Anda di halaman 1dari 35

PERATURAN MENTERI

PERTANIAN
NOMOR 3 TAHUN 2019
TENTANG PELAYANAN JASA
MEDIK VETERINER

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN


KESEHATAN HEWAN
OUTLINE
BAB I Ketentuan Umum
BAB II Pelayanan Jasa Medik
Bagian Satu : Jenis Pelayanan Jasa Medik Veteriner
Bagian Kedua : Pelaksana dan Pelaksanaan Pelayanan
Jasa Medik Veteriner
Bagian Ketiga : Tempat Pelayanan Jasa Medik Veteriner

BAB III Perizinan Pelayanan Jasa Medik Veteriner


Bagian Satu : Izin Praktik Jasa Medik Veteriner
Bagian Kedua : Izin Praktik Tenaga Paramedik Veteriner
dan Sarjana Kedokteran Hewan
Bagian Ketiga : Izin Unit Pelayanan Kesehatan Hewan

BAB IV Penugasan Pelayanan Jasa Medik Veteriner


BAB V Pelaporan
BAB VI Pembinaan dan Pelaporan
BAB I
KETENTUAN UMUM (Pasal 1-2)

Definisi
Ruang Lingkup
Jasa medik veteriner
Perizinan pelayanan jasa medik veteriner
Keputusan mengenai penugasan
Pelaporan
Pembinaan dan pengawasan
BAB II Hewan
PELAYANAN JASA MEDIK terestrial
Satwa Liar
VETERINER (Pasal 3-16) Akuatik
Produk hewan
JENIS LAYANAN (Pasal 3 - 4)
Diagnosis dan prognosis penyakit hewan
klinis laboratoris epidemiologik
patologis forensik

Tindakan transaksi terapetik


promotif kuratif pelayanan medik reproduksi
preventif rehabilitatif

Konsultasi kesehatan hewan dan pendidikan


klien/masyarakat
manajemen kesehatan hewan obat keras
kesehatan masyarakat veteriner obat bebas terbatas
kesejahteraan hewan biosekuriti
sistem keamanan pakan biosafety
PELAKSANA DAN PELAKSANAAN
(Pasal 5-6)
TENAGA KESEHATAN HEWAN

MEDIK VETERINER
Dokter Hewan
Dokter Hewan Spesialis

PARAMEDIK VETERINER
Paramedik Veteriner Kesehatan Hewan
Paramedik Veteriner Inseminasi Buatan
Paramedik Veteriner Pemeriksa Kebuntingan (PKB)
Paramedik Veteriner Asisten Teknik Reproduksi (ATR)

SARJANA KEDOKTERAN HEWAN


PELAKSANAAN PELAYANAN OLEH
MEDIK VETERINER (Pasal 7)

Anamnesa Menerbitkan surat keterangan


Rekam medis pasien status reproduksi
Pemeriksaan fisik, klinis dan Menyimpan dan memberikan
lingkungan obat hewan
Pemeriksaan penunjang Meracik obat hewan
Diagnosis dan prognosis Menerima dan memberi rujukan
Penatalaksanaan terapi dan kepada pasien
pengobatan hewan Melakukan medik reproduksi
Menulis resep obat dan alat Melakukan penyuluhan
keswan keswan/kesmavet/kesrawan
Menerbitkan surat keterangan Konsultasi keswan dan
kematian hewan pendidikan klien
Menerbitkan surat keterangan Menerbitkan surat kesehatan
kematian hewan hewan
PELAKSANAAN PELAYANAN OLEH
PARAMEDIK VETERINER (Pasal 8-11)

PARAMEDIK PARAMEDIK PARAMEDIK PARAMEDIK


VETERINER VETERINER VETERINER VETERINER
KESEHATAN INSEMINASI PKB ATR
HEWAN BUATAN
Pemberian I n s e m i n a s i b u a t a n
obat bebas
terbatas
dan obat Penyuluhan pelayanan IB
bebas Diagnosa kebuntingan
Melakukan Penentuan umur
penyuluhan kebuntingan
keswan/kes
mavet/kesra Pertolongan
kelahiran
wan Manajemen
reproduksi
PELAKSANAAN PELAYANAN OLEH
SARJANA KEDOKTERAN HEWAN (Pasal 12)
Pemberian obat bebas terbatas dan obat bebas
Melakukan penyuluhan keswan/kesmavet/kesrawan
Manajemen reproduksi
Penyuluhan pelayanan IB & reproduksi
Diagnosa kebuntingan
Penentuan umur kebuntingan
Pertolongan kelahiran

