a. Registrasi (pendaftaran)
1) Allo anamnesa: anamnesa tidak secara langsung (dengan perantara) karena sesuatu hal
2) Auto anamnesa: anamnesa secara langsung kepada pasien.
e. Macam-macam pasien:
1) Kunjungan lama: px kunjungan berikutnya dari pelayanan rajal dari suatu poliklinik
Misal: pasien A berkunjung ke poli saraf pertama kali, hari selanjutnya ia ke poli saraf
lagi, maka pasien tersebut dikatakan pasien kunjungan lama di poli saraf tersebut.
2) Kunjungan baru: px kunjungan pertama pada pelayanan rajal dari suatu poliklinik
Misal: pasien B berkunjung ke poli jantung, hari berikutnya pasien tersebut ke poli
penyakit dalam, maka pasien tersebut dapat dikatakan pasien kunjungan baru pada poli
jantung dan pada poli penyakit dalam.
3) Pengunjung lama/pasien lama: pengunjung kedua dan seterusnya yg datang ke RS.
4) Pengunjung baru/pasien baru: pengunjung pertama kali datang ke RS.
5) Pasien kasus baru: pasien dgn kasus yg belum pernah dialami oleh pasien tsb yg datang
ke faskes tsb.
6) Pasien kasus lama: pasien dgn kasus yg sudah pernah dialami oleh pasien tsb yg datang
ke faskes tsb.
f. Family numbering: 1 berkas = 1 no RM terdiri dari beberapa anggota sekeluarga.
g. Assembling: mengurutkan dan meneliti
h. Coding: memberi kode diagnosa dan tindakan
i. Indexing: indeks kematian, indeks dokter, indeks tindakan dan indeks dokter (dilakukan
setelah dikoding)
j. Filing: menyimpan dan merawat RM terhadap bahaya alam, pencurian, fisik, kimia, dan
biologi
Kisi-kisi UKOM 2019 revisi 19 Agustus
2. Statistik Kesehatan
a. Hari Perawatan (HP): jml px yg ada saat sensus dilakukan ditambah px yg keluar dan masuk pd
hari yg sama.
contoh:
tgl jml pasien
1-Sep merawat 5
2-Sep merawat 10
3-Sep merawat 15
1-3 Sep HP= 30
b. Lama Dirawat (LD): LOS: jml hari dimana px mendapat perawatan rawat inap di RS tercatat sejak
px melakukan admisi hingga KRS.
contoh:
pasien tgl masuk tgl keluar LD
A 4-Sep 4-Okt 31
B 5 14 9
C 7 7 1
D 4 5 1
Indikator pelayanan rawat inap diperoleh dari sensus harian rawat inap, yaitu:
1) BOR (Bed Occupancy Ratio): angka penggunaan TT
2) LOS (Length of Stay): jml lama dirawat
3) TOI (Turn Over Interval): rata-rata hari TT tidak ditempati dari pasien pulang sampai pasien
menempati berikutnya
4) BTO (Bed Turn Over): angka perputaran TT: frekuensi pemakaian TT pada satu periode.
Standar
Rumus BJ Standar BJ Rumus Depkes
Depkes
𝑂 𝐻𝑃
BOR × 100% 75-85 × 100% 60-85
𝐴 𝑇𝑇 × 𝑡
𝑂 𝐻𝑃
LOS ×𝑡 3-12 6-9
𝐷 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ + 𝑚)
(𝐴 − 𝑂) × 𝑡 (𝑇𝑇 × 𝑡) − 𝐻𝑃
TOI 1-3 1-3
𝐷 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ + 𝑚)
𝐷 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ + 𝑚)
BTO >30X >50X
𝐴 𝑇𝑇
𝑗𝑚𝑙 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑚𝑎𝑡𝑖 ≥ 48 𝑗𝑎𝑚
NDR × 1000 ‰ < 25‰
𝑗𝑚𝑙 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ + 𝑚)
𝑗𝑚𝑙 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑚𝑎𝑡𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
GDR × 1000 ‰ < 45 ‰
𝑗𝑚𝑙 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ+𝑚)
Ket:
HP = O x t
D: px keluar (h+m)
O: rata-rata TT terisi dalam satu periode
A: TT yang ada dalam satu periode
t: periode (hari)
Interpretasi grafik :
1) garis BOR mendekati sumbu y, maka BOR semakin tinggi
2) garis BTO mendekati sumbu x, maka px keluar semakin tinggi, dan nilainya semakin tinggi juga.
