Makalah Psak 34 - Kontrak Konstruksi
Makalah Psak 34 - Kontrak Konstruksi
Kelompok : 2 (Dua)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TRISAKTI
i
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sepintas jenis usaha kontrak konstruksi tidak jauh berbeda dengan aktivitas usaha
lainnya, sama-sama ada biaya, ada pendapatan lalu laba atau rugi. Namun jika sudah
masuk ke dalamnya, tentunya terdapat perbedaan untuk menentukan perlakuan akuntansi
apa yang paling pas untuk usaha kontrak konstruksi ini. Bagaimana pendapatan dan biaya
diperlakukan dalam usaha kontrak konstruksi tentunya berbeda dengan perlakuan
pendapatan dan biaya pada usaha lainnya. Perbedaan tersebut terjadi karena aktivitas
yang dilakukan pada kontrak konstruksi memang sangat berbeda dibandingkan jenis
usaha lain. Terutama sekali, tanggal saat aktivitas kontrak mulai dilakukan dan tanggal
saat aktivitas tersebut diselesaikan biasanya jatuh pada periode akuntansi yang berlainan.
Standar akuntansi telah ditetapkan atas perlakuan akuntansi untuk usaha kontrak
konstruksi, maka dalam menangani hal-hal akuntansi yang berkaitan dengan kontrak
konstruksi, akuntan harus berpedoman kepada standar yang telah ditetapkan. Oleh karena
itu pemahaman atas perlakuan akuntansi kontrak konstruksi yang sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku, khususnya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.
34 mengenai Kontrak Konstruksi diperlukan.
1
BAB II
Tinjauan Teoritis
PSAK 34: Kontrak Konstruksi
Kontrak konstruksi dirumuskan dalam berbagai cara. Dalam akuntansi, rumusan kontrak
konstruksi dibagi menjadi 2 macam yaitu:
1. Kontrak Harga Tetap
Yaitu kontrak konstruksi dengan syarat bahwa kontraktor telah menyetujui nilai
kontrak yang telah ditentukan, atau tarif tetap yang telah ditentukan per unit output,
yang dalam beberapa hal tunduk pada ketentuan-ketentuan kenaikan biaya.
2. Kontrak Biaya-plus
Yaitu kontrak konstruksi yang mana kontraktor mendapatkan penggantian untuk
biaya-biaya yang telah diizinkan atau telah ditentukan, ditambah imbalan dengan
persentase terhadap biaya atau imbalan tetap.
2
2.2 Penyatuan dan Segmentasi Kontrak Konstruksi
Dalam PSAK 34 (Revisi 2010), diatur sebagai berikut:
Jika suatu kontrak mencakup sejumlah aset, konstruksi dari setiap aset diperlakukan
sebagai suatu kontrak konstruksi yang terpisah jika:
a) proposal terpisah telah diajukan untuk setiap aset;
b) setiap aset telah dinegosiasikan secara terpisah serta kontraktor dan pelanggan dapat
menerima atau menolak bagian kontrak yang berhubungan dengan masing-masing
aset tersebut; dan
c) biaya dan pendapatan masing-masing aset dapat diidentifikasi.
Suatu kelompok kontrak, dengan satu pelanggan atau beberapa pelanggan, diperlakukan
sebagai satu kontrak konstruksi jika:
a) kelompok kontrak tersebut dinegosiasikan sebagai satu paket;
b) kontrak-kontrak tersebut berhubungan erat sekali, sebetulnya kontrak tersebut
merupakan bagian dari satu proyek tunggal dengan suatu margin laba; dan
c) kontrak-kontrak tersebut dilaksanakan secara serentak atau secara berkesinambungan.
Konstruksi aset tambahan diperlakukan sebagai suatu kontrak konstruksi terpisah jika:
a) aset tambahan tersebut berbeda secara signifikan dalam rancangan, teknologi atau
fungsi dengan aset yang tercakup dalam kontrak semula; atau
b) harga aset tambahan tersebut dinegosiasikan tanpa memerhatikan harga kontrak
semula.
Jika kriteria tersebut tidak terpenuhi maka kontrak tambahan dijadikan satu dengan
kontrak utamanya.
3
• Kontraktor dan pelanggan mungkin menyetujui penyimpangan atau klaim yang
meningkatkan atau menurunkan pendapatan kontrak pada periode setelah periode
di mana kontrak pertama kali disetujui;
• Nilai pendapatan yang disetujui dalam kontrak dengan nilai tetap dapat meningkat
karena ketentuan-ketentuan kenaikan biaya;
• Nilai pendapatan kontrak dapat menurun karena denda yang timbul akibat
keterlambatan kontraktor dalam penyelesaian kontrak tersebut; atau
• Jika dalam kontrak harga tetap terdapat harga tetap per unit ouput, pendapatan
kontrak meningkat jika jumlah unit meningkat.
4
(a) negosiasi telah mencapai tingkat akhir sehingga kemungkinan besar pelanggan
akan menerima klaim tersebut; dan
(b) nilai klaim yang kemungkinan besar akan disetujui oleh pelanggan, dapat diukur
secara andal.
