Anda di halaman 1dari 22

RANCANGAN PENELITIAN

LAPANGAN

Ahmad Rizaldy Fanbudy


2120422011
FLORA

Untuk pengumpulan data vegetasi di lapangan dapat dilakukan dengan dua


cara yaitu:

(1) Cara inventarisasi atau mencacah jenis yang ditemukan di lapangan


(kualitatif)

(2) Dilakukan pengukuran (kuantitatif).

2
Inventarisasi

Cara ini dapat dilakukan dengan mudah dan cepat dengan tujuan untuk
melakukan pengenalan jenis secara morfologis, tanpa melakukan
pengukuran apapun. Cara ini dapat dilakukan dengan melakukan
penjelajahan di suatu area.

Contoh:

3
Analisis Vegetasi

Analisis vegetasi bertujuan untuk memperoleh data kuantitatif dari jenis atau
komposisi dan struktur vegetasi serta mengenai peranan jenis dalam ekosistem. Peranan
setiap jenis biasanya dicerminkan dalam 3 pola yaitu:

a. Pola penyebaran (frekuensi atau kekerapan jenis)

b. Pola kesesuaian terhadap pengaruh gabungan faktor-faktor lingkungan yang ada


(kerapatan atau densitas)

c. Pola dari derajat penguasaan atau pengendalian terhadap faktor-faktor lingkungan yang
ada (dominansi).

4
Analisis Vegetasi

Vegetasi yang dijadikan sampel pengukuran dapat dilakukan dalam dua ketentuan pokok
yaitu:

Habitus kelas pertumbuhan


a. Golongan herba a.. Pohon

b. Golongan semak b. Tiang

c. Golongan pohon c. Pancang

d. semai

5
Metode Analisis Vegetasi

Secara garis besarnya pengukuran dan pengambilan contoh atau analisis vegetasi dapat
dilakukan dengan dua metode yaitu:

a. Metode petak contoh ( plot) atau area (kuadrat)

b. Metode tanpa petak contoh ( Plot-less method).

6
A. Metode Petak Contoh atau Area (Kuadrat)

Habitus kelas pertumbuhan Kuadrat Minimal


Habitus kelas pertumbuhan Kuadrat Minimal
Luas kuadrat minimal
a. Herba (1m x 1m =1 m ) 2 a.. Pohon (20m x 20m = 400 m ) 2 Luas kuadrat
ditetapkan minimal
menggunakan
a. Herba (1m x 1m =1 m2) a.. Pohon (20m x 20m = 400 m2) ditetapkan menggunakan
kurva spesies area.
b. Semak (5m x 5m = 25 m 2
) b. Tiang (10m x 10m = 100 m 2
) kurva spesies area.
b. Semak (5m x 5m = 25 m )2 b. Tiang (10m x 10m = 100 m )
2
Prinsip dari pembuatan kurva
Prinsip
spesiesdari
areapembuatan kurva
adalah menambah
c. Pohon (20m x 20m = 400 c. Pancang (5m x 5m = 25 m 2
) spesies
c. Pohon (20m x 20m = 400 c. Pancang (5m x 5m = 25 m )
2
luas area adalah dan
kuadrat menambah
jumlah
m2) luas kuadrat dan
penambahan spesies. jumlah
m2) d. Semai (2m x 2m = 4 m 2
) penambahan spesies.
d. Semai (2m x 2m = 4 m )
2
Kuadrat minimal didapatkan
Kuadrat
apabila minimaltidakdidapatkan
terjadi
apabila tidak terjadi
penambahan spesies baru lebih
penambahan
dari 10% spesies baru lebih
(Suin, 1999 dalam Sundra, 2016)
(Odum, 1977 dalam Sundra, 2016)
(Odum, 1977 dalam Sundra, 2016) (Suin, 1999 dalam Sundra, 2016) dari 10%

7
Macam-Macam Petak Contoh

1) Metode Petak Tunggal

2) Metode Petak Ganda

3) Metode Jalur (Transek)

4) Metode Jalur Berpetak

8
1) Metode Petak Tunggal
Dengan metode ini sampel diambil pada suatu petak tunggal yang besar dan di dalamnya
tersebar petak-petak kecil yang akan dianalis

