Anda di halaman 1dari 6

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju Fotosintesis

1. Intensitas Cahaya
Cahaya mempunyai dua sifat yaitu sifat gelombang dan sifat partikel.Sifat partikel cahaya
biasanya dinyatakan terdapat pada foton dan kuanta, yaitu suatu paket energi yang
mempunyai ciri tersendiri; masing-masing foton mempunyai panjang gelombang
tertentu.Energi dalam tiap foton berbanding terbalik dengan panjang gelombang, jadi panjang
gelombang cahaya ungu dan biru mempunyai energi foton yang lebih tinggi dari panjang
gelombang cahaya jingga (orange) dan merah (Sasmitamihardja, 1990).
Menurut Dwidjoseputro (1994), spektrum dari sinar yang tampak oleh mata kita dapat
digambarkan dengan gelombangnya dinyatakan dengan m.

Ungu Nila Biru Hijau Kuning Jingga Merah


430 m 470 m 500 m 560 m 600 m 650 m 760m

Suatu prinsip mendasar dari absorpsi cahaya disebut hukum Stark Einstein yang
menyatakan bahwa setiap molekul setiap kali hanya dapat menyerap satu foton, dan foton ini
menyebabkan tereksitasinya hanya satu elektron.Elektron yang dalam keadaan dasar (ground
state) stabil pada suatu orbit biasanya tereksitasi, dipindahkan menjahui keadaan dasarnya
(orbit tersebut) dengan jarak (ke orbit lain) sesuai dengan energi foton yang diabsorpsinya.
Jika yang menyerap energi foton itu adalah mplekul klorofil atau pigmen yang lain, maka
molekul itu kemudian akan berada dalam keadaan tereksitasi, dan energi eksitasi inilah yang
digunakan dalam fotosintesis. Klorofil atau pigmen yang lain itu akan tetap dalam keadaan
tereksitasi untuk waktu yang singkat, biasanya 10-9 detik atau malahan kurang dari itu,
energi eksitasi akan hilang pada waktu elektron kembali ke orbitnya semula. Energi eksitasi
yang diinduksi dalam suatu molekul atau atom oleh satu foton dapat hilang menurut tiga cara,
yaitu (Sasmitamihardja, 1990):
Energi dapat hilang sebagai panas atau kalor.
Energi dapat sebagian hilang sebagai panas dan sisanya sebagai cahaya tampak dengan
panjang gelombang lebih panjang dari panjang gelombang yang diabsorpsi, dinamakan
fluoresensi.
Energi dapat dilakukan untuk melakukan suatu reaksi kimia. Fotosintetsis adalah hasil
dari proses yang ketiga.
Semakin rendah intensitas cahaya, semakin rendah laju fotosintesis karena energi yang
diserap tidak mencukupi untuk fotosintesis.
Panjang gelombang yang ditangkap daun menentukan lebar mulut stomata. Dalam
beberapa penelitian ditemukan bahwa cahaya biru dan merah akan memberikan pelebaran
mulut stomata yang tinggi sedangkan cahaya hijau dan kuning memberikan pelebar.
2. Konsentrasi Karbon Dioksida
Laju fotosintesis dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kadar CO2 udara. Akan tetapi,
bila kadarnya terlalu tinggi dapat meracuni atau menyebabkan stomata tertutup, sehingga laju
fotosintesis terganggu.
3. Suhu
Semakin tinggi suhu, semakin tinggi pula laju fotosintesis.
4. Kadar Air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat
penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
5. Kandungan klorofil
Klorofil terdapat sebagai butir-butir hijau di dalam kloroplas.Pada umumnya kloroplas
itu berbentuk oval, bahan dasarnya disebut stroma, sedang butir-butir yang terkandung di
dalamnya disebut grana.
Menurut Dwidjoseputro (1994), faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan klorofil:
a. Faktor pembawaan. Pembentukan klorofil seperti halnya pembembentukan pigmen-
pigmen lain seperti hewan dan manusia yang di bawakan oleh suatu gen tertentu di
dalam kromosom. Jika gen ini tidak ada maka tanaman akan tampak putih belaka
(albino), seperti tanaman jagung yang albino tidak dapat hidup lama.
b. Cahaya. Pada beberapa kecambah tanaman Angiosperma, klorofil dapat terbentuk
tanpa memerlukan cahaya. Tanaman lain yang ditumbuhkan di dalam gelap tidak
berhasil membentuk klorofil, mereka pucat (klorosis) kekuning-kuningan, disebabkan
karena adanya protoklorofil yang mirip dengan klorofil-a, yang mengandung kurang 2
atom H. terlalu banyak sinar berpengaruh buruk kepada kepada klorofil. Larutan
klorofil yang dihadapkan kepada sinar kuat tampak berkurang hijaunya. Hal ini juga
dapat kita lihat pada daun-daun yang terus-menerus kena sinar langsung, warna
mereka menjadi hijau kekuning-kuningan.
c. Oksigen. Kecambah yang ditumbuhkan di dalam gelap, kemudian ditempatkan di
cahaya tak mampu membentuk klorofil, jika tidak diberi oksigen.
d. Karbohidrat. Terutama dalam bentuk gula ternyata membantu pembentukan korofil
dalam daun-daun yang mengalami tumbuh etiolasi. Dengan tanpa pemberian gula,
daun-daun tersebut tidak mampu menghasilkan klorofil.
e. Nitrogen, Magnesium. Besi yang menjadi pembentuk bahan klorofil sudah tentu
merupakan suatu condition sine qua non (keharusan). Kekurangan akan salah satu dari
zat-zat tersebut mengakibatkan klorosis pada tumbuhan.
f. Unsur Mn, Cu, Zn. Meskipun jumlahnya hanya sedikit dalam pembentukan klorofil,
jika tiada unsur-unsur tersebut maka tanaman mengalami klorosis juga.
g. Air. Kekurangan air mengakibatkan desintegrasi dari klorofil seperti terjadi pada
rumput dan pohon-pohonan di musim kering.
h. Temperatur. 30 480 C merupakan suatu kondisi yang baik untuk pembentukan
klorofil pada kebanyakan tanaman, akan tetapi yang paling baik ialah antara 260
300 C.
Daun yang menguning menunjukkan kadar korofil berkurang. Hal ini akan menurunkan
laju fotosintesis. Untuk membuat pigmen klorofil tumbuhan memerlukan unsur Besi (Fe),
Magnesium (Mg) dan Nitrogen (N).
6. Kadar Fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti gula berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar
fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.
7. Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang
sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa.Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan
berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.

