Abdillah Satari Rahim Review Film (3) The Patriot Mel Gibson
Abdillah Satari Rahim Review Film (3) The Patriot Mel Gibson
Cerita bermula pada 1776 ketika Benjamin Martin, veteran dari perang
Prancis–India dan duda dari tujuh orang anak, mendapat surat panggilan untuk
berangkat ke Charleston untuk mengadakan voting di Carolina Selatan tentang
penambahan orang di pasukan kontinental. Voting tersebut akhirnya
memustuskan penambahan orang di pasukan kontinental, dan anak Benjamin yang
tertua, Gabriel Martin mendaftar untuk masuk pasukan kontinental melawan
perintah ayahnya.
Empat tahun setelah itu, Charleston jatuh ke tangan Inggris. Tak berapa
lama Gabriel pulang dengan penuh luka. Tak lama setelah itu peperangan
menjalar hingga ke halaman keluarga Martin dan mereka kemudian merawat
tentara Amerika dan Inggris yang terluka. Saat kemudian pasukan berkuda Inggris
yang dipimpin oleh kolonel William Tavington yang terkenal kejam karena sering
melakukan tindaka-tindakan yang “brutal” dalam mencapai tujuannya kemudian
memerintahkan pasukannya untuk mengeksekusi tentara Amerika yang terluka
yang seharusnya dijadikan sebagai tahanan perang serta membakar rumah
keluarga Martin. Tavington kemudian memerintahkan pasukannya untuk
menghukum gantung Gabriel karena dianggap sebagai mata–mata karena
menyimpan informasi-informasi yang dianggap dapat mengancam kekuatan
tempur pasukan Inggris yang dipimpin oleh Jendral Cornwallis.
Pada saat itu Benjamin tidak mampu berbuat apa-apa untuk melindungi
anaknya dari perintah eksekusi gantung Tavington terhadap Gabriel anaknya. Hal
ini membuat anak kedua keluarga Martin Thomas Martin melakukan sebuah
tindakan patriot dengan mencoba membebaskan kakaknya. Namun hal ini
kemudian membuat Martin ditembak mati oleh Tavington. Marah karena anaknya
1
Review Film – The Patriot (Mel Gibson)
dibunuh Benjamin memberikan senapan kepada anak ketiga dan keempatnya yang
pada saat itu masih sangat belia, lalu mengejar dan menghabisi pasukan Inggris
yang membawa Gabriel.
Dengan pengalaman tempur dan dibekali dengan penguasaan medan
pertumpuran yang dimilikinya Benjamin membuat strategi untuk melakukan
serangan dadakan untuk mengagetkan para pasukan Inggris yang membawa
Gabriel. Aksi Benjamin tersebut akhirnya membuat dia mampu menghabisi 20
pasukan tentara Inggris yang membawa Gabriel untuk dieksekusi hukuman
gantung oleh Tavington. Pasukan Inggris yang selamat memberitahukan hal ini
kepada Tavington dan Benjamin pun mendapat julukan “Sang Hantu”. Benjamin
dan Gabriel pun memustuskan untuk melawan Inggris dan meninggalkan anaknya
yang masih muda di bawah asuhan bibinya Charlotte. Mereka pun langsung
menuju markas pasukan kontinental.
Setelah Benjamin berhasil menyelamatkan dan membawa Gabriel pulang
ke rumahnya ia kemudian tertunduk lesuh seakan menyalahkan dirinya atas
kematian yang dialami Martin anaknya. Melihat hal itu Charlotte berusaha
menyemangati Benjamain dengan mengatakan bahwa dia tidak melakukan suatu
hal yang salah. Hal yang dimaksud Charlotte adalah bahwa Benjamin tidak
melakukan kesalahan karena telah membunuh dan membantai para pasukan
Inggris itu secara sadis. Namun seketika Benjamin menjawab pernyataan
Charlotte tersebut dengan mengatakan “aku salah karena aku tidak melakukan
apa-apa”. Benjamin merasa bersalah karena ia hanya diam saja melihat kekejaman
dan penindasan yang dilakukan kolonel Tavington yang yang menyebabkan
anaknya terbunuh.
Hal ini seketika memberi kesadaran kepada penulis bahwa diam dan tidak
melakukan apa-apa terhadap suatu bentuk penindasan, kekejaman atau pun
penjajahan tidak akan membawa kedamaian dan kebahagiaan bagi yang siapapun
yang yang mengalaminya. Perlu adanya suatu tindakan atau perlawanan untuk
membela hak-hak yang kita miliki dan melindungi diri kita dari segala bentuk
ancaman.
2
Review Film – The Patriot (Mel Gibson)
3
Review Film – The Patriot (Mel Gibson)
4
Review Film – The Patriot (Mel Gibson)
Penutup:
Film ini memberikan begitu banyak gambaran tentang bagaimana strategi perang
gerilya yang terbukti ampuh dalam mengusir penjajah dalam memperjuangkan
hak dan kemerdekaan suatu bangsa. Mulai dari semangat perjuangan yang tak
pernah padam demi membebaskan tanah air mereka, kasih sayang orang tua pada
anaknya, hingga cerita mengenai konflik internal yang terjadi dalam kesatuan
militan tersebut. Selain itu film ini juga mengajarkan untuk tidak meremehkan
kekuatan kecil dalam menghadapi kekuatan yang jauh lebih besar. Dengan adanya
kecerdikan, kecekatan, penggunaan strategi yang tepat serta kepemimpinan yang
baik kekuatan militant yang kecil mampu memberikan perlawanan yang sengit
terhadap kekuatan militer yang kuat dan besar.