, digunakan kombinasi tb:
- Tirah baring total - INH Diberikan 2 bulan pertama
- Perawatan 5b jangan smp decubitus - Ethionamid/pyrazynamid Kemudian dilanjutkan 6-9bulan
Terapi spesifik - Streptomisin berikutnya dgn rifampisin dan
- Antibiotic sesuai dengan hasil pemeriksaan LP - rifampisin INH saja
- Bila ada kontraindikasi LP berikan antibiotic sesuai antibiotic pemberian kortikosteroid (bs smp 2 minggu bila:
empiris - shock
- Lama pemberian antibiotic sesuai dgn jenis bakteri - TIK ↑
- Adanya tanda arachnoiditis
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri punggung bawah kronis paling awal
berupa nyeri spinal atau radikular.
Panas dan penurunan berat badan
Defisit neurologis (50% kasus): kompresi
medspin (transverse cord synd
komplit/inkomplit) dengan paraplegi,paresis,
gangguan sensasi, nyeri radiks saraf dan
sindroma kauda equina
Gambaran Cold abscess
Gibbus, kyphosis
disfungsi sphincter inkontinen/retensi
FRAKTUR LINEAR
Tdk perlu operasi
FRAKTUR IMPRESI
SAH
Wajib operasi, krn
Gambaran:
patahan bs
Mengikuti
menimbulkan
sulkus dan girus
kejang
MANAJEMEN Survei Primer Airway Breathing Circulation Disability Methylprednisolone / MP (corticosteroid) untuk mencegah kaskade iskemik
Survei Sekunder EF - Efek neuroprotektif MPSS (MP-sodium succinate)
Manajemen TTIK Menghambat lipid peroksidase
- Elevasi kepala 300 kalau patah leher jangan Menghambat influks kalsium
- Pasien tdk kesakitan tenangkan atau beri analgesic Menghambat iskemia
- Pasien pipis Efek anti inflamasi
- Manitol 20% (awal 1 gr/kgBB dlm ½-1 jam drip cepat lanjut 0.5 - Pemeberian paling bagus sebelum 3 jam
mg/kgBB). Hati-hati tdk boleh yg osmolalitas terlalu tinggi - Antara 3-8 jam masih bisa
- Analgetika - >8jam metil pred tidak berguna
Manajemen komplikasi - Dosis maintenance:
– Kejang < 3 jam diberikan 1 satu hari
– Infeksi antibiotic profilaksis 3-8 jam diberikan 2 hari
– Gastrointestinal Tirilazad mesylate (corticosteroid)
– Demam Naloxone
– DIC GM-1 ganglioside
Manajemen cairan & nutrisi adekuat
Roboransia (untuk mencegah kaskade cedera kepala sekunder) vitamin C KOMPLIKASI: bisa menimbulkan kematian pada orang yg
dalam bentuk injeksi tetraparesis/paraparesis
neuroprotektan sesuai indikasi sitikolin - Septicemia 40x Anatomi medspin paling bawah di
- Pneumonia 13x lumbal 1 atau thoracal 12
INDIKASI OPERASI - Emboli paru 8x Baal Umbilicus: th 10
EDH - Penyakit jantung 3x Baal dari papilla mammae laki: th 4
- > 40 cc dg midline shift (temporal/frontal/parietal) dg fs batang otak baik - Gg. berkemih 9x Paha atas: lumbal 2
- > 30 cc pd fossa posterior dg tanda2 penekanan batang otak/hidrosefalus - Bunuh diri 2x Patokan:
dg fs batang otak baik
- Apabila lesi di lumbal foto
- EDH progresif
dinaikin 3
SDH
- Kalau di thoracal foto naik 2
- SDH luas (> 40 cc) dg GCS > 6, fs batang otak baik
- SDH dg edema serebri/kontusio + midline shift dg fs batang otak baik - Servikal foto naik 1
ICH
1. pastikan dahulu adanya 2. tentukan epilepsi/tidak→ berdasarkan tipe bangkitan, gejala 3. tentukan
epileptik seizure/bukan (berulang/tidak, brp kali bangkitan) etiologi
ANAMNESIS
- Pola antara kejang 1/2/3 sama tdk polanya, epilepsy tidak berubah selalu 1 bentuk
- Lama setiap kejang brp lama, biasanya tidak lebih dari 5 menit
- Gejala sebelum kalau parsial biasanya ada gejala sebelumnya, kl umum tdk ada.