Pasal 13
PENYELIAAN
MANDIRI NONPARENTERAL DOKTER HEWAN *)
*) Selain kegiatan
nonparenteral
PENYELIAAN DOKTER HEWAN
(Pasal 14)
PENGAWASAN Dokter Hewan secara
BERKELANJUTAN kepada KINERJA
Paramedik/Sarjana Kedokteran Hewan dalam
melaksanakan urusan kesehatan hewan

Acuan Kebijakan sesuai


Otoritas
Veteriner Otovet wewenang

Perjanjian 1 (satu) wilayah


Kesepakatan kab/kota yang
bersama Kerja Sama sama
TEMPAT PELAYANAN JASA
MEDIK VETERINER (Pasal 15-16)
Praktik DRH Mandiri
Ambulatori
Klinik Hewan
Unit Puskeswan
Pelayan RSH
Kesehatan RPH
Hewan
(UPKH)
Tempat Pelayanan
Paramedik Veteriner

Diluar Kondisi hewan tidak memungkinkan


UPKH untuk dibawa ke UPKH
Pelayanan lebih efektif dan efisien bila
dilakukan di tempat pasien
BAB III
PERIZINAN PELAYANAN JASA
MEDIK VETERINER (Pasal 17-22)

IZIN PRAKTIK MEDIK VETERINER

Tenaga Medik
Veteriner WNI Dokter Hewan

SIP DRH
Tenaga Medik Dokter Hewan
Veteriner WNA Spesialis

Berlaku untuk Masa Berlaku


1 (satu) UPKH 5 (lima) tahun -> Pasal 21
SYARAT ADMINISTRASI SIP DRH (WNI)
Pasal 20 ayat (1)

Permohonan
Tenaga Bupati/
Medik Wali kota
Veteriner
PTSP

surat permohonan
fotocopy KTP & NPWP
pas foto 4x6
fotocopy Ijazah Drh,
fotocopy Sertifikat Kompetensi yang diterbitkan
organisasi profesi kedokteran hewan
fotocopy surat rekomendasi dari organisasi profesi
cabang setempat
fotocopy surat rekomendasi dari dinas kab/kota
surat keterangan pemenuhan tempat praktik Dokter
Hewan
SYARAT ADMINISTRASI SIP DRH (WNA)
Pasal 20 ayat (2)
Permohonan
Tenaga Bupati/
Medik Wali kota
Veteriner PTSP

surat permohonan
fotocopy Paspor
pas foto 4x6
fotocopy Ijazah Drh terjemahan dalam bahasa Indonesia oleh penerjemah tersumpah
fotocopy perjanjian bilateral/multilateral antar negara/lembaga sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
mampu berbahasa Indonesia dengan lancar dibuktikan dengan sertifikat lulus ujian
dari lembaga Bahasa di perguruan tinggi negeri
fotocopy surat kompetensi Spesialis dari negara asal
fotocopy surat izin praktik dari negara asal
tidak memiliki masalah etika profesi dan pelanggaran hukum
terdaftar sebagai anggota organisasi profesi kedokteran hewan di negara asal
surat pernyataan kemitraan dengan Dokter Hewan di Indonesia
fotocopy sertifikat kompetensi di bidang penyakit hewan tropik di Indonesia
memenuhi standar kompetensi yang dibuktikan dengan surat keteran dari organisasi
profesi di Indonesia
IZIN PRAKTIK PARAMEDIK
VETERINER (Pasal 23-29)

SIPP Keswan Paravet Keswan & SKH

SIPP Inseminator Inseminator & SKH

SIPP
SIPP PKb Paravet PKb & SKH

SIPP ATR Paravet ATR & SKH

Masa Berlaku
5 (lima) tahun -> Pasal 28)
SYARAT ADMINISTRASI SIPP
(Pasal 24-26)
Permohonan
Tenaga Bupati/
Paramedik Wali kota
Veteriner PTSP

surat permohonan
fotocopy KTP & NPWP
pas foto 4x6
fotocopy Ijazah sarjana kedokteran hewan, diploma kesehatan hewan, atau
ijazah sekolah kejuruan kesehatan hewan
surat rekomendasi dari organisasi profesi paramedik veteriner*)
surat keterangan pemenuhan persyaratan Tempat Pelayanan Paramedik
Veteriner**)

