Anda di halaman 1dari 5

Bukti Evaluasi Komunikasi Efektif

Komunikasi merupakan pemberitahuan sesuatu ( pesan ) dari satu pihak ke pihak lin
dengan menggunakan suatu media. Sebagai makhluk social, manusia sering berkomunikasi satu
sama lain. Komunikasi dilakukan oleh komunikator kepada pihak penerima ( komunikan ).
Komunikasi efektif terjadi apabila pesan yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan
baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi. Menurut Konsil
Kedokteran Indonesia tahun 2006, komunikasi efektif merupakan engembangan hubungan
dokter-pasien secara efektif yang berlangsung secara efisien, dengan tujuan utama penyampaian
informasi atau pemberian penjelasan yang diperlukan dalam rangka membangun kerja sama
antara dokter dengan pasien. Komunikasi yang dilakukan secara verbal dan non-verbal
menghasilkan pemahaman pasien terhadap keadaan kesehatannya, peluang dan kendalanya,
sehingga dapat bersama-sama dokter mencari alternatif untuk mengatasi
permasalahannya.

Dalam pelayanan tim interprofesi yang baik pada sebuah puskesmas dibutuhkan komunikasi
yang efektif untuk dapat mewujudkan satu tujuan yang sama dan sepaham antar tim. Evaluasi
berjalannya system komunikasi yang efektif di dasan agung dicerminkan pada hubungan antara
dokter, perawat, bidan, farmasi, laboratorium dan pasien. Berikut adalah beberapa bukti paparan
evaluasi komunikasi efektif yang tercermin dalam buku pelayanan tindakan di puskesmas dasan
agung yang diisi oleh perawat dan kesesuaian dengan isi rekam medis pasien yang diisi oleh
dokter puskesmas.

Adapun pada bukti evaluasi terdapat kesesuaian isi seperti diagnose dan tindakan observasi yang
dilakukan oleh perawat atas advice dokter puskesmas. Keuntungan pendataan yang baik juga
memudahkan untuk evaluasi kondisi pasien untuk kunjungan ulang. Selain itu sebagai
konfirmasi ditemukan data rincian tindakan pada status rekam medis pasien.

Dalam beberapa evaluasi selama 3 bulan terakhir ( juni – Agustus 2017kesesuaian isi rekam
medis yang diisi oleh dokter puskesmas ditinjau ulang pada buku tindakan pasien yang ditulis
oleh perawat puskesmas terdapat beberapa hal yang perlu dievaluasi seperti hal pertama yaitu
ketiadaan nomor rekam medis pada buku tindakan. Data yang terevaluasi dengan baik akan
memudahkan tenaga kesehatan puskesmas untuk melakukan peninjauan ulang. Namun oleh
karena ketiadaan nomor rekam medis, maka peninjauan ulang hanya bias dilakukan setelah
meilhat pada buku register di ruang pendaftaran. Adapun hal lain yang menjadi evaluasi adalah
ketidaklengkapan pengisian rincian tindakan – tindakan pada buku tindakan yang dilakukan pada
pasien terutama yang butuh observasi terhadap status rekam medis pasien. Oleh sebab itu
diperlukan sosialisasi ulang mengenai tatalaksana pada pasien yang memerlukan tindakan
terutama observasi antar tim kesehatan puskesmas agar supaya pasien mendapat tatalaksana yang
sesuai.
Buku tindakan pasien Status rekam medis pasien

Anda mungkin juga menyukai