- Gejala saat kejang ada menoleh ke satu sisi atau pd tangan/ kaki, ada mulut berbusa, ngompol, lidah tergigit
- gejala sesudah bangkitan tertidur, atau tidak sadar
- Frekuensi dalam sebulan kejang brp kali untuk monitoring
- Factor pencetus apakah kurang tidur/kelelahan/stress
- Ada/tdk penyakit sekarang yang diderita untuk mencari etiologi
- Usia awitan semakin kecil prognosis semakin baik
DIAGNOSA - durasi frekuensi semakin lama kejang kerusakan diotak semakin luas
- interval terpanjang kejang 1 ke 2 brp lama jaraknya
- kesadaran antar bangkitan untuk menentukan masuk emergensi/rawat jalan
- Riwayat kehamilan, persalinan, perkembangan
- Riwayat penyakit, penyebab, atau terapi sebelumnya sudah pernah berobat atau blm. Kalau obat yang dipakai sesuai lanjutkan
- Riwayat dalam keluarga saudara sekandung
PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGIK
- Idiopatik biasanya tdk ada deficit neurologis
- Parsial ada deficit etiologi curiga simptomatik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- EEG, indikasi:
Menunjang diagnosis
Menentukan jenis bangkitan & sindroma epilepsy
Menentukan prognosis ada bentukan runcing spt paku semakin sering muncul semakin jelek prognosis
Pertimbangan penghentian OAE
PENGHENTIAN OAE
Syarat umum:
- Setelah 3 th minum bebas kejang dan EEG normal boleh diturunkan tdk boleh dii hentikan krn pasien yang mengamali kekambuhan 60%
- Diskusikan dgn pasien dan keluaga dan disetujui kalau pasien merasa tdk ingin dihentikan jangan dihentikan
- Bertahap 25% dr dosis semula setiap bulan
- Dimulai dr OAE bukan yang utama
- Pertimbangan kemungkinan untuk kambuh, tinngi pada: usia tua, epilepsi simptomatik, bangkitan sulit terkontrol dgn OAE, penggunaan lbh dari 1 OAE,
telah mendapat terapi lbh 10 tahun atau lebih cara penurunan lebih panjang bs tiap 2 bulan
Saat berjalan
Kaku sendi ada/tdk Foto polos lumbal MRI
Reflek patella
Sama dengan
laseq, ada nyeri
yg menjalar
Reflek achiles
Miotom motorik
Beevor sign untuk melihat kelainan Thorakal T10 ke bawah. Pasien
disuruh seperti sit up, ada pergerakan umbilical atau tidak. Normal tidak
bergerak
ETIOLOGI
Spondylosis cervical (myelopathy)
Mekanik (neck strain, herniasi diskus)
Infeksi (osteomyelitis, meningitis)
Reffered (Thoracic outlet syndrome, Pancoast tumor)
Motoris dari
kortex bagian yang
menyilang dan
tidak menyilang
bersatu di cornu
anterior
diteruskan ke
radix anterior
Kl ada kelainan di
cornu anterior
kelainan motoris Spinalis anterior 1 cabang
Spinalis posterior 2 cabang
MYELOPATI
DEFINISI suatu Gangguan fungsi atau struktur dari medula spinalis oleh adanya lesi komplit atau inkomplit
ETIOLOGI Vaskuler Infeksi Demielinisasi
Obat-obatan Degenerasi Trauma
Radiasi Tumor Tidak diketahui
DIAGNOSIS Anamnesis : kelemahan anggota gerak, ggn. Pemeriksaan fisik: Pemeriksaan Penunjang:
sensibilitas, BAB,BAK. Onset akut, sebacut, kronis - parese/plegi tipe UMN (tgt lokasi lesi - Laboratorium:kimia darah, LCS
progresif (makin memperberat), yg bisa campuran UMN&LMN) - Pemeriksaan radiologi: foto polos AP/LAT /obliq
memperberat/memperingan, Riwayat Penyakit - hipestesi/anestesia segmental - ENMG
Dahulu, dll - ggn.otonom BAB BAK terganggu - Tes keringat (tes perspirasi )
