Anda di halaman 1dari 12

Edisi Tahun 2017

PETUNJUK PRAKTIKUM
MENARA PENDINGIN (COOLING TOWER)
LABORATORIUM PILOT PLANT
Untuk Mahasiswa

Co
H H H
o E E E
l
i
n
g R
o
t
T R C
E a
e s e
o t n M m
s e
w e r t T
t
a r U
e r e
i i
r v n f
r
o e u
i r g
JURUSAN TEKNIK KIMIA
r a
l
PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK
P
KIMIA DAN
T
PROGRAM DIPLOMA
a
IV TEKNIK
u KIMIA PRODUKSI BERSIH
m
POLITEKNIK NEGERI
n BANDUNG
p
k
PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul : Menara Pendingin dan Sistem


Distribusinya
Laboratorium : Pilot Plant

Mata Kuliah: Pilot Plant

Kode MK : KBTK3283/KBTB3223

Jam Praktikum: 6 jam

Disahkan untuk dijadikan


Petunjuk Praktikum Tanggal, Desember 2017
No. Nama Posisi Tanda Tangan
1 Bintang Iwhan Moehadi, Ir., M.Sc., Dr. Kajur
2 Bambang Soeswanto, Ir., MT. Sekjur
3 Yunus Tonapa Sarungu, Ir., MT. Ka. KBK
4 Anggi Regiana Agustin, M.Sc. Penyusun
5 Nurcahyo, Ir., MT. Penyunting
6 Ninik Lintang Edi Wahyuni, Ir., Penyunting
M.Sc.
Daftar Isi

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... i


I. PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2. Tujuan ....................................................................................................................... 1
II. LANDASAN TEORI ................................................................................................ 1
2.1. Menara Pendingin (Cooling Tower) ......................................................................... 1
2.2. Komponen-Komponen Cooling Tower ..................................................................... 2
2.3 Macam-macam Cooling Tower ................................................................................ 3
2.3. Material untuk Menara .............................................................................................. 4
III. PELAKSANAAN PERCOBAAN ............................................................................ 5
3.1. Susunan Alat ............................................................................................................. 5
3.2. Bahan Dan Alat Bantu Yang Diperlukan :................................................................ 7
3.3. Prosedur Percobaan ................................................................................................... 7
3.4. Tabel Data ................................................................................................................. 7
IV. KESELAMATAN KERJA ....................................................................................... 8
V. PENGOLAHAN DATA ........................................................................................... 9
5.1. Penyajian Hasil Percobaan ........................................................................................ 9
5.2. Keselamatan Kerja dan Potensi Bahaya .................................................................... 9
5.3. Hal-Hal Yang Dibahas Dalam Laporan .................................................................... 9
PUSTAKA .......................................................................................................................... 9

i
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada unit pendingin yang berkapasitas besar, biasanya menggunakan alat pendingin
dengan menggunakan media pendingin air. Air yang digunakan sebagai pendingin
umumnya disirkulasikan secara tertutup supaya ekonomis. Untuk itu diperlukan alat
bantu sirkulasi air yang disebut menara pendingin (cooling tower). Alat ini berfungsi
untuk mendinginkan air panas yang berasal dari alat pendingin (condenser atau cooler)
dan mensirkulasikannya kembali ke menara pendingin. Menara pendingin merupakan
suatu peralatan yang digunakan untuk menurunkan suhu aliran air dengan cara menyerap
panas dari air dan mengemisikannya ke atmosfir. Menara pendingin menggunakan
penguapan dimana sebagian air diuapkan ke aliran udara yang bergerak dan kemudian
dibuang ke atmosfir. Sebagai akibatnya, air yang tersisa didinginkan secara signifikan
(Gambar 1). Menara pendingin mampu menurunkan suhu air lebih dari peralatan-
peralatan perpindahan panas yang lain yang hanya menggunakan udara untuk membuang
panas, seperti radiator dalam mobil dan oleh karena itu biayanya lebih efektif dan efisien.
1.2. Tujuan
Setelah selesai melaksanakan praktikum mahasiswa diharapkan dapat:
a) Memahami prinsip perpindahan panas pada menara pendingin (cooling tower)
b) Menjelaskan cara kerja dari sistem menara pendingin dan komponen komponennya.
c) Melakukan perawatan dan perbaikan ringan
d) Mengetahui kondisi/kinerja cooling tower dengan mengukur variabel-variabel
operasi untuk mengetahui penyimpangan dari kondisi norma