Proses fotosintesis
Pada tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Namun
secara umum, semua sel yang memiliki kloroplas berpotensi untuk melangsungkan reaksi ini.
Di organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis, tepatnya pada bagian stroma. Hasil
fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya dikirim ke jaringan-jaringan terdekat terlebih
dahulu.Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama:
reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi
memerlukan karbon dioksida) (Campbell 2002).
.

Reaksi Terang
Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi
ini memerlukan molekul air. Proses diawali dengan
penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena. Pigmen klorofil menyerap lebih
banyak cahaya terlihat pada warna biru (400-450 nanometer) dan merah (650-700 nanometer)
dibandingkan hijau (500-600 nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap
oleh mata kita sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau. Fotosintesis akan
menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang tertentu. Hal ini
karena panjang gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak energi.Di dalam daun,
cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpulkan pada pusat-pusat reaksi.
Tumbuhan memiliki dua jenis pigmen yang berfungsi aktif sebagai pusat reaksi atau
fotosistem yaitu fotosistem II dan fotosistem I. Fotosistem II terdiri dari molekul klorofil
yang menyerap cahaya dengan panjang gelombang 680 nanometer, sedangkan fotosistem I
700 nanometer. Kedua fotosistem ini akan bekerja secara simultan dalam fotosintesis, seperti
dua baterai dalam senter yang bekerja saling memperkuat.Fotosintesis dimulai ketika cahaya
mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II, membuatnya melepaskan elektron yang
akan ditransfer sepanjang rantai transpor elektron. Energi dari elektron ini digunakan untuk
fotofosforilasi yang menghasilkan ATP, satuan pertukaran energi dalam sel. Reaksi ini
menyebabkan fotosistem II mengalami defisit atau kekurangan elektron yang harus segera
diganti. Pada tumbuhan dan alga, kekurangan elektron ini dipenuhi oleh elektron dari hasil
ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil. Hasil ionisasi air ini adalah
elektron dan oksigen.Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan dari air, bukan dari
karbon dioksida. Pendapat ini pertama kali diungkapkan oleh C.B. van Neil yang
mempelajari bakteri fotosintetik pada tahun 1930-an. Bakteri fotosintetik, selain sianobakteri,
menggunakan tidak menghasilkan oksigen karena menggunakan ionisasi sulfida atau
hidrogen.Pada saat yang sama dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi
fotosistem I, melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron yang
akhirnya mereduksi NADP menjadi NADPH (Campbell 2002).
Gambar 2.Reaksi Terang
(Sumber: Campbell 2002)

Reaksi Gelap
Reaksi gelap adalah proses yang tidak langsung bergantung pada cahaya. Reaksi gelap
terjadi pada bagian stroma kloroplas. Pada bagian tersebut terdapat seluruh perangkat
untuk reaksi penyusun zat gula.Reaksi tersebut memanfaatkan zat berenergi tinggi yang
dihasilkan pada reaksi terang. Reaksi penyusunan tersebut tidak lagi langsung bergantung
pada keberadaan cahaya,walaupun prosesnya berlangsung bersamaan dengan proses reaksi
cahaya.
Reaksi gelap dapat terjadi karena adanya enzim fotosintesis. Sesuai dengan nama
penemunya, yaitu Benson dan Calvin, daur reaksi penyusunan zat gula itu disebut daur
Benson-Calvin. Reaksi gelap berlangsung didalam stromak loroplas, serta mengkonversi CO2
untuk gula. Reaksi ini tidak membutuhkan cahaya secara langsung, tetapi itu sangat
membutuhkan produk-produk dari reaksi terang (ATP dan bahan kimia lain yang disebut
NADPH). Reaksi gelap melibatkan suatu siklus yang disebut siklus Calvin dimana CO2 dan
energi dari ATP digunakan untuk membentuk gula. Sebenarnya, produk pertama fotosintesis
adalah tiga-karbon senyawa yang disebut gliseraldehida3-fosfat. Setelah itu, dua diantaranya
bergabung untuk membentuk sebuah molekul glukosa (Campbell 2002).
Hasilawal fotosintesis adalah berupa zat gula sederhana yang di sebut glukosa
(C6H12O6). Selanjutnya, sebagian akan di ubah menjadi zat tepung (pati/amilum) yang
ditimbun di daun atau penimbunan yang lain.
Gambar 3. Reaksi Gelap
(Sumber: Campbell 2002)

Hasil Akhir Fotosintesis


Hasil akhir fotosintesis adalah gula sederhana. Senyawa ini perlu diubah menjadi gula
lain yang lebih kompleks (misalnya sukrosa) sebelum diangkut karena mudah bereaksi.
Melalui floem, sukrosa diangkut ke sel-sel daun yang tidak berfotosintesis, ke sel-sel batang
dan sel-sel akar untuk keperluan tumbuhan itu sendiri. Sisa sukrosa diubah menjadi gula,
protein dan lipid sebagai cadangan makanan. Cadangan makanan terutama disimpan dalam
akar dan batang, tetapi ada juga yang disimpan dalam daun. Hasil lain dari fotosintesis adalah
oksigen yang dilepas ke lingkungan melalui stomata yang digunakan oleh makhluk hidup lain
untuk bernafas (Campbell 2002).

Dwijoseputro, D. 1994. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Jakarta : Gramedia.

Sasmitamihardja, Dardjat dan Arbayah H.S. 1990. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan.


Bandung: FMIPA-ITB
Campbell dan Reece. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai