Fotosintesis merupakan salah satu proses kimia pada tumbuhan yang dibantu oleh cahaya
matahari, yaitu untuk mengubah CO2 dan H2O dari udara menjadi karbohidrat. Cahaya merupakan
radiasi matahari yang sampai dibumi setelah melewati beberapa susunan atmosfer sehingga dapat
mencapai bumi. cahaya merupakan faktor utama yang menentukan fotosintesis. Cahaya matahari
berfungsi sebagai energi yang membantu proses fotosintesis.
Intensitas cahaya tinggi atau rendah ditentukan oleh keadaan lingkungan sekitar dan
satuan intensitas cahaya adalah lux (Nurhayati, Lutfi, & Hermanto, 2013). Alat yang dapat
mengukur intensitas cahaya dinamakan Luxmeter. Laju fotosintesis akan meningkat pada waktu
siang hari. Hal ini disebabkan intensitas cahaya matahari yang digunakan dalam fotosintesis tinggi.
Cahaya matahari merupakan faktor utama yang menentukan fotosintesis. Tanpa sinar matahari
proses fotosintesis akan terhambat sebab cahaya yang dibutuhkan oleh fotosintesis tidak tersedia.
Menurut Ferry dan Randriani (2016), intersitas cahaya 100% pada tanaman temulawak dapat
menghasilkan kadar pati yang tinggi. Intensitas cahaya dapat mempengaruhi tinggi tanaman
semakin tinggi intensitas cahaya saat fotosintesis maka laju fotosintesis akan cepat dan hasilnya
mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman. Tanaman temulawak yang mendapat intensitas
cahaya 100% tumbuh lebih tinggi dibandingkan yang mendapat intensitas cahaya 55%. Selain itu
intensitas cahaya juga dapat merangsang pertumbuhan tunas, pada intensitas cahaya rendah
pertumbuhan tunas akan terhambat. Tingkat penghisapan tanaman terhadap air akan meningkat
seiring dengan tingginya intensitas cahaya (Ferry dan Randriani, 2016).
Fotosintesis hanya membutuhkan cahaya tampak, yaitu pigmen fotosintesis akan menyerap
cahaya pada panjang gelombang 380-760 nm. Cahaya tampak ini akan diserap oleh berbagai
pigmen yang terdapat di dalam tilakoid (kloroplas). Klorofil a merupakan klorofil utama yang akan
menyerap cahaya tampak ini. Cahaya yang digunakan tumbuhan untuk berfotosintesis akan diserap
oleh klorofil a dan klorofil b (Shen, Jiang, & Zheng, 2009). Cahaya biru dan merah merupakan
cahaya yang banyak digunakan dalam proses fotosintesis. Cahaya yang lain seperti kuning, jingga
dan yang lain akan terserap oleh pigmen lain seperti golongan karotenoid yaitu karoten dan
xantofil (Lihat Gambar 1).
Gambar 2. Penyerapan gelombang cahaya oleh pigmen fotosintesis
Menurut Samuolienė, dkk. (2010), kualitas cahaya merupakan salah satu faktor yang menentukan
laju fotosintesis. Proses fotosintesis dibantu cahaya matahari yang akan mempengaruhi hasil
produksi tanaman. Tumbuhan menyerap cahaya tampak merah dan biru untuk mengoptimalkan
pertumbuhannya. Marchetti, dkk, (2013) Cahaya biru banyak digunakan dalam fotosintesis.
Tingginya intensitas cahaya yang diterima oleh tumbuhan akan meningkatkan laju fotosintesis.
Sebaliknya, rendahnya intensitas cahaya yang didapatkan oleh tumbuhan maka akan
memperlambat laju fotosintesis. Hal ini menyebabkan lamanya proses distribusi energi keseluruh
tubuh untuk melakukan berbagai proses metabolisme.
Salah satu ciri khas sel tumbuhan adalah terdapatnya organel kloroplas. Di dalam
kloroplas tertanam pigmen klorofil yang mampu menyerap energi cahaya matahari dan
mengubahnya menjadi energi kimia. Sehingga tidak ada struktur lain di dalam sel tumbuhan
yang mampu melakukan fotosintesis selain kloroplas.
Gambar 3. Struktur kloroplas yang dibangun oleh sistem membran, yaitu membran luar dan membran
dalam. Membran dalam berlipat-lipat dan tertanam pigmen klorofil sehingga berwarna hijau disebut
thilakoid. Klorofil hanya akan menyerap gelombang cahaya merah dan biru sedangkan warna lain akan
dipantulkan atau ditransmisikan.
