Anda di halaman 1dari 29

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya salawat serta
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Sang Pemimpin Tauladan Rasulullah
Muhammad SAW juga kepada keluarga para sahabat serta pengikutnya.

Proposal tugas akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi atau melengkapi syarat
kelulusan di dalam menyelesaikan mata kuliah metodelogi penelitian program studi S1
Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani).

Proposal tugas akhir ini disusun melalui referensi yang sudah ada,dikembangkan
kembali dan bimbingan dari dosen pembimbing.Sehingga akhirnya penyusun dapat
menyelesaikan proposal tugas Pakhir ini dengan judul “PENGARUH FRAKSI VOLUM
PADA MATERIAL KOMPOSIT SERAT BATANG PISANG KEPOK (Musa
Paradisiaca)”
Dalam penulisan proposal tugas akhir ini penulis mengucapkan terimakasih sebanyak-
banyaknya atas partisipasinya kepada semua pihak,maka dalam kesempatan ini penulis
ucapkan terimakasih kepada:
1.Ibu Martijanti, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing
2.Bapak Ricky Yoseptry, S.T., selaku dosen mata kuliah metodelogi penelitian
3.Dosen-Dosen dan Staf TU Teknik Mesin UNJANI
4.Segenap staf serta karyawan Teknik Mesin Unjani Cimahi
5.Kawan – kawan Teknik Mesin Unjani Cimahi
6.Semua pihak yang telah membantu proposal tugas akhir ini

Secara khusus penulis ucapkan terimakasih kepada orangtua tercinta yang telah
memberikan kasih sayang,doa,semangat,dukungan,dan dana yang telah diberikan selama
ini.Semoga seluruh kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah
SWT dan semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.

Cimahi, 08 April 2017

Penulis

1
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1
BAB I ......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 3
1.2. Permasalahan .................................................................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................................................. 6
1.4. Pembatasan Masalah ........................................................................................................ 6
BAB II........................................................................................................................................ 8
LANDASAN TEORI ................................................................................................................. 8
2.1 Pengenalan Material Komposit ...................................................................................... 8
2.2 Klasifikasi Jenis-Jenis Komposit.................................................................................. 10
2.3 Berdasarkan Serat Penguat ............................................................................................ 12
2.4 Berdasarkan Matriks atau Resin ................................................................................... 14
2.5 Ikatan Antara Serat dan Matriks ................................................................................... 17
BAB III .................................................................................................................................... 19
METODELOGI PENELITIAN ............................................................................................... 19
3.1 Diagram alir penelitian .................................................................................................. 19
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................................... 20
3.3 Langkah Percobaan Pembuatan Spesimen .................................................................. 20
BAB IV .................................................................................................................................... 24
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................................ 24
4.1 Karakteristik Sifat Mekanik Material Komposit berpenguat Serat Batang Pisang
Kepok .............................................................................................................................. 24
BAB V ..................................................................................................................................... 27
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................ 27
5.1 KESIMPULAN .............................................................................................................. 27
5.2 SARAN ............................................................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 28

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini, material komposit dengan penguat serat fiber glass telah
diaplikasikan oleh para produsen mobil sebagai bahan penguat panel mobil, body
kit, spoiler, bumper, Side skirt, tempat duduk belakang, dashboard danperangkat
interior lainya.Mengapa sekarang banyak industri – industri yang mencoba
mengantikan bahan dasarnya menggunakan komposit, karena kita sudah banyak
melihat para ilmuwan telah meneliti bahwa komposit merupakan bahan alternatif
material yang dapat menggantikan material seperti besi, alumunium, tembaga, dan
sebagainya.Serta kita juga melihat bahwa material yang disebutkan diatas
merupakan bahan material yang tidak dapat diperbaharui (non renewable) sehingga
sewaktu – waktu akan habis.
Munculnya peraturan pemerintah tentang linkungan hidup dan
berkembangnya kesadaran masyarakat untuk melestarikan lingkungan hidup telah
memicu pergeseran paradigma untuk mendesain material yang ramah lingkungan.
Pemakaian material komposit dengan matriks termoset dan termoplastik
yang menggunakan serat pertanian sebagai sistem penguatan (reinforcements),
yang berasal dari sumber daya alam yang terbaharui, dapat memberikan manfaat
positif, yaitu pemanfaatan bahan baku yang tersedia berlimpah di alam
(sustainabilitay resources).
Pada penelitian tentang serat pisang memang sudah banyak yang
meneliti, diantaranya contohn penelitian pada:
- Jurnal pada penelitian nasmi, Sujita dan Hasan “Analisa Kekuatan Tarik
Komposit Termoplastic Diperkuat Serat Pohon Pisang dengan Arah Serat
Searah” yang isinya meneliti tentang fraksi volum (25% dan 30%) dan
bermatriks polyester. Yang menyimpulkan bahwa semakin besar fraksi
volumnya, maka kekuatan tariknya makin besar pada fraksi volum 25% =
23,31 𝑁/𝑚𝑚2 dan pada 30% = 24,73 𝑁/𝑚𝑚2.
- Jurnal pada penelitian Noni Nopriantina, Atusti “ Pengaruh ketebalan serat
pelepah pisang kepok (Musa Pradissiaca) terhadap sifat meanik material
komposit polyester-serat alam”.Yang menyimpulkan bahwa nilai kuat
komposit maksimum = 12,92 𝑁/𝑚𝑚2 pada variasi ketebalan serat 0,70 mm
namun kuat tarik maximum yaitu 2,53 𝑁/𝑚𝑚2 pada variasi ketebalan 0,82
mm. Jadi semakin tebal serat kuatnya pun akan semakin besar.
- Jurnal pada penelitian Mulida “ Perbandingan kekuatan tarik komposit
polypropilena dengan pengisi serat pandan dan serat batang pisang”.
Polypropilena sebagai matriks yang dilarutkan dengan xylena pada
temperatur 160o kemudian pengisi dibentuk anyaman kemudian dilarutkan
didalam larutan PP kemudian dikeringkan sampai pelarut menguap lalu
dikempa panas (Hot Prees). Kemudian diuji sifat kekuatan tariknya.