- MRI
RANGKUMAN BLOK SYARAF & PERILAKU | SITI FARHANAH AULIA 46
DIAGNOSA Polineuropati
BANDING Komplikasi/penyulit: decubitus, kontraktur sendi, atrofi otot, ISK
TATALAKSANA Kausal berdasarkan peyebabnya
Simtomatik untuk nyeri beri analgetik
Suportif obat-obat neurotropik
Operatif
Rehabilitatif
SINDROM Complete spinal cord transection:
TRANSEKSI - Acute (trauma>>, inflamasi/infeksi <<)
MEDULA SPINALIS - Progressive (tumor)
KOMPLIT Gx klinis:
- Spinal shock tanda spt gjl LMN hiporeflex
- Di bawah lesi ggn.complete (flaccid paralysis/tonus menurun, ggn.semua modalitis sensoris, ggn. Bladder, bowel dan fx sexual)
Spinal automatism (flexor reflex) saat kaki di ekstensikan tiba-tiba flexi sendiri
MYELITIS TRANSFERSALIS AKUT TRAUMA SERVIKAL Ischemic Myelopathy (infark Medula Spinalis)
Definisi : proses infeksi atau inflamasi mengenai medula Klasifikasi tingkat dan keparahan trauma medula spinalis Myelopathy akut akibat penyumbatan arteri spinalis
spinalis ditegakkan pada saat 72 jam sampai 7 hari setelah (>> pada a.spinalis anterior)
Etiologi: autoimmun, bisa dicetuskan krn inf. Virus trauma. Klinis: paraplegi/qudriplegi, ggn. Sensoris, disfungsi
(mumps, measles, herpes simpleks), leptospira atau Gx klinis ( 4 cardinal sign) lesi medula spinali: bladder
bakteri, atau krn multiple sklerosis - Spastic paraparese (quadriparesis pada CSI) Kolumna posterior intak karena mendapat 2 cabang
Manifestasi klinis: - Disfungsi bladder dan bowel dari a. spinalis posterior
- Sindrom transeksi medula spinalis komplit - Defisit sensoris
- Dissosiasi sensorik (bila kolumna posterior intak) - Tanda UMN
gangguan sensoris tp proprioseptifnya baik Tatalaksana di saat pre hospital :
- Non spesific flu like symptoms - stabilisasi manual
- Demam, myalgia,LBP - membatasi fleksi dan gerakan gerakan lain
Pemeriksaan lab - penanganan imobilitas vertebra dengan kolar leher
- Lumpal pungsi (lymphositic pleositosis, peIgG dan dan vertebral brace.
total konsentrasi protein)
- MRI godolinium
- EMG setelah 2 minggu axonopathy
Terapi:
- Tx Causatif Tx Antibiotik bila infeksi
- Tx simptomatik
- Tx supportif:
- Tx immunosuprresif (metilprednisolon 1 gr i.v)
selama 5- 10 hr
- Plasma exchange
- Rehabilitasi
- Rujuk ke spesialis neurologi
GEJALA KLINIS:
- Rasa penuh di area kandung lemih
- Mengejan saat miksi
- Sulit memulai kencing
- Tidak dapat mempertahankan aliran kencing
- Tidak lampias saat akhir miksi
AMYOTROPHIC LATERAL – SCLEROSIS Atau MOTOR Sindrom Radik Dorsalis Sindrom ganglion dorsalis
NEURON DISEASE
Mono/paraparese (flaccid) ditambah pola Kelumpuhan Etiologi : GBS >> Penyebab : herpes Zooster
UMN (tergantung letak lesi) Gejala klinis: Gejala klinis:
Gejala UMN & LMN berbaur. - Hilangnya sensasi nyeri sesuai dermatom yg - Adanya vesikel
- Tahap awal (UMN+LMN), tahap akhir (LMN) terkena - Nyeri ditusuk tusuk & paresthesia pada area yg
Gejala LMN : Mono/para/tetraparese, atrofi otot, - Hiporeflek/arefleksia terkena >> di area torakal
Fasikulasi - Hipotonia
Gejala UMN : Kelumpuhan bilateral (bila inti saraf Otak
motorik degenerasi, cth lidah)
Hiperefleksia (Force crying / force laughing)
Kelumpuhan UMN dan LMN secara berbauran
Tetraparese, tangan parese LMN, tungkai