Kloroplas adalah organel yang berukuran kira-kira 2-4 µm hingga 4-7 µm, yang dibungkus oleh
double membran, yaitu membran luar dan membran dalam. Membran dalam membungkus ruangan
yang dinamakan stroma. Di dalam stroma berisi semi cairan, mineral, dan enzim-enzim yang berfungsi
dalam reaksi fiksasi karbon. Membran dalam tersusun menjadi thilakoid, yang bertumpuk-tumpuk
membentuk grana. Thilakoid ini berwarna hijau karena di dalamnya tertanam klorofil sehingga klroplas
nampak berwarna hijau bahkan menyebabkan tumbuhanpun berwarna hijau.
Fotosintesis terjadi dalam tiga tahap, yaitu (1) menangkap energi cahaya, (2) mengubah energi cahaya
menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan tenaga pereduksi dalam bentuk senyawa NADPH, dan (3)
penggunaan ATP dan NADPH untuk mensitesis molekul organik (senyawa karbon) dari senyawa karbon
(CO2) dari udara (fiksasi CO2). Tahap pertama dan kedua merupakan tahapan reaksi terang, sedangkan
tahapan reaksi ketiga merupakan reaksi fiksasi senyawa karbon (CO2).
Pigmen di dalam kloroplas terdiri dari klorofil a, klorofil b, golongan karotenoida yaitu
karoten dan xantofil, serta anthosianin. Masing masing menyerap panjang gelombang cahaya
berbeda. Di dalam thilakoid ini klorofil berkelompok membentuk Photosistem. Setiap molekul
klorofil mampu menangkap, sebuah paket energi. Ketika cahaya dengan panjang gelombang
tertentu menghantam klorofil dalam Photosistem, maka akan ada elektron yang kelebihan energi
sehingga terlempar keluar dari orbitnya. Elektron yang kelebihan energi ini akan menghantam
molekul klorofil lainnya sehingga terjadi perpindahan energi dari satu molekul ke molekul
lainnya.
Di dalam thilakoid terdapat banyak photosistem, yang terdiri dari dua jenis yaitu
photosistem I (PS I) dan Photosistem II (PS II). Setiap photosistem bekerja secara berturutan.
Photosistem II berfungsi pertama kali. Setiap pusat reaksi dari photosistem akan menangkap
energi sesuai panjang gelambangnya sehingga photosistem II dinamakan P680 karena menyerap
energi matahari dengan panjang gelombang 680 nm (spektrum cahaya merah), sedangkan
Photositem I dibamakan juga P700, artinya efektif menyerap panjang gelombang 700 nm. Di
lihat dari keefektifan menyerap panjang gelombang maka photosistem mana yang menyerap
energi lebih besar?. Kedua photosistem ini bekerja bersama-sama untuk mengubah energi cahaya
menjaddi energi kimia dan tenaga reduksi. Bagaimana prosesnya?. Prosesnya dinamakan reaksi
terang artinya reaksi yang menggunakan energi cahaya matahari, terdiri dari dua tahap yaitu
reaksi pemindahan elektron secara siklik dan non siklik.
Gambar 7. Diagram Z terdiri dari Photosistem I dan II. Dua fotosistem bekerja berurutan. dari pemindahan elektron
non siklik (Jhonson, 2007).
a. Brainstorming to find problem (penyajian masalah kontekstual di sekitar lingkungan mahasiswa) serta
bimbingan merencanakan percobaan
Jenis tumbuhan apa yang biomassanya bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi? Bagaimana
efisiensi proses pembentukan biomassanya melalui fotosintesis? Jika persamaan reaksi untuk
proses fotosintesis diserderhanakan menjadi
Supaya reaksi fotosintesis berjalan ke arah kanan maka faktor-faktor apa yang
mempengaruhinya?
Ya betul! CO2, H2O, cahaya, klorofil (jumlah/ada tidaknya klorofil, jenis tumbuhan, umur
tumbuhan), suhu (karena reaksi bersifat enzimatis). Seluruh faktor-faktor ini dinamakan variabel.
