Anda di halaman 1dari 84

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : MAS JEUMALA AMAL


MataPelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/I
Materi Pokok : Struktur dan Fungsi Sel Penyusun Jaringan pada Tumbuhan
Alokasi Waktu : 2 Minggu x 3 JP

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami,menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,prosedural,
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi
sel, jaringan, organ penyusun sistem dan bioproses yang terjadi pada mahluk hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang
dianutnya.

1
2

2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung
jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan
proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan
percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar
3.3 Menerapkan konsep tentang keterkaitan hubungan antara struktur sel pada jaringan
tumbuhan dengan fungsi organ pada tumbuhan berdasarkan hasil pengamatan.
Indikator Pencapaian
Pertemuan Pertama
1. Mengidentifikasi jenis-jenis jaringan pada tumbuhan
2. Menjelaskan struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan
Pertemuan Kedua
1. Menjelaskan organ jaringan tumbuhan
2. Menjabarkan sifat totipotensi dan kultur jaringan tumbuhan

4.3 Menyajikan data tentang struktur anatomi jaringan pada tumbuhan berdasarkan hasil
pengamatan untuk menunjukkan pemahaman hubungan antara struktur dan fungsi
jaringan pada tumbuhan terhadap bioproses yang berlangsung pada tumbuhan.
Indikator Pencapaian
Pertemuan Pertama
1. Mengidentifikasikan struktur, fungsi jaringan meristem dan permanen melalui gambar
2. Mengidentifikasikan struktur jaringan organ (akar, batang, daun), dan fungsi melalui
gambar.

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik mampu:
1. Menjelaskan jenis-jenis jaringan pada tumbuhan
2. Menjelaskan jaringan maristem
3. Menjelaskan jaringan dewasa (permanen)
3

4. Mengidentifikasikan struktur jaringan tumbuhan


5. Menjelaskan fungsi jaringan tumbuhan
6. Menjelaskan organ tumbuhan
7. Menjabarkan sifat totipotensi
8. Menjelaskan teknik kultur jaringan tumbuhan

D. Materi Pembelajaran
Struktur dan fungsi sel penyusun jaringan pada tumbuhan

E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode : Diskusi, Ceramah, Ekspositori/Pameran
Model pembelajaran : Student Facilitator and Explaining

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media : Gambar jaringan tumbuhan, LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
2. Alat/Bahan : Alat tulis menulis
3. Sumber Belajar :Buku Biologi SMA Kelas XI

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan Pertama

Kegiatan Langkah-langkah Alokasi


Deskripsi Kegiatan
Pembelajaran Waktu
o Memberikan salam dan berdoa
o Mengkondisikan keadaan kelas
o Apersepsi
 Masih ingatkah kalian
Apersepsi dan tentang jaringan?
Pendahuluan 15 Menit
Motivasi o Motivasi
 Tahukah kalian bagaimana
tumbuhan dapat menegakkan
tubuhnya?
 Menampilkan gambar
4

jaringan meristem dan


permanen pada slide
o Guru menuliskan judul materi
pembelajaran
o Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
o Guru membagi peserta didik ke
dalam beberapa kelompok dan
membagikan LKPD I
o Peserta didik melakukan
pengamatan gambar jaringan
Mengamati
meristem dan permanen
tumbuhan pada LKPD I
o Bagaiamana jaringan pada
Menanya
tumbuhan?
Mengumpulkan data o Peserta didik melakukan kajian
(Eksperimen/Eksplora pustaka berdasarkan penugasan
si) pada LKPD I
o Peserta didik mendiskusikan
Mengasosiasikan struktur dan fungsi jaringan
Inti tumbuhan 90 menit
o Peserta didik mempresentasikan
secara lisan tentang hasil diskusi
kelompok
 Sebagian peserta didik
berjalan ke gallery kelompok
Mengkomunikasikan yang berbeda dan menyimak
informasi yang didapat
 Sebagian peserta tetap berada
di gallery, dan memberikan
informasi kepada peserta
didik yang berasal dari
5

kelompok berbeda
o Guru memberikan penghargaan
pada kelompok yang memiliki
nilai terbaik
o Guru bersama peserta didik
menyimpulkan tentang struktur
dan fungsi jaringan tumbuhan
o Guru memberikan penguatan
tentang struktur dan fungsi
jaringan tumbuhan
Penutup Menyimpulkan 30 menit
o Guru memberikan evaluasi I
pada peserta didik tentang
struktur dan fungsi jaringan
tumbuhan
o Guru menugaskan peserta didik
untuk membaca dan merangkum
tentang organ pada tumbuhan
dan sifat totipotensi sebagai
dasar kultur jaringan

Pertemuan Kedua
Langkah-langkah Alokasi
Kegiatan Deskripsi kegiatan
pembelajaran waktu
o Memberikan salam dan berdoa
o Mengkondisikan keadaan
kelas
o Apersepsi
Apersepsi dan  Masih ingatkah kalian
Pendahuluan 15 Menit
Motivasi struktur jaringan tumbuhan?
Motivasi
 Dapatkah tanaman mangga
ini dapat tumbuh dengan
daun?
6

o Guru menuliskan judul materi


pembelajaran
o Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
o Guru membagi peserta didik
ke dalam beberapa kelompok
dan membagikan LKPD II
o Peserta didik melakukan
pengamatan gambar struktur
Mengamati jaringan organ tumbuhan
(akar, batang, daun)pada
LKPD II
o Bagaiamana struktur jaringan
organ pada tumbuhan?
Menanya
o Apa saja tahapan tekhnik
kultur jaringan?
Mengumpulkan data o Peserta didik melakukan kajian
(Eksperimen/Eksplora pustaka berdasarkan
si) penugasan pada LKPD II
Inti o Peserta didik mendiskusikan 90 menit
struktur jaringan organ pada
Mengasosiasikan
tumbuhan dan tekhnik kultur
jaringan
o Peserta didik
mempresentasikan secara lisan
tentang hasil diskusi kelompok
 Sebagian peserta didik
Mengkomunikasikan berjalan ke gallery
kelompok yang berbeda dan
menyimak informasi yang
didapat
 Sebagian peserta tetap
7

berada di gallery, dan


memberikan informasi
kepada peserta didik yang
berasal dari kelompok
berbeda
o Guru memberikan
penghargaan pada kelompok
yang memiliki nilai terbaik
o Guru bersama peserta didik
menyimpulkan tentang
struktur jaringan organ pada
tumbuhan dan tekhnik kultur
jaringan
Penutup Menyimpulkan 30 menit
o Guru memberikan penguatan
tentang struktur jaringan organ
pada tumbuhan dan tekhnik
kultur jaringan
o Guru memberikan evaluasi II
pada peserta didik tentang
struktur dan fungsi jaringan
tumbuhan
8

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) 1

A. Judul: Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan


B. Landasan Teori
Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai asal, struktur, dan fungsi yang sama.
Ilmu yang mempelajari tentang jaringan disebut histologi. Pada awal perkembangan tumbuhan,
semua sel melakukan pembelahan diri. Akan tetapi, pada pertumbuhan dan perkembangan lebih
lanjut, pembelahan sel menjadi terbatas hanya dibagian khusus dari tumbuhan. Jaringan khusus
tersebut tetap bersifat embrionik dan selalu membelah diri(Aryulinadkk, 2007).
Jaringan pada tumbuhan dibedakan menjadi dua yaitu jaringan meristem dan jaringan
permanen. Jaringan meristem merupakan jaringan yang terdiri dari sekelompok sel tumbuhan
yang aktif membelah sedangkan jaringan permanen adalah jaringan yang bersifat non
meristematik yaitu tidak tumbuh dan tidak berkembang lagi. Jaringan permanen disebut juga
jaringan dewasa.
Berdasarkan asal pembentukannya jaringan meristem dibedakan menjadi tiga macam
yaitu promeristem, meristem primer dan meristem sekunder. Sedangkan berdasarkan letaknya
jaringan meristem dibedakan menjadi tiga yaitu meristem apikal, interkalar dan lateral.
Berdasarkan fungsinya, jaringan permanen dapat digolongkan menjadi beberapa bagian,
yaitu jaringan pelindung (epidermis), jaringan dasar (parenkim), jaringan penguat (penyokong),
jaringan pengangkut (vaskuler) dan jaringan sekretoris.

C. Tujuan
1. Mengamati struktur jaringan meristem dan permanen pada tumbuhan
2. Menguraikan fungsi jaringan tumbuhan

D. Alat dan Bahan


1. Alat tulis
2. Kertas plano
3. Gambar struktur jaringan tumbuhan

E. Prosedur Kerja :
1. Dibaca buku biologi SMA XI tentang struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
2. Diamati gambar struktur jaringan meristem dan permanen
9

3. Diisi gambar struktur jaringan jaringan meristem dan permanen

F. Hasil Pengamatan
1. Lengkapi gambar struktur jaringan meristem pada tumbuhan!
10

2. Lengkapitabel struktur jaringan dewasa (permanen) pada tumbuhan


Tabel Pengamatan struktur jaringan dewasa (permanen)

No Gambar Jaringan Dewasa Nama Jaringan Fungsi


(Permanen)

1.

3
11

7
12

3. Lengkapi tabel modifikasi jaringan epidermis pada tumbuhan


Tabel Pengamatan modifikasi jaringan epidermis pada tumbuhan

NO Gambar Modifikasi Letak Fungsi


Epidermis
Stoma

1.

Trikomata

Spina

Vilamen

4
13

Sel kipas

Sel kersik

G. Pertanyaan
1. Berdasarkan asal pembentukannya jaringan meristem dibedakan menjadi tiga macam
yaitu promeristem, meristem primer dan meristem sekunder. Sedangkan berdasarkan
letaknya jaringan meristem dibedakan menjadi tiga yaitu meristem apikal, interkalar dan
lateral. Jelaskanlah masing-masing dari meristem tersebut!
2. Berdasarkan fungsinya, jaringan permanen dapat digolongkan menjadi beberapa bagian,
yaitu jaringan pelindung (epidermis), jaringan dasar (parenkim), jaringan penguat
(penyokong), jaringan pengangkut (vaskuler) dan jaringan sekretoris. Jelaskanlah
masing-masing dari jaringan tersebut!
3. Jaringan epidermis mengalami beberapa modifikasi, jelaskanlah modifikasi jaringan
epidermis tersebut!
H. Jawaban
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________

I. Simpulan
________________________________________________________________
14

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) 2

A. Judul : Organ Tumbuhan


B. Landasan Teori
Berbagai jaringan tumbuhan melakukan diferensiasi menjadi tiga bagian pokok tumbuhan
yaitu akar, batang, dan daun. Bagian lain yaang dapat ditemukan pada tubuh tumbuhan dapat
dipandang sebagai suatu modifikasi (berbagai bentuk, sifat, dan mungkin juga fungsi) dari salah
satu atau mungkin kedua bagian pokok tersebut (Aryulina,dkk, 2007)
Berdasarkanpengamatan dengan bantuan mikroskop pada sayatan melintang akar muda
tumbuhan memperlihatkan jaringan dari luar kedalam yaitu epidermis, korteks, dan stele
(silinder pusat).Umumnya batang tumbuhan dikotil tersusun dari lapisan epidermis, korteks dan
stele.Tumbuhan monokotil umumnya hanya mengalami pertumbuhan primer memanjang.
Pembesaran batang dilakukan dengan pembentukan rongga.
Bentuk daun sangat bervariasi, namun pada umumnya terdiri dari suatu helai daun (blade)
yang pipih dan tangkai daun yang disebut petiole yang menyambungkan daun dengan buku
batang. Seperti halnya akar dan batang, daun juga terdiri dari tiga sistem jaringan yaitu Helai
daun (lamina) terdiri dari selapis epidermis pelindung, bagian jaringan dasar parenkim yang
dikenal sebagai mesofil, dan berkas vaskuler.Berdasarkan sifat totipotensi, satu bagian tanaman
dapat diklon menjadi tanaman identik secara genetik. Usaha memperoleh suatu individu baru
dari satu sel atau jaringan dikenal sebagai kultur sel atau kultur jaringan (Pratiwi,dkk, 2007)

C. Tujuan
1. Mengamati struktur jaringan organ tumbuhan (akar, batang, daun)
2. Menguraikan fungsi jaringan organ tumbuhan

D. Alat dan Bahan


1. Alat tulis
2. Kertas plano
3. Gambar struktur jaringan organtumbuhan (akar, batang, daun)

E. Prosedur Kerja
1. Dibaca buku biologi SMA kelas XI tentang struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
15

2. Diamati gambar struktur organakar, batang dan daun tumbuhan


3. Dilengkapigambar struktur organ akar, batang dan daun tumbuhan

F. Hasil Pengamatan

Jaringan pada Akar Monokotil

1. Tabel Pengamatan struktur jaringan akartumbuhan (dikotil dan monokotil)


1. Akar monokotil

Nomor Keterangan Struktur Jaringan Fungsi


1

3
16

Jaringan pada Akar Dikotil


17

2. Akar dikotil
Nomor Keterangan Struktur Jaringan Fungsi
1

5
18

2. Tabel Pengamatan struktur jaringan batang tumbuhan

Jaringan pada Batang Dikotil Muda


1. Batang diokotil
Abjad Keterangan Struktur Jaringan Fungsi
A
19

F
20

Jaringan pada Batang Monokotil Muda

2. Batang monokotil

Abjad Keterangan Struktur Fungsi


Jaringan
A

D
21

3. Tabel Pengamatan struktur jaringan daun tumbuhan\

Jaringan pada Daun Dikotil

Abjad Struktur Struktur Jaringan Fungsi


A
B
C

D
E
F
G
H
I
J
K
L

G. Pertanyaan
1. Apa saja jaringan tumbuhan yang terdapat pada (akar, batang, daun)!
22

2. Jelaskan fungsi jaringan tumbuhan (akar, batang, daun) tersebut!


3. Diskusikan dengan kelompokmu pengertian totipotensi pada tumbuhan dan
jelaskanlah langkah-langkah pembuatan kultur jaringan!
4. Tekhnik kultur jaringan merupakan cara yang efesien dalam perbanyakan tumbuhan.
Sebutkanlah manfaat dari pembudidayaan tanaman dengan tekhnik kultur jaringan!