parese UMN
Sensoris dan otonom normal
VERTIGO
Vertigo = memutar, adanya ilusi gerakan yang spt rasanya diri kita/lingkungan yang berputar
Vertigo adalah rasa gerakan dari tubuh, atau obyek-obyek disekitarnya yang bersangkutan dengan Alat Keseimbangan Tubuh ( AKT )
3 jenis reseptor:
DEFINISI
- Sel rambut dari krista dan otolit (vestibulum)
- Sel cone dan rod retina (otot)
- Sel raba kulit – sendi – tendon (proprioseptik)
Sistem keseimbangan Dizziness /vertigo terbagi menjadi:
Fisiologis
– Mabuk gerakan
– Mabuk angkasa
– Vertigo ketinggian
Patologis
- Vestibuler (true vertigo) benar2 merasa berputar
Perifer, misal: BPPV, neuritis, meniere’s
Sentral : Stroke infark brainstem, Vertebrobasilar insuff, epilepsi,
tumor antara cerebellum dan pons
- NonVestibuler tdk tjd gangguan keseimbangan
Syncope
Disequilibrium
PATOFISIOLOGI
Kelumpuhan akut, terutama pd otot proksimal (lengan atas dan tungkai Ocular myasthenia kelumpuhan m. levator palpebral tidak bisa membuka
atas) kelopak mata
Diawali paraestesia (kesemutan) pd extremitas bawah - Biasanya periodic , Setelah istirahat bs buka mata lagi
Kelumpuhan simteris, asending - Setelah membaca lama tdk bs buka
Riwayat infeksi 1-2 minggu sebelum: ISPA, diare - Test: menghadap ke atas matanya makin lama makin redup
Tidak dijumpai gangguan sensorik yang nyata (hipo/anestesi) General myasthenia sudah ada kelemahan pd seluruh tubuh tp masih ringan
Sesak nafas akibat kelumpuhan otot bantu nafas (diafragma) (kekuatan otot 3-4)
Berat Bisa disertai gejala bulbar: dysarthria, disfagia kena kranial Severe myasthenia makin berat
GEJALA KLINIS
Progresif <3-4 minggu Krisis myasthenia sudah disertai gagal nafas, disfagia
Varian:
- Miller fischer (ophtalmoplegi, arefleksia, ataksia, bilateral facial
illness)
- AIDP umumnya
- AMAN parah dr EMG
- AMSAN
K
O
G Durasi memori:
N sensory short term long term
input sensori atensi disimpan
I memory memory memory
T MEMORI
I Akan hilang Akan hilang apbl
F apbl tidak tidak di simpang
ada atensi dan diulang
JENIS MEMORI
Memori primer : Memori sekunder :
kandungan memori primer hanya berada dalam kesadaran secara singkat kebalikan dari memori primer, memungkinkan seseorang untuk menggali
setelah impresi sensorik yang menimbulkannya tidak ada lagi (Memori Jangka kejadian atau keadaan sebelumnya yang telah menghilang dari kesadaran
Pendek (STM)). (Memori Jangka Panjang (LTM)).
GANGGUAN MEMORI
Dapat disebabkan oleh berbagai proses patologis;
- Degeneratif/general cognitive disfunction. Misal demensia
- Korsakoff’s syndrome demensia pd individu dgn alkoholik, krn kelebihan alcohol gjl ataksia, demensia
- Confusional state.
- Psychogenic/psichiatric:depression.
AMNESIA
Amnesia adalah ketidakmampuan mengingat pengalaman yang lalu (gangguan memori).
Sindrom amnestik adalah gangguan spesifik pada kemampuan untuk membentuk memori baru dan untuk memanggil kembali informasi yang disimpan
sebelum onset gangguan.
MACAM-MACAM AMNESIA
Amnesia Anterograde Amnesia Retrograde
Gangguan memori untuk peristiwa yang terjadi setelah onset amnesia, tidak Ketidakmampuan mengingat peristiwa yang terjadi sebelum mulainya
mampu belajar hal yang baru amnesia, hilangnya ingatan terhadap peristiwa yang lalu.