II. LANDASAN TEORI

2.1. Menara Pendingin (Cooling Tower)

Cooling tower adalah suatu sistem refrigrasi yang melepaskan kalor ke udara. Menara
pendingin bekerja dengan cara mengontakan air dengan udara dan menguapkan sebagian
air tersebut. Luas permukaan air yang besar dibentuk untuk dengan menyemprotkan air
lewat nozel atau memercikan air ke bawah dari suatu bagian ke bagian lainnya. Bagian-
bagian atau bahan-bahan pengisi tersebut biasanya terbuat dari plastik, keramik, atau
kayu.
Pada awalnya menara pendingin berbentuk menara kosong tanpa bahan isian. Butiran-
butiran air panas dijatuhkan dari puncak menara, sedangkan udara dihembuskan dari
bawah, sehingga terjadi pertukaran kalor antara air dan udara. Untuk meningkatkan
kontak antara air dan udara maka diperlukan media pengisi. Dua faktor yang sangat
menentukan laju perpindahan kalor dari air panas ke udara pendingin adalah waktu
kontak dan luas permukaan antar fase (air dan udara). Dengan memberikan bahan isian
pada menara, maka ke dua faktor di atas diperbesar.
Ada dua metode analisis terhadap kondisi termal menara pendingin, yaitu analisis
perpindahan panas dan massa serta analisis kesetimbangan energi (kalor). Dengan
melakukan dua hal tersebut akan didapatkan nilai karakteristik menara pendingin, yaitu
acuan dasar dalam merencanakan bagian-bagian menara pendingin, seperti luas
permukaan untuk perpindahan panas, packing dan drif eliminator. Faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai karakteristik menara pendingin antara lain suhu air masuk dan suhu
air keluar, suhu bola basah (wet bulb temperature) dan laju alir volume air. Perhitungan
Petunjuk Praktikum Pilot Plant – halaman 1
pressure drop terhadap bagian menara pendingin tersebut akan menentukan daya dan
diameter fan yang digunakan. Dari perhitungan terhadap kerugian air (losses water),
karena penguapan, panasnya drift eliminator dan blow down akan menentukan besarnya
make up water yang dibutuhkan menara pendingin.

2.2. Komponen-Komponen Cooling Tower


Menurut Fifin dan Gilang (2014), komponen sebuah menara pendingin meliputi rangka
dan casing, bahan pengisi, kolam air dingin, eliminator aliran, saluran masuk udara,
louvers, nosel dan fan.
a) Rangka dan casing.
Hampir semua menara memiliki rangka berstruktur yang menunjang tutup luar (casing),
motor, fan, dan komponen lainnya. Dengan rancangan yang lebih kecil, seperti unit fiber
glass, wadahnya dapat menjadi rangka.

b) Bahan Pengisi.
Hampir seluruh menara menggunakan bahan pengisi (terbuat dari plastik atau kayu)
untuk memfasilitasi perpindahan panas dengan memaksimalkan kontak udara dan air.
Terdapat dua jenis bahan pengisi:
 Bahan pengisi berbentuk percikan/Splash fill: air jatuh diatas lapisan yang berurut
dari batang pemercik horisontal, secara terus menerus pecah menjadi tetesan
yang lebih kecil, sambil membasahi permukaan bahan pengisi. Bahan pengisi
percikan dari plastik memberikan perpindahan panas yang lebih baik daripada
bahan pengisi percikan dari kayu.
 Bahan pengisi berbentuk film : terdiri dari permukaan plastik tipis dengan jarak
yang berdekatan dimana diatasnya terdapat semprotan air, membentuk lapisan
film yang tipis dan melakukan kontak dengan udara. Permukaannya dapat
berbentuk datar, bergelombang, berlekuk, atau pola lainnya. Jenis bahan pengisi
film lebih efisien dan memberi perpindahan panas yang sama dalam volume
yang lebih kecil daripada bahan pengisi jenis splash.
c) Kolam Air Dingin.
Kolam air dingin terletak pada atau dekat bagian bawah menara, dan menerima air dingin
yang mengalir turun melalui menara dan bahan pengisi. Kolam biasanya memiliki sebuah
lubang atau titik terendah untuk pengeluaran air dingin. Dalam beberapa desain, kolam
air dingin berada dibagian bawah seluruh bahan pengisi. Pada beberapa desain aliran
yang berlawanan arah pada forced draft, air di bagian bawah bahan pengisi disalurkan ke
bak yang berbentuk lingkaran yang berfungsi sebagai kolam air dingin. Sudu-sudu fan
dipasang dibawah bahan pengisi untuk meniup udara naik melalui menara. Dengan
desain ini, menara dipasang pada landasannya, memberikan kemudahan akses bagi fan
dan motornya.

