Anda di halaman 1dari 3

REVIEW FILM “THE PATRIOT”

Judul film : The Patriot


Sutradara : Roland Emmerich
Pemeran : Mel Gibson, Hearth Ledger, Jason Isaacs
Durasi : 2 jam 55 menit
Tahun : 2000
Genre : History, action, drama.
Film ini berlatar pada tahun 1776 tepatnya pada zaman perang kemerdekaan
Amerika Serikat. Cerita bermula tentang seorang mantan tentara perang Amerika
yang tinggal di wilayah South Carolina bernama Benjamin Martin (diperankan
oleh Mel Gibson). Martin dan keluarganya masih hidup dalam suasana
ketegangan karena masih hidup di tengah-tengah perang revolusi Amerika. Ia
mempunyai beberapa anak diantaranya anak pertamanya yang bernama Gabriel
dan yang kedua bernama Thomas.

Suatu hari Martin menerima surat dari Pennsylvania dan dewan di sana
memintanya untuk menghadiri sidang di Charles Town bersama keluarganya.
Sidang tersebut membahas mengenai penentuan untuk perang melawan Inggris.
Kolonel Harry Burwell setuju untuk melakukan perang, namun Martin tidak
menyetujunya dengan alasan perang hanya akan menimbulkan korban dari orang-
orang yang tidak bersalah termasuk keluarganya. Sidang berakhir dengan dewan
menyetujui untuk melakukan perang. Anak tertua Martin yakni Gabriel
memutuskan untuk mendaftarkan diri pada perekrutan tentara untuk berperang ia
hal ini ia lakukan karena ia kecewa terhadap ayahnya yang menolak untuk
berperang meskipun ia merupakan mantan tentara yang terkenal.

Dua tahun kemudian kota Charles Town telah berada dalam kekuasaan Inggris di
bawah pimpinan Jendral Cornwallis. Suatu malam Gabriel yang penuh luka
kembali pulang dari perang dengan maksud untuk menyampaikan pesan.
Keesokannya tentara Inggris datang ke desa dan menangkap Gabriel yang
dianggap sebagai pemberontak dan akan memberinya hukuman mati. Thomas,
adiknya berusaha untuk melepaskannya namun ia mati ditembak oleh Kolonel
William Tavington. Benjamin yang sangat marah memutuskan untuk
membebaskan Gabriel dengan mencegat tentara Inggris dan menghabisinya
dengan bantuan kedua anak laki laki-lakinya dan usahanya pun berhasil.

Martin yangbmasih sangat marah atas kematian Jonathan, memutuskan untuk


kembali bergabung dengan tentara Amerika untukn melawan Inggris, bersama
Gabriel, meninggalkan kelima anaknya ke Aunty Charlotte. Karena pengalaman
medannya, Martin yang merupakan seorang kolonel diangkat mengepalai milisi
lokal. Orang-orang milisi yang direkrut oleh Martin merupakan orang-orang yang
kesehariannya kriminal, peminum dibar, orang buangan, dan juga para petani.
Meskipun demikian pengalaman Martin yang merupakan seorang mantan kolonel
mampu mengatur pasukannya dan menjadikanya senjata ampuh untuk melawan
pasukan Inggris dan berhasil membuat mereka kerepotan.

Pada perjalanannya merekrut beberqpa pria untuk menjadi prajurit. Gabriel


bertemu dengan gadis pujaannya, Anne. Anne adalah putri dari orang penting di
sebuah desa tempat Martin merekrut beberapa pria untuk menjadi prajurit. Gabriel
pun menikah dengan Anne. Dan ketika akhirnya Martin menempatkan semua
putra dan putrinya bersama Aunty Charlotte dan beberapa pembantunya di tempat
penampungan, Martin baru menyadari bahwa beberapa tahun terakhir ini dia telah
jatuh cinta kepada aunty Charlotte. Begitu pula aunty Charlotte mencintai Martin.

Pada saat film memasuki akhir cerita, Gabriel mati ditangan kolonel Tavington
yang disebabkan atas kemarahannya terhadap Tavington yang telah imembunuh
semua penduduk desa, termasuk Anne istri Gabriel. Martin yang sangat marah
karena kedua putranya mati ditangannya akhirnya membunuh kolonel Tavington, .
Kejadian ini membuat Martin menjadi sangat terpukul dan hampir putus asa, tapi
keputusasaan itu tidak berlangsung lama, ia kembali pada kesatuan Tentara
Amerika dan semakin berambisi untuk mengalahkan Inggris, dengan
sumbangsihnya Amerika berhasil mengalahkan Inggris dalam perang dibeberapa
tempat, hingga pada akhirnya Inggris pun menyerah.

Meskipun Film ini menceritakan peristiwa sejarah yaitu perang kemerdekaan


Amerika Serikat, film ini sangat menghibur karena banyak adegan action
ditambah sedikit drama percintaan yang membuatnya tidak membosankan.
Ceritanya pun yang menonjolkan kisah heroik pahlawan Amerika yakni Martin
dan pasukannya yang dapat meningkatkan rasa terhadap tanah air. Terdapat pula
adegan-adegan yang cukup menyentuh seperti pada saat Martin meninggalkan
putrinya untuk pergi berperang. Namun karena film ini menonjolkan sisi action-
nya, menjadikan film ini kurang reqlistis dan akurat dengan fakta sejarahnya.
Seperti pada saat Martin yang hanya bersama kedua anaknya mampu menghabisi
puluhan tentara Inggris.

Anda mungkin juga menyukai