3) Bila TOI tetap, LOS berkurang, maka BOR menurun
4) Bila TOI tinggi, kemungkinan karena organisasi yg kurang baik atau kurangnya permintaan TT.
Kisi-kisi UKOM 2019 revisi 19 Agustus
1) Analisa Mutu
analisa mutu dilakukan agar RM lengkap dan dapat digunakan bagi referensi pelayanan
kesehatan, melindungi minat hukum, sesuai dengan peraturan yg ada, menunjang informasi
untuk aktivitas penjaminan mutu (quality assurance), membantu penetapan diagnosis dan
prosedur pengkodean kepenyakitan, dan bagi riset medis, studi administrasi, dan penggantian
biaya perawatan.
2) Analisa Mortalitas dan Operasi: perbandingan jml kematian terhadap jml populasi.
Indikatornya:
TT : 27
Hari : 20 hari
Jumlah pasien keluar : 107
hidup+mati
Jumlah pasien keluar : 0
mati <48 jam
Jumlah pasien keluar : 1 pasien
≥48 jam
Ditanya :
a. Bed Occupancy Rate (Presentase Tempat Tidur Terisi)
b. Length of Stay (Rata-Rata Lama Pasien Dirawat)
c. Turn Over Interval (Rata-Rata Waktu Luang TT)
d. Bed Turn Over (Produktifitas Tempat Tidur)
e. GDR (Gross Dead Rate)
f. NDR (Net Dead Rate)
g. Grafik Barber Johnson
Jawab :
𝐻𝑃 590
a. BOR= 𝑥 100% = ×100% =109,26 %
𝑇𝑇×𝑡 27×20
𝐻𝑃 590
b. LOS = = = 5,51
𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ+𝑚) 107
(𝑇𝑇×𝑡)−𝐻𝑃 (27×20)−590
c. TOI = = = -0,47
𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ+𝑚) 107
𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ+𝑚) 106
d. BTO = = = 3,96
𝑇𝑇 27
jumlah pasien mati 1
e. GDR = = × 1000 ‰ = 9,35‰
jumlah pasien keluar (h+m) 107
jumlah pasien mati≥48 𝑗𝑎𝑚 1
f. NDR = = × 1000 ‰ = 9,35‰
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (h+m ) 107
Jumlah HP : 590
TT : 27 TT
jumlah penambahan TT pada hari ke-10 : 8 TT
Hari : 10 hari
Jumlah pasien keluar hidup+mati : 107
Jumlah pasien keluar mati <48 jam :0
px pasien Px >=
pasien pasien pinda- jml dipin- keluar Diru- jml(6+ <24 48 Jml Px keluar pasien
tgl awal masuk han (2+3+4) dahkan h+m juk APS 7+8+9) jam jam (11+12) (h+m)10+13 LD MKHS sisa
1 20 8 28 2 2 2 17 26
2 26 4 30 1 1 1 3 29
3 29 2 31 1 5 6 6 58 25
4 25 7 32 6 6 6 18 1 26
5 26 8 34 6 6 6 21 28
6 28 10 38 2 6 8 8 17 30
7 30 4 34 7 7 7 25 27
8 27 8 35 1 5 6 6 22 29
9 29 0 29 2 2 44 2 2 27
10 27 8 35 5 5 63 5 26 30
11 30 10 40 1 8 9 9 37 31
12 31 5 36 3 3 3 11 33
13 33 3 36 11 11 11 38 25
14 25 7 32 1 5 6 6 29 26
15 26 8 34 3 3 3 10 31
16 31 3 34 1 0 1 1 0 33
17 33 8 41 7 7 7 34 34
18 34 4 38 4 4 4 22 34
19 34 5 39 7 7 7 46 32
20 32 9 41 6 6 1 1 7 34 34
= 8,93 ‰
g. Grafik Barber Johnson
1) BOR = 93,95 100 – 93,95 = 6,05 (6, 94)
2) LOS = 5,51 (sumbu y)
3) TOI = 0,36 (sumbu x)
4) BTO = 3,43 garis strokput = 20/3,43 = 5,83
𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑅𝑀 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
b. 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑀 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 =