H. Jawaban:
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________

I. Simpulan
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
23

EVALUASI

Pertemuan pertama
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Masing masing diberi skor 1.
1. Jaringan yang sel-selnya selalu aktif membelah adalah....
a. Jaringan dewasa
b. Jaringan pelindung
c. Jaringan meristem
d. Jaringan dasar
e. Jaringan penguat
2. Sel-sel epidermis pada daun dapat mengalami perubahan bentuk menjadi.....
a. Stomata
b. Lentisel
c. Kutikula
d. Sel penjaga
e. korteks
3. Pembentukan lapisan gabus pada batang suatu tumbuhan disebut ....
a. Perikambium
b. Prokambium
c. Felem
d. Perisikel
e. Felogen
4. Berikut ini yang merupakan komponen xilem adalah.....
a. Trakea, serabut xilem, dan sel pengiring
b. Trakea, trakeid, serabut xilem, dan parenkim xilem
c. Trakea, trakeid, sel tapis, dan sel penggiring
d. Serabut xilem, parenkim xilem, dan sel tapis
e. Serabut xilem, sel pengiring, sel tapis, dan parenkim xilem
5.Jaringan dewasa berikut yang sel – sel penyusunnya masih hidup dan memiliki organel sel
lengkap adalah....
a. Floem
b. Xilem
c. Meristem
24

d. lenkim
e. Parenkim
6. Jaringan yang berfungsi menyebarkan hasil fotosintesis adalah.....
a. Xilem
b. Silinder pusat
c. Floem
d. Parenkim
e. Endodermis
7. Gambar berikut menunjukkan sayatanmembujur akar muda tumbuhan. Urutan bagian yang
ditunjukan gambar adalah.....

a. Epidermis, stele, korteks


b. Epidermis, korteks, stele
c. Korteks, epidermis, stele
d. Korteks, stele, epidermis
e. Stele, epidermis, korteks.
8. Menurut fungsinya, yang bukan jaringan permanen adalah .....
a. Parenkim
b. Epidermis
c. Promeristem
d. Pengangkut
e. penyokong
25

9. Dalam mempertahankan kehidupannya tumbuhan harus memindahkan / mengangkut zat dari


akar sampai ke daun dan dari daun sampai ke akar. Untuk mengangkut air dari akar agar
sampai ke daun digunakan jaringan .....
a. kolenkim
b. epidermis
c. xilem
d. floem
e. parenkim
10. Perhatikan beberapa ciri jaringan tumbuhan berikut :
1. bentuk sel segi enam
2. sel – sel tersusun rapat dan tidak memiliki rongga antar sel
3. dinding bagian luar mengalami penebalan
4. tidak memiliki klorofil
5. selnya masih bersifat merismatik
yang merupakan ciri jaringan epidermis adalah .....
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 3, dan 4
c. 2, 3, dan 4
d. 2, 3, dan 5
e. 3, 4, dan 5

B. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar!


1.Sebutkan tiga jaringan yang terdapat pada tumbuhan, serta uraikan masing-masing 3 ciri-
cirinya.(12)
2. Jelaskan perbedaan sifat antara jaringan meristem dan jaringan permanen.(10)
26

Pertemuan kedua
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Masing masing diberi skor 1.
1. Fungsi tudung akar pada bagian ujung akar adalah .....
a. Menyerap unsur hara
b. Melindungi titik tumbuh akar
c. Membentuk cabang akar
d. Membantu membelah batuan
e. Membantu menembus tanah
2. Bagian yang mengatur masuknya air dari luar tubuh tumbuhan ke dalam akar adalah….
a. Epidermis
b. Korteks
c. Endodermis
d. Silinder pusat
e. Rambut akar
3. Pada batang tumbuhan monokotil ditemukan bagian berikut, yang bukan…
a. Letak ikatan pembuluh angkut tersebar
b. Ikatan pembuluh angkut bertipe kolateral tertutup
c. Jaringan parenkim palisade
d. Stele
e. Floem dan xilem
4. Bagian pada daun tumbuhan dikotil yang memiliki banyak klorofil adalah ….
a. Jaringan parenkim palisade
b. Jaringan spons
c. Epidermis bawah
d. Epidermis atas
e. Sel stomata
5. Jaringan spons pada daun tumbuhan monokotil berfungsi untuk….
a. Melindungi bagian daun yang lain
b. Tempat terjadinya fotosintesis
c. Menampung oksigen untuk fotosintesis
d. Tempat pertukaran gas
e. Tempat terjadinya penguapan
27

B. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar!


1. Jelaskan pengertian sifat totipotensi dan kultur jaringan tumbuhan?(10)
2. Uraikan langkah-langkah pada pembuatan tekhnik kultur jaringan?(15)
3. Tuliskan manfaat kultur jaringan?(10)
28

Instrumen

PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN

Jenis dan Bentuk Instrumen


No Aspek Jenis / Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
1. Sikap Spiritual Sikap beriman Lembar observasi
Sikap bertakwa
2. Sikap Sikap Diskusi
Sikap Presentasi Lembar observasi
Sikap Kerja Kelompok
3. Pengetahuan Tes tertulis Tes PG dan Essay
4. Keterampilan Penilaian kerja : Membuat Lembar observasi
gambar beserta keterangannya

A. Instrumen Penilaian Aspek Spiritual


Sekolah : MAS JEUMALA AMAL
Kelas/Semester : XI/1
Mata Pelajaran : Biologi
Materi : Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan
Hari/Tanggal : --------/--/--/2014
Aspek
No Nama Skor Nilai
A B C D
1
2
3
4
5

Keterangan
Aspek yang dinilai:
A. Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan KBM.
B. Mengucapkan rasa syukur ataskarunia Allah
29

C. Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi


D. Mengucapkan Keagungan Allah apabila melihat kebesaran Allah

Rubrik Penilaian:
3 :Jika memenuhi semua indikator
2 : Jika memenuhi 2 sampai 3 indikator
1 :Jika memenuhi 1 indikator

Petunjuk Penskoran :
A = 85 - 100 (Baik )
B = 75 -84 (Cukup)
C = 65 - 74 (Kurang)
D = 55 – 64 (Kurang Baik)
30

B. Instrumen Penilaian Aspek Sikap (Attitude: Afektif)

1. Sikap Diskusi

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP DISKUSI

Sekolah : MAS JEUMALA AMAL


Kelas/Semester : XI/1
Mata Pelajaran : Biologi
Materi : Struktur dan Fungsi JaringanTumbuhan
Hari/Tanggal : --------/--/--/2014

KRITERIA PENILAIAN
Percaya Diri

Responsif

Toleransi
Proaktif

Jumlah
NO Nama Nilai
Skor

1.
2.
3.
4.
5.

KRITERIA RUBRIK
No Aspek Rubrik
Sikap
1 Percaya 3: Peserta didik sangat berani memberikan pendapat pada saat
Diri diskusi sesuai dengan indikator
2: Peserta didik cukup berani memberikan pendapat pada saat
diskusi sesuai dengan indikator
1: Peserta didik kurang berani memberikan pendapat pada saat
diskusi sesuai dengan indikator
31

2 Responsif 3:Peserta didik sangat menanggapi pertanyaan pada saat diskusi


sesuai dengan indikator
2:Peserta didik cukup menanggapi pertanyaan pada saat diskusi
sesuai dengan indikator.
1:Peserta didik kurang memberikan argumen terkait bahan diskusi
3 Proaktif 3:Peserta didik sangat proaktif pada saat diskusi berlangsung
sesuai dengan indikator
2:Peserta didik cukup proaktif pada saat diskusi berlangsung sesuai
dengan indikator
1:Peserta didik kurang proaktif pada saat diskusi berlangsung
sesuai dengan indikator
4 Toleransi 3:Peserta didik sangat menghargai pendapat orang lain dalam
diskusi sesuai dengan indikator
2:Peserta didik cukup menghargai pendapat orang lain dalam
diskusi sesuai dengan indikator
1:Peserta didik kurang menghargai pendapat orang lain dalam
diskusi sesuai dengan indikator

𝑺𝒌𝒐𝒓𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏
Nilai = x 100%
𝑺𝒌𝒐𝒓𝒎𝒂𝒌𝒔

Petunjuk Penskoran :
A = 85 – 100 (sangat baik ) C = 65 – 74 (cukup baik)
B = 75 -84 (baik) D = 55 – 64 (kurang baik)
32

2. Sikap Kerjasama

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP KERJASAMA

Sekolah : MAS JEUMALA AMAL


Kelas/Semester : XI/1
Mata Pelajaran : Biologi
Materi : Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan
Hari/Tanggal : --------/--/--/2014
Aspek
Tanggung

Toleransi
Disiplin

Jumlah
No Nama
jawab

Jujur

Skor
Nilai Huruf

1.
2.
3.
4.
5.

Rubrik Penilaian:
3 : jika peserta didik baik dalam bekerjasama sesuai dengan indikator
2 : jika peserta didik cukup dalam bekerjasama sesuai dengan indikator
1 : jika peserta didik kurang baikdalam bekerjasama sesuai dengan indikator

𝑺𝒌𝒐𝒓𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏
Nilai = x 100%
𝑺𝒌𝒐𝒓𝒎𝒂𝒌𝒔

Petunjuk Penskoran :
A = 85 – 100 (sangat baik )
B = 75 -84 (baik)
C = 65 – 74 (cukup baik)
D = 55 – 64 (kurang baik)
33

3. Sikap Presentasi

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP PRESENTASI

Sekolah : MAS JEUMALA AMAL


Kelas/Semester : XI/1
Mata Pelajaran : Biologi
Materi : Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan
Hari/Tanggal : --------/--/--/2014
informasi dengan

Kearah Hadirin
Menyampaikan

Pronunciation
(Perngucapan
Memandang

Sistematika

Intonasi
Mimik
benar

Kata)
No Nama Jumlah
Nilai
Skor

1
2
3
4
5

Rubrik Penilaian:
3 : Jika peserta didik baik dalam presentasi sesuai dengan indikator
2 : Jika peserta didik cukup dalam presentasi sesuai dengan indikator
1 : Jika peserta didik kurang baik dalam presentasi sesuai dengan indikator

𝑺𝒌𝒐𝒓𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏
Nilai = x 100%
𝑺𝒌𝒐𝒓𝒎𝒂𝒌𝒔

Petunjuk Penskoran :
A = 85 – 100 (sangat baik )
B = 75 -84 (baik)
C = 65 – 74 (cukup baik)
D = 55 – 64 (kurang baik)
34

Rekapitulasi Penilaian Afektif (Sikap)

Sikap Nilai
No Nama Siswa
Diskusi Kerjasama Presentasi Rata-rata
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
35

C. Instrumen Penilaian Pengetahuan (Knowledge: Kognitif)


Sekolah : MAS JEUMALA AMAL
Kelas/Semester : XI/1
Mata Pelajaran : Biologi
Materi : Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan
Hari/Tanggal : --------/--/--/2014
Nama Peserta
No Skor Nilai
didik
1
2
3
4
5

Rubrik Penilain :
3 : Jika jawaban benar, sesuai EYD, dan sistematis
2 : Jika jawaban benar, sesuai EYD, tidak sistematisatau tidak sesuai EYD, dan sistematis
1 : Jika jawaban benar, tidaksesuai EYD, dan tidak sistematis

𝑺𝒌𝒐𝒓𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏
Nilai = x 100%
𝑺𝒌𝒐𝒓𝒎𝒂𝒌𝒔

Petunjuk Penskoran :
A = 85 – 100 (sangat baik )
B = 75 -84 (baik)
C = 65 – 74 (cukup baik)
D = 55 – 64 (kurang baik)
36

D. Lembar Penilaian Keterampilan (Skill : Psikomotor)

Sekolah : MAS JEUMALA AMAL


Kelas/Semester : XI/1
Mata Pelajaran : Biologi
Materi : Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan
Hari/Tanggal : --------/--/--/2014
Aspek yang Dinilai

galery menarik
Galery Bersih
Kelengkapan
Nama Siswa

Tempelan

Tampilan
isi galery

dan rapi

Skor
Nilai
No

1 2 3 1 2 3 1 2 3
1.
2.
3.
4.

