Anda di halaman 1dari 15

KONTRAK

KONTRUKSI
KELOMPOK 10
Disusun oleh :
1. Inezia Faradina
2. Jefri Tenggono
3. Lela Sari
LATAR BELAKANG
• Sepintas jenis usaha kontrak konstruksi tidak jauh berbeda dengan aktivitas usaha
lainnya, sama-sama ada biaya, ada pendapatan lalu laba atau rugi. Namun jika
sudah masuk ke dalamnya, tentunya terdapat perbedaan untuk menentukan
perlakuan akuntansi apa yang paling pas untuk usaha kontrak konstruksi ini.
Bagaimana pendapatan dan biaya diperlakukan dalam usaha kontrak konstruksi
tentunya berbeda dengan perlakuan pendapatan dan biaya pada usaha lainnya.
Perbedaan tersebut terjadi karena aktivitas yang dilakukan pada kontrak konstruksi
memang sangat berbeda dibandingkan jenis usaha lain. Terutama sekali, tanggal
saat aktivitas kontrak mulai dilakukan dan tanggal saat aktivitas tersebut
diselesaikan biasanya jatuh pada periode akuntansi yang berlainan. Standar
akuntansi telah ditetapkan atas perlakuan akuntansi untuk usaha kontrak konstruksi,
maka dalam menangani hal-hal akuntansi yang berkaitan dengan kontrak
konstruksi, akuntan harus berpedoman kepada standar yang telah ditetapkan. Oleh
karena itu pemahaman atas perlakuan akuntansi kontrak konstruksi yang sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku, khususnya Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 34 mengenai Kontrak Konstruksi diperlukan.
DEFINISI KONTRAK KONTRUKSI
Menurut PSAK 34 (Revisi 2010), " Kontrak konstruksi adalah
suatu kontrak yang dinegosiasikan secara khusus untuk
konstruksi suatu aset atau suatu kombinasi aset yang
berhubungan erat satu sama lain atau saling tergantung dalam hal
rancangan, teknologi, dan fungsi atau tujuan pokok penggunaan “
Untuk penentuan perlakuan akuntansi kontrak konstruksi dibagi
menjadi 2 macam:
1. Kontrak Tunggal
2. Kontrak yang Sifatnya Rumit
DEFINISI KONTRAK KONTRUKSI
Kontrak konstruksi dirumuskan dalam berbagai cara. Dalam
akuntansi, rumusan kontrak konstruksi dibagi menjadi 2 macam
yaitu:
1. Kontrak Harga Tetap
2. Kontrak Biaya-plus
PENYATUAN DAN SEGMENTASI
KONTRAK KONTRUKSI
Dalam PSAK 34 (Revisi 2010), diatur sebagai berikut:
1. Jika suatu kontrak mencakup sejumlah aset, konstruksi dari setiap aset
diperlakukan sebagai suatu kontrak konstruksi yang terpisah jika:
a. Proposal terpisah telah diajukan untuk setiap aset;
b. Setiap aset telah dinegosiasikan secara terpisah serta kontraktor dan
pelanggan dapat menerima atau menolak bagian kontrak yang berhubungan
dengan masing-masing aset tersebut; dan
c. biaya dan pendapatan masing-masing aset dapat diidentifikasi.
2. Suatu kelompok kontrak, dengan satu pelanggan atau beberapa pelanggan,
diperlakukan sebagai satu kontrak konstruksi jika:
d. Kelompok kontrak tersebut dinegosiasikan sebagai satu paket;
e. Kontrak-kontrak tersebut berhubungan erat sekali, sebetulnya kontrak
tersebut merupakan bagian dari satu proyek tunggal dengan suatu margin
laba; dan
f. Kontrak-kontrak tersebut dilaksanakan secara serentak atau secara
berkesinambungan.
PENYATUAN DAN SEGMENTASI
KONTRAK KONTRUKSI
3. Konstruksi aset tambahan diperlakukan sebagai suatu kontrak
konstruksi terpisah jika:
a. Aset tambahan tersebut berbeda secara signifikan dalam
rancangan, teknologi atau fungsi dengan aset yang tercakup
dalam kontrak semula; atau
b. Harga aset tambahan tersebut dinegosiasikan tanpa
memerhatikan harga kontrak semula.
4. Jika kriteria tersebut tidak terpenuhi maka kontrak tambahan
dijadikan satu dengan kontrak utamanya.