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 1 𝑅𝑀
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑀 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
c. 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟 𝐧 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 = × 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛 (𝐧)𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑀/𝑟𝑎𝑘
1. Standar jarak antar 2 buah rak untuk lalu lalang dianjurkan selebar 90 cm, jika menggunakan
lemari lima laci dijejer satu baris, ruang lowong di depannya harus 90 cm. Bila diletakkan saling
berhadapan, harus disediakan ruang lowong minimal berjarak 150 cm, untuk memungkinkan
membuka laci-laci tersebut. Lemari lima laci tampak lebih rapi dan RM terhindar dari debu dan
kotoran luar (BPPRM, 2016)
2. Suhu udara di ruang penyimpanan untuk Faskes berkisar antara 23oC-26oC, dengan perbedaan
suhu antar ruang tidak lebih 5°C (Permenaker 5/2018), dan untuk RS 20°C-28°C (Permenkes
7/2019)
3. Kadar oksigen sebesar 19,5 %-23,5 % (Permenaker 5/2018)
Kisi-kisi UKOM 2019 revisi 19 Agustus
4. Kelembapan ruang untuk Faskes dan RS sebesar 40%-60% (Permenaker 5/2018, Permenkes
7/2019)
5. Intensitas cahaya di ruang pendaftaran, ruang tunggu, ruang rekam medik minimal 200 lux, di
ruang penyimpanan 100 lux, namun bila ruang itu digunakan terus-menerus maka minimal 200
lux (Permenkes 7/2019).
6. Standar kebisingan di RS minimal 45 dBA.
Persyaratan ruangan khusus di bagian penyimpanan rekam medis, yaitu:
Soal:
Diketahui :
1 rak terdiri dari 40 subrak, dengan 8 subrak disusun ke samping dan 5 ke bawah.
panjang rak penyimpanan = 8 m, dan tingginya 2 meter
1 subrak rata-rata terdiri dari 200 rekam medis
dan rata-rata pasien baru 400 pasien /bulan
Ditanya:
a. Ketebalan rekam medis
b. Jumlah kebutuhan rak penyimpanan untuk pasien baru 10 tahun mendatang
Jawab:
a. panjang rak = 8 meter = 800 cm
psubrak= 800 cm/8 =100 cm
tebal rekam medis =100cm/200 = 0,5 cm
∑ 𝑅𝑀/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
b. jumlah kebutuhan rak untuk 10 tahun= × 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑀 /𝑟𝑎𝑘
4800
= × 10 = 6 𝑟𝑎𝑘
8000
Diketahui :
tebal buku = 0,7 cm, di Puskesmas X ada 15000 buku
rak penyimpanan dengan panjang = 200 cm, tinggi = 150 cm
150 𝑐𝑚
tinggi RM= = 18,75 𝑐𝑚
8
Ditanya:
kebutuhan rak = ??
Jawab:
Lrak = 200 x 150 = 30000 cm 2
LRM= 18,75 x 0,7 =13,125 cm 2
1 rak = 30000/ 13,125 = 2285,71 RM ∞ 2285 RM
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑅𝑀 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 15000
jumlah kebutuhan rak = = = 6,56 ∞ 7 𝑟𝑎𝑘
𝑗𝑚𝑙 𝑅𝑀/𝑟𝑎𝑘 2285
Retensi dan pemusnahan rekam medis:
Note:
AKTIF INAKTIF
No Kelompok Jangka waktu simpan
rajal ranap rajal ranap untuk Rumah Sakit
1 Umum 5 5 2 2 adalah 5 tahun,
sedangkan untuk non
2 Mata 5 10 2 2
Rumah Sakit 2 tahun.