3
Kekuatan serat pandan dengan ketebalan 1 mm lebih besar daripada
kekuatan tarik serat pisang dengan ketebalan yang sama yaitu 1 mm.
- Jurnal pada penelitian Ratni Kartini,H. Darmasetiawan, A.Karokaro dan
Sudirman “ Pembuatan dan karakterisasi komposit polimer berpenguat serat
alam” telah dilakukan pembuatan komposit dengan matriks polimer yaitu
epoksi dari polyester dengan bahan penguat (filter) serat alam, yaitu serat
pisang dan serat ijuk yang dikombinasikan satu sama lain menjadi empat
macam. Komposit yaitu komposit epoksi-pisang, epoksi-ijuk, polyester-
pisang, polyester- ijuk. Untuk keempat macam komposit tersebut, pengaruh
penambahan lapisan pada matriks polimer terhadap sifat mekanik dan mikro
struktur bahan komposit dipelajari. Hasil penelitian menunjukan, secara
umum penambahan lapisan serat menurunkan nilai kekuatan tarik komposit,
kecuali untuk komposit bermatriks epoksi dengan penguat serat ijuk. Nilai
kekuatan tarik tertinggi diperoleh komposit epoksi-serat ijuk tiga lapis yaitu
45,44 MPa, sedangkan komposit epoksi-serat pisang 3 lapis memiliki nilai
kekuatan tarik sebesar 30,47 MPa. Nilai kekuatan tarik terendah diperoleh
komposit polyester-serat pisang 3 lapis yaitu 15,62 MPa, sedangkan jika
ditambah serat ijuk tiga lapis kekuatan tariknya menjadi 22,18 MPa. Selain
itu, penambahan serat pada matriks polimer secara umum menurunkan nilai
kekerasan komposit. Dari pengematan struktur mikroternyata kurangnya
ikatan antara serat dengan matriks polimer dan distribusi serat pada matriks
polimer mempengaruhi nilai kekuatan tarik dan nilai kekerasan bahan
komposit.

Dari serangkain jurnal diatas saya akan menganalisa tentang pengaruh


fraksi volum pada material komposit serat batang pisang kepok (Musa
Paradisiaca) terhadap karakteristik sifat mekanik pada material komposit
tersebut.
Pengujian yang dilakukan harus mengikuti dan mengacu pada
standarisasi yang telah ditentukan, disini kita menggunakan standar ASTMD.
Berdasarkan hasil pengujian diatas penulis mencoba mencermati melalui
sebuah analisa penelitian dan eksperimen, Apakah serat fiber glass yang
berbentuk mat serat tersebut dapat digantikan dengan sert yang berasal dari
limbah hasil pertanian yaitu batang pisang, sehingga penulis ingin mencoba
menganilis fraksi volum terhadap karakteristik sifat mekanik material komposit
berpenguat serat pisang kepok, apakah material komposit berpeguat serat alam
yang berasal dari limbah serat batang pisang kepok ini mampu memberikan
nilai kekuatan dari beberapa pengujian diatas yang memberikan nilai hasil
paling baik dibandingkan serat fiber glass, akan menggantikan posisis dari serat
fiber glass ini sebagai salah satu serat alam yang dapat menggatikan serat buatan
yang selama ini dipakai.Tetapi pada hal ini, penulis dalam segi hal proses
pembuatan komposit tersebut dengan menggunakan metode proses yang sangat
sederhana yaitu metoda hand lay up.

4
Mengapa penulis memilih prose pembuatannya menggunakan metode
hand lay up karena dari segi ekonomi proses ini tidak mengeluarkan biaya
begitu besar dari segi sisi positif kita juga dapat menciptakan lapangan kerja
baru yang nantinya akan diproduksi oleh beberapa home industri atau industri
kreatif yang ada dilingkungan sekitar Unjani. Dalam hal ini serat pada material
komposit mempunyai peranan yang sangat penting yaitu memberikan nilai
kekuatan pada material komposit (sebagai penahan beban utama) dan
memegang porsi terbesar dalam menerima beban yang beekerja pada suatu
struktur komposit, engan memegang porsi terbesar dalam menerima beban yang
bekerja pada suatu struktur komposit dari penelitian yang telah dilakukan pada
material komposit berpenguat serat (fibrereinforced composite) bahwa
komposisi dan jumlah lapisan serat yang digunakan dalam pembuatan material
komposit sangat mempengaruhi terhadap tegangan normal dan tegangan geser.
Dari keuntungan pemakaian komposit tersebut dibandingkan dengan material
lain yaitu memiliki kekuatan dan kekauan tinggi, ketehanan lelah, berat jenis
yang rendah, mudah dibentuk, tahan aus dan korosi, sifat
isolator.(Suprihanto,1998)
Salah satu target penelitian ini adalah mengetahui sejauh mana pengaruh
dari fraksi volum da jenis matriks terhadap kekuatan dari material komposit
berpenguat serat alam dalam hal ini kekuatan yang akan dianalisa di fokuskan
kepada kekuatan tarik dan impak. Serat alam yang digunakan berasal dari
batang pisang kepok dan matriks yang digunakan adalah resin epoksi dan resin
polyester, serat batang pisang kepok digunksn karena terdapat banyak limbah
batang serat pisang kepok di daerah iklim tropis ini.

1.2. Permasalahan
Faktor yang mempengaruhi kekuatan material komposit berpenguat
serat pisang diantaranya adalah suhu pengeringan material komposit, struktur
serat, kadar air serat, waktu pengeringan, penekanan pada material komposit,
struktur mikro material komposit, umur pohon pisang, arah serat, diamter serat,
jenis matriks dan juga fraksi volum. Dimana arah seratnya mengunakan arah
acak. Dengan fraksi volumnya yang digunakan adalah 10%, 20%, dan 30%
yang berasal dari serat batang pisang kepok serta jenis matrik polyester dan
epoksi. Apabila perbandingan fraksi volum dan jenis matriks ini tidak tepat
maka tingkat kekuatanya tidak maksimum dengan demikian perlu mengetahui
sejauh mana fraksi volum dan jenis matriks terhadap karakteristik sifat mekanik
dari material komposit berpenguat serat batang pisang kepok.
Pada penelitian ini, penulis menganalisa juga kekuatan tarik dan impak
juga massa jenis dari serat batang pisang kepok. Karakteristik serat akan
mempengaruhi terhadap sifat dari material komposit terutama dari segi
kekuatanya. Hasil dari pengujian kekuatan tarik dan berat jenis serat ini,
digunakan juga perhitungan persentasi kekuatan.

5
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh karakteristik kekuatan
material komposit berpenguat serat alam (batang pisang kepok) terutama ddari
kekuatan tarik dan impak. Kekuata tarik dan impak yang mempunyai harga
yang paling optimum dengan menvariasikan fraksi volume serat maupun jenis
matriks akan digunakan sebagai referensi untuk mengetahui sejauh man
pengaruh fraksi volum dan jenis matriks tersebut terhadap kekuatan material
komposit.

1.4. Pembatasan Masalah


Dalam penelitian ini dibatasi dalam :
- Pengaruh fraksi volum serat pisang kepok, fraksi volum yang diteliti adalah
10%, 20%, dan 30%
- Jenis matriks yang digunakan matriks epoksi dan polyester
- Analisis karakteristik mekanik (kekuatan tarik dan impak) material
komposit berpenguat serat batang pisang kepok
- Asumsi diameter serat sama ± 0,3 mm.