Missal: pasca trauma, tidak tahu ada dimana Missal: sebelum kecelakaan tidak ingat melakukan apa
Jenis A FASIA Fluensi Pemaha man Pengulangan Penamaan Membaca Menulis Keteranga n
BAHASA Auditorik
Broca’ s (motorik) - + - - - - Hanya da pat mendengar, tdk bs bicara
WERNICKE’S (sensorik) + - - - - - Tidak pa ham, dgn yg di perintahka n, tp bs ngo mong
yg jelas
Konduk si + + - +/- + + Tidak bisa mengulang
Anomik + + + - + - Tidak bs menyebutka n nama benda
Transkortikal motorik - + + - - - Mirip dgn broca, tp bs dengar da n bs mengulang
Transkortikal sensorik + - + - - -
Transkortikal campura n - - + - - -
Global - - - - - -
Ver bal apraksia - + - - - +
Ket. + : fungsi relatif normal - : fungi abnornal +/- : gangguan ringan/normal
DEFINISI: Fungsi integrasi sensoris dari lobus parietal
Gangguan visuopasial biasanya akibat kerusakan hemisfer non dominant Pemeriksaan visuospasial:
Contoh: CLOCK DRAWING TEST (CDT)
VISUOSPASIAL
- Hemineglect Tidak sadar 1 sisi VISUOSPASIAL
- Contructional apraxia tidak bs memahami perintah gambar FUNGSI EXECUTIVE (PLANNING, ABSTRAK)
- Agnosia (e.c finger agnosia) tidak mengenal jari-jari
FUNGSI Diatur oleh lobus frontal (terutama prefrontal)
EKSEKUTIF Berfungsi: Inisiasi, Planning, Problem solving, Abstraksi, preservasi
DEMENSIA MILD COGNITIF IMPAIRMENT (MCI)
DEFINISI Demensia yang dikenal sebagai pikun adalah suatu kemunduran Definisi MCI adalah
intelektual berat dan progresif yang mengganggu fungsi sosial, pekerjaan - gangguan memori subyektif (keluarganya blg sering lupa, tp saat
Kriteria:
- Terdapat gangguan memori terutama memori jangka pendek
(recent memory).
- Fungsi memori abnormal untuk usia dan pendidikan.
- Aktivitas sehari-hari normal.
- Fungsi kognisis umum normal (MMSE ≥ 24).
- Tidak ada demensia (kepikunan).
Patologi
- Adanya plak amyloid (neurotoxic( ,kekusutan
neurofibril,pengurangan neuron
- Pe kadar ACH
- Sistim neurotransmiter lain juga terganggu
DIAGNOSIS ANAMNESIS MMSE
- Pada pengasuh dan penderita. - Salah satu Tes fungsi kognitif yang singkat ( 5-10 menit )
- Penurunan fungsi kognitif (mendadak, progresif lambat) - Meliputi 5 area /domain fungsi kognitif. Terdiri 11 pertanyaan /
- Perubahan perilaku dan kepribadian. penilaian
- Riwayat medik umum : - Merupakan tes kuantitatif ada skor nya
infeksi kronik (HIV,sifilis), gangguan endokrin (hiper/hipo thyroid, - Bukan tes diagnostik tetapi untuk :
DM), merokok, penyakit jantung, hipertensi, hiperlipidemia, dan Tes Penapisan yg obyektif pada ggn.fungsi kognitif
aterosklerosis. screening
- Riwayat neurologik Menentukan ada / tidak ada , dan beratnya ggn kognitif
stroke, trauma, infeksi, epilepsi, tumor, hidrosefalus Pemeriksaan serial evaluasi perubahan fungsi kognitif.
- Riawayat keracunan
Area / domain kognitif Skor mak. Skorpx
insektisida, pestisida, alkohol
Pemeriksaan fisik umum 1 ORIENTASI Jwb 5=5 …..
- keadaan umum, tanda TIK 1. Sekarang ( tahun ), (musim), (bulan), Jwb 2=2 …..
Pemeriksaan neurologik (tanggal), (hari ) apa?
- gangguan motorik (pikun bukan disebabkan alzheimer tp krn 2. Kita berada dimana (negara), (propinsi), Jwb 5=5
struk), sensorik, autonom, penglihatan, pendengaran, (kota), (rumah sakit) (lantai /kamar )
keseimbangan, tes regresi (reflek palmomental, glabella,
grasphing) 2 REGISTRASI …..