Rubrik Penilaian:
1 : Kurang baik
2 : Cukup
3 : Baik

𝑺𝒌𝒐𝒓𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏
Nilai = x 100%
𝑺𝒌𝒐𝒓𝒎𝒂𝒌𝒔

Petunjuk Penskoran :
A = 85 – 100 (sangat baik )
B = 75 -84 (baik)
C = 65 – 74 (cukup baik)
D = 55 – 64 (kurang baik)
37

URAIAN MATERI KD 3.3

A. Pokok Bahasan : Struktur dan Fungsi Sel Penyusun Jaringan pada Tumbuhan
B. Tujuan pembelajaran
1. Menjelaskan jenis-jenis jaringan pada tumbuhan
2. Menjelaskan jaringan maristem
3. Menjelaskan jaringan dewasa (permanen)
4. Mengidentifikasikan struktur jaringan tumbuhan
5. Menjelaskan fungsi jaringan tumbuhan
6. Menjelaskan organ tumbuhan
7. Menjabarkan sifat totipotensi
8. Menjelaskan tekhnik kultur jaringan tumbuhan

C. Materi Ajar
1. Pengertian Jaringan
Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai asal, struktur, dan fungsi yang sama.
Ilmu yang mempelajari tentang jaringan disebut histologi. Pada awal perkembangan
tumbuhan, semua sel melakukan pembelahan diri. Akan tetapi, pada pertumbuhan dan
perkembangan lebih lanjut, pembelahan sel menjadi terbatas hanya dibagian khusus dari
tumbuhan. Jaringan khusus tersebut tetap bersifat embrionik dan selalu membelah diri.

2. Jaringan pada Tumbuhan

Jaringan pada tumbuhan dibedakan menjadi dua yaitu jaringan meristem dan jaringan
permanen. Jaringan meristem merupakan jaringan yang terdiri dari sekelompok sel tumbuhan
yang aktif membelah sedangkan jaringan permanen adalah jaringan yang bersifat non
meristematik yaitu tidak tumbuh dan tidak berkembang lagi. Jaringan meristem disebut juga
jaringan dewasa.

3. Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan


a. Jaringan Meristem
Ciri-ciri sel meristem yaitu ukuran selnya kecil, berdinding tipis, memiliki nukleus
yang relatif besar, vakuola berukuran kecil dan kaya akan sitoplasma serta selnya berbentuk
kuboid atau prismatis.
38

Berdasarkan asal pembentukannya jaringan meristem dibedakan menjadi tiga macam


yaitu promeristem, meristem primer dan meristem sekunder.
1) Promeristem
Promeristem adalah jaringan meristem yang telah ada ketika tumbuhan masih dalam
tingkat embrio.
2) Meristem Primer
Meristem primer adalah jaringan meristem yang ditemukan pada tumbuhan dewasa dan
masih membelah diri. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Haberlandt, promeristem
akan berkembang menjadi protoderm, prokambium, dan meristem dasar. Protoderm akan
berdeferensiasi menjadi jaringan epidermis, prokambium akan berdeferensiasi menjadi sistem
jaringan pengangkut, sedangkan meristem dasar akan berkembang menjadi parenkim
(jaringan dasar).
Meristem primer terletak pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan. Pada tahun
1868, Hanstein mengemukakan teori Histogen. pada bagian ujung akar dibagi menjadi tiga
daerah, yaitu :
1) Dermatogen yang akan berkembang menjadi epidermis
2) Periblem yang akan berkembang menjadi korteks
3) Pleron yang akan berkembang menjadi stele.
Pada tahun 1924, Schmidt mengajukan teori Tunika-Korpus. Menurut teori ini,
pertumbuhan terjadi pada dua daerah yang berbeda arah pembelahan selnya, yaitu tunika dan
korpus.
(a) Tunika
Tunika merupakan bagian paling luar dari titik tumbuh, terdiri atas beberapa lapis sel
berukuran kecil, dan mengalami pembelahan ke samping. Tunika selanjutnya akan
berkembang menjadi epidermis.
(b) Korpus
Korpus merupakan bagian sentral (tengah) pada titik tumbuh. Jaringan ini terdiri atas
sel-sel berukuran besar dan membelah tidak beraturan ke segala arah. Korpus selanjutnya
akan berkembang menjadi korteks dan stele.
3) Meristem Sekunder
Meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan meristem
primer. Contoh meristem sekunder adalah kambium. Kambium merupakan lapisan sel-sel
tumbuhan yang aktif membelah dan terdapat diantara xilem dan floem. Kambium
menyebabkan pertumbuhan sekunder yaitu dengan membesarnya batang pada tumbuhan
39

dikotil dan Gymnospermae (tumbuhan biji terbuka). Kambium tumbuh kearah luar
membentuk kulit batang dan kearah dalam membentuk kayu. Pada masa pertumbuhan,
kambium yang tumbuh kearah dalam lebih aktif dibandingkan kambium yang tumbuh kearah
luar, sehingga menyebabkan kulit batang lebih tipis dibandingkan kayu(Gambar 1)

Gambar 1. Kambium membentuk kulit dan kayu


(Sumber : Anonymous, 2014)

Sebagian besar tumbuhan pembuluh mengalami pertumbuhan sekunder, yang


meningkatkan diameter dan panjangnya. Tubuh sekunder tumbuhan (secondary plant body)
terdiri dari jaringan yang dihasilkan selama pertumbuhan sekunder diameter. Dua meristem
lateral yang berfungsi dalam pertumbuhan yaitu cambium pembuluh (vascular cambium),
yang menghasilkan xylem sekunder (kayu) dan floem, serta kambium gabus (cork cambium),
yang menghasilkan suatu penutup keras dan tebal yang menggantikan epidermis pada batang
dan akar (Campbell, 2000).
Berdasarkan letaknya jaringan meristem dibedakan menjadi tiga yaitu meristem apikal,
interkalar dan lateral.
1) Meristem Apikal terdapat diujung akar dan batang tumbuhan. Meristem apikal selalu
menghasilkan pemanjangan akar dan batang tumbuhan. Dalam proses pemanjangan
meristem apikal, akan dihasilkan tunas apikal (tunas ujung) yang akan berkembang
menjadi cabang samping, daun dan bunga. Pertumbuhan yang diawali oleh meristem
apikal dikenal sebagai pertumbuhan primer, dan semua jaringan yang terbentuk dari
meristem apikal disebut jaringan primer (Gambar 2).
40

Gambar 2. Meristem Apikal


(Sumber : Anonymous, 2012)

2) Meristem Lateral merupakan meristem yang menghasilkan pertumbuhan sekunder.


Contohnya adalah kambium vaskuler dan kambium gabus (felogen). Kambium
vaskuler berperan dalam penebalan selama pertumbuhan sekunder, sedangkan
kambium gabus menghasilkan lapisan pelindung.
Meristem apikal dan lateral dapat dilihat pada Gambar 3

Gambar 3. Meristem apikal dan lateral pada tumbuhan


(Sumber : Aryulina dkk, 2007)

3) Meristem Interkalar merupakan turunan meristem apikal yang terdapat diantara


jaringan dewasa, contohnya meristem pada pangkal ruas tumbuhan anggota suku atau
familia Gramineae (rumput-rumputan). Seperti terlihat pada Gambar 4
41

Gambar 4. Meristem interkalar


(Sumber : Anonymous, 2014)

b. Jaringan Permanen
Jaringan permanen adalah jaringan yang bersifat non-meristematik, yaitu tidak tumbuh
dan tidak berkembang lagi. Jaringan ini dibentuk dari proses diferensiasi sel-sel meristem,
baik meristem primer maupun meristem sekunder.
Sifat-sifat jaringan permanen antara lain:
 Tidak mempunyai aktivitas untuk memperbanyak diri
 Mempunyai ukuran yang relatif besar dibanding sel-sel meristem
 Mempunyai vakuola besar, sehingga plasma sel sedikit dan merupakan selaput yang
menempel pada dinding sel
 Kadang-kadang selnya telah mati.
 Selnya telah mengalami penebalan dinding sesuai dengan fungsinya
 Diantara sel-selnya dijumpai ruang antar sel.
Berdasarkan fungsinya, jaringan permanen dapat digolongkan menjadi beberapa
bagian, yaitu jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan penyokong, jaringan
pengangkut dan jaringan sekretoris.
1) Jaringan Epidermis
Jaringan epidermis adalah lapisan sel yang berada paling luar, yaitu pada permukaan
organ primer tumbuhan seperti akar, batang, daun, bunga, dan buah. Jaringan epidermis
berfungsi melindungi bagian dalam tumbuhan sehingga jaringan epidermis disebut jaringan
pelindung (Gambar 5).
42

Gambar 5. Jaringan epidermis


(Sumber : Anonymous, 2013)

Jaringan epidermis dapat berkembang menjadi alat tambahan atau derivat epidermis,
misalnya mulut daun (stomata), rambut-rambut (trikoma), duri (spina), velamen, sel kipas, sel
kersik dan sel gabus.
a) Mulut daun (Stomata)
Stomata atau mulut daun merupakan celah pada jaringan epidermis yang dibatasi oleh
dua sel penjaga. Sel penjaga berisi kloroplas dan memiliki bentuk yang berlainan dengan sel
epidermis sebagai sel asalnya (Gambar 6). Stomata berfungsi sebagai:
 Jalan masuk CO2 dari udara dan keluarnya O2 pada waktu fotosinteis di siang hari
 Jalan penguapan (transpirasi)
 Jalan pernapasan (respirasi), yaitu masuknya O2 dan keluarnya CO2

stomata

Sel penjaga

Gambar 6. Stomata yang terdapat pada epidermis


(Sumber : Aryulina dkk, 2007 )

b) Rambut-rambut (Trikoma)
Trikoma atau rambut-rambut merupakan modifikasi jaringan epidermis berupa rambut
rambut (Gambar 7). Fungsi trikoma bagi tumbuhan adalah sebagai berikut:
 Mengurangi penguapan
 Meneruskan rangsangan
43

 Melindungi tumbuhan dari gangguan hewan


 Membantu penyerbukan bunga
 Membantu penyebaran biji
 Menyerap air dan garam-garam mineral dari dalam tanah

Trikoma

Gambar 7. Trikomata bercabang tiga


(Sumber : Aryulina dkk, 2007)

c) Duri (Spina)
Spina atau duri merupakan alat tambahan pada epidermis sel tumbuhan di bagian
batang tumbuhan. Spina dibagi menjadi dua yaitu spina palsu (emergensia) dan spina asli.
Spina palsu dibentuk oleh jaringan dibawah epidermis (sub epidermis), yaitu pada daerah
korteks batang, spina palsu misalnya duri pada pada batang mawar. Sedangkan spina asli
adalah spina yang dibentuk oleh jaringan dari dalam stele batang. Spina asli misalnya spina
pada tumbuhan bunga kertas (Bougenvilia spectabilis) (Gambar 8).

Gambar 8. Spina palsu pada bunga mawar (Rose sp)


(Sumber : Anonymous, 2014)

d) Velamen
Velamen merupakan lapisan sel mati dibagian dalam jaringan epidermis pada akar
gantung (akar udara) pada tumbuhan anggrek. Velamen (Gambar 9) berfungsi sebagai alat
penyimpan air.
44

Gambar 9. Velamen
(Sumber : Anonymous, 2014)

e) Sel kipas (Buliform cell)


Sel kipas disebut juga sebagai motor cell atau buliform cell. Sel kipas merupakan alat
tambahan pada epidermis. Sel kipas tersusun oleh beberapa sel yang berukuran lebih besar
daripada sel-sel epidermis. Sel kipas berfungsi sebagai penyimpan air apabila terjadi
penguapan yang berlebihan, sel kipas akan mengempis sehingga daun akan menggulung
untuk mengurangi penguapan (Gambar 10).