9
2) Metode Petak Ganda

Pada metode ini diterapkan yaitu


pengambilan sampel dilakukan dengan
membuat banyak petak contoh yang
tersusun secara sistematik dan tersebar
merata

10
3) Metode Jalur (Transek )
10m

10m

Metodeini
Metode ini dapat
dapat diterapkan
diterapkan dengan
dengantepat
tepat
untuk menganalisis
untuk menganalisis vegetasi
vegetasi suatu
suatu wilayah
wilayah
yangluas
yang luas
dandan keadaan
keadaan komunitasnya
komunitasnya belum
belum diketahui
diketahui keadaannya,
keadaannya, dan padadan pada
lokasi
lokasi yang
penelitian penelitian
bervariasiyang bervariasi
ketinggian, keadaan
ketinggian,
tanah keadaan
dan topografinya. tanah dan
topografinya.

11
4) Metode Jalur Berpetak

Metode
Metode iniinimerupakan
merupakan modifikasi
modifikasi dari
dari metode
jalur danjalur
metode danpetak
metode metode petak ganda.
ganda.

12
B. Metode Tanpa Petak (Plot-Less Methods).

Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa jumlah individu tumbuhan


per satuan luas dapat dihitung rata-rata jarak antar tumbuhan tersebut.

Metode tanpa plot ini dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu:

1) Metode Kuadran (Point Quarter Method)

2) Metode Acak Berpasangan (Random Pair Method)

13
1) Metode Kuadran (Point Quarter Method)

Metode diterapkan untuk melakukan


penelitian (pengumpulan data) vegetasi
yang memiliki tingkat struktur berbeda
dari zone depan sampai belakang.

14
2) Metode Acak Berpasangan (Random Pair Method)

Pada metode ini di daerah penelitian dibuat suatu garis lurus dengan titik pengukuran pada
interval tertentu. Pada tiap titik pengukuran dipilih tumbuhan yang terdekat. Selanjutnya
tumbuhan kedua sebagai pasangan dipilih tumbuhan yang terdekat di sisi lain garis utama

Garis Utama

15
ANALISIS DATA VEGETASI

a. Frekuensi g. Indeks Nilai penting


b. Frekuensi Relatif h. Indeks Keanekaragaman
c. Densitas i. Indeks Kesamaan
d. Densitas Relatif

e. Dominansi

f. Dominansi Relatif

17
FAUNA

Cara Langsung
Cara ini dilakukan dengan penghitungan populasi satwa secara langsung
dari apa yang dilihat di lapangan

Secara Tidak Langsung


Sensus secara tidak langsung ini adalah lebih cocok diterapkan sesuai
dengan karakter hewan yang memiliki mobilitas tinggi

18
Metode Sensus

Sensus ini dapat diterapkan dengan beberapa cara yaitu:

a. Metode penandaan, lepas dan tangkap kembali

b. Metode jejak satwa ( tract count)

c. Metode mendengarkan suara (call count),

d. Metode jelajah (Cruising method)

e. Metode transek

f. Kuadrat

g. Metode hitung kelompok (Concentration count)

19
Terima kasih

21
Daftar Pustaka

Farhan, M. R., Lestari, S., Hasriaty, H., Adawiyah MK, R., Nasrullah, M., Asiyah, N., & Triastuti, A. (2020).
Analisis Vegetasi Tumbuhan Di Resort Pattunuang-karaenta Taman Nasional Bantimurung
Bulusaraung. Makassar: Biologi FPMIPA UNM Parangtambung.
Munawarah, A., Mulyaningsih, T., & Aryanti, E. (2019). Inventarisasi bambu di daerah aliran sungai
Semoya Lombok Barat. BioWallacea Jurnal Ilmiah Ilmu Biologi, 5(2), 80-91.
Sumarto, S., & Koneri, R. (2016). Ekologi Hewan. Bandung: CV. Patra Media Grafindo
Sundra, KI. (2016). Metode dan Teknik Analisis Flora dan Fauna Darat . Denpasar: FMIPA Universitas
Udayana.

22

Anda mungkin juga menyukai