Genus Aglaonema sp. terdiri dari 21 spesies asli yang terdapat di Asia
Aglaonema sp. bervariasi dari 2n=42 sampai 60 atau bahkan 120 tergantung
aglaonema memiliki akar serabut yang berfungsi sebagai pencari pakan di dalam
tanah dan menopang tanaman. Akar aglaonema berwarna putih dan gemuk
(berair) jika tanaman dalam kodisi sehat. Namun, jika dalam keadaan sakit, akar
tanaman akan berwarna cokelat dan kurus (Subono dan Andoko, 2005).
semu karena dari luar hanya kelihatan pelepah yang saling menutupi. Namun
sebenarnya Aglaonema memiliki batang yang relatif pendek yang berwarna putih,
hijau atau merah. Batang Aglaonema ini berbuku-buku cenderung berair dan tidak
merah, hingga kuning. Bentuk dan ukuran daun bermacam-macam tergantung dari
jenisnya. Permukaan daun rata dan licin, tida berbulu. Tepi daun rata. Daun
mempunyai tangkai dan pelepah yang memeluk dan menutupi batang sehingga
penyilangan, bunga sebiknya dipetik agar zat hara yang terserap tidak
umumnya, daun baru akan berukuran lebih kecil bila bunga dibiarkan tumbuh.
Bunga aglaonema terdiri dari spata dan spadiks. Spata merupakan seludang
bunga. Spata ini masih dalam posisi membungkus spadiks (bunga) sampai bunga
tersebut terbuka. Tingkat atau derajat terbukanya spata juga berbeda-beda untuk
mempunyai tipe bunga yang sama. Perbedaannya hanya pada bentuk dan ukuran
hijau, tetapi pada perkembangannya akan berubah menjadi putih, kuning dan
memerlukan waktu sekitar empat bulan. Setelah matang dan berwarna merah,
daging buah mudah dikupas dan bisa diperoleh biji berwarna coklat yang siap
mulanya, buah akan berwarna hijau dan semakin tua akan berubah menjadi merah.
Kulit buah yang telah berwarna merah akan mudah dikupas di dalamnya terdapat
Syarat Tumbuh
Iklim
Aglaonema sp. berasal dari Asia dengan habitat asli hutan-hujan tropis. Di
habitat aslinya ini aglaonema hidup di bawah naungan pepohonan hutan, sehingga
hanya menerima sekitar 40% cahaya matahari. Hanya dengan 40% cahaya
optimal dan daun-daunnya rimbun. Intesitas sinar matahari lebih dari 50% yang
dengan keadaan kelembapan yang relatif tinggi. Karenanya, tanaman hias ini
menyukai udara dengan kelembapan sekitar 50% yang merupakan perpaduan suhu
ideal sekitar 25oC pada siang hari dan 16-20oC pada malam hari
Tanah
humus, sehingga selain kaya unsur hara juga bersifat sangat poros. Kondisi seperti
ini membuat tanaman tumbuh optimal dengan daun-daun yang subur dan
berwarna cemerlang. Agar sesuai dengan kondisi habitat aslinya, media tanam
aglaonema harus dibuat kaya unsur hara dan bersifat poros. Media tanam untuk
unsur hara. Campuran yang paling banyak digunakan adalah cocopeat dan arang
Aglaonema tumbuh baik pada tanah yang penuh humus. Tanah berhumus
adalah tanah yang kaya unsur hara dan bersifat sangat poros. Komposisi media
tanam Aglaonema tersusun dari bahan-bahan yang ringan tetapi kaya unsur hara
seperti campuran cocopeat, arang sekam, pasir halus dengan perbandingan 2:2:1
(Sudaryanto, 2007).