Gambar 10. Sel kipas


(Sumber : Anonymous, 2014)

f) Sel kersik (Silica)


Sel kersik merupakan sel epidermis yang berisi Kristal kersik (silica/SiO2). Sel ini
terdapat pada Gramineae, contohnya tebu, adanya sel-sel kersik menyebabkan permukaan
batang tebu menjadi keras (Gambar 11).
45

Gambar 11. Sel Kersik


(Sumber : Anonymous, 2014)

g) Sel Gabus
Jaringan gabus merupakan jaringan yang tersusun dari sel-sel parenkim gabus. Sel
gabus bentuknya memanjang dengan dinding bergabus. Setelah sel-sel gabus itu dewasa,
mereka menyimpan suatu bahan berlilin yang disebut suberin di dindingnya dan kemudian
mati. Jaringan gabus berfungsi sebagai penghalang yang membantu melindungi batang dari
kerusakan fisik dan dari pathogen. Karena gabus mengandung lilin, ia akan menghalangi
hilangnya air dari batang. Lapisan gabus bersama-sama dengan kambium gabus membentuk
periderm.
Periderm adalah lapisan pelindung tubuh tumbuhan sekunder yang menggantikan
epidermis dari tubuh primernya. Istilah kulit kayu (bark), yang lebih umum dibandingkan
dengan periderm, mengacu pada semua jaringan yang berada diluar kambium vaskuler.
Dengan demikian, menuju kearah luar, kulit kayu terdiri dari floem, kambium gabus, dan
gabus. Dengan kata lain kulit adalah floem yang ditambah dengan periderm (Campbell,
2000).
Pada tumbuhan dikotil, jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus (felogen) yang
terletak dibagian bawah epidermis. Jaringan gabus yang dibentuk kearah dalam merupakan
sel-sel hidup yang disebut feloderm. Feloderm tersusun dari sel-sel yang menyerupai sel-sel
parenkim. Sebaliknya, jaringan gabus yang dibentuk kearah luar merupakan sel-sel mati yang
disebut felem. Felem terdiri dari sel-sel yang berbentuk kotak, dinding selnya mengalami
penebalan oleh suberin, dan bersifat impermeable (tidak tembus air). Seperti pada terlihat
pada (Gambar 12).
46

Gambar 12. Felem, felogen, dan feloderm pada tumbuhan


(Sumber : Aryulina dkk, 2007)

2) Jaringan Parenkim
Jaringan parenkim merupakan jaringan dasar yang ditemukan pada hampir semua
bagian (organ) tumbuhan. Jaringan parenkim disebut sebagai jaringan dasar karena:
a. Menyusun sebagian besar jaringan pada akar, batang, daun dan buah
b. Terdapat diantara jaringan lain, misalnya diantara xylem dan floem
c. Dapat dijumpai sebagai selubung berkas pengangkut.
Jaringan parenkim sering kali digambarkan sebagai sel ‘khas’ tumbuhan karena
parenkim dewasa memiliki dinding sel primer yang relatif tipis dan lentur. Sebagian besar
sel-sel parenkim tidak memiliki dinding sekunder. Protoplasma umumnya memiliki vakuola
tengah yang besar. Sel-sel parenkim melakukan sebagian besar fungsi metabolik tumbuhan,
mensintesis dan menyimpan berbagai produk organik. Sebagai contoh, fotosintesis terjadi
didalam kloroplas sel-sel parenkim pada daun. (Campbell, 2000). (Gambar 13)

Gambar 13. Jaringan Parenkim


(Sumber : Aryulina dkk, 2007
47

3) Jaringan Penyokong
Jaringan penyokong atau jaringan mekanik merupakan jaringan yang berperan untuk
menunjang bentuk tumbuhan agar dapat berdiri dengan kokoh. Jaringan ini juga disebut
sebagai jaringan penguat karena memiliki dinding sel yang tebal dan kuat karena sel-selnya
telah mengalami spesialisasi. Fungsi jaringan penyokong antara lain:
a. Menguatkan tegaknya batang dan daun
b. biji atau embrio
c. Memperkuat jaringan parenkim yang menyimpan udara
d. Melindungi berkas pengangkut (vaskuler).
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penyokong dibedakan menjadi dua yaitu
jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.
a) Jaringan Kolenkim
Jaringan kolenkim adalah jaringan hidup yang memiliki banyak sifat jaringan parenkim
dan secara struktural dapat dianggap sebagai jaringan parenkim khusus yang menunjang
organ muda pada tumbuhan. Bila kolenkim dan parenkim terletak berdampingan keduanya
akan berbaur menjadi bentuk transisi. Kemiripan antara kolenkim dengan parenkim juga
ditunjukkan oleh sering terdapatnya kloroplas pada kolenkim dan kemampuan kolenkim
untuk melanjutkan aktivitas meristem.
Dibandingkan dengan jaringan parenkim, kolenkim memiliki dinding primer yang
lebih tebal, meskipun dinding itu tidak menebal secara merata. Dengan berkelompok dalam
untaian atau silinder, jaringan kolenkim membantu menyokong bagian tumbuhan yang muda.
Misalnya batang-batang muda sering kali memiliki silinder kolenkim yang tepat berada
dibawah permukaannya karena mereka tidak memiliki dinding sekunder dan lignin yang
merupakan agen pengerasan. Kolenkim memberikan dukungan tanpa menghambat
pertumbuhan . (Gambar 14)

Gambar 14. Jaringan Kolenkim


(Sumber : Anonymous, 2014)
48

b) Jaringan Sklerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penunjang yang terdapat pada organ
tumbuhan yang telah dewasa. Jaringan sklerenkim juga berfungsi sebagai unsur penyokong
pada tumbuhan namun dengan dinding sekunder tebal yang umumnya diperkuat oleh lignin.
Sel-sel sklerenkim jauh lebih kaku daripada sel koelenkim. Sel sklerenkim dewasa tidak
dapat memanjang, dan sel tersebut ditemukan pada bagian tumbuhan yang telah berhenti
memanjang.
Jaringan sklerenkim telah sedemikian terspesialisasi untuk menyokong tumbuhan
sehingga banyak yang tidak memiliki protoplas pada saat mencapai kematangan fungsional,
yaitu tahapan dalam perkembangan sel ketika sel tersebut telah terspesialisasi untuk
fungsinya tersebut. Jaringan sklerenkim dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu serat (fiber)
dan sklereid. (Gambar 15).

Gambar 15. Sel serat dan sklereid


(Sumber : Campbell, 2012)

a) Serat (Fiber)
Serat (fiber) merupakan sel-sel yang panjang, ramping dan tirus, serat umumnya
terdapat dalam bentuk bundel-bundel. Beberapa serat tumbuhan digunakan secara komersial
seperti serat rami untuk membuat tali dan serat rami halus untuk dipintal menjadi linen.

b) Sklereid
Sklereid adalah sel sklerenkim dengan bentuk tidak beraturan dengan dinding sekunder
yang sangat tebal dan berlignin. Sklereid lebih pendek daripada serat, kulit kacang dan
lapisan biji menjadi keras karena adanya sklereid, dan sklereid menyebar diantara jaringan
parenkim yang lembut sehingga teksturnya menjadi renyah seperti pada buah pir.
49

4) Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut atau berkas vaskuler merupakan jaringan yang mengangkut air
dan unsur hara serta mengedarkan zat makanan hasil fotosintesis dari satu bagian tumbuhan
ke seluruh bagian tumbuhan. Berdasarkan fungsinya, jaringan pengangkut pada tumbuhan
dibagi menjadi dua, yaitu xylem dan floem.
a) Xilem
Xilem atau pembuluh kayu merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi sebagai
menyalurkan air dan unsur hara dari akar ke daun. Xilem tersusun atas parenkim xilem
serabut xiler, trakeid, dan komponen pembuluh.
(1) Trakeid
Trakeid adalah sel panjang dan tipis dengan ujung yang runcing. Trakeid dan unsur
pembuluh yang terbentuk pada bagian tumbuhan yang tidak lagi memanjang umumnya
memliki dinding sekunder yang hanya diselingi oleh ceruk (pit). Yaitu bagian yang lebih tipis
dimana hanya terdapat dinding primer. Air bergerak dan mengalir dari sel ke sel terutama
melalui ceruk, sehingga air tidak harus melewati dan menembus dinding sekunder yang tebal
(Campbell, 2000) (Gambar 16).

Gambar 16. Trakeid pada xylem tumbuhan


(Sumber : Campbell, 2012)

(2) Komponen Xilem


Komponen pembuluh merupakan sel-sel silinder yang mati setelah dewasa, dengan
bagian ujungnya saling bersatu membentuk sebuah tabung pengangkut air bersel banyak.
Unsur pembuluh umumnya lebih lebar, lebih pendek, dindingnya lebih tipis, dan kurang
50

runcing dibandingkan dengan trakeid. Unsur pembuluh tersusun dalam bentuk ujung ke
ujung, membentuk pipa mikro yang panjang yaitu pembuluh xylem. Dinding ujung dari unsur
pembuluh mempunyai perforasi, memungkinkan air mengalir secara bebas malalui pembuluh
xilem (Gambar 17).

Gambar 17. Xilem dengan papan perforasi sederhana


(Sumber : Anonymous, 2014)

b) Floem
Floem atau pembuluh tapis merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi
menyalurkan zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun keseluruh bagian tumbuhan.
Jaringan floem tersusun dari sel-sel yang berbentuk pyramid. Seperti halnya xylem, floem
juga memiliki parenkim floem dan serabut floem.
Parenkim Floem berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan dan berperan sebagai
sekat pemisah antara floem yang satu dengan yang lain. Serabut floem merupakan jaringan
sklerenkim yang berfungsi untuk memperkuat jaringan pembuluh. Selain itu, floem dicirikan
dengan adanya komponen pembuluh tapis dan sel pengiring.
Komponen pembuluh tapis merupakan sel-sel memanjang yang ujungnya bersatu
membentuk suatu pembuluh. Sel penggiring merupakan sel yang berukuran lebih kecil
dibandingkan sel penyusun komponen pembuluh tapis. Sel penggiring berperan untuk
memberi makan sel-sel penyusun komponen pembuluh tapis yang masih hidup. Sel
penggiring hanya dijumpai pada Angiospermae. (Gambar 18)
51

Gambar 18. (a) Komponen pembuluh tapis (b) sel pengiring


(Sumber : Anonymous, 2014)

Beberapa tipe pembuluh angkut (xilem dan floem) yang ditemukan ada dua macam
yaitu ikatan pembuluh kolateral dan ikatan pembuluh radial.
1) Ikatan Pembuluh Kolateral
Merupakan suatu ikatan pembuluh angkut yang terbentuk dari xylem dan floem yang
letaknya bersebelahan. Xilem berada di bagian dalam dan floem berada di bagian luar. Tipe
ikatan ini dibagi lagi menjadi dua kelompok, yaitu kolateral terbuka dan kolateral
tertutup. Kolateral terbuka apabila antara xilem dan floem terdapat kambium, contohnya
pada batang tumbuhan dikotil. Sebaliknya, kolateral tertutup apabila antara xilem dan floem
tidak ditemukan kambium, contohnya pada batang tumbuhan monokotil.
2) Ikatan Pembuluh Radial
Merupakan suatu ikatan pembuluh angkut yang terdiri dari xilem dan floem yang
membentuk cincin silindris. Tipe ini dikelompokkan lagi menjadi dua, yaitu tipe amfikribal
dan tipe amfivasal. Pada tipe amfikribal, xilem berada di tengah dan dikelilingi oleh floem,
misalnya pada tumbuhan paku. Sebaliknya, tipe amfivasal yaitu floem berada di tengah dan
dikelilingi oleh xilem. Misalnya pada tumbuhan monokotil yang berkambium, yaitu Liliaceae
(Gambar 19).
52

(a) (b)
Gambar 19. Ikatan pembuluh radial yang bertipe (a) Amfikribal (b) amfivasal
(Sumber : Anonymous, 2014)

3) Jaringan Sekretoris
Pada tumbuhan tertentu terdapat sel-sel khusus, misalnya saluran getah, sel-sel Kristal,
dan kelenjar, yang umumnya terdapat pada daun.