Pemeriksaan Neuropsikologik Sebutkan 3 nama benda ( Apel, Meja, 3
- MMSE, CDT, ADL, IADL Koin ), tiap benda 1 detik, kemudian
TES REGRESI pasien disuruh mengulangi ketiga nama
benda tadi. Nilai 1 untuk tiap nama benda
yang benar. Ulangi sampai pasien dapat
menyebut dg benar dan catat jumlah
pengulangan.
5 BAHASA 1 …..
5. Pasien disuruh menulis secara spontan
6. Pasien disuruh menggambar bentuk 1 …...
dibawah ini.
TOTAL 30 …..
PENILAIAN HASIL PEMERIKSAAN
1.Nilai MMSE di bawah 27 dianggap abnormal dan mengindikasikan
gangguan kognitif, nilai dibawah 24 dicurigai sindrom demensia,
2. Nilai MMSE :
Nilai 24-30 : normal
Nilai 17-23 : probable gangguan kognitif sedang
CORTEX CEREBRI
Glutamate
Glutamate
Mengeluarkan glutamate
PUTAMEN
>> usia lanjut (40-70 tahun) Parkinsonism Sindroma ditandai Tremor Rigiditas Akinesia / Bradikinesia Postural instability
<< dibawah 30 tahun jarang Parkinson Disease Parkinsonism + PA degenerasi ganglia basalis ( Subs Nigra pars kompakta (SNC)) dan inklusi sitoplasmik
Puncak dekade ke – 6 eosinofilik (Lewy bodies) Jd pd saat hidup tdk bs dibilang penyakit
Pria : wanita = 3 : 2
TATALAKSANA
Gerakan osilasi ritmik, selang seling otot antagonis dan agonis, sinusoidal dan teratur.
DEFINISI
Insiden >> sesuai usia
TREMOR Resting Tremor
KLASIFIKASI Action Tremor
Isometric Tremor saat kontraksi otot volunter melawan tahanan.
Gerakan CHOREA gerakan involunter ≠ teratur, singkat, sentakan, berpindah dari satu bagian tubuh ke bagian lain.
involunter ATHETOSIS chorea namun lambat (seperti menggeliat), berulang-ulang.
hiperkinetik BALLISM merupakan bentuk chorea yang kasar, amplitudo tinggi, seperti melempar.
gangguan gerak tiba-tiba, singkat spt sentakan
MYOCLONUS myoclonus (+): pd saat sedang ada gerakan otot
myoclonus (-): tjd hentian saat gerak
TIC Gerakan (motorik) / suara (vokal) ,involuntar,tiba-tiba, singkat,berulang,tanpa tujuan (inappropiate), nonritmik, sering melelahkan dan intensitasnya bervariasi.
TOURETTE
Gejala nya berupa tics
SYNDROME
Gangguan Jiwa
Suatu kelompok gejala atau perilaku yang secara klinis bermakna dan yang disertai dengan penderitaan (distress) pada kebanyakan kasus, dan yang
berkaitan dengan terganggunya fungsi (disfungsi/hendaya) seseorang.
DIAGNOSIS Demensia
BANDING Skizofrenia atau depresi krn pasien gelisah
PENATALAKSANAAN Tujuan utama mengobati kausa penyakit mengatasi kondisi fisik, PENATALAKSANAAN SECARA UMUM
perubahan prilaku - Modifikasi dari faktor resiko sehingga memperlambat penyebab
Farmako terapi: Dua kondisi pada delirium yang memerlukan terapi adalah demensia atau mengkoreksi penyebab demensia yang bersifat
psikotik & insomnia, berupa Haloperidol 2-10 mg injeksi. CPZ dihindari reversibel . Perhatikan faktor risiko cerebrovaskular (hipertensi,
untuk pasien delirium karena efek antikolinergik; utk insomnia dapat DM, obesitas, hiperlipidemi, penyakit jantung dan ketergantungan
digunakan Hydroxyzine atau Benzodiazepine waktu paruh pendek. alkohol); pasien yang merokok disarankan berhenti.
Untuk mengatasi insomnia : benzodiazepim lorazepam - Terapi terhadap gejala-gejala kognitif diajak melalukan hal2 yang
Kalau hypersomnia distimulasi utk aktifitas fisik pasien senangi
- Terapi terhadap gejala-gejala dan perilaku yang terjadi, contoh:
PERJALANAN PENYAKIT & PROGNOSIS
perilaku agitas
- Farmatekorapi untuk gejala spesifik, seperti perilaku agresif.