tersebut tidak terkontaminasi bibit penyakit, seperti spora jamur yang bisa
berpotensi sebagai penyakit. Di samping itu, untuk menjamin tidak ada telur siput
yang dapat menjadi hama bagi tanaman. Sterilisasi media tanam dapat dilakukan
dengan pemanasan atau dengan menjemur media tanam di terik matahari sehari
penuh, dimasukkan ke dalam plastik saat masih hangat dan ditutup rapat selama
seminggu. Dengan cara seperti itu, biasanya spora jamur atau telur hama akan
mati. Sterilisasi juga dapat dilakukan dengan cara fungisida ke media tanam
dengan dosis sesuai dengan petunjuk yang tertera di kemasannya. Zat kimia yang
Perbanyakan Aglaonema ini ada dua cara yaitu perbanyakan generatif dan
cepat dan lebih banyak. Perbanyakan vegetatif juga mempunyai beberapa cara
yaitu, stek batang, stek pucuk, pemisahan anakan dan cangkok. Cara yang sering
Perbanyakan secara stek batang dan stek pucuk mempunyai keuntungan bisa
menghasilkan anakan yang lebih banyak, tapi kegagalannya besar yaitu luka bekas
potongan membusuk sehingga akar sulit tumbuh dan relatif lama, karena batang
menghasilkan varian aglaonema baru yang cantik dan unik melalui penyilangan
antar jenis Aglaonema sp. Namun teknik ini memerlukan waktu yang cukap lama.
Waktu yang dibutuhkan setelah penyerbukan sampai terbetuk biji adalah 6 bulan
dan waktu yang dibutuhkan mulai dari penyemaian samapi benih berkecambah
2005).
batang utama akan muncul beberapa anakan yang mengelilinginya. Sifat ini
induk sebenarnya adalah individu tersendiri yang lengkap, sehingga bisa ditanam
minimum telah memiliki tiga helai daun. Jika anakan tersebut baru memiliki tunas
daun menjadi kurang sempurna. Pemisahan harus menunggu beberapa saat sampai
memisahkan anakan adalah pisau yang tajam (Subono dan Andoko, 2005).
dari dalam pot dengan hati-hati. Setelah itu, mengorek media tanam antara
tanaman induk dan anakan sampai batang di dalam tanah yang menghubungkan
cocopeat dengan sekam bakar dengan perbandingan sama. Pot berisi anakan
diletakkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari atau hujan sampai anakan
Keragaman Morfologi
ditemukan berbagai sumber gen untuk perbaikan suatu sifat tanaman. Gen-gen
genetik. Salah satu teknik pemuliaan untuk perbaikan sifat adalah perakitan
poliploidi. Poliploidi adalah keadaan sel dengan penambahan satu atau lebih
(Rifai 1976).
seperti panjang daun, lebar daun,ukuran duri, letak duri pada daun, jumlahurat
buah matang dan biji matang.Perbedaan bentuk dan ukuran daun antaratumbuhan
Kolkisin
dan biji tanaman Autumn crocus (Cholchicum autumnale Linn.) yang termasuk
morfologi meliputi daun, bunga, batang, dan lebih vigor dibanding tanaman
efektif menghentikan mitosis pada fase pembelahan anafase, telah ditemukan dan
penting dengan cara yang sederhana dan cepat yaitu mengukur dengan berbagai
korelasi antara ukuran ploidi dan karakteristik fisiologis seperti urutan kloroplas
pada sel pengawal, ukuran sel stomata, ukuran stomata dan ukuran diameter
kromosom lipat dua. Apabila pengaruh dari kolkisin telah menghambur, sel
poliploid yang baru dapat membentuk spindel pada kedua kutubnya dan
membentuk nukleus anakan poliploid seperti pada telofase dari mitosis biasanya.
Akan tetapi jika konsentrasi larutan kolkisin yang kritis dibiarkan terus berlanjut,
maka pertambahan genom akan mengikuti suatu deret ukur seperti 4n, 8n, 16n dan
Setiap jenis atau varietas tanaman memiliki daya ketahanan yang berbeda
terhadap konsentrasi kolkisin yang diberikan sehingga suatu metode yang berhasil
diterapkan pada suatu jenis atau varietas tanaman tidak langsung dapat diterapkan
pada jenis atau varietas lainnya. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk
Kromosom
Bagian terkecil dari tubuh makhluk hidup dinamakan sel, inti sel
saranabagi pemindahan gen (bahan keturunan atau materi genetik) yang mengatur
menurut panjang dan bentuknya. Kariotipe berasal dari kata karyon = inti dan
ujung akar pada 1N HCl : asam asetat 45 % (3:1 v/v) selama 10 menit dan