4. Organ Jaringan Tumbuhan


A. Akar
Akar merupakan bagian tumbuhan berbiji yang berada didalam tanah, berwarna putih,
dan bentuknya seringkali meruncing sehingga lebih mudah menembus tanah. Akar memiliki
tugas untuk memperkuat berdirinya tumbuhan, menyerap air dan unsur-unsur hara yang
terlarut didalamnya dari dalam tanah, serta terkadang sebagai tempat untuk menimbun
makanan.
Akar terdiri dari beberapa bagian, yaitu leher atau pangkal akar, ujung akar, batang
akar, rambut akar, dan tudung akar.
a. Leher atau pangkal akar merupakan bagian akar yang bersambungan dengan pangkal
batang.
b. Ujung akar merupakan bagian akar termuda yang terdiri dari jaringan-jaringan yang
masih dapat mengadakan pertumbuhan (jaringan meristem).
c. Batang akar merupakan bagian akar yang terdapat dianatara leher akar dan ujung
akar.
d. Serabut akar merupakan cabang-cabang akar yang halus dan berbentuk serabut.
e. Rambut akar (root hair) adalah perluasan sel-sel epidermal individu pada permukaan
akar.
53

f. Tudung akar (root cap) merupakan bagian akar yang terletak paling ujung yang secara
fisik melindungi meristem yang rapuh pada saat akar memanjang menembus tanah
yang abrasif. Tudung akar juga mensekresikan lender polisakarida yang melumasi
tanah disekitar ujung akar yang sedang tumbuh.
a. Susunan akar Tumbuhan
Berdasarkanpengamatan dengan bantuan mikroskop pada sayatan melintang akar muda
tumbuhan memperlihatkan jaringan dari luar kedalam yaitu epidermis, korteks, dan stele
(silinder pusat)(Gambar 20).

Gambar 20. Epidermis, korteks, dan stele akar tumbuhan


(Sumber : Aryulina dkk, 2007 )

b. Epidermis Akar
Epidermis akar merupakan selapis sel berdinding tipis, berkutikula, dan tersusun rapat
pada akar. Sebagian besar sel epidermis membentuk rambut akar dengan pemenjangan kearah
lateral dari dinding luarnya. Rambut-rambut akar berfungsi untuk memperluas permukaan sel
sehingga penyerapan lebih efisien.
c. Korteks
Korteks merupakan daerah akar antara stele dan epidermis. Sel-sel jaringan dasar akan
menyimpan makanan, dan membran plasmanya aktif dalam pengambilan mineral yang
memasuki akar dari larutan tanah. Lapisan paling dalam pada korteks adalah endodermis,
yaitu suatu silinder setebal satu sel yang membentuk perbatasan antara korteks dan stele.
Didalam korteks terdapat ruang antar sel yang memanjang sepanjang akar.Satu atau beberapa
lapis sel korteks memiliki suberin (materi gabus yang melapisi dinding sel tumbuhan) yang
54

berada dibawah epidermis. Bagian korteks ini disebut eksodermis atau kulit pertama. Sel-sel
endodermis mengalami penebalan dinding sel radial dan vertikalnya dengan penambahan
materi suberin (gabus) sehingga membentuk suatu pita. Pita ini disebut Pita Caspary karena
sesuai dengan penemunya yaitu Caspary (Gambar 21). Pita caspary ini mencegah air masuk
melintasi dinding sel, tetapi air dapat masuk melalui endodermis yang dindingnya tidak
menebal atau disebut sel penerus.

Gambar 21. Pita caspary pada pada korteks ujung akar


(Sumber : Aryulina dkk, 2007)

c. Stele
Stele adalah sebuah silinder tengah tunggal. Pada sebagian besar dikotil, sel-sel xylem
memancar dari pusat stele itu dalam dua jari (spoke) atau lebih, dengan floem yang
berkembang pada irisan diantara jari tersebut. Stele tumbuhan monokotil umumnya memiliki
suatu pusat sel-sel parenkim yang sering disebut empelur (pith) yang dikelilingi oleh jaringan
pembuluh dengan pola xylem dan floem yang bergantian. Jaringan yang terdapat didalam
stele adalah jaringan perisikel, berkas vaskuler, dan empelur.
1) Perisikel
Perisikel atau perikambium adalah suatu lapisan sel yang bisa menjadi meristematik
dan mulai membelah kembali. Sel-sel tersebut membelah kearah luar dan membentuk cabang
akar. Karena pembentukan cabang akar dimulai dari stele (pada lapisan perisikel),
pertumbuhan cabang akar bersifat endogen (pertumbuhan dari dalam keluar).
2) Berkas Vaskuler
Berkas vaskuler (pembuluh angkut) terdiri dari xylem dan floem, pada akar tumbuhan
dikotil xilem primer terletak di pusat akar dan berbentuk bintang, sedangkan floem primer
55

terletak disebelah luar xylem primer. Pada akar tumbuhan monokotil, xylem primer terletak
berselang-seling dengan floem primer. (Gambar 22)

(a) (b)
Gambar 22. Penampang melintang akar tumbuhan (a) dikotil dan (b) monokotil
(Sumber : Anonymous, 2014)

3) Empulur
Empulur adalah jaringan parenkim yang terdapat diantara berkas vaskuler pada daerah
stele.

B. Batang
Batang adalah suatu sistem berselang-seling yang terdiri dari buku (Node), titik dimana
daun melekat, dan ruas antar buku (Internode), bagian batang diantara buku-buku. Pada sudut
yang berbentuk antara masing-masing daun dan batang terdapat suatu tunas aksiler (Axillary
bud), yang memiliki potensi untuk membentuk suatu tunas cabang. Sebagian tunas aksiler
yang masih muda umumnya dipusatkan pada bagian apeksnya (ujung), dimana terdapat tunas
terminal (Terminal bud) dengan daun yang sedang berkembang dan satu rentetan padat buku
dan ruas (Campbell, 2000). (Gambar 23)
56

Gambar 23. Batang dan bagian-bagiannya


(Sumber : Anonymous, 2014)

a. Susunan batang Tumbuhan Dikotil


Pada ujung batang tumbuhan dikotil terdapat titik tumbuh berupa meristem apical
secara berurutan terdapat protoderm yang nantinya akan memebentuk xylem, floem, dan
pembuluh vaskuler serta meristem dasar yang akan membentuk empelur dan korteks.
Umumnya batang tumbuhan dikotil tersusun dari lapisan epidermis, korteks dan stele.
(Gambar 24)

Gambar 24. Struktur batang dikotil muda


(Sumber : Demika, 2013)

1) Epidermis batang
Epidermis batang tumbuhan dikotil merupakan selapis sel pipih yang tersusun rapat.
Epidermis batang berfungsi melindungi jaringan di dalam batang setelah mengalami
pertumbuhan sekunder. Ditempat-tempat tertentu, epidermis pecah dan di isi jaringan gabus
yang dihasilkan oleh kambium gabus ( felogen). Lapisan gabus ini disebut lentisel (Gambar
25). Lentisel berfungsi sebagai tempat pertukaran gas dan penguapan.
57

Gambar 25. Struktur lenti sel


(Sumber : Aryulina dkk, 2007)

2) Korteks
Korteks tumbuhan dikotil merupakan jaringan yang tersusun oleh sel-sel parenkim
sebagai jaringan dasarnya. Korteks batang terdiri dari korteks luar dan korteks dalam
(endodermis). Korteks luar tersusun dari sel-sel kolenkim yang berkelompok atau sel-sel
kolenkim yang berselang-seling dengan sel-sel parenkim yang berbentuk lingkaran tertutup.
Korteks luar tersebut tidak dijumpai pada batang setiap jenis tumbuhan. Sebaliknya, korteks
dalam dapat dijumpai pada batang setiap jenis tumbuhan karena korteks dalam merupakan
pemisah antara korteks dengan stele.
3) Stele
Stele atau silinder pusat batang tumbuhan dikotil merupakan bagian terdalam dari
batang yang terletak disebelah dalam korteks dalam (endodermis). Stele terdiri dari lapisan
terluar yang disebut perikambium atau perisikel, pada bagian dalam perikambium terdapat
empelur dan berkas vaskuler yang tersusun dari floem dan xylem. Empelur merupakan
parenkim yang berada ditengah-tengah stele. Empelur juga berada disekitar berkas vaskuler
berbentuk seperti jari-jari sehingga disebut jar-jari empelur.

b. Susunan Batang Tumbuhan Monokotil


Meristem apikal tumbuhan monokotil berukuran relatif lebih kecil dibandingkan
dengan meristem apikal tumbuhan dikotil.. Meristem tersebut membentuk tunas aksiler (tunas
diketiak daun), bakal daun dan epidermis. Seperti halnya pada tumbuhan dikotil, tumbuhan
monokotil juga tersusun dari lapisan epidermis, korteks dan stele (Gambar 26).
58

Gambar 26. Penampang melintang batang tumbuhan monokotil


(Sumber : Anonymous, 2014)

1) Epidermis batang monokotil


Epidermis batang tumbuhan monokotil memiliki dinding sel yang lebih tebal
dibandingkan pada tumbuhan dikotil. Epidermis dilengkapi dengan stomata dan bulu-bulu.
2) Korteks
Korteks batang tumbuhan monokotil berupa jaringan yang terdapat dibawah epidermis.
Korteks umumnya terdiri dari sel-sel sklerenkim yang merupakan kulit batang. Kulit batang
berfungsi untuk memperkuat dan mengeraskan bagian luar batang.
3) Stele
Stele batang tumbuhan monokotil merupakan jaringan dibawah korteks. Umumnya
batas antara stele dan dan korteks tidak jelas. Stele berisi berkas vaskuler yang tersebar pada
empelur, terutama terkonsentrasi mendekati kulit batang.Pada irisan melintang batang, Tiap
berkas vaskuler dikelilingi oleh sarung sklerenkim yang menunjang sel-sel didalamnya.
Floem terletak didaerah ‘dahi’. Ada empat pembuluh xylem, yang merupakan ’dua mata’,
‘hidung’ dan ‘mulut’. Trakeid xylem terdapat didaerah pipi, tipe berkas vaskuler tumbuhan
monokotil adalah kolateral tertutup. Ini berarti diantara floem dan xylem tidak terdapat
kambium. Oleh karenanya, tumbuhan monokotil tidak mengalami pertumbuhan sekunder.
Tumbuhan monokotil umumnya hanya mengalami pertumbuhan primer memanjang.
Pembesaran batang dilakukan dengan pembentukan rongga. Rongga tersebut terbentuk
dengan menghilangkan bagian empelur, kecuali empelur pada buku-buku batang. Misalnya
rongga seperti saluran pada tanaman padi. Berbeda denngan tumbuhan dikotil, struktur
anatomi batang tumbuhan monokotil muda sama persis dengan tumbuhan yang sudah tua.
59

C. Daun
Daun adalah organ fotosintesis utama pada sebagian besar tumbuhan, meskipun batang
yang berwarna hijau juga melakukan fotosintesis. Bentuk daun sangat bervariasi, namun pada
umumnya terdiri dari suatu helai daun (blade) yang pipih dan tangkai daun yang disebut
petiole yang menyambungkan daun dengan buku batang. Seperti halnya akar dan batang,
daun juga terdiri dari tiga system jaringan yaitu Helai daun (lamina) terdiri dari selapis
epidermis pelindung, bagian jaringan dasar parenkim yang dikenal sebagai mesofil, dan
berkas vaskuler.
a. Epidermis Daun
Daun diselubungi oleh epidermis, dengan sel-sel yang saling menutupi secara rapat
seperti potongan puzzle. Epidermis ini, seperti kulit kita sendiri, merupakan lapisan
pertahanan pertama yang melawan kerusakan fisik dan patogenik. Kutikula berlilin pada
epidermis merupakan penghalang terhadap kehilangan air pada tumbuhan.
b. Mesofil (jaringan dasar)
Jaringan dasar suatu daun diapit oleh epidermis bagian atas dan epidermis bagian
bawah pada daerah yang disebut mesofil (mesophyll). (bahasa yunani mesos, ‘pertengahan’,
dan phyll, ‘daun’). Jaringan ini sebagian besar terdiri dari sel-sel parenkima yang dilengkapi
dengan kloroplas dan dikhususkan untuk melakukan fotosintesis. Kebanyakan daun
tumbuhan dikotil memiliki dua wilayah mesofil yang dapat dibedakan dengan jelas. Pada
bagian atas daun terdapat satu atau lebih lapisan parenkim palisade, yang terdiri dari sel-sel
yang berbentuk kolumnar.
Dibawah daerah palisade adalah parenkim berspons, disebut demikian karena
mengandung labirin ruangan udara yang dapat dilalui karbondioksida (CO2) dan oksigen (O2)
yang bersirkulasi disekitar stomata, dimana terjadi pertukaran gas dengan udara luar. Pada
sebagian besar tumbuhan, stomata lebih banyak dipermukaan bawah daun dibandingkan
dengan bagian atasnya. Adaptasi ini akan meminimumkan kehilangan air yang terjadi lebih
cepat melalui stomata pada bagian atas suatu daun yang terkena terik matahari (Campbell,
2000).
Jaringan spons pada tumbuhan dikotil merupakan jaringan yang didalamnya terdapat
pembuluh pengangkut. Pada jaringan ini terdapat kloroplas, namun jumlahnya lebih sedikit
dibandingkan dengan kloroplas dalam parenkim palisade. Pada tumbuhan monokotil tidak
terdapat jaringan palisade hanya ada jaringan spons. Proses fotosintesis terjadi di semua sel
penyusun jaringan spons yang berbentuk membulat. (Gambar 27)
60

Gambar 27. Struktur daun tumbuhan dikotil


(Sumber : Anonymous, 2014)

c. Berkas Vaskuler
Berkas vaskuler daun yaitu floem dan xylem terdapat pada ibu tulang daun, tulang-
tulang cabang, dan urat-urat daun yang terlihat menonjol pada permukaan bawah daun.
Berkas vaskuler ini merupakan lanjutan berkas vaskuler pada batang walaupun tidak seluas
pada batang.

