Sistem numerasi ini telah ada sejak tahun 200 S.M. Bangsa Cina menuliskan angka-angkanya
menggunakan alat tulis yang dinamakan pit dimana bentuknya menyerupai kuas. Tulisannya
berbentuk gambar atau piktografi yang mempunyai nilai seni tinggi. Sistem angka Cina disebut dengan
sistem “batang”, mempunyai nilai tempat, berkembang sekitar 213 SM. Bangsa Cina menggunakan tiga
sistem penomoran, yaitu: sistem Hindu-Arab, dan dua lainnya menggunakan penomoran bilangan
setempat (disebut Daxie) yang dibedakan untuk keperluan komersil dan financial demi menghindari
pemalsuan.
Adapun Jepang, juga menggunakan sistem angka Cina, meskipun berbeda dalam pelafalannya. Setelah
kekaisaran Jepang mulai dipengaruhi Eropa, sistem angka Arab mulai digunakan. Pada sistem bilangan
bahasa Jepang, angka dibagi menjadi kelompok 4 digit. Jadi bilangan seperti 10.000.000 (sepuluh juta)
sebetulnya dibaca sebagai 1000.0000 (seribu puluh-ribu). Hanya saja, karena pengaruh dunia barat
angka selalu ditulis dengan pengelompokan 3 digit gaya barat.
Ichi
Satu
Ni
Dua
San
Tiga
Yon
Empat
Go
Lima
Roku
Enam
Nana
Tujuh
Hachi
Delapan
Kyu
Sembilan
Ju
Sepuluh