3 Jiwa 10 5 5 5
4 Orthopedi 10 10 2 2
5 Kusta 15 15 2 2
6 Ketergantungan Obat 15 15 2 2
7 Jantung 10 10 2 2
8 Paru 5 10 2 2
Kisi-kisi UKOM 2019 revisi 19 Agustus
WKT = { A- (B+C+D+E)}×F
WKT = { A- (B+C+D+E)}×F
{ 312- (12+19+5+12)}×8
= (312 - 48) × 8 = 264 × 8 = 2112 jam/thn
𝑊𝐾𝑇
SBK =
𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛
FTP = × 100
𝑊𝐾𝑇
1
STP = 𝐹𝑇𝑃
(1− )
100
𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Kebutuhan SDM =
𝑆𝐵𝐾
WISN
WKT = { A- (B+C+D+E)}×F
WKT = { A- (B+C+D+E)}×F
{ 312- (12+19+5+12)}×8
= (312 - 48) × 8 = 264 × 8 = 2112 jam/thn
𝑊𝐾𝑇
SBK =
𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
Contoh Soal:
Hitunglah kebutuhan SDM unit Coding, bila:
Sebuah RS X akan merekrut SDM untuk ditempatkan di unit coding dengan pertimbangan:
A: Hari kerja 312 hari/tahun
B: Cuti 12 hari
C: Libur Nasional 19 hari
D: Diklat 5 hari
E: Absen 12 hari
F: Waktu kerja 8 jam/hari
Kisi-kisi UKOM 2019 revisi 19 Agustus
Jawab:
Dengan ABK
WKT = { A- (B+C+D+E)}×F
{ 312- (12+19+5+12)}×8
= (312 - 48) × 8 = 264 × 8 = 2112 jam/thn = 126720 mnt/thn
4. Menghitung SBK
FTP
No Kegiatan penunjang WKT WKT (menit)
(%)
1 Ikut seminar 20 jam 1200 mnt 0,95
2 Mendidik anak PKL 30 jam 1800 mnt 1,42
FTP (%) = 0,95+1.42 2,37
STP 1,024
1
STP = 𝐹𝑇𝑃
1−
100
1
STP = 2,37
1−
100
1
STP = 97,63
100
1
STP = = 1,024
0,9763
Dengan WISN
WKT = { A- (B+C+D+E)}×F
{ 312- (12+19+5+12)}×8
= (312 - 48) × 8 = 264 × 8 = 2112 jam/thn = 126720 mnt/thn
Kisi-kisi UKOM 2019 revisi 19 Agustus
Capaian 1 Kebutuhan
SK
No Tugas Pokok SBK tahun tenaga
1 Menerima DRM dari unit Assembling 253440 182500 0,025 0,745
2 Mencari dan menulis kode diagnosa 63360 182500 0,025 2,905
3 Mencari dan menulis kode tindakan 63360 182500 0,025 2,905
4 Menyerahkan DRM ke unit pelaporan 253440 182500 0,025 0,745
𝑘𝑢𝑎𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑘𝑜𝑘 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
+ 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐾𝑒𝑙𝑜𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 7,3
𝑆𝐵𝐾
Kebutuhan SDM unit Coding 8 orang
Kisi-kisi UKOM 2019 revisi 19 Agustus
Rule Morbiditas:
a. Rule MB1
Minor condition recorded as “main condition”, more significant condition recorded as “other
condiiton”
Contoh:
K.U : Dyspepsia
K.L : Acute appendicitis
Acute abdominal pain
Tx : Appendectomy
b. Rule MB2
c. Rule MB3
d. Rule MB4
Specificity
Contoh:
K.U : CVA
K.L : Stroke, hemiplegia, dan cerebral hemorrhage
Pilih: stroke cerebral hemorrhage sbg K.U
Kisi-kisi UKOM 2019 revisi 19 Agustus
e. Rule MB5
Rule Mortalitas
a. General Principle
When more than one condition is entered on the certificate, select the condition entered alone
on the lowest used line of Part I only if could have given rise to all the conditions entered
above it
Contoh:
I (a) abses paru
(b) lobar pneumonia
II –
b. Rule 1
If the General Principle doesn’t apply and there is a reported sequence terminating in the
condition first entered on the certificate, select the originating cause of this sequence. If there
is more than one sequence terminating in the condition mentioned first, select the originating
cause of the first-mentioned sequence.