D. Teknik Kultur Jaringan


Totipotensi adalah Kemampuan dari sel meristem untuk menjadi individu baru. Adanya
sifat totipotensi pada jaringan tanaman dimanfaatkan untuk memperoleh anakan seragam
dalam jumlah banyak dan cepat. Sel-sel tanaman dapat tetap bersifat totipoten atau berpotensi
penuh, yaitu sel-sel tersebut dapat mempertahankan potensi zigot untuk membentuk semua
bagian organisme matang. Berdasarkan sifat totipotensi, satu bagian tanaman dapat diklon
menjadi tanaman identik secara genetik. Usaha untuk memperoleh individu baru dari satu sel
atau jaringan disebut kultursel atau kultur jaringan.
Teknik kultur jaringan memanfaatkan prinsip perbanyakan tumbuhan secara
vegetatif.Berbeda dari teknik perbanyakan tumbuhan secara konvensional, teknik kultur
jaringan dilakukan dalam kondisi aseptik di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi
tertentu Karena itu teknik ini sering kali disebut kulturin vitro. Dikatakan in vitro (bahasa
Latin), berarti "di dalam kaca" karena jaringan tersebut dibiakkan di dalam botol kultur
dengan medium dan kondisi tertentu. Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi.
Teori ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkembang biak karena seluruh
bagian tanaman terdiri atas jaringan-jaringan hidup. Oleh karena itu, semua organisme baru
61

yang berhasil ditumbuhkan akan memiliki sifat yang sama persis dengan induknya.Tahapan
dalam melakukan tekhnik kultur jaringan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pemilihan eksplan (tanaman yang digunakan sebagai donor)
Tanaman yang dikultur biasanya memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan memiliki
banyak manfaat. Bagian tanaman yang dikultur dapat berasal dari hampir semua
bagian tanaman.
2. Sterilisasi eksplan
Eksplan yang digunakan harus melalui beberapa tahapan sterilisasi terlebih dahulu.
Hal tersebut bertujuan agar eksplan yang ditanam dimedia tanam terbebas dari
kontaminasi mikroorganisme.kontaminasi tersebut dapat mengganggu pertumbuhan
eksplan. Bahan yang digunakan untuk sterilisasi umumnya berupa antiseptik,
desinfektan (natrium hipoklorit = NaOCl), fungisida dan antibiotik.
3. Pembuatan media tanam
Medium yang digunakan dalam kultur jaringan tmbuhan dapat berupa medium padat
dan cair. Medium tersebut mengandung unsur hara makro dan mikro yang umum
dibutuhkan oleh tumbuhan. Selain itu, didala medium juga terdapat vitamin, zat
pengatur tubuh (ZPT), gula, dan agar (pada medium padat). Jumlah zat yang
ditambahkan ditambahkan kedalam medium bergantung pada medium yang
dikehendaki dan hasil yang ingin dicapai (kalus, tunas, perakaran). Kemudian, media
tersebut dimasukkan kedalam botol kultur dan disterilisasi dengan menggunakan
autolaf.
4. Penanaman
Penanaman eksplan kedalam media kultur dilakukan dengan tekhnik aseptik.
Tekhnik aseptik adalah suatu tekhnik yang memperhatikan kseterilan alat dan bahan
(seperti pinset dan pisau) dari kontaminasi mikroorganisme (bebas kontamian).
Umumnya, penanaman dilakukan di dalam suatu kotak khusus yang bagian
dalamnya telah disterilisasi terlebih dahulu dengan alkohol dan disinari lampu UV
(ultra violet). Kotak tersebut dinamakan Laminar Air Flow Cabinet (LAF). Terdapat
beberapa LAF yang dilengkapi dengan blower untuk menghembuskan udara
didalam kotak keluar sehinggan meminimalisir mikroorganisme yang ada di dalam
LAF.
62

5. Pemeliharaan
Eksplan yang telah ditanam pada medium kultur kemudian dipelihara hingga
mencapai pertumbuhan yang diinginkan. Pemeliharaan kultur dipegaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah cahaya (fotoperiodesitas) dan suhu.
6. Aklimatisasi
Eksplan yang telah berbentuk plantlet (bibit = seedling) akan mengalami proses
aklimatisasi di rumah kaca hingga mampu beradaptasi dengan lingkungan di luar
botol kultur (Wijaya, 2007).
Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk mendukung kehidupan
jaringan yang dibiakkan. Hal yang paling esensial adalah wadah dan media tumbuh yang
steril. Media adalah tempat bagi jaringan untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang
mendukung kehidupan jaringan. Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang
diperlukan jaringan untuk hidup dan memperbanyak dirinya.
Ada dua penggolongan media tumbuh yaitu media padat dan media cair. Media padat
pada umumnya berupa padatan gel, seperti agar, dimana nutrisi dicampurkan pada agar.
Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di air. cair dapat bersifat tenang atau dalam kondisi
selalu bergerak, tergantung kebutuhan. Komposisi media yang digunakan dalam kultur
jaringan dapat berbeda komposisinya. Perbedaan komposisi media dapat mengakibatkan
perbedaan pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang ditumbuhkan secara in vitro. Media
Murashige dan Skoog (MS) sering digunakan karena cukup memenuhi unsur hara makro,
mikro dan vitamin untuk pertumbuhan tanaman.
Nutrien yang tersedia di media berguna untuk metabolisme, dan vitamin pada media
dibutuhkan oleh organisme dalam jumlah sedikit untuk regulasi. Pada media MS, tidak
terdapat zat pengatur tumbuh (ZPT) oleh karena itu ZPT ditambahkan pada media (eksogen)
ZPT atau hormon tumbuhan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan
tanamanInteraksi dan keseimbangan antara ZPT yang diberikan dalam media (eksogen) dan
yang diproduksi oleh sel secara endogen menentukan arah perkembangan suatu kultur.
Penambahan hormon tumbuhan atau zat pengatur tumbuh pada jaringan parenkim dapat
mengembalikan jaringan ini menjadi meristematik kembali dan berkembang menjadi jaringan
adventif tempat pucuk, tunas, akar maupun daun pada lokasi yang tidak semestinya. Proses
ini dikenal dengan peristiwa dediferensiasi. Dediferensiasi ditandai dengan peningkatan
aktivitas pembelahan, pembesaran sel, dan perkembangan jaringan.
Metode perbanyakan tanaman secara in vitro dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu
melalui perbanyakan tunas dari mata tunas apikal, melalui pembentukan tunas adventif, dan
63

embriogen somatik, baik secara langsung maupun melalui tahap pembentukan kalus. Ada
beberapa tipe jaringan yang digunakan sebagai eksplan dalam pengerjaan kultur jaringan.
Pertama adalah jaringan muda yang belum mengalami diferensiasi dan masih aktif membelah
(meristematik) sehingga memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi.
Jaringan tipe pertama ini biasa ditemukan pada tunas apikal, tunas aksiler, bagian tepi
daun, ujung akar, maupun kambium batang. Tipe jaringan yang kedua adalah jaringan
parenkima, yaitu jaringan penyusun tanaman muda yang sudah mengalami diferensiasi dan
menjalankan fungsinya.Contoh jaringan tersebut adalah jaringan daun yang sudah
berfotosintesis dan jaringan batang atau akar yang berfungsi sebagai tempat cadangan
makanan. Adapun ManfaatKultur Jaringan yaitu:
1. Kultur Jaringan menghasilkan bibit/benih yang memiliki sifat yang serupa dengan
indukannya.
2. Waktu yang dibutuhkan relatif singkat
3. Tidak membutuhkan ruang yang luas
4. Bebas menentukan bagian tumbuhan yang akan dikultur.
64

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2012. Keterkaitan Totipotensi dengan Kultur Jaringan.


(http://id.wikipedia.org/wiki/Kultur_jaringan).
Anonymous. 2013.Pengertian Kultur Jaringan (Cultur tissue).
(http://www.Kulturjaringan.com/).
Anonymous. 2014. Derivat Jaringan Epidermis. (http://www.Totomanbks.Blogspot.com).

Anonymous. 2014. http://amintabin.blogspot.com.

Anonymous. 2014. Struktur Anatomi Batang Dikotil dan Monokotil.


(http://berbagainfo.blogspot.com).
Anonymous. 2014. Batang dan Bagian-bagiannya. (http://rahma-muhali.blogspot.com).

Anonymous. 2013. Jaringan dan Organ pada Tumbuhan. http://E./Biologi Mania.htm.

Aryulina.D, Muslim.C, Manaf.S dan Winarni.EW. 2007. Biologi SMA Kelas X. Jakarta: Esis.
Campbell, Reece, Urry, Cain, Wasserman, Minorsky, Jackson. 2000. Biologi Edisi
Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Campbell, Reece, Urry, Cain, Wasserman, Minorsky, Jackson. 2012. Biologi Edisi
Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Jati wijaya, 2007. Aktif biologi SMA kelas XI. Jakarta: Ganeca.
Pratiwi, Maryati, Srikini, Suharno dan Bambang. 2012. Biologi SMA Kelas X. Jakarta:
Erlangga.
65

LAMPIRAN

Lampiran 1. Kunci Jawaban LKPD 1


Pertemuan pertama
1. Gambar strukrur jaringan meristem pada tumbuhan …
A. Meristem Apikal Batang
B. Meristem Lateral Batang
C. Meristem Lateral Akar
D. Meristem Apikal Akar
1. Tunas Apikal
2. Kambium Vaskuler
3. Kambium
4. Meristem yang akan membentuk akar lateral
5. Rambut akar
6. Tudung akar

2. Struktur jaringan dewasa (permanen) pada tumbuhan

No Gambar Jaringan
Nama Jaringan Fungsi
Dewasa (Permanen)
Epidermis Sebagai pelindung bagian dalam
organ tumbuhan dan memiliki
fungsi khusus sebagai pelindung
1. terhadap hilangnya air karena
adanya penguapan, kerusakan
mekanik, perubahan suhu, dan
hilangnya zat-zat makanan.
66

Parenkim  Parenkim asimilasi : tempat


2 pembuatan zat-zat makanan
melalui proses fotosintesis.
 Parenkim penimbun :
menyimpan cadangan
makanan karena memiliki
vakuola yang besar.
 Parenkim air : mampu
menyimpan air
 Perenkim pengangkut :
disekitar xilem mengangkut
air dan unsur hara, serta
disekitar floem mengedarkan
zat-zat makanan hasil
fotosintesis
 Parenkim penyimpan udara
(aerenkim) : dapat
menyimpan udara karena
adanya ruang antar sel yang
besar.
Kolenkim  Menguatkan tegaknya batang
dan daun
 Melindungi biji atau embrio
 Memperkuat jaringan
3 parenkim yang menyimpan
udara
 Melindungi berkas
pengangkut (vaskuler)
67

Sklerenkim  Menguatkan tegaknya batang


4 (a. sel serat b. dan daun
Sel sklereid)  Melindungi biji atau embrio
 Memperkuat jaringan
parenkim yang menyimpan
udara
 Melindungi berkas
pengangkut (vaskuler)