1.5 Metode Penelitian


Meode yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif yang
memberikan penjelasan secara komperhensif semua informasi yang berkaitan dengan objek
penelitian dan melakukan proses eksperimental untuk mengetahu karakteristik dari serat serta
matriks maupun karakteristik kekuatan tarik serta impak dari material komposit. Adapun
langkah-langkah yang akan dilakukan pada penelitian ini:
1. Tahapan proses persiapan bahan baku serat (serat batang pisang kepok) dan matriks
(polyester & epoksi)
2. Melakukan proses pengeringan batang pisang kepok
3. Melakukan proses pembuatan komposit dengan memvariasikan fraksi volum serat
maupun jenis matrik
4. Pengujian kekuatan tarik dan impak paa material komposit berpenguat batang pisang
kepok dengan memvariasikan fraksi volum dan matriks
5. Membandingkan hasil kekuatan tarik material komposit berpenguat serat pisang kepok

1.6 Sistimatika Penulisan


Untuk memudahkan pembahasan dan pemahaman tentang penelitian ini, maka dalam
penulisanya disusun dalam 5 bab yang masing masing terdiri dari subab. Gambaran secara garis
besar tentang bab-bab tersebut diuraikan dibawah ini:

6
Bab I Pendahuluan
Berisi gambaran umum tentang latar belakang masalah, permasalan, tujuan dan manfaat
penelitian, pembataan masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori


Merupakan uraian singkat mengenai teori-teori yang digunakan untuk membaca
masalah.

Bab III Metode Penelitian


Berisi langkah pemecahan berupa kerangka (metodelogi) yang dirancang dalam
melaksanakan penelitian ini, serta berisi tahapan yang dilakukan untuk mendapatkan
karakteristik dari matetial komposit berpenguat serat batang pisang kepok.

Bab IV Hasil dan Pembahasan


Berisi data-data analisa berdasarkan karakteristik serat pisang kepok dan matriks
maupun material komposit berpenguat batang pisang kepok.

Bab V Kesimpulan dan Saran


Berisi kesimpulan yang berkaitan dengan hasil percobaan atau penelitian serta hal-hal yang
berkaitan dengan kelanjutan dari penelitian ini dan saran penelitian ini untuk kedepanya.

7
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengenalan Material Komposit


Material komposit dapat didefinisikan sebagai penggabungan dari dua atau lebih
material yang berbeda pada skala makroskopik. Tujuan dari penggabungan material yang
berbeda tersebut adalah untuk mendapatkan material baru yag mempunyai sifat-sifat fisik yang
baru sesuai dengan kebutuhan.
Walaupun penggabungan material tersebut menghasilkan material yang baru tetapi
sifat-sifat material penyusunya masih dapat ditemukan. Sifat yang diinginkan; ringan, tahan
korosi dan abrasi, kekuatan yang tinggi dan kekakuan yang lebih baik, peredaman terhadap
energi impak, kekuatan terhadap fatigue dan konduktivitas termal serta listrik. (suprihanto
1998)
Seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi yang dikuasai manusia dewasa ini
pemakaian material komposit semakin meningkat terutama untuk struktur dan komponen pada
mesin. Material komposit mempunyai karakteristik yang beragam, berbeda dengan material
konvensional yang biasanya diasumsikan bersifat homogen dan isotropik.
Adapun karakteristik mekanis yang khas dari material komposit ialah:
 Homogen
Sifat-sifatnya tidak seragam pada seluruh volum material.

 Orthotropic
Sifat-sifat material berbeda pada ketiga arah yang saling tegak lurus pada suatu titik
dalam volume material tertentu dan memiliki tiga buah bidang simetri yang juga saling
tegak lurus.

 Anisotrop
Sifatnya pada suatu titik tertentuberbeda dalam smua arah tidak ada lagi bidang simetri.

Secara umum material komposit dapat diklompokan menjadi tiga macam berdasarkan
atas bentuk struktur komponen penyusunanya, yaitu:

 Fibrous Composites
Merupakan mateial komposit yang mempunyai bentuk struktur material
penguatnya berupa serat (fiber) yang mempunyai perbandingan panjang dengan
diameter penampangnya sngat besar.Contohnya FRP (Fiber Rainforced
Plastic).

8
 Laminated Composites
Material komposit ini terdiri dari lapisan-lapisan dua material atau lebih
yang berbeda digabungkan bersama-sama. Contoh : Bimetal, Clad Metal,
Laminated Glass, Plastic Based Laminated dan Laminated Fibrous Composite.

 Particulated Composit
Material komposit yang penyusunya terdapat satu atau lebih partikel
yang lain dari penguat dalam satu matriks. Bentuk dari komponen penguat yang
lainya dapat berbentuk bola (spheres), batang (roads), serpih (flakes) atau
bentuk-bentuk yang lainya yang secara rata-rata mempunyai dimensi yang
hampir sama.Contoh: Beton bertulang.

Komposit diklasifikasikan menjadi tiga kelompok berdasarkan matriks:

 Polymer Matrix Composites (PMC); komposit dengan matriks polimer, merupakan


komposit utama dan biasa dsebut sebagai fiber rainforced polymer.
 Metal Matrix Composite (MMC); komposit dengan matriks logam.
 Ceramic Matrix Composite (CMC); komposit dengan matriks keramik.

Material komposit dibentuk dari beberapa bahan pokok agar diperoleh sifat
yang kuat, kaku dan ringan yang belum dimiliki oleh sifat asalnya. Bahan pokok
tersebut adalah matriks dan serat material komposit sangat efisien dalam menerima
beban, karena eban tersebut ditanggung oleh serat. Serat harus terikat kuat oleh matriks
sehngga dapat menentukan sifat keseluruhan material komposit.

Fungsi serat adalah untuk mendukung beban yang bekerja, meningkatkan


kekuatan material karena memiliki serat yang halus dan lebih kuat. Oleh sebab itu
material komposit sangat kuat dan kaku bila mendapatkan beban yang searah dengan
serat, sebaliknya sangat lemah bila dibebani dalam arah tegak lurus mengingat matriks
sebagai media maka fungsi dari matriks tersebut adalah mengikat serat, sebagai
medium untuk mentransfer dan mendistribusi beban pada serat, dan juga sebagai
pembungkus atau pelindung serat dari kerusakan permukaan yang disebabkan oleh
abrasi mekanis atau reaksi kimia dengan lingkungan sekitar.Serat tanpa adanya matriks
tidak akan dapat menahan gaya dalam arah tekan dan transfersal.

Matriks juga menggunakan mekanisme tegangan geser, serta mellindungi serat


dari pengaruh lingkungan yang merusak. Karena itu bahan matriks biasanya dipilih dari
bahan yang ulet dan lunak, agar mampu meneruskan tegangan geser.

9
Gambar 2.1 Skematik tengangan regangan untuk serat getas dan matriks ulet
(sumber: Suprihantono 1998)

2.2 Klasifikasi Jenis-Jenis Komposit


Komposit diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis, bergantung pada geometri dan jenis
seratnya. Hal ini dapat dimengerti, karena serat merupakan unsur utama dalam material
komposit tersebut. Sifat-sifat mekanik material komposit, seperti kekuatan, kekakuan, keuletan
dan ketahanan terhadap reaksi kimia dengn lingkungan tegantung dari geometri dan sifat-sifat
seratnya.

Gambar 2.2 Diagram Klasifikasi Material Komposit


(Sumber : Martijanti,2006)

Secara garis besar komposit terdiri dari dua macam, yaitu:


1.Komposit partikel (Particle Composite)
2.Komposit serat (Fiber Composite)

10
Bentuk partikel yang terdapat pada komposit seperti bulat, kubus, tertagonal
atau bentuk-bentuk yang tidak beraturan secara acak, tetapi secara rata-rata berdimensi
sama dalam satu matriks. Komposit yang diperkuat serat terdiri dari serat-serat yang
diikat oleh matriks.
Jenis komposit dibedakan dalam dua kelompok, yaitu:
1.Komposit dengan serat panjang (Continuous Fiber)
2.Komposit dengan serat pendek (Diccontinuous / Short Fiber)

Gambar 2.3 Jenis komposit berdasarkan bentuk dan arah penguat serat
(Sumber : Martijanti 2006, Adi ganda Putra 2013)

Gambar 2.4 Jenis komposit berdasarkan bentuk dan arah penguat serat
(Sumber ; Heni Nurani, Harikayanti 2016)

11
Adapun keuntungan dari komposit adalah:
1. Memiliki kekuatan dan kekakuan yang tinggi.
2. Tahan terhadap korosi.
3. Mecanical properties dapat diatur sedemikian rupa sehingga dapat dihasilkan struktur
yang optimal.

2.3 Berdasarkan Serat Penguat


Penguat yang dipakai adalah serat (Fiber), partikel dan whisker dalam bentuk yang
continuous. Serat kontinyu akan memberikan penguatan yang lebih efektif daripada partikel
atau serat pendek.
Serat penguat yang tinggi modulus elastisitasnya akan menjadi getas contohnya pada
grafit, boron, gelass, aramid, alumina, dan silon karbida.

Gambar 2.5 Klasifikasi dari tipe-tipe komposit


(Fanotti,2008)

Serat biasanya terdiri dari bahan yang kuat, kaku dan getas. Hal ini terjadi karena serat
lah yang terutama mampu menahan gaya luar, sehingga serat harus kuat dan kaku kekuatan
serat terletak pada ukurannya yang sangat kecil, kadang-kadang dalam orde micron.
Adapun fungsi dari serat adalah :
 Mendukung beban yang bekerja.
 Meningkatkan kekuatan.

12
Gaya yang mengenai serat aln didistribusikan disekitarnya melalui tegangan geser. Oleh karena
itu ada dua hal yang membuat serat dapat menahan gaya dengan efektif yaitu bila:
 Perekatan (Bonding) antara serat dan matriks (disebut pula interfacial bonding) sangat
baik dan kuat, sehingga serat tidak mudah lepas dari matriks (debonding).
 Kelangsingan (aspect ratio), yaitu perbandingan antara panjang dengan diameter serat
harus cukup besar. Hal ini disyaratkan agar tegangan geser yang terjadi pada permukaan
antara serat dan matiks kecil.
Pada dasarnya serat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
 Serat alami (Natural Fiber)
 Serat Buatan (Cynthetic Fiber)

2.3.1 Serat Alami (Natural Fiber)


Serat alami terbuat dari tanaman, hewan, maupun sumber sumber mineral lainya,
seperti kapas, wol, sutra, rami (hempr), pisang abaka, pisang nangka, pissang kepok, pisang
raja, pisang udang. Dalam tugas proposal tugas akhir ini penulis mencoba meneliti material
komposit dengan menggunakan serat alami yang terbuat dari serat pisang kepok.
- Pisang kepok (Musa Pradasiaca) merupakan serat yang mempunyai sifat mekanik
yang baik. Sifat mekanik dari serat pelapah pisang mempunyai densitas 1,35 𝑔𝑟/𝑐𝑚3 ,
kandungan selulosanya 63-64%, hemi selulosa (20%) kandungan lignin 5%. Buah yang
satu ini sangat populer dikalangan kita, selain karna mudah didapat, murah, buah ini
juga banyak kandungan vitaminya. Pisang (banana) adalah pohon jenis terna (pohon
dengan bahan yang lunak dan tidak berkayu) dari suku musa ceae dengan batang yang
kuat dan daun-daun yang besar memanjang dan berwarna hijau tua. Buah pohon ini
nampak dalam bentuk sisir-sisir, yang tiap sisirnya berisi 10-20 pisang, dan dalam
buahnya tidak terdapat biji. Pisang merupakan buah dngan sumber giji yanghampir
sempurna karena pisang mengandung 6 nutrisi yaitu : air, gula, protein, lemak, vitamin,
dan mineral. Faktor yang mempengaruhi kekuatan material komposit bepengaruh serat
pisang diantaranya adalah suhu pengeringan material komposit, struktur serat, kadar air
serat, waktu pengeringan, penekanan terhadap material komposit, struktur mikro
material komposit, umur pohon pisang, arah serat, diameter serat, jnis matriks dan juga
fraksi volum.
Manfaat dari kegiatan pengembangan dan penerapan material komposit berbasis bahan
serat alam adalah:
1. Untuk mengembangkan potensi pemanfaatan serat alam yang tersedia berlimpah di
indonesia sebagai hasil aktivitas pertanian melalui peneletian karakterisasi material dan
teknologi pemeprosesan produk pada komposit yang ramah lingkungan yang bernilai
ekonomis.
2. Dapat memenuhi kebutuhan industri yang berkembang di masyarakat melihat
ketersediaan di alam yang cukup besar dan biaya yang bahan yang jauh lebih murah.
Produk yang dihasilkan dapat lebih ringan dan membutuhkan konsumsi energi yang
rendah, sehingga dapat menurunkan biaya produksi selain upaya meningkatkan nilai
tambah produk lokal.

13
Peningkatan kemampuan rancang bangun dan manufaktur material komposit beebasis
bahan serat alam yang menunjang pembangunan industri dan kemandirian bangsa
khususnya dalam penguasaan bidang material.

2.3.2 Serat Buatan (Cynthetic Fiber)


Serat buatan terbuat dari bahan campuran kimia, adapun jenis serat buatan yang
biasa digunakan adalah:

1. Serat Glass
Material serat glass tersusun atas campuran beberapa senyawa kimia,
seperti : silikon dioksida dan oksida dari logam alumunium, kalsium,
magnesium, serta logam lain dengan persentase lebih kecil.