*) Surat Rekomendasi **) Surat keterangan diterbitkan berdasarkan


DIKECUALIKAN bila di PENILAIAN TEKNIS oleh Dinas Daerah
kab/kota BELUM terdapat Kabupaten/Kota. Penilaian dilakukan terhadap
organisasi profesi FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN HEWAN
paramedik veteriner
Tambahan Persyaratan
Administrasi SIPP (Pasal 27)

Paravet Paravet Paravet Paravet


Keswan Inseminator PKb ATR

Sertifikat Sertifikat Sertifikat Sertifikat


Kompetensi Kompetensi Kompetensi Kompetensi
bidang bidang bidang bidang teknik
kesehatan Inseminasi pemeriksaan reproduksi
hewan buatan kebuntingan SIPP
SIPP Keswan/Pkb
Inseminator

Diterbitkan Oleh:
LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI
DASAR HUKUM KEWAJIBAN
IZIN PRAKTIK
Undang Undang Nomor 18 Tahun 2009
tentang Peternalan dan Kesehatan Hewan (Pasal 72)
(1) Tenaga kesehatan hewan yang melakukan pelayanan kesehatan hewan wajib
memiliki surat izin praktik kesehatan hewan yang dikeluarkan oleh bupati/walikota.

(2) Untuk mendapatkan surat izin praktik kesehatan hewan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tenaga kesehatan hewan yang bersangkutan mengajukan surat
permohonan untuk memperoleh surat izin praktik kepada bupati/walikota disertai
dengan sertifikat kompetensi dari organisasi profesi kedokteran hewan

Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun


2017 tentang Otoritas Veteriner (Pasal 73)
(1) Dokter Hewan dan Dokter Hewan spesialis yang melakukan Pelayanan Jasa Medik
Veteriner wajib memiliki izin praktik pelayanan Kesehatan Hewan dari bupati/wali kota.

(2) Untuk mendapatkan izin praktik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Dokter Hewan
dan Dokter Hewan spesialis mengajukan surat permohonan kepada bupati/wali kota.

(3) Izin praktik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan berdasarkan
rekomendasi dari pejabat Otoritas Veteriner kabupaten/kota.
DASAR HUKUM PENDIDIKAN
PARAMEDIK VETERINER
Undang Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang
Peternakan dan Kesehatan Hewan
Pasal 70 ayat (4)
(4) Tenaga paramedik veteriner sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
memiliki diploma kesehatan hewan dan/atau ijazah sekolah kejuruan
hewan

Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2017


tentang Otoritas Veteriner
Pasal 36 ayat (2)
(2) Penyediaan tenaga paramedik Veteriner dapat dilakukan oleh lembaga
pendidikan di bidang Kesehatan Hewan.
IZIN UNIT PELAYANAN KESEHATAN
HEWAN (Pasal 30-31)

Surat Surat
Keterangan Keterangan
Pemenuhan Pemenuhan
Tempat Tempat
Praktik Dokter Praktik/Izin
Hewan Am
H bu
e w la
Pr an to
H e ak d a r i, K
SIVET w t ik
an D
n lin
RS i
M Ok H k
an te
Am b di r
ri
H e w u la t o r
a n d i, K li
a n R n ik
SH
UPKH
SURAT KETERANGAN PEMENUHAN
TEMPAT PRAKTIK (Pasal 32)