Xilem Menyalurkan air dan unsur hara


dari akar ke daun.
5

6 Floem Menyalurkan zat-zat makanan


hasil fotosintesis dari daun
keseluruh bagian tumbuhan
6

Gabus Melindungi jaringan laen yang


berada di bawahnya dari
7 kekeringan dan gangguan
mekanik
68

3. Melengkapi tabel modifikasi jaringan epidermis pada tumbuhan


Tabel Pengamatan modifikasi jaringan epidermis pada tumbuhan

No Gambar Modifikasi
Letak Fungsi
Epidermis
Stomata Daun  Jalan masuk CO2dari udara
dan keluarnya O2pada waktu
fotosintesis di siang hari
1.  Jalan penguapan (transpirasi)
 Jalan pernafasan (respirasi),
yaitu masuknya O2dan
keluarnya CO2

Trikomata Akar, batang,  Mengurangi penguapan


daun, bunga,  Meneruskan rangsangan
buah, dan biji  Mengurangi gangguan dari
2 manusia dan hewan
 Membantu penyebaran biji
 Membantu perkecambahan
biji
 Membantu penyerbukan
bunga
 Sebagai alat memanjat
Spina Batang  Sebagai alat perlindungan diri
dari pemangsa
 Sebagai alat adaptasi
3 khususnya terhadap
kekeringan
69

Vilamen Akar  Sebagai alat penyimpan air

Sel kipas Daun  Penyimpan air

Sel kresik Batang  Memperkuat batang


 Kulit batang menjadi keras
6

Jawaban
1. Berdasarkan asal pembentukkan meristem dibedakan menjadi tiga macam yaitu
 Promeristem adalah jaringan meristem yang telah ada ketika tumbuhan
masih dalam tingkat embrio
 Meristem primer adalah jaringan meristem yang ditemukan pada tumbuhan
dewasa dan masih membelah diri. Umumnya jaringan ini ditemukan pada
ujung batang dan ujung akar yang mengakibatkan tumbuhan bertambah
tinggi
70

 Meristem skunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan


meristem primer. Contoh meristem sekunder adalah kambium. Kambium
merupakan lapisan sel-sel tumbuhan yang aktif membelah dan terdapat
diantara xilem dan floem.
Berdasarkan letaknya jaringan meristem dibedakan menjadi tiga macam yaitu
 Meristem apikal terdapat diujung akar dan batang tumbuhan. Meristem
apikal selalu menghasilkan pemanjangan akar dan batang tumbuhan. Dalam
proses pemanjangan meristem apikal, akan dihasilkan tunas apikal (tunas
ujung) yang akan berkembang menjadi cabang samping, daun dan bunga.
Pertumbuhan yang diawali oleh meristem apikal dikenal sebagai
pertumbuhan primer, dan semua jaringan yang terbentuk dari meristem
apikal disebut jaringan primer.
 Meristem interkalar merupakan turunan meristem apikal yang terdapat
diantara jaringan dewasa, contohnya meristem pada pangkal ruas tumbuhan
anggota suku atau familia Gramineae (rumput-rumputan).
 Meristem lateral merupakan meristem yang menghasilkan pertumbuhan
sekunder. Pertumbuhan sekunder merupakan proses penebalan pada akar dan
batang tumbuhan, misalnya pembesaran akar dan batang.
2. Jaringan permanen
 Jaringan pelindung (Epidermis) adalah lapisan sel yang berada paling luar,
yaitu pada permukaan organ primer tumbuhan seperti akar, batang, daun,
bunga, dan buah. Jaringan epidermis berfungsi melindungi bagian dalam
tumbuhan sehingga jaringan epidermis disebut jaringan pelindung.
 Jaringan parenkim merupakan jaringan dasar yang ditemukan pada hampir
semua bagian (organ) tumbuhan. Jaringan parenkim disebut sebagai jaringan
dasar karenamenyusun sebagian besar jaringan pada akar, batang, daun dan
buah, terdapat diantara jaringan lain, misalnya diantara xylem dan floem, dan
dapat dijumpai sebagai selubung berkas pengangkut.
 Jaringan penyokong atau jaringan atau mekanik merupakan jaringan yang
berperan untuk menunjang bentuk tumbuhan agar dapat berdiri dengan
kokoh. Jaringan ini juga disebut sebagai jaringan penguat karena memiliki
dinding sel yang tebal dan kuat karena sel-selnya telah mengalami
spesialisasi.
71

Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penyokong dibedakan menjadi dua yaitu
jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.
- Jaringan kolenkim adalah jaringan hidup yang memiliki banyak sifat jaringan
parenkim dan secara struktural dapat dianggap sebagai jaringan parenkim khusus
yang menunjang organ muda pada tumbuhan.
- Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penunjang yang terdapat pada organ
tumbuhan yang telah dewasa.
 Jaringan pengangkut atau berkas vaskuler merupakan jaringan yang mengangkut air
dan unsur hara serta mengedarkan zat makanan hasil fotosintesis dari satu bagian
tumbuhan ke seluruh bagian tumbuhan. Berdasarkan fungsinya, jaringan pengangkut
pada tumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu xylem dan floem.
- Xilem atau pembuluh kayu merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi
sebagai menyalurkan air dan unsur hara dari akar ke daun. Xilem tersusun atas
parenkim xylem serabut xiler, trakeid, dan komponen pembuluh.
- Floem atau pembuluh tapis merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi
menyalurkan zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun keseluruh bagian
tumbuhan. Jaringan floem tersusun dari sel-sel yang berbentuk pyramid. Seperti
halnya xylem, floem juga memiliki parenkim floem dan serabut floem.
- Jaringan gabus jaringan yang tersusun dari sel-sel parenkim gabus. Sel gabus
berbentuk memanjang dengan dinding bergabus. Pada sel –sel gabus yang sudah
mati, protoplasmanya sudah hilang dan diisi oleh udara. Sel-sel gabus berfungsi
untuk melindungi jaringan lain yang berada di bawahnya dari kekeringan dan
gangguan mekanik.
- Jaringan sekretori terdapat pada ujung berkas ikatan pembuluh. Jaringan ini
tersusun atas sel-sel parenkim yang berfungsi sebagai kelenjar. Contohnya adalah
kelenjar berisi getah yang terdapat pada daun jarak (suku euphorbiaceae) dan
kelenjar atsiri yang terdapat pada mesofil daun jeruk, cabe, dan bawang.
3. Fungsi dari modifikasi jaringan epidermis
 Stomata atau mulut daun merupakan celah pada jaringan epidermis yang dibatasi
oleh dua sel penjaga. Sel penjaga berisi kloroplas dan memiliki bentuk yang
berlainan dengan sel epidermis sebagai sel asalnya
 Trikoma atau rambut-rambut merupakan modifikasi jaringan epidermis berupa
rambut-rambut
72

 Spina atau duri merupakan alat tambahan pada epidermis sel tumbuhan di bagian
batang tumbuhan. Spina dibagi menjadi dua yaitu spina palsu (emergensia) dan
spina asli.Spina palsu dibentuk oleh jaringan dibawah epidermis (sub epidermis),
yaitu pada daerah korteks batang, , spina palsu misalnya duri pada pada batang
mawar. Sedangkan spina asli adalah spina yang dibentuk oleh jaringan dari dalam
stele batang. Spina asli misalnya spina pada tumbuhan bunga kertas (Bougenvilia
spectabilis).
 Velamen merupakan lapisan sel mati dibagian dalam jaringan epidermis pada
akar gantung (akar udara) pada tumbuhan anggrek.
 Sel kipas disebut juga sebagai motor cell atau buliform cell. Sel kipas merupakan
alat tambahan pada epidermis. Sel kipas tersusun oleh beberapa sel yang
berukuran lebih besar daripada sel-sel epidermis.
 Sel kersik merupakan sel epidermis yang berisi Kristal kersik (silica/SiO2). Sel ini
terdapat pada Gramineae, contohnya tebu, adanya sel-sel kersik menyebabkan
permukaan batang tebu menjadi keras.
 Jaringan gabus merupakan jaringan yang tersusun dari sel-sel parenkim gabus.
Sel gabus bentuknya memanjang dengan dinding bergabus. Setelah sel-sel gabus
itu dewasa, mereka menyimpan suatu bahan berlilin yang disebut suberin di
dindingnya dan kemudian mati.

Kesimpulan
Jaringan tumbuhan terbagi menjadi jaringan meristem dan jaringan permanen (dewasa)
1. Jaringan meristem berdasarkan asalnya terbagi menjadi promeristem, meristem primer, dan
meristem skunder
Jaringan meristem berdasarkan letaknya terbagi menjadi meristem apikal, meristem
interkalar, dan meristem lateral
2. Jaringan permanen (dewasa) terdiri atas
 Jaringan epidermis yang berfungsi sebagai pelindung bagian dalam organ tumbuhan
Jaringan meristem mengalami modifikasi menjadi stomata, trikoma, spina, velamen, sel
kipas, sel kersik
 Jaringan parenkim yang merupakan jaringan dasar yang ditemukan pada hampir semua
bagian (organ) tumbuhan.
73

 Jaringan penyokong yang terdiri atas kolenkim dan sklerenkim, jaringan kolenkim yaitu
jaringan parenkim yang menunjang organ muda, dan jaringan sklerenkim yaitu jaringan
parenkim yang terdapat pada organ tumbuhan yang telah dewasa
 Jaringan pengangkut yang terdiri atas xilem dan floem, xilem (pembuluh kayu)
berfungsi mengangkut air dan unsur hara dari akar ke daun, dan floem berfungsi
mengedarkan zat makanan hasil fotosintesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan
 Jaringan gabus (felogen) yang berfungsi mlindungi jaringan lain yang berada
dibawahnya dari kekeringan dan gangguan mekanik
 Jaringan sekretori yang terdapat pada ujung berkas ikatan pembuluh, dan berfungsi
sebagai kelenjar
74

Pertemuan kedua (LKPD 2)


1. Tabel Pengamatan struktur jaringan akartumbuhan (dikotil dan monokotil)
1. Akar monokotil

Nomor Keterangan Fungsi


Struktur Jaringan
1 Epidermis  Memperluas permukaan sel
sehingga penyerapan lebih efesien

2 Korteks  Pertukaran gas dan tempat


penyimpanan cadangan makanan

3 Endodermis  Mengatur jalanya larutan yang


diserap ke silinder pusat

4 Inti  Mengangkut air dan mengangkut


hasil foto sintesis

5 Floem  Sebagai jaringan pengangkut


(menyebarkan hasil fotosintesis)

6 Xilem  Sebagai jaringan pengangkut


(mengangkut air dan mineral)

2. Akar monokotil
Keterangan Struktur
Nomor Fungsi
Jaringan
1 Epidermis  Memperluas permukaan sel
sehingga penyerapan lebih
efesien

2 Korteks  Pertukaran gas dan tempat


penyimpanan cadangan
makanan
75

3 Endodermis  Mengatur jalanya larutan yang


diserap ke silinder pusat

4 Perisikel  Berperan dalam pertumbuhan


skunder dan pertumbuhan akar
kesamping

5 Floem  Sebagai jaringan pengangkut


(menyebarkan hasil fotosintesis)

6 Xilem  Sebagai jaringan pengangkut


(mengangkut air dan mineral)

7 Rambut akar  Menyerap air dan mineral dari


dalam tanah

2. Tabel Pengamatan struktur jaringan batang tumbuhan


1. Batang diokotil

Abjad Keterangan Struktur Fungsi


Jaringan
A Epidermis  Melindungi jaringan
didalam batang setelah
batang mengalami
pertumbuhan skunder

B Korteks  Menyokong dan


memperkuat tubuh

C Floem  Menyalurakn zat-zat


makanan hasil fotosintesis
dari daun keseluruh bagian
tubuh
 Memperbesar batang dengan
D Kambium
76

cara membentuk pembuluh


kayu menuju ke dalam dan
membentuk pemuluh tapis
ke bagian luarnya

E Xilem  Menyalurkan air dan unsur


hara dari akar ke daun

F Empulur  Melangsungkan
pengangkutan ke arah radial

2. Batang monokotil

Abjad Keterangan struktur jaringan Fungsi


A Epidermis  Melindungi jaringan
didalam batang setelah
batang mengalami
pertumbuhan skunder

B Korteks  Menyokong dan


memperkuat tubuh

C Berkas vaskuler  Sebagai pengangkut air dan


mineral serta mentransfor
hasil proses fotosintesis
keseluruh tubuh tumbuhan

D Stele  Sebagai alat transportasi


77

3. Tabel Pengamatan struktur jaringan daun tumbuhan


Jaringan pada daun
Abjad Struktur Struktur Jaringan Fungsi
A Kutikula  Menahan terjadinya penguapan
air yang berlebihan