Walaupun onsetnya mendadak, gejala prodromal (misal rasa lemah dan - Terapi lain nutrisi yang baik (tambahkan omega 3), latihan fisik
ketakutan) dapat mendahului beberapa hari sebelum onset yang sesuai, rekreasi dan terapi aktifitas. Perhatian terhadap
Gejala delirium bertahan sepanjang adanya faktor kausal, walaupun masalah penglihatan, pendengaran dan terapi yang terkait kondisi
biasanya berakhir < 1 minggu medik seperti infeksi saluran kencing, infeksi kulit, disfungsi
Setelah identifikasi dan penyingkiran faktor penyebab, gejala delirium kardiopulmoner.
mereda dalam periode 3-7 hari, walaupun beberapa gejala dapat sampai 2 Antipsikotik Haloperidol, dg dosis awal 0,5 mg/hari dosis efektif 1 –
minggu untuk selesai secara komplit 3 mg/hari dalam dosis terbagi
Makin tua pasien dan semakin lama pasien dalam keadaan delirium, makin Risperidone, dg.dosis awal 0,25 mg/hari dosis efektif 1 –
lama delirium teratasi 2 mg/hari dalam dosis terbagi
Bila pasien disuruh mengingat mimpi buruk yang tidak jelas Olanzapine (untuk pasien DM), dg.dosis awal 2,5 mg tiap
Delirium berhubungan dengan tingkat mortilitas yang tinggi pada tahun malam dosis efektif 5 – 10 mg tiap malam.
berikutnya, terutama karena berhubungan dengan kondisi medis yang Prinsipnya adalah menggunakan dosis kecil yang efektif
menyebabkan delirium mengatasi gejala agitasi. Hati-hati dengan efek
idiosinkrasi pada usia lanjut.
Terapi Non-farmakologis
- Terapi perilaku
- Edukasi keluarga
- Konseling
- Aktifitas terencana :
Stimulasi kognitif
Olah raga
Sosialisasi ikut arisan
Rekreasi
MORFOLOGI :
- Makro: otak lunak, bengkak, girus
mendatar, kompresi ventrikel
- Mikro : Jar. bervakuol (berongga) kecil-
kecil, sel endotel distensi, kapiler
obliterasi, mielin rusak
A. EDEMA VASOGENIK menyangkut pemb. A. SUBFALSIN Akibat hidrosefalus :
Darah girus singulata mengalami herniasi di bawah falx - Non-communicating hidrosefalus
KLASIFIKASI
Akumulasi cairan ekstravaskuler Menekan A. serebral anterior infark sumbatan dimana-mana di sepanjang sistem
- sekunder krn permeabilitas kapiler ventrikuler, aquaduktus atau foramen
C. EDEMA INTERSTISIAL
Transudasi cairan dari sistem ventrikular (melalui
ependima)
Khas pd peningkatan tekanan intrakranial
KENAIKAN TIK
STADIUM PENYEBAB GEJALA KLINIS AKIBAT
I. Stadium kompensasi Space occupying mass lesion pd parenkim Edema papil: penumpukan aksoplasma Pergeseran intrakranial & herniasi
Stadium kompensasi ruang : otak dalam papilla optik Komplikasi sekunder
Berkurangnya ruangan CSS di dalam dan - Mis. tumor, abses, hematoma Mual dan muntah: Menekan sentral - Kerusakan vaskuler
sekitar otak Proses difus muntah pd pons dan medulla oblongata - Penekanan V. sentralis retina
Atrofi tekanan pada otak - Mis. edema serebri, ensefalitis, Nyeri kepala: Penekanan dan distorsi edema papil
Volume darah berkurang (di dalam sinus hemoragik subarachnoid reseptor nyeri - Kerusakan N. intrakranial (N. III dan
intrakranial) Volume CSS meningkat Kesadaran ↓ VI)
- Mis. hidrosefalus - Paralisis mata
II. Stadium dekompensasi - Obstruksi aliran CSS
Herniasi dan distorsi otak - Perubahan tulang kepala
Tekanan darah meningkat Efek sistemik (krn penekanan pd
Nadi lambat hipotalamus)
- Hipertensi dan bradikardi
III. Stadium vasomotor paralysis - Edema pulmo