2. Serat Carbon (Graphit)


Keuntungan dari serat karbon adalah serat karbon yang memiliki
modulus elastisitas lebih tinggi jika dibandingkan dengan buatan lainya,
sedangkan kekuranganya adalah serat karbon memiliki kekuatan tarik
lebih rendah.

3. Serat Aramid
Apabila dalam suatu struktur yang diperlukan ketahanan terhadap beban
impak, maka serat yang dipilih adalah serat aramid.

4. Serat Boron
Keuntungan serat boron memiliki modulus elastisitas dengan kekuatan
tarik lebih tingi jika dibandingkan dengan serat buatan yang lain, namun
kekuranganya adalah harganya lebih mahal.

2.4 Berdasarkan Matriks atau Resin


Adapun fungsi pokok resin dalam komposit adalah :
1. Menggabungkan atau memberikan daya ikat antara benang atau serat (fiber)
2. Mendistribusikan beban diantara serat (fiber)
3. Melindungi fiber dari pengaruh lingkungan seperti gaya gesek dan kelembapan
4. Memberikan kekakuan pada arah tegak lurus fiber.

Matriks resin merupakan material organik yang bentuk isiknya dapat dijumpai alam
bentuk cair, prepolimerisasi dan cure stage dibagi menjadi 3 tahapan yaitu :

14
 A Stage
Yaitu tahap mula-mula (kondisi awal) resin dimana resin tersebut masih dapat
larut dan bercampur pada cairan tertentu.

 B Stage
Merupakan tahap antar reaksi polimeriasi (repolimerisasi), dimana resin akan
mengembang bila kontak dengan cairan tertentu dan melunak bila dipanaskan.

 C Stage
Tahap akhir reaksi polimerisasi resindimana resin tidak akan dapat larut atau
mencair lagi (cure).
Pada saat mencampurkan resin dan hardener, kondisi resin harus A stage dan life time
resin sebelum meampaui batas yang ditentukan, pada kondisi ini molekul resin masih mampu
untuk saling berikatan dalam molekul-molekul hardener. Perbandingan resin dan hardener
harus diperhatikan sesuai dengan spesifikai, jika tidak maka campuran pada resin tidak aan
sempurna dan waktu pada cure tidak akan tepat waktu.Pada proses lay up resin, diharapkan
resin terlaminasi rata dipermukaan fiber, dan resin dapat menyerap dengan sempurna kedalam
pori-pori fiber, terserapnya resin dalam fiber dilihat dari kontak fisik antara resin engan fiber
oleh karena itu proses atau cara laminasinya harus sempurna.
Matriks Plimer yang terbanyak dipakai dalam material komposit untuk struktur
kontruksi adalah dari jenis termoset, yaitu terutama pada epoksi dan polyester. Brbagai macam
material komposit telah digunakan pada kontruksi pesawat terbang, perahu, motor, mobil, alat-
alat olahraga, dan lain-lain.

2.4.1 Resin Epoksi


Fungsi utama dari resin epoksi adalah :
 Mengikat secara kompak
 Mentransfer gaya ke serat
 Melindungi serat dari lingkungan
 Melindungi kerusakan pada saat handlling.
Resin epoksi pada umumnya merupakan hasil reaksi antara bisfenol A dengan
efiklorgidrin. Bisfenol sebagai hasil reaksi antar aseton dan fenol. Efiklorhidrin merupakan
zat cair yang tidak berwarna dan sangat efektif dengan epoksi juga reaktif pada atom-atom
hidrogen. Kenaikan temperatur dilakukan secara perlahan – lahan (1o C per menit) dengan
maksud untuk polimerisasi yang lebih sempurna.
Kenaikan temperatur yang lebih cepat, maka polimerisasi akan lebih cepat tapi
mempengaruhi pada viskositas hingga pembentukan gel akan lebih lama. Adapun fungsi
dari hardener/pengeras adalah untuk merubah resin epoksi menjadi keras.
Untuk mendukung polimerisasi yang optimum hingga keras, diperlukan campuran
hardener yang seimbang. Bila hardener terlalu banyak, maka pembetukan rantai molekul
pada epoksi akan berhenti hinga produk akhir akan rapuh. Dan sebaliknya apabila hardener

15
terlalu kurang, polimerisasi tidak akan tercapai secara lengkap hingga tidak akan mengeras
sempurna.
Resin epoksi adalah material organik, biasanya berbentuk cair, yang mampu
membentuk padat dan stabil melalui penambahan hardener (Catalis) yang tepat,
viskositasnya tinggi dan pengerutan lebih rendah. Namun resin epoksi ini harganya
terbilang mahal.
Resin epoksi memiliki beberapa karakteristik yang langsung ditunjukan dengan
hubungan antara karakteristik struktur :
 Tahan terhadap panas (thermic resistance)
 Daya adesi yang baik (good adhesion)
 Tahan terhadap korosi (corosition resistance)
 Tahan terhdap hidrolis (hydrolysis resistance)

Resin epoksi memiliki ketahanan yang baik terhadap :


 Air
 Basa lemah & kuat
 Hydro Carbon
 Asam lemah
 Solvent Organic
Resi epoksi tidak memiliki ketahanan yang baik terhadap :
1. Asam kuat
2. Ethayl asetat
3. Solvent yang mengandung chlor

2.4.2 Resin Polyester


Merupakan matriks yang paling banyak digunakan pada saat ini. Resin ini digunakan
pada resin industri, komersil, transfortasi bahkan pada resistan kimia dari reaktor, pintu truk
dan sebagainya. Resin polyester merupakan mesin polimer jenis termoset. Material awal untuk
pembuatan matriks temoset polyester adalah resin polyester tak jenuh (unsaturated polyester
resin) yang mengandung sejumlah ikatan karbon rangkap 2 c = c. Sifat-sifat resin polyester
sangat tergantung pada berat jenis dari krosling, modulus, temperatur transisi glass dan
stabilitas terma dari resin polyester dapat diperbaiki dengan meningkatkan berat jenis dari
krosling, tetapi akan mengurangi regangan hingga patah (strain to failure) dan energi impak.
Faktor utama yang mempengaruhi berat jenis krosling adalah jumlah titik tak jenuh pada
molekul polyester. Cara mudah untuk mengatur frekuensi titik tak jenuh adalh menvariasikan
perbandingan berat bahan penyusun poliester tak jenuh.