d) Drift Eliminator.
Alat ini menangkap tetes-tetes air yang terjebak dalam aliran udara supaya tidak hilang
ke atmosfir.
e) Saluran Udara Masuk.
Ini merupakan titik masuk bagi udara menuju menara. Saluran masuk bisa berada pada
seluruh sisi menara (desain aliran melintang) atau berada dibagian bawah menara (desain
Petunjuk Praktikum Pilot Plant – halaman 2
aliran berlawanan arah).
f) Louvers.
Pada umumnya, menara dengan aliran silang memiliki saluran masuk louvers. Kegunaan
louvers adalah untuk menyamakan aliran udara ke bahan pengisi dan menahan air dalam
menara. Beberapa desain menara aliran berlawanan arah tidak memerlukan louver.
g) Nosel.
Alat ini menyemprotkan air untuk membasahi bahan pengisi. Distribusi air yang
seragam pada puncak bahan pengisi adalah penting untuk mendapatkan pembasahan
yang benar dari seluruh permukaan bahan pengisi. Nosel dapat dipasang dan
menyemprot dengan pola bundar atau segi empat, atau dapat menjadi bagian dari rakitan
yang berputar seperti pada menara dengan beberapa potongan lintang yang memutar.
h) Fan.
Fan aksial (jenis baling-baling) dan sentrifugal keduanya digunakan dalam menara.
Umumnya fan dengan baling-baling/propeller digunakan pada menara induced draft dan
baik fan propeller dan sentrifugal dua-duanya ditemukan dalam menara forced draft.
Tergantung pada ukurannya, jenis fan propeller yang digunakan sudah dipasang tetap
atau dengan dapat dirubah-rubah/ diatur. Sebuah fan dengan baling-baling yang dapat
diatur tidak secara otomatis dapat digunakan diatas range yang cukup luas sebab fan
dapat disesuaikan untuk mengirim aliran udara yang dikehendaki pada pemakaian tenaga
terendah. Baling-baling yang dapat diatur secara otomatis dapat beragam aliran udaranya
dalam rangka merespon perubahan kondisi beban.

2.3 Macam-macam Cooling Tower


Menara pendingin (cooling tower) merupakan suatu instalasi yang mengelola panas dari
air pendingin dengan cara penguapan. Ditinjau dari segi perpindahan panas / kalor,
menara pendingin diklasifikasikan, (El Wakil, M.M.,1984) :
a) Menara pendingin basah (wet cooling towers), yang beroperasi dengan prinsip
penguapan.
b) Menara pendingin kering (dry cooling towers), yang beroperasi dengan prinsip
penerusan panas (heat transmission) melalui permukaan yang membatasi antara
fluida kerja dengan udara sekitar.
Fungsi utama dari menara pendingin adalah untuk melepaskan panas ke atmosfir. Panas
ini dilepaskan melalui proses penguapan alamiah. Berdasarkan cara aliran udara melalui
menara, menara pendingin dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Natural draft
2. Fan assisted natural draft
3. Mechanical draft
Menara pendingin tipe mechanical draft terdapat dua tipe yaitu :
1. Mechanical draft
2. Natural draft
Lebih jauh setiap tipenya diklasifikasikan menjadi :
1. Aliran berlawanan arah (counter flow)
2. Aliran silang (cross flow)