Insentif
Pembayaran insentif adalah jumlah tambahan yang dibayarkan kepada kontraktor
apabila standar-standar pelaksanaan yang telah ditentukan telah terpenuhi atau
dilampaui. Misalnya, suatu kontrak mungkin mengizinkan suatu pembayaran
tambahan kepada kontraktor untuk suatu penyelesaian yang lebih awal dari suatu
kontrak. Pembayaran insentif dimasukkan dalam pendapatan kontrak jika:
(a) kontrak tersebut cukup aman sehingga kemungkinan besar pelanggan
memenuhi atau melampaui standar pelaksanaan; dan
(b) jumlah pembayaran insentif.
5
h) klaim dari pihak ketiga.
Biaya-biaya ini dapat dikurangi dengan keuntungan yang bersifat insidental yaitu
keuntungan yang tidak termasuk dalam pendapatan kontrak, misalnya keuntungan dari
penjualan kelebihan bahan dan pelepasan sarana dan peralatan pada akhir kontrak.
3. Biaya Lain Yang Secara Khusus Dapat Ditagihkan Ke Pelanggan Sesuai Isi
Kontrak
Biaya-biaya yang secara spesifik dibebankan kepada pelanggan sesuai dengan
persyaratan kontrak dapat mencakup beberapa biaya administrasi umum dan biaya
pengembangan yang penggantiannya ditentukan dalam persyaratan kontrak.
Biaya yang tidak dapat diatribusikan pada aktivitas kontrak atau tidak dapat
dialokasikan pada suatu kontrak dikeluarkan dari biaya kontrak konstruksi. Biaya-
biaya tersebut termasuk:
a) biaya administrasi umum yang penggantiannya tidak ditentukan dalam kontrak
b) biaya pemasaran umum
c) biaya riset dan pengembangan yang penggantiannya tidak ditentukan dalam
kontrak
d) penyusutan sarana dan peralatan menganggur yang tidak digunakan pada kontrak
tertentu.
6
2.5 Dasar Pengakuan Pendapatan dan Biaya Kontrak Konstruksi
PSAK 34 (Revisi 2010), Paragraf 21 menyebutkan:
“Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan kontrak
dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi diakui masing-masing
sebagai pendapatan dan beban dengan memerhatikan tahap penyelesaian aktivitas
kontrak pada tanggal akhir periode pelaporan. Taksiran rugi pada kontrak konstruksi
tersebut segera diakui sebagai beban.”
Ada 3 kunci utama yang perlu dipahami dari pernyataan standar ini, yaitu:
1) Pendapatan dan biaya kontrak konstruksi dapat diakui jika hasil kontrak dapat
diestimasi secara handal;
2) Pengakuan pendapatan dan biaya kontrak konstruksi memperhatikan tahap
penyelesaian aktivitas (sesuai kontrak tentunya); dan
3) Jika diperkirakan biaya aktivitas konstruksi diperkirakan lebih tinggi dari hasilnya,
maka segera diakui sebagai biaya (atau beban).
PSAK 34 memberikan panduan mengenai kriteria yang harus dipenuhi oleh
pendapatan dan biaya kontrsuksi agar bisa dikatakan “dapat diestimasi secara handal”,
yaitu:
1. Kontrak Harga Tetap
Dalam hal kontrak harga tetap, hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal
jika semua kondisi berikut ini dapat terpenuhi:
a) Total pendapatan kontrak dapat diukur secara andal;
b) Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan kontrak tersebut
akan mengalir ke entitas;
c) Baik biaya kontrak untuk menyelesaikan kontrak maupun tahap penyelesaian kontrak
pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara andal; dan
d) Biaya kontrak yang dapat diatribusi pada kontrak dapat diidentifikasi dengan jelas dan
diukur secara andal sehingga biaya kontrak aktual dapat dibandingkan dengan
estimasi sebelumnya.
2. Kontrak Biaya-Plus
Dalam hal kontrak biaya-plus, hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal jika
kondisi berikut ini terpenuhi:
a) Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan kontrak tersebut
akan mengalir ke entitas; dan
7
b) Biaya kontrak yang dapat diatribusi pada kontrak, apakah dapat ditagih atau tidak ke
pelanggan, dapat diidentifikasi dengan jelas dan diukur secara andal.
8
BAB III
Implikasi Penerapan PSAK 34
PT. JAK adalah kontraktor. Tanggal 2 Januari 2012 memperoleh kontrak mengerjakan
pembangunan Ruko dari PT. ABC. Kondisi kontrak disepakati sebagai berikut:
Nilai Kontrak = Rp 10,000,000,000 (Dokumen internal PT. JAK berupa rancanagan
anggaran biaya menunjukan angka Rp 7,500,000,000).