16
Faktor penting lain yang mempengaruhi sifat-sifat dan karakteristik proses resin
polyester adalah jumlah dan jenis pelarut. Sifat resin polyester dapat divariasikan dengan
mengatur komposisinya. Pada gambar dibawah ini kita dapat melihat proses crosling yang
terjadi pada resin polyester :

Gambar 2.6 Crosling Polyester secara Skematis


(Sumber : Polymer Science Center 2003)

Kelebihan dari resin polyester adalah viskositasnya yang rendah, waktu curing yang
cepat, dan harga yang murah. Salah satu kekurangan dari resin polyester dibandingkan rsin
epoksi adalah volum matriks shringkgnya yang tingginya dapat dilihat dari tabel berikut:
Specific gravity 1,1 – 1,4
Tensile strengrh, Mpa (psi) 34,5 – 103,5 (5000-15000)
Tensile Modulus, Gpa (106 psi) 2,1 - 3,45 (0,3-0,5)
Elong ngation, % 1 -5
HDT, oC (o F) 60 – 205 (140 – 400)
Cure shringkage, % 5 - 12

(Sumber : Martijanti dan Adiganda putra, 2013)

2.5 Ikatan Antara Serat dan Matriks


Masalah terpenting sekaligus tersulit sehubungan dengan pembuatan material
komposit adalah masalah ikatan (bonding). Ikatan yang baik antara filler dan matriks
akan menghasilkan material komposit yang mempunyai kualitas baik. Ikatan yang baik
harus dicapai tanpa terjadi reaksi maupun kerusakan pada permukaan.
Syarat awal dalam mendesain komposit adalah mengetahui adanya ikatan (bonding)
antara bahan matriks dengan bahan penguatnya. Untuk mengertahui ada atau tidaknya
ikatan antara matriks dengan bahan penguatnya dapat diamati dalam bentuk sudut
kontak permukaan kedua bahan tersebut, caranya sebagai berikut yaitu: material bahan
penguat dicelupkan atau dimasukan kedalam matriks kemudian ditarik keluar perlahan-
lahan.

17
Transfer muatan adalah hal prinsip pembentukan antara matriks yang lemah dengan
filler yang bermodulus tinggi. Transfer muatan bergantung pada ikatan yang baik
anatara dua unsur, yaitu adhesi yang baik antara komponen-komponen komposit. Ikatan
baru dapat dilakukan bila komponen-komponen dibuat pada keadaan intimate contact,
yaitu ketika matriks berbentuk cair dan membaahi pilar yang berbentuk padat. Dalam
hal ini ikatan itu sendiri secara pinsip ditentukan oleh pembahasan (wetting filler) oleh
cairan matriks.
Karena sifat ikatanya adhesi bukan kohesi maka ikatan yang terjai pada kedua unsur
bersifat adhesif sehingga ikatan hanya terjadi pada permukaan, atau reaksi yang terjadi
pada transfer muatan adalah reaksi fisis bukan reaksi kimia. Oleh karena itu sifat asli
kedua unsur masih tetap dan tidak berubah. Kontak yang terjadi antar kedua unsur
adalah kontak permukaan-permukaan masing masing unsur.
Proses yang terjadi ketika dua unsur bertemu adalah proses pembasahan permukaan
komponen filler yang padat oleh komponen matriks yang berbentuk cair secara fisik
bukan persenyawaan kimia, filler padat tidak larut kedalam matriks, kedua unsur
tersebut hanya bercampur (misscable) sehingga unsur-unsur kimiawi dari kedua
komponen tidak bersenyawa dan membentuk unsur baru.
Pembahasan juga tergantung kepada aktifitas bersama antara komponen-
komponen, dan ini tergantung pada rasio energi energi masing- masing permukaan.
Kekuatan kohesi yang terdekat atau sejenis akan membentuk ikatan dengan sendirinya.

18
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Diagram alir penelitian

MULAI

STUDI LITERATUR

PENGADAAN
ALAT DAN

SERAT MATRIKS

PERSIAPAN
SERAT DAN
MATRIKS

VARIASI FRAKSI
VOLUME &
MATRIKS

PEMBUATAN
SPESIMEN

MATRIKS MATRIKS
EPOKSI POLESTER

VOLUME 10% VOLUME 20% VOLUME 30% VOLUME 10% VOLUME 20% VOLUME 30%

PEMBUATAN SPESIMEN UJI TEKNIK


(ASTMD3039) & IMPAK (ASTM D 256)

PENGUJIAN MATERIAL KOMPOSIT


DAN RIDE SKIRT

DATA DAN
PEMBAHASAN

KESIMPULAN

SELESAI

Gambar 3.1 Diagram Alir Tahapan Penelitian

19
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat

1. Cetakan aluminium
2. Kikir atau gerinda
3. Ampelas
4. Gergaji besi
5. Cetakan sudut
6. Penggaris
7. Jangka sorong
8. Timbangan emas
9. Gelas ukur
10. Mesin Uji tarik kapasitas maximal 500 kgf
11. Mesin Uji impak kapasitas maximal 10 kg.cm

3.2.2 Bahan

1. Serat pisang kepok


2. Matriks epoksi 712 + hardener versimed 140
3. Matriks resin polyester + katalis
4. Waks

3.3 Langkah Percobaan Pembuatan Spesimen

3.3.1 Persiapan Serat


 Serat pisang kepok di ambil dari limbah batnag pisang yang telah di panen,
lapisan yang di ambil pada pelepah batang pissang yaitu 5 lapisan yang terluar
dari batang pisang.

Gambar 3.1 Batang serat pisang kepok.

 Serat pisang dikeringkan secara alamai dibawah sinar matahari selama tiga
hari.
 Setelah kering selanjutnya dilakukan pengujian serat di balai besar tekstil.

20
 Setelah di uji kemudian menimbang serat pisang yang telah kering dengan
perbandingan berat atau volume sebesar 10%,20% dan 30% dari berat
spesimen uji tarik maupun uji impack (tanpa serat) dengan matriks epoksi dan
polyester
 Mempersiapkan serat yang telah di timbang tersebut dengan fraksi 10%,20%,
dan 30%. matriks epoksi di tambah hardener dan matriks polyester.

3.3.2 Pembutan Material Komposit dengan Matriks Epoksi untuk Uji Tarik

 Campurkan antara epoksi resin dan hardener 1:1


 Kemudian campuran tersebut diaduk sampai merata
 Siapkan cetakan loyang 3 buah yang telah berisi serat pisang kepok yang
masing-masing berisi fraksi 10%,20% dan 30%.
 Lalu campuran epoksi tersebut di tuangkan masing-masing ke dalam cetakan
loyang.
 Setaelah itu campuran epoksi dan serat tersebut di press dengan menggunakan
triplek yang telah ditempel solatip, yang kemudian diberi beban diatasnya.
 Keringkan material terswebut pada suhu ruang (26-27oC) kurang lebih selama
4 jam.
 Setelah benar-benar kering keluarkan material komposit tersebut dari cetakan
loyang.