Petunjuk Praktikum Pilot Plant – halaman 3


2.3. Material untuk Menara
Pada mulanya menara pendingin dibuat terutama dari kayu, termasuk rangka, wadah,
louvers, bahan pengisi dan kolam air dingin. Kadangkala kolam air dingin terbuat dari
beton. Saat ini,telah digunakan berbagai macam bahan untuk membangun menara
pendingin. Bahan-bahan dipilih untuk meningkatkan ketahanan terhadap korosi,
mengurangi perawatan, dan turut mendukung kehandalan dan umur layanan yang
panjang. Baja yang sudah digalvanis, berbagai kelas stainless steel, fiber glass, dan beton
sangat banyak digunakan dalam pembuatan menara, juga alumunium dan plastik untuk
beberapa komponen.2
Rangka dan casing.
Menara yang terbuat dari kayu masih tersedia, namun beberapa komponen dibuat dari
bahan yang berbeda, seperti casing fiber glass disekitar rangka kayu, saluran masuk
udara louvers dari fiber glass, bahan pengisi dari plastik dan kolam air dingin dari baja.
Banyak menara (casing dan kolam) nya terbuat dari baja yang digalvanis atau, pada
atmosfir yang korosif, menara dan/atau dasarnya dibuat dari stainless steel.
Menara yang lebih besar kadangkala terbuat dari beton. Fiber glass juga banyak
digunakan untuk wadah dan kolam menara pendingin, sebab dapat memperpanjang umur
menara pendingin dan memberi perlindungan terhadap bahan kimia yang berbahaya.
Bahan pengisi.
Plastik sangat banyak digunakan sebagai bahan pengisi, termasuk PVC,
polypropylene dan polimer lainnya. Jika kondisi air memerlukan penggunaan splash fill,
splash fill kayu yang sudah diberi perlakuan juga banyak digunakan. Disebabkan
efisiensi perpindahan panasnya lebih besar, bahan pengisi film dipilih untuk
penggunaan yang sirkulasi airnya bebas dari sampah yang dapat menghalangi lintasan
bahan pengisi.
Nosel.
Plastik juga digunakan luas untuk nosel. Banyak nosel terbuat dari PVC, ABS,
polipropilen, dan nylon yang diisi kaca.

2.4 Perhitungan Menara Pendingin


a) Keseimbangan material (material balance). Secara skematik proses
keseimbangan material yang terjadi pada menara pendingin adalah sebagai
berikut :
Keterangan :
M = air penambah (make-up water)
W = windage
E = laju penguapan (evaporation)
C = air yang bersirkulasi
D = air yang dipergunakan
(draft water)

Gambar 1. Skema Keseimbangan Material Menara Pendingin

Petunjuk Praktikum Pilot Plant – halaman 4


b) Laju penguapan (evaporation rate)
Laju penguapan yang terjadi pada menara pendingin dapat dihitung menggunakan
persamaan :

.........................................................................................................
(1)

Keterangan :
E = laju penguapan yang terjadi (m 3/jam)
C = laju air yang bersirkulasi (m 3/jam)
DT = selisih temperatur menara pendingin ( oC)
Cp = kalor spesifik air 4,184 kj/kg oC
Hv = kalor penguapan laten air (2260 kJ/kg)

III. PELAKSANAAN PERCOBAAN


3.1. Susunan Alat
Secara skematis, sistem aliran tertutup untuk air pendingin di Pilot Plant dapat dilihat
pada Gambar 1 dan Gambar 2

Menara
Pendingin

Gambar 1. Skema sirkulasi air pendingin Lab Pilot Plant

Petunjuk Praktikum Pilot Plant – halaman 5


Existing POLBAN PILOT PLANT Coling Water System

Cooling Tower
HE HE HE

Rotameter
V-4
V-1 Reservoir Centrifugal
V-2 Tank strainer Pump EMTU
V-3

Two lines of make up water:


manual valve &
automatic level
control

Gambar 2. Skema Sistem Air Pendingin di Laboratorium Pilot Plant

Petunjuk Praktikum Pilot Plant – halaman 6


3.2. Bahan Dan Alat Bantu Yang Diperlukan :
1. Kunci pipa
2. Kunci pas/shock
3. Beaker glas/plastik
4. Termometer
5. Stop watch
6. Anemometer