JENIS PENDAPATAN KONTRAK
KONTRUKSI
Pendapatan kontrak terdiri dari:
• Nilai Pendapatan Semula Yang Disetujui Dalam Kontrak
Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang
diterima atau akan diterima. Pengukuran pendapatan kontrak
dipengaruhi oleh beragam ketidakpastian yang bergantung pada
hasil dari peristiwa di masa depan. Estimasi sering kali perlu
untuk direvisi sesuai dengan realisasi dan hilangnya
ketidakpastian. Oleh karena itu, jumlah pendapatan kontrak
dapat meningkat atau menurun dari satu periode ke periode
berikutnya.
JENIS PENDAPATAN KONTRAK
KONTRUKSI
• Penyimpangan Dalam Pekerjaan Kontrak, Klaim, Dan Pembayaran Insentif
Penyimpangan, klaim dan pembayaran insentif dapat menjadi pendapatan
kontrak dengan syarat :
1. Memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan; dan
2. Dapat diukur secara andal.

Penyimpangan
Penyimpangan dalam hal ini adalah suatu instruksi yang diberikan pelanggan
mengenai perubahan dalam lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan
berdasarkan kontrak. Penyimpangan dapat menimbulkan peningkatan atau
penurunan dalam pendapatan kontrak. Contoh penyimpangan adalah perubahan
dalam spesifikasi atau rancangan aset atau perubahan lamanya kontrak.
JENIS PENDAPATAN KONTRAK
KONTRUKSI
Klaim
Yang dimaksud dengan ‘klaim’ dalam hal ini adalah jumlah yang diminta
kontraktor kepada pelanggan atau pihak lain sebagai penggantian untuk
biaya-biaya yang tidak termasuk dalam nilai kontrak. Klaim dapat timbul,
misalnya, dari keterlambatan yang disebabkan oleh pelanggan, kesalahan
dalam spesifikasi atau rancangan, dan perselisihan penyimpangan dalam
pengerjaan kontrak. Pengukuran jumlah pendapatan yang timbul dari
klaim mempunyai tingkat ketidakpastian yang tinggi dan sering kali
bergantung pada hasil negosiasi.
Insentif
Pembayaran insentif adalah jumlah tambahan yang dibayarkan kepada
kontraktor apabila standar-standar pelaksanaan yang telah ditentukan telah
terpenuhi atau dilampaui. Misalnya, suatu kontrak mungkin mengizinkan
suatu pembayaran tambahan kepada kontraktor untuk suatu penyelesaian
yang lebih awal dari suatu kontrak.
JENIS BIAYA KONTRAK
KONTRUKSI
Biaya kontrak meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan pada suatu
kontrak selama periode sejak tanggal kontrak itu diperoleh sampai dengan
penyelesaian akhir kontrak. Akan tetapi, biaya-biaya yang berhubungan
langsung dengan suatu kontrak dan terjadi untuk memperoleh kontrak juga
dimasukkan sebagai bagian dari biaya kontrak jika biaya-biaya ini dapat
diidentifikasi secara terpisah dan dapat diukur secara andal dan kemungkinan
besar kontrak tersebut dapat diperoleh. Biaya suatu kontrak konstruksi terdiri
dari:
1. Biaya Yang Berhubungan Langsung Dengan Kontrak Tertentu
2. Biaya Yang Dapat Diatribusikan Dan Dialokasikan Pada Aktivitas
Kontrak
3. Biaya Lain Yang Secara Khusus Dapat Ditagihkan Ke Pelanggan Sesuai
Isi Kontrak
DASAR PENGAKUAN PENDAPATAN
DAN BIAYA KONTAK KONTRUKSI
PSAK 34 (Revisi 2010), Paragraf 21 menyebutkan: “Jika hasil kontrak
konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan kontrak dan
biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi diakui masing-
masing sebagai pendapatan dan beban dengan memerhatikan tahap
penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal akhir periode
pelaporan. Taksiran rugi pada kontrak konstruksi tersebut segera diakui
sebagai beban.” Ada 3 kunci utama yang perlu dipahami dari pernyataan
standar ini, yaitu:
• Pendapatan dan biaya kontrak konstruksi dapat diakui jika hasil kontrak
dapat diestimasi secara handal;
• Pengakuan pendapatan dan biaya kontrak konstruksi memperhatikan
tahap penyelesaian aktivitas (sesuai kontrak tentunya); dan
• Jika diperkirakan biaya aktivitas konstruksi diperkirakan lebih tinggi dari
hasilnya, maka segera diakui sebagai biaya (atau beban).