Kerusakan neuron progresif - Ulserasi gastrointestinal dan
perdarahan traktus urinarius
- Pankreatitis akut
Hidrosefalus
HIPOKSIA, ISKEMIA, INFARK PERDARAHAN INTRAKRANIAL NON TRAUMATIK PENYAKIT SEREBROVASKULAR HIPERTENSIF
Hipoksik: kekurangan oksigen Pecahnya aneurisma Charcot – Bouchard Iskemia serebral → spasme arteri
Iskemik: kekurangan suplai darah Morfologi: Karena tekanan darah sangat tinggi
Infark: kematian sel/jaringan - Makro: perdarahan akut ekstravasasi Bersifat temporer → edema serebral
PERDARAHAN
Aliran ke otak << kekurangan oksigen menyebabkan: darah menekan parenkim di Timbul disfungsi neurologik akut
INTRA
- nekrosis iskemik generalisata (ensefalopati iskemik
PARENKIMAL sekitarnya Sakit kepala / kesadaran berkabut
atau hipoksia) - Mikro: pd resolusi daerah yg rusak Kejang / stupor / koma
- nekrosis fokal (infark otak) berupa rongga dgn tepi jar. gliosis yg Perubahan retina dengan papiledema / eksudat
PATOGENESIS mengandung makrofag dan perdarahan
Hipoksia generalisata terjadi karena >> akibat pecahnya aneurisma Berry (sakular Gagal ginjal dalam berbagai tingkat
kekurangan oksigen darah atau penurunan / kongenital) kejadiaannya saat dws
HIPOKSIA
tekanan perfusi otak keseluruhan. Lokasi : Sirkulus Willisi
Mis. Hipotensi >> sporadik
PERDARAHAN
<< aliran darah → pd kardiac arrest Predisposisi :
SUB
<< oksigenisasi hebat → pd respiratory ARACHNOID
- Peny. kolagen
arrest - hipertensi
INFARK
Trombosis arteri → pd komplikasi atheroma Frekuensi ruptur meningkat sesuai usia
Sumbatan arteri embolik : Ruptur sering terjadi bersamaan dgn
- trombus mural setelah infark jantung peningkatan intrakranial akut, spt mengejan,
Multiple Sclerosis
Defisit neurologis dg episode khusus, terpisah waktunya Klinis : Makr : Lesi (plakat) berbatas tegas abu-2
Demielinisasi substansia alba – Mendadak timbul gangguan saraf lokal Mikr :
Menyerang segala usia – Kemudian sembuh spontan - Plakat aktif : pemecahan mielin, makrofag dgn lipid
Genetik – Kelemahan anggota badan, parastesia infiltrasi limfosit perivascular
Gangguan imunitas – Neuritis optik, vertigo - Plakat inaktif : sel radang (-), gliosis
CSS : - Protein sedang, Pleiositosis moderat
PENYAKIT DEGENERATIF
Penyakit degeneratif korteks serebral Penyakit degeneratif ganglia basalis dan Penyakit degeneratif spinoserebral Penyakit degeneratif neuron motoris
batang otak
Penyakit Alzheimer Berkaitan dgn gangguan pergerakan,
- Biasa mulai usia 50 tahun tremor, rigiditas
- Kemunduran perlahan fungsi
intelektual, mood & tingkah laku
- Lanjut : disorientasi, memori hilang, P Penyakit Parkinson Idiopatik (IDP
afasia A
Fungsi asetilkolin esterase: dpt digunakan utk pengobatan dengan cara dihambat COMT (catechol metyltransferase) tdk terlalu berperan, yang berperan
Menghasilkan histamin
KERJA CAMPURAN
Obat yg Pengaruhi release atau uptake Neurotransmiter
Adrenergik sintetik Reserpin Guanetidin Kokain
- Meningkatkan pelepasan NE juga bekerja langsung pd α dan
Hambat masuknya NT ke Hambat release NT dari Hambat uptake NT
EFEDDRIN β
vesikel,peningkatan vesikel melalui hambatan
- Efek spt Epinefrin tp kl efedrin kerja lambat durasi cepat.
degradasi NT oleh MAO Sudah jarang digunakan pada Na, K ATP ase
Bisa peroral
Onset lambat, durasi sbg antihipertensi