3.3.3 Pembutan Material Komposit dengan Matriks epoksi untuk Uji Impak

 Campurkan antara epoksi resin dan hardener 1:1


 Kemudian campuran tersebut diaduk sampai merata
 Siapkan cetakan impak 3 buah yang telah berisi serat pisang kepok yang
masing-masing berisi fraksi 10%,20% dan 30%.
 Lalu campuran epoksi tersebut di tuangkan masing-masing ke dalam cetakan
impak.
 Setaelah itu campuran epoksi dan serat tersebut di press dengan menggunakan
triplek yang telah ditempel solatip, yang kemudian diberi beban diatasnya.
 Keringkan material tersebut pada suhu ruang (26-27oC) kurang lebih selama 4
jam.
 Setelah benar-benar kering keluarkan material komposit tersebut dari cetakan
impak.

3.3.4 Pembutan Material Komposit dengan Matriks Polimer untuk Uji Tarik

 Campurkan antara poliester dan katalis 100:1


 Kemudian campuran tersebut diaduk sampai merata

21
 Siapkan cetakan loyang 3 buah yang telah berisi serat pisang kepok yang
masing-masing berisi fraksi 10%,20% dan 30%.
 Lalu campuran poliester tersebut di tuangkan masing-masing ke dalam cetakan
loyang.
 Setaelah itu campuran poliester dan serat tersebut di press dengan
menggunakan triplek yang telah ditempel solatip, yang kemudian diberi beban
diatasnya.
 Keringkan material terswebut pada suhu ruang (26-27oC) kurang lebih selama
2 jam.
 Setelah benar-benar kering keluarkan material komposit tersebut dari cetakan
loyang.

3.3.5 Pembutan Material Komposit dengan Matriks Poliester untuk Uji Impak

 Campurkan antara poliester dan katalis 100:1


 Kemudian campuran tersebut diaduk sampai merata
 Siapkan cetakan impak 3 buah yang telah berisi serat pisang kepok yang
masing-masing berisi fraksi 10%,20% dan 30%.
 Lalu campuran poliester tersebut di tuangkan masing-masing ke dalam cetakan
impak.
 Setelah itu campuran poliester dan serat tersebut di press dengan menggunakan
triplek yang telah ditempel solatip, yang kemudian diberi beban diatasnya.
 Keringkan material tersebut pada suhu ruang (26-27oC) kurang lebih selama 2
jam.
 Setelah benar-benar kering keluarkan material komposit tersebut dari cetakan
impak.

3.3.6 Pengujian Spesimen Uji Tarik dan Uji Impak

Sebelum melakukan pengujian spesimen uji tarik dan impak maka hal yang
paling utama diperlukan dan di perhatikan antara lain:
a. Proses penomoran spesimen
Hal ini di karenakan spesimen yang dibuat berbeda sesuai praksinya, maka di
gunakan penomoran dengan membedakan fraksi 10%,20%, dan 30%.
b. Proses pengukuran uji tarik dan impak
Pengukuran bagian uji tarik  pada pengukuran untu spesimen uji tarik bagian
yang perlu di ukur antara lain panjang, lebar dan
tebal.

22
Pengukuran bagian uji impak  pada pengukuran unyuk spesimen uji impak
yang perlu di ukur antara lain panjang, tebal dan
tebal takik.
c. Proses pengujian
Pada tahapan ini setelah melakukan serangkaian seperti pada tahap sebelumnya
maka dilakukan proses pengujian eperti berikut:
 Proses pengujian uji tarik bermatriks epoksi resin dan poliester

dalam proses penujian uji tarik ini mesin yang di gunakan adalah mesin
uji tarik wiengs berkapasitas 500 kgf

Gambar 3.2 mesin uji impak


 Proses pengujian uji impak bermatriks epoksi resin dan poliester.
Dalam proses pengujian tarik, mesin yang digunakan adalah mesin uji
impak berkapasitas 10 kg.cm

Gambar 3.3 mesin uji impak


Setelah serangkaian melakuan pengujian impak di laboratorium mesin atau di
balai besar bahan dan barang teknik, lalu di ambil data rata-rata (data dan hasil
bercobaan) yang kemudian nanti akan di ambil kesimpulan, yang akan di bahas pada
bab selanjutnya.

23
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa di awali dengan hasil pengujian dari kekuatan tarik maupun kekuatan impak
dari material komposit berpenguat serat batang pisang kepok dengan mempatiasikan fraksi
volum serat serta jenis matriks yang digunakan. Data dari hasil pengujian kekuatan tari, dan
kekuatan impak akan mendapatkan suatu nilai yang optimum dan menganilisis sejauh
manapengaruh dari variasi fraksi volum serta jenis matriks ini terhadap kekuatan dari material
komposit berpenguat serat alam. Untuk mendapatkan informasi yang dapat melengkapi
manfaat dari penelitian ini, maka di akhir pembahasan dilakukan penentuan nilai optimum dari
kekuatan tarik komposit berpenguat serat batang pisang kepok denagan membandingkan pada
nilai kekuatan tarik. Bertujuan untuk melihat material komposit berpenguat serat pisang kepok
dapat berfungsi sebagai material alternatif menggantikan material yang telah digunakan
sebelumnya seperti material komposit berpenguat serat buatan, yaitu serat glass.

4.1 Karakteristik Sifat Mekanik Material Komposit berpenguat Serat Batang Pisang
Kepok
Karakteristik sifat mekanik dari material komposit berpenguat serat pissang ini, meliputi
karakteristik dari kekuatan tarik maupun impak dengan memvariasikan, fraksi volume serta
serat jenis matriks. Dan pada penelitian ini diameter pada tiap helai serat pisang kepok adalah
0,1-0,5 mm, maka diambil rata-rata 0,3 mm/serat. Data hasil pengujian ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik serta dilanjutkan denga analisa pembahasan dari masing-masing data
hasil pengujian yang diperoleh secara eksperimental serta dijelaskan dalam setiap sub bab.

4.1.1 Kekuatan Tarik dan Impak Material Komposit Berpenguat Serat Pisang
Kepok

Pengujian tarik terhadap material komposit berpenguat serat alam pisang kepok ini
dilakukan dengan memvariasika serat batang pisang kepok, fraksi volum serat yaitu 10%, 20%,
dan 30% serta menvariasikan jenis matriks yang terdiri dari jenis polyester dan epoksi. Data
hasil pengujian tarik dapat dilihat pada tabel berikut.

