Anda di halaman 1dari 5

Makasar,Oktober 2008

HAL : GUGATAN PEMBERHENTIAN SECARA TIDAK HORMAT

Yang Terhormat,
Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar
Di
Tempat.

Dengan hormat,
Yang bertandatangan di bawah ini, bertindak untuk dan atas nama:
Nama : Agung
TTL : Ujung Pandang, 28 Oktober 1986
Pekerjaan : PNS UNHAS
Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan IV No. 34 Makassar

Dan untuk selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT.


Dalam hal ini telah memberikan kuasa dan memilih domisili dan kedudukan hukum di alamat
kantor kuasanya yaitu:
Sakti Abriansyah, S.H.,Advokat Publik dari Lembaga Bantuan Hukum Makassar, bertempat
tinggal di Jl. Perintis Kemerdekaan VIII No. 17 Makassar, berdasarkan surat kuasa khusus.
Dengan ini mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum terhadap:
Negara Republik Indonesia cq. Rektor Universitas Hasanuddin Provinsi Sulawesi Selatan
beralamat di Jl. Perintis Kemerdekaan Makassar, selanjutnya disebiut sebagai TERGUGAT.

Adapun hal-hal yang menjadi dasar-dasar dan alasan-alasan diajukannya gugatan ini adalah
sebagai berikut:

PENDAHULUAN
Sebelum sampai pada alasan-alasan yang faktual diajukannya gugatan ini, terlebih dahulu
PENGGUGAT hendak mengajukan dasar kedudukan dan kepentingan PENGGUGAT untuk
mengajukan gugatan, yaitu sebagai berikut:
1. Bahwa PENGGUGAT adalah warga negara Republik Indonesia, berhak atas pemenuhan
Hak Asasi Manusia yang dijamin dalam Konstitusi Negara Republik Indonesia tanpa
diskriminasi dalam bentuk apa pun.
2. Bahwa sebagai warga negara Republik Indonesia, PENGGUGAT memiliki hak yang sama di
depan hukum untuk mendapatkan keadilan dan penjaminan kepentingan sebagai warga
negara seperti tercantum dalam pasal 28 D ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 :
“setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang
adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.”
3. Bahwa sebagai warga negara Republik Indonesia, PENGGUGAT juga dijamin perlindungan
dan pemenuhan hak asasi manusianya seperti tercantum dalam pasal 2 UU No. 39 tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia yang berbunyi:
“Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan
kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat pada dan tidak
terpisahkan dari manusia, yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi
peningkatan martabat kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta
keadilan.”
4. Bahwa selanjutnya diketahui TERGUGAT sebagai penyelenggara Negara Republik
Indonesia adalah pengemban amanat Pembukaan UUD 1945 tersebut di atas untuk
melindungi, memajukan, menegakkan, dan menjamin pemenuhan hak asasi setiap warga
negara Republik Indonesia, termasuk PARA PENGGUGAT.

Hal ini adalah sesuai dengan :


1. Pasal 28 I ayat (4) Perubahan Kedua UUD 1945, “Perlindungan, pemajuan, penegakan,
dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara, terutama
pemerintah.”
Hal ini yang menjadi dasar bagi adanya hubungan hukum antara PENGGUGAT dan
TERGUGAT sebagai penyelenggara Negara Republik Indonesia yang disebut oleh Jean
Jacques Rousseau sebagai Kontrak Sosial yang menetapkan kewajiban TERGUGAT
sebagai penyelenggara Negara Republik Indonesia terhadap PENGGUGAT sebagai warga
negara Republik Indonesia.
2. Bahwa atas dasar tersebut di atas, maka PENGGUGAT sebagai warga negara Republik
Indonesia, mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum atas terjadinya
pelanggaran hak asasi manusia yakni pemberhentian secara tidak hormat terhadap
PENGGUGAT tanpa disertai alasan yang jelas.
3. Bahwa pasal 14 ayat (1) UU No. 35 tahun 1999 tentang Perubahan atas UU No. 14
tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman “Pengadilan
tidak boleh menolak untuk memeriksa dan mengadili sesuatu perkara yang diajukan
dengan dalih bahwa tidak atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan
mengadilinya.”
4. Selanjutnya pasal 27 ayat (1) UU No. 35 tahun 1999 tentang Perubahan atas UU No. 14
tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman menentukan
“Hakim sebagai penegak hukum dan keadilan wajib menggali, mengikuti dan
memahami nilai-nilai yang hidup di dalam masyarakat.”

Bahwa berdasarkan argumentasi dan ketentuan hukum di atas, maka jelaslah bahwa
PENGGUGAT mempunyai kedudukan dan kepentingan hukum sebagai pihak yang dirugikan atas
Pemberhentian secara tidak hormat tanpa disertai alasan yang jelas yang dilakukan oleh Rektor
UNHAS Makassar, dengan ini mengajukan gugatan warga Negara terhadap penyelenggara
negara dalam kasus atas terjadinya pelanggaran hak asasi manusia tersebut.
FAKTA HUKUM
1. Bahwa TERGUGAT telah melakukan pemecatan secara tidak hormat kepada PENGGUGAT
tanpa disertai alasan yang jelas dan dinilai melakukan perbuatab sewenang-wenang.
2. Bahwa PENGGUGAT telah bekerja selama 5 tahun sebagai PNS UNHAS tanpa cacat nama
dan telah bekerja sebagai PNS UNHAS sesuai perosedur yang berlaku.

SIFAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM DARI PARA TERGUGAT


Bahwa menurut PENGGUGAT, KTUN tersebut dikeluarkan oleh TERGUGAT atas dasar
perbuatan sewenang-wenang sehingga merugikan pihak PENGGUGAT.
Bahwa TERGUGAT telah melakukan perbuatan melawan hukum atas posisi dan
kedudukannya. PENGGUGAT sebagai pihak yang paling dirugikan atas KTUN yang dikeluarkan
TERGUGAT yakni Penecatan secara tidak hormat tanpa disertai alasan yang jelas.
Bahwa TERGUGAT telah melanggar ketentuan perundang-undangan sebagaimana
berikut ini :
Pasal 53 ayat 2 UU No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
- KTUN yang digugat bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- Badan atau Pejabat TUN telah menggunakan wewenangnya untuk tujuan lain daripada
yang dimaksudkannya.
- Badan atau Pejabat TUN pada waktu mengeluarkan KTUN setelah mempertimbangkan
semua kepentingan yang tersangkut, tidak sampai pada suatu keputusan atau tidak
seharusnya sampai pada keputusan tersebut.

KERUGIAN YANG DIALAMI PARA PENGGUGAT AKIBAT PERBUATAN PARA TERGUGAT.


Bahwa akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh TERGUGAT sebagaimana
dikemukakan diatas, baik yang dilakukan dengan sengaja ataupun karena kelalaiannya, telah
menimbulkan berbagai bentuk kerugian bagi PENGGUGAT yang dapat diperhitungkan secara
immateriil (moril) maupun materiil;
Bahwa kerugian immateriil PENGGUGAT berasal dari penderitaan PENGGUGAT dan
anak PENGGUGAT yang mengalami trauma, rasa malu akibat perendahan martabat
kemanusiaan PENGGUGAT yang terlanggar;
Bahwa dampak pemecatan secara tidak hormat, PENGGUGAT kehilangan pekerjaan
sehingga kebutuhan kehidupan sehari-hari dan keluarga tidak mencukupi.
Bahwa akibat perbuatan melawan hukum TERGUGAT, secara materiil PENGGUGAT juga
sudah dan akan terus mengalami kerugian, Karena itu dengan mendasarkan pada ketentuan
Pasal 1365 KUHPerdata dimana intinya menetapkan kewajiban hukum bagi pembuat kerugian
untuk mengganti seluruh kerugian materiil yang ditimbulkan karena perbuatannya;
Bahwa selain itu menurut hemat PENGGUGAT sudah sepatutnya pula menurut hokum
Peradilan Tata Usaha Negara Makassar memutuskan bagi TERGUGAT untuk membayar segala
biaya perkara yang timbul dari perkara ini;
Bahwa berdasarkan seluruh dalil yang dikemukan oleh PENGGUGAT, jelas dalil-dalil di
dalam gugatan ini sudah didasarkan pada hukum yang berlaku dengan dilengkapi bukti-bukti
yang cukup serta tidak terbantahkan.

Karena itu sudah sepatutnya pula Pengadilan TUN Makassar yang memeriksa dan
mengadili perkara ini serta memutuskan berdasarkan keadilan.
Bahwa dengan demikian perbuatan TERGUGAT telah melanggar pasal 1365 KUH
Perdata yang isinya, “Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada pihak
lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian tersebut, mengganti
kerugian tersebut.”
Bahwa Bahwa gugatan ini didasarkan atas alat-alat bukti sebagaimana dimaksud pasal
180 (1) HIR sehingga putusan dalam perkara ini dapat dinyatakan bisa dijalankan lebih dulu
(serta merta) meskipun ada upaya hukum banding, kasasi atau peninjauan kembali.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka PENGGUGAT memohon kepada Majelis
Hakim yang memeriksa perkara ini untuk menjatuhkan putusan sebagai berikut:
Primair
1. Mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya ;
- Menyatakan TERGUGAT bersalah telah lalai dalam menjalankan kewajibannya untuk
menghormati, melindungi dan memenuhi (To respect, to protect, and to fullfil) hak-hak
azasi manusia dan hak-hak warga negaranya yang menjadi korban pemecatan secara
tidak hormat secara sewenang-wenang.
- Menyatakan TERGUGAT bersalah telah mengakibatkan kerugian materiil dan immaterial
warga negara yang menjadi korban pemecatan secara tidak hormat yang dilakukan
Rektor UNHAS Makassar;
- Memerintahkan TERGUGAT meminta maaf kepada PENGGUGAT untuk merehabilitasi
nama baik PENGGUGAT;
- Menghukum TERGUGAT untuk : Segera membatalkan atau meniadakan KTUN tersebut.
Segera melakukan investigasi dan inventarisasi atas kerugian materiil dan immaterial
yang dialami oleh PENGGUGAT akibat dilakukannya Pemectn secara tidak hormat yang
sewenang-wenang.
- Menghukum PARA TERGUGAT untuk membayar segala biaya perkara yang timbul dari
perkara ini secara tanggung renteng;
- Menyatakan bahwa putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu, meskipun ada
upaya verzet, banding, kasasi; perlawanan dan/atau peninjauan kembali (uitvoerbaar
bij Voorraad).
Subsidair
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et
bono).

Makassar, Oktober 2008


Hormat kami
Kuasa Hukum Penggugat

SAKTI ABRIANSYAH, S.H.

Lampiran :
- surat kuasa Khusus PENGGUGAT
- salinan Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan Rektor UNHAS Makassar.
- foto kopi KTP PENGGUGAT

Anda mungkin juga menyukai