Bagaimana jika Anda ingin mengubah-ngubah nilai setiap variabelnya? Yap benar, untuk CO2
dengan mengubah-ngubah kadarnya di dalam udara atau air; untuk air, jika lingkungan
tumbuhan di perairan maka tidak menjadi pembatas tapi jika lingkungan tumbuhan di udara
maka air menjadi pembatas bisa diubah-ubah kadarnya); untuk cahaya bisa dengan mengubah-
ngubah kekuatan sinarnya atau panjang gelombangnya; untuk klorofil bisa dengan mengubah-
ubah kadar klorofil melalui luas daun, umur daun, dan jenis tumbuhan; untuk suhu dengan
mengubah-ubah suhu lingkungannya.
Apakah anda ingin mengidentifikasi pengaruh salah satu variabel terhadap laju
pembentukan karbohidrat? atau laju fotosintesis?.
Jika Anda ingin meneliti salah satu variabel tersebut, misalnya intensitas cahaya maka
pertama kali buatlah pertanyaan ilmiahnya; misalnya “bagaimana pengaruh intensitas cahaya
terhadap laju fotosintesis?” dalam pertanyaan tersebut terkandung hubungan variabel yaitu
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika satu variabel sdang Anda teliti maka
variabel lainnya harus dibuat tetap dinamakan dengan variabel kontrol atau variabel tetap, Apa
yangakan terjadi jika variabel lainnya tidak dibuat tetap/konstan? sedangkan variabel yang Anda
teliti yang ingin diketahui pengaruhnya menjadi variabel bebas. Variabel yang terdampak
sebagai akibat dinamakan variabel terikat.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut buatlah lebih dulu hipotesisnya, yaitu sebuah
pernyataan tentang apa yang Anda pikirkan terhadap laju fotosintesis jika variabel yang diteliti
(intensitas cahaya) diubah-ubah, sebagai pijakan atau panduan untuk Anda membuat
perencanaan eksperimennya. Hipotesis bisa dinyatakan dalam kalimat:” jika...(saya melakukan
hal ini dalam fotosintesis).....maka...(akan mempercepat/menurunkan lajunya)..” atau dengan
kata lain jika....(variabel terikat)....maka... (variabel terikat).
Bagimana variabel bebas akan dilakukan? Berapa banyak perlakuan yang akan Anda
berikan? Anda bisa mengubah-ubah dengan menentukan perlakuannya, misalnya dengan
memberikan cahaya lampu dengan intensitas mulai dari 500, 600, 700, 800, 900, 1000 lux. Anda
bisa menggunakan lux meter utnuk mengukurnya. Penentuan perlakuan ini bisa melalui prediksi
atau dengan mendapatkannya dari literatur. Berapa kali untuk setiap perlakuan percobaan akan
dilakukan? Bagaimana cara menentukannya? Mengapa harus ada ulangan? Bagaimana rencana
pengolahan datanya?
Bagaimana variabel terikat (laju fotosintesis) ini diukur? Hal ini sangat tergantung dari
objek & event yang dihadirkan. Misalnya jika objek tumbuhan air seperti Hydrilla sp. Maka
Anda bisa menggunakan model pecobaan Ingenhouse dengan mengukur jumlah volume O2 yang
dihasilkan dari proses fotosintesis, jika objeknya tumbuhan darat maka Anda bisa menggunakan
model percobaan floating disc dengan mengukur waktu mengapungnya keping daun (lihat
https://cpb-us-e1.wpmucdn.com/blogs.cornell.edu/dist/3/1009/files/2015/09/Floating-Leaf-Disk-
Brad-Williamson.pdf), jika objeknya tumbuhan bersel satu seperti Chlorela sp. maka Anda bisa
menghitung kadar DO (Dissolved Oxygen) akhir - awal untuk setiap perlakuan intensitas cahaya.
Tumbuhan air melepaskan oksigen ke dalam air. Oksigen yang dilepaskan tersebut akan larut
dalam air. Mengukur DO bisa menggunakan metode Winkler atau menggunakan alat DO meter.
(lihat https://prezi.com/gkwpvboeurh9/photosynthesis-in-chlorella/).
Jika Anda menggunakan metode floating disc, maka biasanya yang dinamakan itu laju =
jarak/ waktu. Jika jarak dibuat tetap atau sama untuk semua perlakuan maka tinggal parameter
waktu yang menentukan, maka laju fotosintesis bisa dinyatakan dengan waktu mengapungnya
keping daun ke permukaan untuk setiap perlakuan. Mengukur waktu bisa menggunakan jam atau
stopwatch. Hal ini dinamakan Definisi operasional. Definisi operational ini akan berbeda jika
anda menggunakan metode pengukuran yang berbeda untuk menentukan laju fotosintesis.