24
NO Jenis Jenis Fraksi Kekuatan Tarik (kgf/cm2) Kekuatan
Pisang Matriks Volum Tarik Rata-
Rata (kgf/cm2)
1 Pisang Polyester 10% 267 256 245 256
Kepok
20% 347 365 340 350,60
30% 429 379 428,50 412,16
Epoksi 10% 310,56 316,25 376,22 334,34
20% 375,12 410,05 388,60 392,92
30% 559,99 541 538,62 546,53

Tabel 4.1 Kekuatan Tarik Material Komposit Berpenguat Serat Batang Pisang Kepok
(Sumber : Egi Agustiana,2014)

NO Jenis Serat Kekuatan Tarik (kJ/m2) dengan Variasi Fraksi


Jenis Matriks Volum
1 Batang Pisang 10% 20% 30%
Kepok
Epoksi 334,34 392,92 546,53

Polyester 256 350,60 412,16

Tabel 4.3 Perbandingan Nilai Kekuatan Tarik Material Komposit Berpenguat Serat
Batang Kepok
(Sumber : Egi Agustiana,2014)

25
NO Jenis Jenis Fraksi Kekuatan Impak (kgf/cm2) Kekuatan
Pisang Matriks Volum Tarik Rata-
Rata (kgf/cm2)
1 Pisang Polyester 10% 3,947 4,664 4,465 4,359
Kepok 20% 6,184 5,784 5,285 5,739
30% 8,194 8,665 9,031 8,630
Epoksi 10% 5,301 5,290 5,748 5,447
20% 7,210 7,005 7,776 7,330
30% 8,884 9,601 10,229 9,571

Tabel 4.1 Kekuatan Impak Material Komposit Berpenguat Serat Batang Pisang Kepok
(Sumber : Egi Agustiana,2014)

NO Jenis Serat Kekuatan Impak (kJ/m2) dengan Variasi Fraksi


Jenis Matriks Volum
1 Batang Pisang 10% 20% 30%
Kepok
Epoksi 5,447 7,330 9,571

Polyester 4,359 5,739 8,630

Tabel 4.2 Perbandingan Nilai Kekuatan Impak Material Komposit Berpenguat Serat
Batang Kepok
(Sumber : Egi Agustiana,2014)

26
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
1. Semakin tinggi fraksi volum serat yang didapatkan maka kekuatan material
komposit semakin besar.
2. Kekuatan material komposit pada jenis matrik yang berbeda terdapat niai yang
paling tinggi adalh matriks epoksi,karena dari hasil percobaan dan eksperimen dapat
diliha yang paling besar yaitu pada epoksi.
3. Material berpenguat serat pisang brpenguat serat pisang kepok yang dapat
diaplikasikan pada slide skirt,selain itu juga dapat diaplikasikan juga pada....
4. Dilihat dari segi ekonomis untuk produksi pemakaian polyester dengan fraksi volum
bisa menggatikan kekuatan materialnya, dikarenakanya harga epoksi jauh lebih
mahal dari harga polyester.
5. Pada komposit serat yang dipakai tidak selalu pada pelepah pisang saja tetapi juga
bisa dari serat bambu, kelapa dan lain-lain.
6. Dengan dilakukanya percobaan atau eksperimen kita dapat menangguli limbah pada
tumbuhan untuk menjadi produk jadi yang bernilai jual tinggi di pasar.

5.2 SARAN
1. Untuk diaplikasikan pada proses maufaktur pada produk-produk manufaktur denga
diawali pembuatan dan pengujian prototipe dan model berbahan dsar komposit
berpenguat serat pisang.
2. Dilakukan Proses agar mengetahui langkah kerja secara baik dan benar dan juga
dapat memberikan dokumentasi serta barang yang sudah jadi untuk bukti nyata.
3. Melakukan observasi dan wawancara ke sebuah perusahaan-perusahaan besar
seperti IPTEK,Litbang,Departemen Hasil Kehutanan, dan Balai Besar Texstile
untuk melakukan pendekatan secara kualitatif, kuantitatif ataupun kualkuan guna
untuk menambah wawasan dan materi pembelajaran pada bidang Manufaktur
khususnya serat alam yaitu Komposit.

27
DAFTAR PUSTAKA

- Noni Nopriantina,Astuti,2013 “Pengaruh Ketebalan Serat Pelepah Pisang


Kepok (musa predicia) Terhadap Sifat Mekanik material Komposit Polyester-
Serat Alam”. Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas.
- Luthfi Hakim dan Fauzi Febrianto,2005 “Karakteistik Fisis Papan Komposit
dari Serat Pisang (MUSA.SP) dengan Perlakuan Alkali”. Departemen
Teknologi Hasil Hutan Fakultas Pertanian USU dan Fakultas Kehutanan IPB
- Martijianti, ST., MT 2006, Modul Kuliah, “Teknik Laminasi Komposit”,
Fakultas Teknik Unjani
- Martijianti, ST., MT 2017, proposal tentang “Disertasi Serat Alam dengan
Bambu” Fakultas Teknik UNJANI
- Martjianti, ST., MT, Adiganda Putra ST., MT, Heni Nurani, Hertikayanti, 2013
Laporan penelitian hibah bersaing “Manufaktur komposit berpenguat limbah
serat batang pisang sebagai aplikasi bahan aksesoris mobil”. Fakultas Teknik
Unjani
- Ratni Kartini,H.Dermasetiawan, A Karokaro dan Sudirman, 2002. “Pembuatan
dan Karakterisasi Komposit PolimerBerpenguat Serat Alam” Jurusan Fisika
FMIPA IPB dan Puslibang IPTEK Bahan.
- Egi Rasia Hugraha, ST 2014. “Pengaruh Fraksi Volum dan Jenis Matriks Pada
Material Komposit Berpenguat Serat Batang Pisang Kepok (Musa Pradicia)
Untuk Aplikasi Side Skirt” Jurusan Teknik Mesin Unjani Cimahi Fakultas
Teknik UNJANI.
- Suprihanto A,1998 “Mekanika Material Komposit” , Majalah Rotasi,Edisi 1
- Feldman, D., dan Hatomo, J.A., 1995, Bahan Polimer Konstruksi Bangunan,
Gramedia Pustaka Utama.
- Surdia, T., Saito, S., 2000, Pengetahuan Bahan Teknik, Pradnya Paramita,
Jakarta.
- Gibson, R.F., 1994, Principle of Composite Material Mechanics, Interational
Edition, McGraw-Hill Inc, Book Co., New York.
- Schwartz, M.M., 1984, Composite Materials Handbook, McGraw-Hill Book
Co., New York
- http://www.cometechtestingmachines.com/our-product/testing-machines/
- Makalah tentang komposit Helmy Haromain,2015 Desember, http://makalah-
alharomain.blogspot.co.id/2015/12/pengertian-komposit.html
- Makalah tentang komposit kategori Engineering Fanotti, Desember 17, 2008.
https://ramatawa.wordpress.com/2008/11/23/komposit-part
definisiklasifikasiaplikasi/
- http://slideplayer.info/slide/11855127/

28
29

Anda mungkin juga menyukai