Fasilitas pelayanan kesehatan


hewan
Penilaian
Teknis

Surat Keterangan Pemenuhan


Tempat Praktik

Diter
b
Dinasitkan oleh
Kabu Daerah
paten
/Kota
SIVET Masa Berlaku
5 (lima) tahun -> Pasal 37)
(Pasal33-38)
Bupati/Wali Kota
UPKH *) dikecualikan untuk Ambulatori
yang terintegrasi dengan Klinik
Hewan, Puskeswan, RSH dan RPH
Ambulatori*)
Klinik Hewan ONLINE
RSH
PTSP
Persyaratan Administrasi Persyaratan Teknis
Surat permohonan Memiliki fasilitas yang
Fotokopi KTP Pemilik usaha dipersyaratkan
Fotokopi akta pendirian badan Menggunakan obat hewan yang
usaha/badan hukum terdaftar
Surat bukti kepemilikan/kontrak Memenuhi persyaratan
lahan bangunan unit pelayanan kesejahteraan hewan
hewan
DASAR HUKUM
KEWAJIBAN IZIN USAHA
Undang Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang
Peternakan dan Kesehatan Hewan
Pasal 69
(1) Pelayanan kesehatan hewan meliputi pelayanan jasa laboratorium
veteriner, pelayanan jasa laboratorium pemeriksaan dan pengujian
veteriner, pelayanan jasa medik veteriner, dan/atau pelayanan jasa di
pusat kesehatan hewan atau pos kesehatan hewan
(2) Setiap orang yang berusaha di bidang pelayanan kesehatan hewan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki izin usaha dari
bupati/walikota
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2017
tentang Otoritas Veteriner
Pasal 71
(1) Ambulatori, klinik Hewan, pusat Kesehatan Hewan, rumah sakit Hewan,
dan rumah potong Hewan yang diselenggarakan oleh Setiap Orang wajib
memiliki izin usaha dari bupati/wali kota.
(2) Ambulatori sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang terintegrasi
dengan unit pelayanan KesehatanHewan, klinik Hewan, pusat Kesehatan
Hewan, rumah sakit Hewan, dan rumah potong Hewan tidakmemerlukan
izin usaha dari bupati/wali kota.
PENOMORAN (Pasal 39)

SECARA BERURUTAN MEMUAT:


jenis Surat izin
Nomor Urut Surat Izin
Bulan dan Tahun

SIP DRH/001/09/2018

jenis Surat Izin


nomor urut Surat izin
Bulan Penerbitan
Tahun Penerbitan
BAB IV
PENUGASAN PELAYANAN JASA
MEDIK VETERINER (Pasal 40-44)

KEPUTUSAN
PENUGASAN

SIP

Ditetapkan oleh
TENAGA PIMPINAN
KESEHATAN HEWAN
SATUAN KERJA
di Pemerintahan
SIP DRH, SIPP
Keswan, SIPP
Inseminator, SIPP
PKb, SIPP ATR,
Keputusan
Penugasan
Medik/Paramedik
Veteriner

HARUS DITEMPATKAN
DI DINDING RUANG
PRAKTIK/PELAYANAN

(Pasal 43)
BAB V
PELAPORAN
(Pasal 45-46) OTORITAS
VETERINER
KAB/KOTA
PHMS
(indikasi
wabah/Eksotis)

WAJIB LAPOR
MAX 24 JAM

TENAGA
KESEHATAN
HEWAN
Pasal 46 M
EK A
SI R R
MA INE
OR
F ET ER
M IN V
TE DIS
SIS ME

Rekam Medis
Pasien

Tenaga Kesehatan Hewan


yang melakukan Pelayanan Jasa Medik Veteriner
BAB VI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
(Pasal 47-49) Pelaksanaan program
pencegahan dan pemberantasan
PEMBINAAN PHMS
Peningkatan kualitas SDM Tenaga
Kesehatan Hewan
Pelaporan kasus PHMS yang
OTORITAS mengindikasikan wabah/ Penyakit
VETERINER eksotik kepada Otovet setempat
Praktik kedokteran hewan
KAB/KOTA
& Masa berlaku SIP DRH/SIPP
ORGANISASI Keswan/SIPP Inseminator/ SIPP
PKb/ SIPP ATR/ SIvet/ Keputusan
PROFESI Penugasan
Pemenuhan persyaratan terhadap
penerbitan SIP DRH/SIPP
PENGAWASAN Keswan/SIPP Inseminator/ SIPP
PKb/ SIPP ATR/ SIvet/ Keputusan
Penugasan
Praktik kedokteran hewan
BAB VII
SANKSI ADMINISTRATIF
(Pasal 50-55)

R AK ZIN
P O ID
T LIK I I
LA TENAGA
KESEHATAN HEWAN/ I
K S M
A M
TID PH 4 jam
PEMILIK UPKH ME
SIP DRH/SIPP Keswan/SIPP
1x2 Inseminator/ SIPP PKb/ SIPP ATR/
SIvet/ Keputusan Penugasan

Sanksi kepegawaian dan


pencabutan Keputusan PENUTUPAN
Penugasan untuk Tenaga UNIT
Kesehatan Hewan pada PELAYANAN
Instansi Pemerintah KESEHATAN
Pencabutan SIP DRH/ HEWAN
SIPP
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
(Pasal 56-57)
PERIZINAN *)
PELAYANAN JASA TETAP BERLAKU
MEDIK VETERINER sampai
yang dikeluarkan oleh HABIS
GUBERNUR/WALI MASA BERLAKUNYA
KOTA

Yang terbit SEBELUM Peraturan


Menteri ini berlaku
(8 JANUARI 2019)

*) Surat Tanda Registrasi, Surat Izin Praktik, Surat Izin Tempat Usaha, Perizinan Paramedik,
Perizinan Tenaga Kesehatan Hewan Asing, atau nama sejenis
PERIZINAN *) PELAYANAN JASA MEDIK VETERINER
yang dikeluarkan oleh
GUBERNUR/WALI KOTA
*) Surat Tanda Registrasi, Surat Izin Praktik, Surat Izin Tempat Usaha, Perizinan Paramedik,
Perizinan Tenaga Kesehatan Hewan Asing, atau nama sejenis

HABIS Masa Berlaku Perizinan dilakukan


Dalam proses sesuai ketentuan
PERPANJANGAN Peraturan Menteri ini

Diajukan ulang
permohonan izinnya
TIDAK MEMUAT sesuai ketentuan
Masa Berlaku Peraturan Menteri ini
PALING LAMBAT 6
BULAN sejak Peraturan
ini ditetapkan
(8 JANUARI 2019)
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
(Pasal 58-59)

PERMENTAN
02/Permentan/OT.140/1/2010
DICABUT & TIDAK BERLAKU

PERATURAN INI MULAI BERLAKU


SEJAK DIUNDANGKAN
(8 JANUARI 2019)
PERTANYAAN
YANG SERING MUNCUL

Q : Pendidikan Paramedik Veteriner di luar bidang Kesehatan Hewan


apakah masih diakui?
A : Ya, sepanjang Paramedik Veteriner yang bersangkutan masih
memiliki SIM/SIMI atau Keputusan Penugasan yang berlaku.
Pendidikan Paramedik Veteriner merujuk pada Undang-Undang
No.18 Tahun 2008 Pasal 70 Ayat (4), yang mensyaratkan ijazah di
bidang kesehatan hewan

Q : Keputusan Penugasan dalam rangka SIWAB yang diterbitkan


sebelum Permentan ini ditetapkan apakah masih berlaku?
A : Masih berlaku.
Q : Perpanjangan SIM/SK pasca terbitnya Permentan, apakah
mengharuskan Paramedik Veteriner memiliki ijazah kesehatan
hewan?
A : Ya, merujuk pada ketentuan pada Permentan 03/2019 Pasal 25; PP
03/2017 Pasal 36 ayat (2); dan UU No 18/2009 Pasal 70 ayat (4)
PERTANYAAN
YANG SERING MUNCUL (2)

Q : Apakah Sertfikat Kompetensi bersifat wajib?


A : Ya, merujuk pada Pasal 20 (Dokter Hewan) dan Pasal 27
(Paramedik Veteriner)

Q : Apa sajakah tindakan yang digolongkan sebagai tindakan yang


bersifat nonparenteral?
A : Definisi parenteral adalah tindakan administrasi yang dilakukan
selain pada mulut/organ pencernaan, misalnya injeksi muscular,
subcutan, intravena. Maka tindakan nonparenteral adalah selain di
atas termasuk pemberian obat oral, topikal, termasuk diantaranya
Inseminasi buatan.
Undang Undang
Nomor 18 Tahun 2009 tentang
Peternakan dan Kesehatan
Hewan
Pasal 70 ayat (4)

Tenaga Paramedik Veteriner sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) memiliki diploma
kesehatan hewan dan/atau ijazah sekolah
kejuruan kesehatan hewan

Anda mungkin juga menyukai