Setelah menentukan variabel bebas dan objek yang akan diteliti serta variabel terikat
yang akan diukur, maka susunlah langkah-langkah eksperimennya dan tentukanlah alat bahannya
buatlah desain alat yang akan digunakan dalam percobaan Anda serta jangan lupa buatlah tabel
untuk menyimpan datanya dengan ketentuan sebagai berikut:
Judul tabel................................................
Variabel terikat
Variabel bebas
.
Silahkan gunakan lembar kerja untuk membuat rancangan percobaanmu!
b. Menjelaskan mengapa masalah tersebut terjadi berdasarkan elaborasi konten
Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2006
tentang Kebijakan Energi Nasional untuk mengembangkan sumber energi alternatif sebagai
pengganti BBM. Walaupun kebijakan tersebut menekankan penggunaan batu bara dan gas
sebagai pengganti BBM, tetapi juga menetapkan sumber daya yang dapat diperbaharui seperti
bahan bakar nabati sebagai alternatif pengganti BBM. Selain itu pemerintah juga telah
memberikan perhatian serius untuk pengembangan bahan bakar nabati (biofuel) ini dengan
menerbitkan Instruksi Presiden No 1 Tahun 2006 tanggal 25 Januari 2006 tentang Penyediaan
dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai bahan bakar lain. Oleh karena itu
eksplorasi dan eksploitasi terhadap sumber-sumber alternatif saat ini menjadi sebuah kebutuhan.
Saat ini melalui kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, pemerintah sedang gencar
memasyaratkan penggunaan biofuel untuk penghematan energi dan penyelamatan lingkungan.
Khususnya, upaya memproduksikan energi biomassa yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
melalui proses fotosintesis.
Fotosintesis dengan skema sebagai berikut
Dengan meneliti laju fotosintesis maka identik/setara dengan meneliti laju pembentukan
biomassa.
c. Melakukan penyelidikan ilmiah melalui pengamatan di lapangan atau eksperimen di laboratorium
Susunlah alat serta siapkan bahan bahan yang akan digunakan. Lakukan percobaan sesuai
dengan rencangan yang sudah dibuat dan diperiksa/direview oleh dosen dan teman-teman Anda.
Catatlah data dan simpan di dalam tabel data. Kemudian olahlah data dengan menggnakan
perhitungan statistik/matematik sederhana lakukan interpretasi dan buatlah kesimpulannya.
Berdasarkan data apakah kesimpulanmu? Apakah variabel yang Anda teliti ada pengaruhnya?
Apakah hipotesis diterima atau ditolak?
e. Menggunakan pola pikir secara matematis dan komputasi dalam membangun simulasi serta analisis
data secara statistik (dibuat oleh pa Wahyudin)
f. Membangun pemahaman berdasarakan analisis data untuk menjelaskan hasil penyelididkan ilmiah
(dibuat oleh pa Wahyudin)
Pada proses pengolahan sumber daya alam hayati tersebut juga dihasilkan limbah
biomassa, sebagai contoh industri penggergajian kayu (sawmill) akan dihasilkan serbuk gergaji,
industri penggilingan padi akan dihasilkan sekam, industri CPO (crude palm oil) akan dihasilkan
cangkang sawit, tandan kosong dan serabut, industri minyak kelapa akan dihasilkan tempurung
kelapa. Industri-industri pengolahan tersebut hampir tersebar pada semua daerah di Indonesia. Hal
ini mengingat Indonesia merupakan negara tropis sehingga berbagai komoditas pertanian,
perkebunan dan hutan pada semua wilayahnya. Proses penghancuran limbah secara alami
berlangsung lambat, sehingga tumpukan limbah dapat menganggu lingkungan sekitarnya dan
berdampak terhadap kesehatan manusia. Padahal, melalui pendekatan teknologi, limbah pertanian
atau perkebunan tersebut dapat diolah lebih lanjut menjadi bernilai guna dan bernilai ekonomi
tinggi.
