Anda di halaman 1dari 3

PDGI (PERSATUAN DOKTER GIGI INDONESIA) CABANG TANAH DATAR

PDGI TANAH DATAR pns saat ini terdiri dari 23orang dokter gigi. Adapun
sebagian besar dinas dipuskesmas, 1 orang dinas diRumah Sakit. (Laporan Sekretariat
PDGI Tanah Datar).
Para dokter gigi ini antara lain :
1.Irvan Bahar (Puskesmas)
2. Nurliana (Puskesmas)
3. Elsy Gusman (Puskesmas)
4. Eling Suganda (Puskesmas)
5. Elvi Marleni (Puskesmas)
6. Merry Viany (Puskesmas)
7. Upi Harzanti (Puskesmas)
8. Yerni Rita(rumah sakit)
9. Putri Yanti SN (Puskesmas)
10. Rihatul Jannah (Puskesmas)CPNS
11. Sherly Gusvi Engriani (Puskesmas)
12. Betry Sari (Puskesmas)
13. Erika Sandra (Puskesmas)
14.Andria Fadli Erpita (Puskesmas)
15.Desi Ferawati (Puskesmas)
16. Asmaul Husna (Puskesmas)
17. Romi (Puskesmas)
18. Siti Khodijah (Puskesmas)
19. Rahma El-Rahmadani (Puskesmas)
20. Reni Septari Yanti (Puskesmas)
21. Eyma Julianti (Puskesmas)
22. Wirsya Yanti (Plt. Ka UPT Puskesmas)
23. Et Sudiarsih(Puskesmas)

POKOK DOKTER GIGI


Berdasarkan Kepmenpan No: 141/KEP/M.PAN/11/2003 Tentang Jabatan
Fungsional Dokter Gigi dan Angka Kreditnya, BAB II pasal 4 berbunyi :
Tugas Pokok Dokter Gigi adalah memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada
sarana pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta membina peran serta
masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang kesehatan gigi dan mulut kepada
masyarakat.
Pada BAB III Pasal 5 disebutkan unsur dan sub unsur kegiatan dokter gigi adalah
sebagai berikut:
a. Pendidikan, meliputi :
1. Pendidikan formal dan memperoleh gelar/ijazah;
2. Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang kesehatan dan memperoleh
Surat anda Tamat Pendidikan dan Latihan(STTPL)
b. Pelayanan kesehatan, me.iputi:
1. Penyembuhan Penyakit gigi dan mulut;
2. Pemulihan kesehatan akibat penyakit gigi dan mulut;
3. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan pencegahan penyakit gigi
dan mulut;
4. Pembuatan catatan medik untuk pasien rawat jalan dan rawat inap;
5. Pelayanan kesehatan lainnya untuk masyarakat;
6. Pembinaan peran serta masyarkat dalam rangka kemandirian di bidang
kesehatan.
c. Pengabdian pada masyarakat, meliputi:
1. Pelajsanaan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan;
2. Pelaksanaan tugas lapangan di bidang kesehatan;
3. Pelaksanaan penanggulangan penyakit/wabah tertentu.
d. Pengembangan profesi, meliputi:
1. Pembuatan karya tulis/karya ilmiah dibidang kesehatan gigi dan mulut;
2. Penerjemahan/penyaduran buku dan bahan lainnya di bidang kesehatan gigi
dan mulut;
3. Pembuatan buku pedoman/petunjuk pelaksanaan /petunjuk teknis dibidang
kesehatan gigi dan mulut;
4. Penemuan teknologi tepat guna di bidang kesehatan gigi dan mulut
e. Penunjang tugas Dokter gigi, meliputi:
1. Pengajar/ Pelatih dalam bidang kesehatan gigi dan mulut;
2. Peran serta dalam kegiatan seminar/lokakarya dibidang kesehatan gigi dan
mulut;
3. Keanggotaan dalam organisasi profesi dokter gigi;
4. Keanggotaan dalam Tim Penilai Jabatan Fungsional Dokter Gigi;
5. Perolehan gelar kesarjanaan lainnya;
6. Perolehan gelar kehormatan.

RESIKO KERJA DOKTER GIGI


Dalam menjalankan tugas pokoknya sebagai dokter gigi, khususnya
dalam melayani pasien ada banyak resiko kerja yang dihadadapi oleh seorang dokter
gigi, antara lain:
1. Gangguan Tulang Belakang dan otot bagian atas dan bawah, bahu, dan
pergelangan tangan, hal ini dikarenakan faktor resiko teknis (seperti dental unit,
lampu kerja dan peralatan lain yang digunakan tidak ergonomis serta ruangan
kerja yang sempit yaitu dan non teknis (cara dan posisi tubuh dokter gigi saat
merawat pasien) (Andayasari, L dan Anorital, A., 2012)
2. Memperpendek usia, Karena angka kontaminasi, penyakit dan infeksi, kondisi
berbahaya (bahan irigasi dapat menyebabkan iritasi dan luka bakar, bahan
tambal yang mengandung merkuri), risiko luka, dan durasi duduk saat bekerja
merupakan angka tertinggi paling berbahaya bagi kesehatan didunia menurut
sebuah survei yang dilakukan occupational Information Network yang
menganalisa pekerjaan yang paling membahayakan kesehatan
(https:www.brilio.net,2016)(https://en.m.wikipedia.org/wiki/Occupational_haza
rd_in_dentistry, 2018)
3. Tanggung Jawab yang besar, karena menyangkut kesehatan seseorang. Karena
memberikan obat bius, meresepkan obat-obatan dan melakukan bedah pada
gigi, yang harus disikapi dengan serius. Jika terjadi hal-hal yang tidak diharapkan
meskipun dokter gigi sudah melakukan dengan benar sesuai prosedur tetap
dokter gigi harus bertanggung jawab (Galena.co.id, 2017)
4. Stress. Dengan tanggung jawab yang besar, dokter gigi dapat mengalami strss
yang tinggi. Bukan hanya karena memegang tanggung jawab kesehatan, akan
tetapi dokter gigi juga harus memastikan pasien merasa puas, terkadang ada
pasien yang sulit untuk merasa puas, tanpa peduli apa yang dokter gigi lakukan,
Tekanannya terletak pada melakukan yang terbaik yang dapat dokter gigi
lakukan dalam waktu yang terbatas(Galeno.co.id,2017).
5. Kesulitan melakukan yang terbaik dalam pekerjaan, sehingga hasil kerja
dibawah ekspektasi dokter gigi pada pasien yang sulit
ditangani(Galeno.co.id,2017)
6. Kelelahan, karena menghabiskan waktu dengan pasien dalam jarak
20cm(Galeno.co.id,2017)
7. Menjijikkan, karena kemungkinan menghadapi nafas bau, orang bau, dan
kadang mulut yang sangat kotor (Galeno.co.id,2017)
8. Adanya anggaran pribadi yang cukup tinggi, karena harus mengikuti (P3KGB),
Pendidikan Kedokteran Gigi Berkelanjutan seperti : table clinik, seminar,
pelatihan kegawatdaruran yang harganya jutaan yang sangat penting bagi
dokter gigi

Anda mungkin juga menyukai