I (a) bronkopneumonia
(b) infark serebral
(c) penyakit jantung hipertensif
II –
c. Rule 2
If there is no reported sequence terminating in the condition first entered on the certificate,
select this first-mentioned condition.
Contoh:
Laki, 40 tahun
I (a) rematik dan penyakit jantung ateriosklerotik
(b) -
II –
Pilih bursitis
pada kasus ini tiada diagnosa yang terlapor sbg penyebab dari kondisi yg pertama disebut
(bisa menerapkan Rule B)
d. Rule 3
If the condition by the General Principle or by Rule 1 or Rule 2 is obviously a direct
consequence of another reported condition, whether in Part I or Part II, select this primary
condition.
Contoh:
I (a) Cancer of ovary
(b) HIV disease
II –
I (a) TBC
(b) HIV disease
II –
e. Senility
f. Lingkage
g. Specificity
h. Early and late stages of disease
i. Sequlae
Kisi-kisi UKOM 2019 revisi 19 Agustus
7. INA-CBGs
Sistem casemix adalah pengelompokan diagnosis dan prosedur dengan mengacu pada ciri klinis
yg mirip/sama dan biaya perawatan yg mirip/sama, pengelompokan dilakukan dgn menggunakan
grouper.
Kode INA-CBGs
K-4-17-1
Severity level
0 : untuk rawat jalan
I : ringan, untuk rawat inap, tanpa komplikasi, tanpa komorbid
II : sedang (mild), rawat inap
III : berat (major), rawat inap
fraud/kecurangan JKN:
a. Upcoding (penulisan kode diagnosa berlebih)
b. Phantom billing (klaim palsu)
c. Phantom visit (tidak melakukan visite)
d. Type of room charge (memanipulasi kelas perawatan)
e. Framentation (pemecahan episode pelayanan)
f. Readmisi (admisi yang berulang)
g. Prolonged Length of Stay (memperpanjang lama perawatan)
h. Inflanted bills (penggelembungan tagihan obat dan alkes)
i. Phantom procedures (prosedur yang seharusnya dilakukan, tidak dilakukan)
8. Desain Formulir
a. Jenis-jenis desain formulir menurut pencatatannya:
1) SOMR (Source Oriented Medical Record), yaitu pencatatan rm berdasarkan pd sumber
data atau pd PPA.
2) POMR (Problem Oriented Medical Record), yaitu pencatatan rm yg bersumber pd
masalah, ada SOAP.
3) POMR (Practice Oriented Medical Record), yaitu pencatatan rm yg berorientasi pada
keadaan krisis pasien.
4) STOR (Summary Time Oriented Record), pencatatan rm berdasarkan pd masalah dan
dibuatkan ringkasan kegiatan pelayanan yg diberikan kepada pasien.
5) IMR (Integrated Medical Record), yaitu pencatatan rm secara terpadu dari berbagai unit
yang memberikan pelayanan pasien, formulir disusun berdasarkan tgl diperolehnya data.
Pada saat pulang, form dibalik lalu diurutkan berdasarkan urutan yg ditentukan.