B Kolenkim  Menguatkan tegaknya daun

C Epidermis atas  Melindungi jaringan yang


terdapat dibawahnya

D Parenkim palisade  Tempat terjadinya fotosintesis

E Parenkim spons  Tempat menyimpan cadangan


makanan

F Epidermis bawah  Melindungi jaringan yang


terdapat dibawahnya

G Kutikula  Menahan terjadinya penguapan


air yang berlebihan

H Berkas pembuluh
 Sebagai pengangkut dan
petransfor

I Stomata
 Sebagai tempat terjadinya
pertukaran gas dan pertukaran
air

J Floem
 Mentransfor hasil fotosintesis
dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan
78

K Xilem  Mengangkut air dan unsur hara


menuju daun

L Sel penjaga  Meregulasi pembukaan dan


penutupan pori

Jawaban
1. Jaringan pada akar terdiri dari epidermis, endodermis, xilem, perisikel, floem, korteks, dan
rambut akar
Jaringan pada batang terdiri dari epidermis, korteks, stele, dan berkas pengangkut
Jaringan pada daun terdiri dari kutikula, kolenkim, epidermis atas, parenkim palisade,
parenkim spons, epidermis bawah, berkas pembuluh, stomata, floem, xilem, dan sel
penjaga
2. Fungsi jaringan pada akar:
Epidermis berfungsi memperluas permukaan sel sehingga penyerapan lebih efesien
Endodermis berfungsi mengatur jalanya larutan yang diserap ke silinder pusat
Xilem berfungsi mengangkut air dan unsur hara dari akar ke daun
Perisikel berperan dalam pertumbuhan
Floem berfungsi menyalurkan zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun keseluruh
bagian tumbuhan
Korteks berfungsi tempat pertukaran gas dan tempat penyimpanan cadangan makanan
Rambut akar berfungsi menyerap air dan mineral dari dalam tanah
Fungsi jaringan pada batang:
Epidermis berfungsi melindungi jaringan didalam batang setelah batang mengalami
pertumbuhan skunder
Korteks berfungsi menyokong dan memperkuat tubuh
Stele berfungsi sebagai alat transportasi
Berkas pengangkut sebagai pengangkut air dan mineral serta mentransfor hasil proses
fotosintesis keseluruh tubuh tumbuhan
Fungsi jaringan pada daun:
Kutikula berfungsi menahan terjadinya penguapan air yang berlebihan
Kolenkim berfungsi menguatkan tegaknya daun
79

Epidermis atas berfungsi melindungi jaringan yang terdapat dibawahnya


Parenkim palisade berfungsi tempat terjadinya fotosintesis
Parenkim spons berfungsi tempat menyimpan cadangan makanan
Epidermis bawah berfungsi melindungi jaringan yang terdapat dibawahnya
Berkas pembuluh berfungsi sebagai pengangkut dan petransfor
Stomata berfungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran gas dan pertukaran air
Floem berfungsi mentransfor hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan
Xilem berfungsi mengangkut air dan unsur hara menuju daun
Sel penjaga berfungsi meregulasi pembukaan dan penutupan pori
3. Totipotensi adalah kemampuan dari sel meristem untuk menjadi individu baru. Adanya
sifat totipotensi pada jaringan tanaman dimanfaatkan untuk memperoleh anakan seragam
dalam jumlah banyak dan cepat.
Langkah – langkah pembuatan tekhnik kultur jaringan
a. Pemilihan eksplan (tanaman yang digunakan sebagai donor)
Tanaman yang dikultur biasanya memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan memiliki
banyak manfaat. Bagian tanaman yang dikultur dapat berasal dari hampir semua
bagian tanaman.
b. Sterilisasi eksplan
Eksplan yang digunakan harus melalui beberapa tahapan sterilisasi terlebih dahulu.
Hal tersebut bertujuan agar eksplan yang ditanam dimedia tanam terbebas dari
kontaminasi mikroorganisme.kontaminasi tersebut dapat mengganggu pertumbuhan
eksplan. Bahan yang digunakan untuk sterilisasi umumnya berupa antiseptik,
desinfektan (natrium hipoklorit = NaOCl), fungisida dan antibiotik.
c. Pembuatan media tanam
Medium yang digunakan dalam kultur jaringan tmbuhan dapat berupa medium padat
dan cair. Medium tersebut mengandung unsur hara makro dan mikro yang umum
dibutuhkan oleh tumbuhan. Selain itu, didala medium juga terdapat vitamin, zat
pengatur tubuh (ZPT), gula, dan agar (pada medium padat). Jumlah zat yang
ditambahkan ditambahkan kedalam medium bergantung pada medium yang
dikehendaki dan hasil yang ingin dicapai (kalus, tunas, perakaran). Kemudian, media
tersebut dimasukkan kedalam botol kultur dan disterilisasi dengan menggunakan
autoclaf.
d. Penanaman
80

Penanaman eksplan kedalam media kultur dilakukan dengan tekhnik aseptik.


Tekhnik aseptik adalah suatu tekhnik yang memperhatikan kseterilan alat dan bahan
(seperti pinset dan pisau) dari kontaminasi mikroorganisme (bebas kontamian).
Umumnya, penanaman dilakukan di dalam suatu kotak khusus yang bagian
dalamnya telah disterilisasi terlebih dahulu dengan alkohol dan disinari lampu UV
(ultra violet). Kotak tersebut dinamakan Laminar Air Flow Cabinet (LAF). Terdapat
beberapa LAF yang dilengkapi dengan blower untuk menghembuskan udara
didalam kotak keluar sehinggan meminimalisir mikroorganisme yang ada di dalam
LAF.
e. Pemeliharaan
Eksplan yang telah ditanam pada medium kultur kemudian dipelihara hingga
mencapai pertumbuhan yang diinginkan. Pemeliharaan kultur dipegaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah cahaya (fotoperiodesitas) dan suhu.
f. Aklimatisasi
Eksplan yang telah berbentuk plantlet (bibit = seedling) akan mengalami proses
aklimatisasi di rumah kaca hingga mampu beradaptasi dengan lingkungan di luar
botol kultur.
4. ManfaatKultur Jaringan yaitu:
a. Kultur Jaringan menghasilkan bibit/benih yang memiliki sifat yang serupa dengan
indukannya.
b. Waktu yang dibutuhkan relative singkat
c. Tidak membutuhkan ruang yang luas
d. Bebas menentukan bagian tumbuhan yang akan dikultur.

Kesimpulan
Jaringan pada organ tumbuhan (akar, batang, daun)
1. jaringan pada akar terdiri dari epidermis, endodermis, xilem, perisikel, floem, korteks, dan
rambut akar
Jaringan pada batang terdiri dari epidermis, korteks, stele, dan berkas pengangkut
Jaringan pada daun terdiri atas kutikula, kolenkim, epidermis atas, parenkim palisade,
parenkim spons, epidermis bawah, berkas pembuluh, stomata, floem, xilem, dan sel
penjaga.
2. Totipotensi adalah kemampuan dari sel meristem untuk menjadi individu baru.
Langkah – langkah pembuatan kultur jaringan:
81

a. Pemilihan eksplan
b. Sterilisasi eksplan
c. Pembuatan media tanam
d. Penanaman
e. Pemeliharaan
f. Aklimatisasi
ManfaatKultur Jaringan yaitu:
a. Kultur Jaringan menghasilkan bibit/benih yang memiliki sifat yang serupa dengan
indukannya.
b. Waktu yang dibutuhkan relative singkat
c. Tidak membutuhkan ruang yang luas
d. Bebas menentukan bagian tumbuhan yang akan dikultur.
82

Lampiran 2. Kunci Jawaban Evaluasi

Pertemuan pertama
A. Pilihan Ganda (PG)
1. C 6. C
2. A 7. B
3. E 8. C
4. B 9. C
5. E 10. C
B. Essay
1. a. Jaringan meristem, ciri-ciri:
 Aktif membelah
 Ukuran selnya kecil
 Berdinding tipis
 Memiliki nukleus yang relatif besar
 Vakuola berukuran kecil dan kaya akan sitoplasma
b. Jaringan parenkim, ciri-ciri:
 Sel-selnya merupakan sel hidup yang berukuran besar dan tipis, serta umumnya
berbentuk segi enam
 Memiliki banyak vakuola
 Letak inti sel mendekati dasar sel
 Mampu bersifat embrional atau meristematis karena dapat membelah diri
 Memiliki ruang antar-sel yang banyak sehingga letaknya tidak rapat.
c. Jaringan epidermis, ciri-ciri:
 Terdiri dari sel-sel hidup
 Berbentuk persegi panjang
 Sel-selnya rapat dan tidak memiliki ruang antar-sel
 Tidak memiliki klorofil
 Mampu membentuk derivat jaringan epidermis
2. Jaringan meristem atau disebut juga jaringan muda merupakan jaringan yang terdiri
dari sekelompok sel tumbuhan yang aktif membelah. Sedangkan jaringan permanen
merupakan jaringan yang bersifat non-meristematik, yaitu tidak tumbuh dan tidak
berkembang lagi.
83

Pertemuan kedua
A. Pilihan Ganda (PG)
1. E
2. A
3. C
4. A
5. B

B. Essay
1. Sifat totipotensi adalah kemampuan dari sel meristem untuk menjadi individu baru.
Adanya sifat totipotensi pada jaringan tanaman dimanfaatkan untuk memperoleh anakan
seragam dalam jumlah banyak dan cepat.
Kultur jaringan adalah usaha untuk memperoleh individu baru dari satu sel atau jaringan
2. Langkah-langkah pembuatan kultur jaringan
a. Pemilihan eksplan (tanaman yang digunakan sebagai donor)
Tanaman yang dikultur biasanya memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan memiliki
banyak manfaat. Bagian tanaman yang dikultur dapat berasal dari hampir semua
bagian tanaman.
b. Sterilisasi eksplan
Eksplan yang digunakan harus melalui beberapa tahapan sterilisasi terlebih dahulu.
Hal tersebut bertujuan agar eksplan yang ditanam dimedia tanam terbebas dari
kontaminasi mikroorganisme.kontaminasi tersebut dapat mengganggu pertumbuhan
eksplan. Bahan yang digunakan untuk sterilisasi umumnya berupa antiseptik,
desinfektan (natrium hipoklorit = NaOCl), fungisida dan antibiotik.
c. Pembuatan media tanam
Medium yang digunakan dalam kultur jaringan tmbuhan dapat berupa medium padat
dan cair. Medium tersebut mengandung unsur hara makro dan mikro yang umum
dibutuhkan oleh tumbuhan. Selain itu, didala medium juga terdapat vitamin, zat
pengatur tubuh (ZPT), gula, dan agar (pada medium padat). Jumlah zat yang
ditambahkan ditambahkan kedalam medium bergantung pada medium yang
dikehendaki dan hasil yang ingin dicapai (kalus, tunas, perakaran). Kemudian, media
tersebut dimasukkan kedalam botol kultur dan disterilisasi dengan menggunakan
autoklaf.
84

d. Penanaman
Penanaman eksplan kedalam media kultur dilakukan dengan tekhnik aseptik.
Tekhnik aseptik adalah suatu tekhnik yang memperhatikan kseterilan alat dan bahan
(seperti pinset dan pisau) dari kontaminasi mikroorganisme (bebas kontamian).
Umumnya, penanaman dilakukan di dalam suatu kotak khusus yang bagian
dalamnya telah disterilisasi terlebih dahulu dengan alkohol dan disinari lampu UV
(ultra violet). Kotak tersebut dinamakan Laminar Air Flow Cabinet (LAF). Terdapat
beberapa LAF yang dilengkapi dengan blower untuk menghembuskan udara
didalam kotak keluar sehinggan meminimalisir mikroorganisme yang ada di dalam
LAF.
e. Pemeliharaan
Eksplan yang telah ditanam pada medium kultur kemudian dipelihara hingga
mencapai pertumbuhan yang diinginkan. Pemeliharaan kultur dipegaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah cahaya (fotoperiodesitas) dan suhu.
f. Aklimatisasi
Eksplan yang telah berbentuk plantlet (bibit = seedling) akan mengalami proses
aklimatisasi di rumah kaca hingga mampu beradaptasi dengan lingkungan di luar
botol kultur.
3. Manfaat kultur jaringan adalah:
a. Kultur Jaringan menghasilkan bibit/benih yang memiliki sifat yang serupa dengan
indukannya.
b. Waktu yang dibutuhkan relatif singkat
c. Tidak membutuhkan ruang yang luas
d. Bebas menentukan bagian tumbuhan yang akan dikultur.

Anda mungkin juga menyukai