Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KIMIA KOROSI

Contoh inhibitor korosi berdasar tipe fase dan


pengaplikasiannya

Oleh :

Nama : Relita Karisma

NRP : 1409100016

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2013
I. Inhibitor Korosi
Korosi adalah destruksi logam akibat reaksi kimia antara logam dan lingkungan yang
bersifat korosif, lingkungan tersebut pada umumnya lembab (mengandung uap air) dan
diinduksi oleh adanya gas O2, CO2 atau senyawa asam. Korosi juga dapat terjadi akibat
suhu tinggi. Korosi logam juga dapat mengembalikan logam kepada senyawa logam
sebelum diektraksi, misalnya korosi pada besi menjadi besi oksida.
4Fe (s) + 3O2 (g) + 2 n H2O (l)  2 Fe2O3.nH2O (s) Esel = 0,95 V
Oleh karena korosi dapat merubah struktur dan sifat logam maka korosi cenderung
merugikan. Korosi logam tidak dapat dicegah, tetapi dapat dikendalikan seminimal
mungkin, antara lain dengan cara pelapisan (coating), proteksi katodik, dan penambahan
inhibitor korosi.
Inhibitor korosi adalah senyawa kimia yang ditambahkan ke dalam suatu lingkungan
korosif guna mengendalikan korosi. Berdasarkan jenis fasenya, inhibitor dibedakan
menjadi inhibitor fase cair, padat dan uap.

II. Jenis – jenis inhibitor korosi


a. Inhibitor korosi fase padat

Contoh senyawa yang dapat berperan sebagai inhibitor korosi antara lain :
(a) Poliaspartat
Poliaspartat adalah senyawa poli anionik peptida yang serupa dengan
fraksi protein dari cangkang tiram. Peptida ini akan berikatan dengan
stainless stell (SS) dan membentuk endapan kalsium karbonat di
permukaan SS.
Sumber : E. Mueller, C. S. Sikes, and B. J. Little (1993) Peptide
Interactions with Steel Surfaces: Inhibition of Corrosion and Calcium
Carbonate Precipitation. Corrosion: October 1993, Vol. 49, No. 10, pp.
829-835.

b. Inhibitor korosi fase cair


Beberapa jenis senyawa organik telah diteliti dapat menurunkan laju
korosi dari besi dan baja dalam larutan asam. Sebagian besar inhibitor organik
yang efektif mengandung heteroatom seperti O, N, S dan molekul yang memiliki
ikatan rangkap untuk berikatan dengan permukaan logam. Adsorpsi pada
permukaan logam yang akan dilindungi bergantung pada sifat fisiko-kimia dari
senyawa inhibitor tersebut, seperti densitas elektron, karakter orbital π dan
struktur dari senyawa tersebut.
Larutan ionik adalah garam organik yang memiliki titik leleh dibawah
o
100 C. larutan ion mengandung sejumlah ion dengan konduktifitas ionik yang
tinggi, memiliki sifat kimia dan termal yang cenderung stabil, memiliki tekanan
uap yang rendah sehingga dapat digunakan menjadi pelarut organik volatil
alternatif yang potensial.
Salah satu aplikasi dari larutan ionik yang telah diteliti antara lain sebagai
inhibitor korosi. Contoh larutan ionik tersebut adalah :
(a) senyawa Imidazolium
senyawa Imidazolium yang dapat menurunkan laju korosi dari logam
tembaga, baja lunak, dan aluminium. Telah diteliti bahwa adanya gugus (-C=N-
)dimana N memiliki muatan negatif berpengaruh terhadap adsopsi pada
permukaan logam. Penambahan larutan asam naftenat murni pada senyawa
imidazolium meningkatkan kemampuan inhibitornya. Hal ini dikarenakan gugus
alkil terikat dengan atom N pada cincin imidazolium. Sehingga kemampuan
inhibitor akan bertambah seiring dengan bertambahnya panjang rantai karbon dari
alkil yang berikatan dengan atom N pada cincin imidazolium tersebut.
Dalam jurnal ini senyawa inhibitor yang akan diteliti adalah 1-butyl-3-
methylimidazolium klorida (BMIC) and 1-butyl-3-methylimidazolium hydrogen
sulfat ([BMIM]HSO4) pada baja lunak dalam pelarut asam hidrogen klorida
(HCl).

Sumber : Q.B. Zhang, Y.X. Hua. 2009. Corrosion inhibition of mild steel by
alkylimidazolium ionic liquids in hydrochloric acid. Faculty of Materials and
Metallurgical Engineering, Kunming University of Science and Technology,
Kunming 650093, China.

(b) Senyawa 1,3,4-thiadiazole-2,5-dithiol (bismuthiol), dalam larutan HCl


Senyawa 1,3,4-thiadiazole-2,5-dithiol (bismuthiol), dalam 0.5 M HCl pada
suhu 25oC dapat pula digunakan sebagai inhibitor korosi pada logam tembaga.
Bismuthiol di larutkan dalam 50 ml larutan elektrolit 0.5 M HCl kemudian di
hubungkan dalam sel elektrokimia pada temperatur konstan selama 30 – 60
menit.
Sumber : H. Baeza, M. Guzmán, P. Ortega, L. Vera. 2002. Corrosion
Inhibition Of Copper In 0.5 M Hydrochloric Acid By 1,3,4-Thiadiazole-2,5-
Dithiol. Departamento de Química, Facultad de Ciencias, Universidad
Católica del Norte, Antofagasta-Chile.

c. Inhibitor korosi fase uap (vapour phase corrosion inhibitors-VPCI)


Inhibitor korosi fase uap atau vapour phase corrosion inhibitors-VPCI
adalah senyawa yang melindungi logam dari lingkungan korosif dengan
menghasilkan uap, dimana uap tersebut akan teradsorpsi pada permukaan logam
sebagai lapisan untuk perlindungan korosi. Pada umumnya senyawa organik
banyak diterapkan sebagai inhibitor korosi jenis ini karena sifat volatilnya.
Sebagai contoh, senyawa 3,3-diaminodipropylamina (DAPA), ethylamina (EA),
thiourea (TU), dan benzimidazol (BI) telah diteliti untuk dapat digunakan sebagai
inhibitor korosi fasa uap pada baja lunak dalam kondisi atmosfer (50oC). Uap dari
inhibitor tersebut terkondensasi dan terhidrolisis oleh uap air menjadi ion
protektif.

Sumber : H, Kumar. V. Saini. 2012. DAPA, EA, TU and BI as Vapour Phase


Corrosion Inhibitors for Mild Steel under Atmospheric Conditions. Journal of
Chemical Sciences Vol. 2(2), 10-17. Material Science Lab., Dept. of Chemistry,
Ch. Devi Lal University, Sirsa, Haryana 125 055, INDIA

Anda mungkin juga menyukai