Lamanya waktu pengerjaan adalah 3 tahun, bangunan di serahkan paling lambat tanggal
28 Desember 2014 dengan rencana tahapan penyelesaian pekerjaan sebagai berikut:
• Akhir Semester I 2012 : 10%
• Akhir Semester II 2012: 30%
• Akhir Semester I 2013: 50%
• Akhir Semester II 2013: 70%
• Akhir Semester I 2014: 90%
• 28 Desember 2014: 100%
Pencairan pembayaran dilakukan secara bertahap mengikuti perkembangan penyelesaian
pekerjaan. Untuk menentukan perkembangan penyelesaian pekerjaan, pihak PT. ABC
bersama-sama PT. JAK akan melakukan inspeksi lapangan. Kontrak telah disahkan
dalam perjanjian yang dibuat di hadapan seorang notaris.
Jika diterjemahkan ke dalam estimasi maka rencana biaya dan pendapatan JAK atas
kontrak dengan PT. ABC akan menjadi sebagai berikut:
9
Misalnya: Tanggal 10 Januari 2012, PT. JAK membeli bahan bahan bangunan (besi, semen,
pasir, kapur, batu koral) sebesar Rp 25,000,000. Atas pembelian ini tidak dicatat sebagai
biaya melainkan diakumulasikan ke dalam akun ‘Pekerjaan Dalam Proses’, dengan jurnal:
Catatan: Selanjutnya, setiap pengeluaran terkait dengan proses konstruksi atas kontrak
tersebut dimasukan ke dalam akun ‘Pekerjaan Dalam Proses’. Sekalilagi ini bukan biaya,
melainkan aset (aktiva).
Katakanlah tanggal 25 Januari 2012, PT. JAK membayar upah mandor pengawas dan upah
buruh bangunan sebesar Rp 50,000,000. Inipun diakumulasikan ke dalam akun ‘Pekerjaan
Dalam Proses’ dengan jurnal:
Catatan: Dengan jurnal ini, maka saldo akun ‘Pekerjaan Dalam Proses’ akan menjadi nol
dan timbul saldo baru di akun ‘Biaya Kontrak Konstruksi’).
10
Pendapatan yang diakui = 1% x Rp 1,000,000,000 = Rp 100,000,000.
Sehingga besarnya laba yang diakui untuk januari 2012 adalah 100,000,000 – 75,000,000 =
Rp 25,000,000
11
BAB IV
Kesimpulan
4.1 Kesimpulan
Kontrak konstruksi adalah suatu kontrak yang dinegosiasikan secara khusus untuk
konstruksi suatu aset atau suatu kombinasi aset yang berhubungan erat satu sama lain
atau saling tergantung dalam hal rancangan, teknologi, dan fungsi atau tujuan pokok
penggunaan.
Dalam akuntansi, rumusan kontrak konstruksi dibagi menjadi 2 macam yaitu:
1. Kontrak Harga Tetap
Yaitu kontrak konstruksi dengan syarat bahwa kontraktor telah menyetujui nilai
kontrak yang telah ditentukan, atau tarif tetap yang telah ditentukan per unit output,
yang dalam beberapa hal tunduk pada ketentuan-ketentuan kenaikan biaya.
2. Kontrak Biaya-plus
Yaitu kontrak konstruksi yang mana kontraktor mendapatkan penggantian untuk
biaya-biaya yang telah diizinkan atau telah ditentukan, ditambah imbalan dengan
persentase terhadap biaya atau imbalan tetap.
Pendapatan kontrak terdiri dari:
1. Nilai Pendapatan Semula Yang Disetujui Dalam Kontrak
2. Penyimpangan Dalam Pekerjaan Kontrak, Klaim, Dan Pembayaran Insentif
Biaya suatu kontrak konstruksi terdiri dari:
1. Biaya Yang Berhubungan Langsung Dengan Kontrak Tertentu
2. Biaya Yang Dapat Diatribusikan Dan Dialokasikan Pada Aktivitas Kontrak
3. Biaya Lain Yang Secara Khusus Dapat Ditagihkan Ke Pelanggan Sesuai Isi Kontrak.
Dasar Pengakuan Pendapatan dan Biaya Kontrak Konstruksi sesuai PSAK 34 (Revisi
2010) yaitu, Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka
pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi
diakui masing-masing sebagai pendapatan dan beban dengan memerhatikan tahap
penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal akhir periode pelaporan. Taksiran rugi pada
kontrak konstruksi tersebut segera diakui sebagai beban.
PSAK 34 (Revisi 2010) menetapkan bahwa metode yang digunakan untuk
pengakuan pendapatan dan beban kontrak konstruksi adalah metode persentase
penyelesaian. Dalam metode presentase penyelesaian pengakuan pendapatan dan
beban dilakukan dengan memperhatikan tahap penyelesaian suatu kontrak.
12
DAFTAR PUSTAKA
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt dan Terry D. Warfield, 2011. Intermediate
Accounting Volume 2 IFRS Edition. United States: John Wiley & Sons, Inc.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2010. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.
34: Kontrak Konstruksi (Revisi 17 Desember 2010). Jakarta: Ikatan Akuntansi
Indonesia.
Mr.Jak. “Metode Pengakuan Pendapatan Dan Biaya Kontrak Konstruksi”. Diakses dari
http://jurnalakuntansikeuangan.com/2011/10/metode-pengakuan-pendapatan-dan-
biaya-kontrak-konstruksi/ pada 3 November2014
13