DASAR PENGAKUAN PENDAPATAN
DAN BIAYA KONTAK KONTRUKSI
PSAK 34 memberikan panduan mengenai kriteria yang harus dipenuhi oleh pendapatan dan biaya
kontrsuksi agar bisa dikatakan “dapat diestimasi secara handal”, yaitu:
1. Kontrak Harga Tetap
Dalam hal kontrak harga tetap, hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal jika semua kondisi
berikut ini dapat terpenuhi:
- Total pendapatan kontrak dapat diukur secara andal;
- Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan kontrak tersebut akan mengalir ke
entitas;
- Baik biaya kontrak untuk menyelesaikan kontrak maupun tahap penyelesaian kontrak pada akhir
periode pelaporan dapat diukur secara andal; dan
- Biaya kontrak yang dapat diatribusi pada kontrak dapat diidentifikasi dengan jelas dan diukur secara
andal sehingga biaya kontrak aktual dapat dibandingkan dengan estimasi sebelumnya.
2. Kontrak Biaya-Plus
Dalam hal kontrak biaya-plus, hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal jika kondisi berikut ini
terpenuhi:
- Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan kontrak tersebut akan mengalir ke
entitas; dan
- Biaya kontrak yang dapat diatribusi pada kontrak, apakah dapat ditagih atau tidak ke pelanggan, dapat
diidentifikasi dengan jelas dan diukur secara andal.
METODE PENGAKUAN PENDAPATAN
DAN BIAYA KONTRAK KONTRUKSI
PSAK 34 (Revisi 2010) menetapkan bahwa metode yang digunakan untuk
pengakuan pendapatan dan beban kontrak konstruksi adalah metode
persentase penyelesaian. Dalam metode persentase penyelesaian pengakuan
pendapatan dan beban dilakukan dengan memperhatikan tahap
penyelesaian suatu kontrak. Menurut metode ini, pendapatan kontrak
dihubungkan dengan biaya kontrak yang terjadi dalam mencapai tahap
penyelesaian tersebut, sehingga pendapatan beban, dan laba yang
dilaporkan dapat diatribusikan menurut penyelesaian pekerjaaan secara
proposional. Metode ini memberikan informasi yang berguna mengenai
cakupan aktivitas kontrak dan kinerja selama suatu periode. Dalam metode
persentase penyelesaian, pendapatan kontrak diakui sebagai pendapatan
dalam laba rugi pada periode akuntansi pekerjaan dilakukan. Biaya kontrak
biasanya diakui sebagai beban dalam laba rugi pada periode akuntansi
pekerjaan yang berhubungan dilakukan.
KESIMPULAN
Kontrak konstruksi adalah suatu kontrak yang dinegosiasikan
secara khusus untuk konstruksi suatu aset atau suatu kombinasi
aset yang berhubungan erat satu sama lain atau saling tergantung
dalam hal rancangan, teknologi, dan fungsi atau tujuan pokok
penggunaan dalam akuntansi, rumusan kontrak konstruksi dibagi
menjadi 2 macam yaitu:
1. Kontrak Harga Tetap
2. Kontrak Biaya-plus
KESIMPULAN
Biaya suatu kontrak konstruksi terdiri dari:
1. Biaya Yang Berhubungan Langsung Dengan Kontrak Tertentu
2. Biaya Yang Dapat Distribusikan Dan Dialokasikan Pada Aktivitas Kontrak
3. Biaya Lain Yang Secara Khusus Dapat Ditagihkan Ke Pelanggan Sesuai Isi
Kontrak.
Dasar Pengakuan Pendapatan dan Biaya Kontrak Konstruksi sesuai PSAK 34 (Revisi
2010) yaitu, Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka
pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi
diakui masing-masing sebagai pendapatan dan beban dengan memerhatikan tahap
penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal akhir periode pelaporan. Taksiran rugi
pada kontrak konstruksi tersebut segera diakui sebagai beban.
PSAK 34 (Revisi 2010) menetapkan bahwa metode yang digunakan untuk
pengakuan pendapatan dan beban kontrak konstruksi adalah metode persentase
penyelesaian. Dalam metode presentase penyelesaian pengakuan pendapatan dan
beban dilakukan dengan memperhatikan tahap penyelesaian suatu kontrak.

Anda mungkin juga menyukai