Pemilihan biomassa sebagai energi terbarukan menjadi solusi yang paling baik
dibandingkan energi terbarukan yang lainnya untuk saat ini. Biomassa, dalam sektor energi
merujuk pada bahan biologis yang hidup atau baru mati yang dapat digunakan sebagai sumber
bahan bakar. Biomassa dapat digunakan secara langsung maupun tidak langsung. Dalam
penggunaan tidak langsung, biomassa diolah menjadi bahan bakar.
Potensi energi biomassa di Indonesia sangat besar. Menurut Yulistiani (2009), limbah
biomassa yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi lsitrik bisa berasal dari tandan kosong
kelapa sawit, tongkol jagung, dan sekam padi. Sekam padi merupakan limbah biomassa yang paling
besar menghasilkan potensi listrik bagi Indonesia. Berikut ini adalah penjabaran jenis-jenis limbah
biomassa yang digunakan.
Tabel 1. Potensi listrik limbah biomassa di Indonesia
No. Jenis limbah biomassa Produksi limbah Potensi Bahan Potensi listrik
yang dihasilkan biomassa bakar cair (kWh)
(ton/tahun) (L/tahun)
1 Tandan kosong 3.979.691 497.461.375 1.326.563.667
kelapa sawit
2 Tongkol jagung 4.001.724 500.215.500 1.333.908.000
3 Sekam padi 21.114.074 2.639.259.250 7.038.024.667
Total potensi listrik (kWh) 9.698.496.334
Energi biomasa sebagai sumber energi alternatif harus ditingkatkan melihat dari potensi yang dimiliki
oleh Indonesia. Cukup tepat jika Indonesia menjalin kerjasama dengan Pemerintah Finladia karena saat
ini sumber energi Finlandia 80 persen bersumber dari biomasa. Hasilnya dari implementasi proyek kerja
sama ini di bidang bioenergi, yang telah dimanfaatkan antara lain biogas, lima belas desa menggunakan
biogas dari limbah pertanian dan 1 (satu) unit biogas dimanfaatkan pada pabrik tepung sagu, selain itu
satu unit sistem gasifikasi biomasa dua reaktor menghasilkan gas bakar dibangun di satu kabupaten di
Riau, dan tungku biomasa efisiensi tinggi dimanfaatkan di enam desa (Kementerian ESDM,2014).
h. presentasi hasil analisis serta interpretasi data hasil uji coba prototype
Daftar Pustaka :
Campbell, Neil,A & Jane B. Reece. 2007. Biology. 7th ed. San Fransisco, Benyamin
Cumming.
Raven, P.H. & George B. Jhonson.2001. Biology. 6th ed. Mc Graw Hill.
Fatchurrozak, F. (2013). Pengaruh ketinggian tempat terhadap kandungan vitamin c dan zat antioksidan
pada buah Carica pubescens di dataran tinggi dieng. El-Vivo, 1(1).
Ferry, Y., & Randriani, E. (2016). Pengaruh Intensitas Cahaya dan Umur Panen Terhadap Pertumbuhan,
Produksi, dan Kualitas Hasil Temulawak Di Antara Tanaman Kelapa. Buletin Penelitian Tanaman
Rempah dan Obat, 20(2), 131-140.
JFE Project.(2011). Pengolahan Limbah Biomassa Menjadi Produk-Produk Bermanfaat Bernilai Ekonomi
Tinggi. fe-pyroproject.blogspot.com/2011/11/pengolahan-limbah-biomassa-menjadi.html
Marchetti, J., Bougaran, G., Jauffrais, T., Lefebvre, S., Rouxel, C., Saint-Jean, B., ... & Cadoret, J. P. (2013).
Effects of blue light on the biochemical composition and photosynthetic activity of Isochrysis
sp.(T-iso). Journal of Applied Phycology, 25(1), 109-119.
Nurhayati, T., Lutfi, M., & Hermanto, M. B. (2013). Penggunaan fotobioreaktor sistem batch tersirkulasi
terhadap tingkat pertumbuhan mikroalga Chlorella vulgaris, Chlorella sp. dan Nannochloropsis
oculata. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, 1(3).
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional
Williamson, B. 2015. The Floating Leaf Disk Assay for Investigating Photosynthesis. https://cpb-us-
e1.wpmucdn.com/blogs.cornell.edu/dist/3/1009/files/2015/09/Floating-Leaf-Disk-Brad-Williamson.pdf
Manning, W.M. & C. Juday and Michael Wolf. 1938. Photosynthesis in Chlorella. Quantum Efficiency and
Rate Measurements in Sunlight