3) Aspek isi
kelengkapan item
terminologi data
istilah
singkatan
simbol
c. Formulir yang wajib diabadikan: 8) Berkas terkait kasus pidana atau
1) Ringkasan masuk dan keluar hukum, pemerkosaan dan adopsi
2) Resume medis (ringkasan 9) Lembar obstetri
pulang) 10) surat keterangan kematian
3) Lembar operasi dan anestesi 11) surat keterangan kelahiran
4) Lembar identifikasi bayi 12) berkas RM pasien HIV
5) Lembar persetujuan (tindakan 13) berkas RM pasien jiwa
medis) 14) berkas RM pengguna alat pacu
6) Lembar kematian jantung
7) Lembar penolakan (tindakan 15) berkas RM pasien kanker
medis) 16) berkas RM pasien TB
9. TIK
Bab
I Certain infectious an dparasitic diseases
II Neoplasms
III Diseases of the blood and blood-forming organs and certain disorders
involving the immune mechanism
IV endocrine, nutritional, and metabolic diseases
V mental and behavioral disorders
VI diseases of the nervous system
VII diseases of the eye and adnexa
VIII diseases of the ear and mastoid process
IX diseases of the circulatory system
X diseases of the respiratory
XI diseases of the digestive
XII diseases of the skin and subcutanneous tissue
XIII diseases of the musculosceletal
XIV diseases of the genitourinary system
XV pregnancy, childbirth
XVI certain conditions originating in the perinatal period
XVII congenital malforation, deformation, and chromosomal abnormalities
XVIII symptoms, signs and abnormal clinical...
XIX injury, poisoning and certain....
XX External causes of morbidity and mortality
XXI Factor influencing health status and contact...
XXII Codes for special purpose
Poisoning
Adverse effect
Chapter XIX
Substance Accidental Intentional self-harm Undeterminated in therapeutic
(Diagnosa
(sabotase/sengaja) (disengaja diri sendiri) (ketidaksengajaan) use
keracunan)
Suffix
-oma : kanker
-pexy : surgical fixation (menjahit)
ex: gastropexy : fixation gaster by surgical
-graph: mencatat/merekam
ex: cardiograph: tindakan untuk merekam detak jantung.
-scopy: pemeriksaan
colonoscopy: pemeriksaan endoksopi kolon.
pengertian manaj resiko: proses identifikasi, pengukuran dan kontrol keuangan dari sebuah
resiko yg mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yg dpt
menimbulkan kerusakan atau kerugian (Smith, 1990 dalam Anonim, 2009)
Asesmen resiko: proses evaluasi hazard utk dpt menentukan tingkatan tindakan yg dibutuhkan
mengurangi resiko sehingga pd tingkat yg dpt diterima.
identifikasi resiko: proses sistematis dan terus-menerus dilakukan utk mengidentifikasi
kemungkinan timbulnya resiko atau kerugian thd kekayaan, hutang, dan personil perusahaan.
a. Brainstorming
b. Questionnaire
c. Industry benchmarking
d. Scenario analysis
Kisi-kisi UKOM 2019 revisi 19 Agustus
FMEA: alat yang dapat memberikan analisis proaktif akibat kejadian yg dpt berakhir dengan
proses resiko tinggi yg juga kritikal.
Langkah-langkah FMEA:
Statistik otopsi
otopsi/ nekropsi/pemeriksaan postmortem: pemeriksaan jenazah untuk mengetahui penyebab
kematiannya.
statistik otopsi, terdiri dari:
a. Gross autopsy rate
b. net autopsy rate
c. hospital autopsies
d. newborn autopsy
e. fetal autopsy
Terminologi
No Arti
posisi anatomi
1 anterior sebelah muka (bagian ke arah depan dari...)
2 posterior sebelah belakang (bagian ke arah belakang dari...)
3 anteroposterior dari depan ke belakang
4 poteroanterior dari belakang ke depan
5 cranial ke arah kepala
6 caudal ke arah ekor
7 ventral lebih ke arah perut
8 dorsal lebih ke arah punggung
9 median bidang yang membagi tubuh menjadi 2 bagian kiri kanan yang simetris
10 paramedian bidang yang berada di samping dan sejajar dengan bidang median
11 sagital setiap bidang yang sejajar dengan bidang median
12 frontal bidang yang tegak lurus pada bidang sagital, sejajar permukaan perut
13 transversal bidang melintang tegak lurus pada arah memanjang tubuh
14 longitudinal ke atah ukuran panjang
15 proximalis lebih dekat ke pangkal
16 distalis lebih dekat ke ujung
17 plantaris searah telapak kaki
18 ulnaris ke arah ulna
19 radialis ke arah radius
20 linea garis
21 formane lubang
22 ductus pembuluh
23 canalis saluran
24 cavum rongga
Kisi-kisi UKOM 2019 revisi 19 Agustus