3.3. Prosedur Percobaan


1. Evaluasi kinerja menara pendingin dengan menghitung massa teruapkan dan
efisiensi menara pendingin.
2. Pembersihan saluran pipa air pendingin dengan chemical treatment
4. Pemeriksaan komponen menara pendingin : saluran udara, nozel, fan

3.3.1. Evaluasi Kinerja Menara Pendingin


1. Ukur suhu air pendingin masuk dan keluar
2. Ukur laju alir air pendingin
3. Ukur laju alir udara di sekitar menara pendingin
4. Ukur suhu bola basah dan bola kering udara di sekitar menara pendingin

3.3.2. Pemeriksaan Komponen Menara Pendingin : Saluran Udara, Nozel, Fan


1. Periksa saluran udara, dalam kondisi normal sesuai degan spesifikasinya atau
tidak
2. Kalau tidak normal bersihkan (Ikuti pembersihan yang direkomendasikan fihak
pembuat mesin disekitar menara pendingin dan relokasikan atau modifikasikan
struktur yang mengganggu udara masuk atau keluar).
3. Periksa nozel, dalam kondisi normal sesuai degan spesifikasinya atau tidak
4. Kalau tidak normal bersihkan
5. Periksa fan apakah bantalan, impeler, poros, motor dalam kondisi normal atau
tidak (Optimalkan sudut blade fan menara pendingin dengan dasar musim
dan/atau beban).
6. Kalau tidak normal perbaiki atau ganti (Perbaiki pembersihan ujung blade yang
tidak rata dan/atau berlebihan dan keseimbangan fan yang buruk)

3.4. Tabel Data


1. Spesifikasi Teknis
2. Kinerja Menara Pendingin

Tabel 1. Spesifikasi Teknis

No Referensi Parameter Satuan


1 Jenis Menara Pendingin
2 Jumlah Sel Setiap Menara
Petunjuk Praktikum Pilot Plant – halaman 7
3 Luas Permukaan per Sel m2
4 Aliran Air M3/jam
5 Daya Pemompaan kW
6 Head Pemompaan M
7 Daya Fan kW
o
8 Suhu Desain Air Panas C
o
9 Suhu Desain Air Panas C
o
10 Suhu Desain Air Dingin C
o
11 Suhu Desain bola kering (dry C
bulb)
o
12 Suhu desai bola basah (wet bulb) C

Tabel 2. Kinerja Menara Pendingin

No Referensi Parameter Satuan


o
1 Suhu Masuk Menara Pendingin C
o
2 Suhu Keluar Menara Pendingin C
3 Aliran air rata-rata kg/jam
4 Jumlah udara rata-rata kg/jam
o
5 Range C
o
6 Approach C
7 Efektifitas CT % kW
8 Perbandingan cair/gas (L/G) kg air/kg
udara
9 Kehilangan penguapan m3/jam m3/jam
10 Pembebanan panas CT kKal/jam
o
11 Suhu bola kering (dry bulb) C
oC
12 Suhu bola basah (wet bulb)

IV. KESELAMATAN KERJA

1. Selama melakukan praktikum wajib menggunakan jas lab, sarung tangan


(khususnya saat menangani zat-zat kimia untuk treatment), kaca mata pengaman,
sepatu untuk keselamatan kerja.
2. Hati-hati dalam menggunakan alat-alat yang terbuat dari gelas dan alat-alat sensitif
lain yang harganya mahal.

Petunjuk Praktikum Pilot Plant – halaman 8


V. PENGOLAHAN DATA

5.1. Penyajian Hasil Percobaan


1. Gambarkan cooling tower dan komponen-komponennya yang saudara gunakan dalam
percobaan.
2. Jelaskan cara kerja cooling tower dan komponben-komponennya
3. Bandingkan data percobaan kinerja cooling tower saudara dengan kinerja cooling
tower dalam kondisi normal/standar
4. Bila ada penyimpangan, berikan solusi perawatan dan perbaikannya

5.2. Keselamatan Kerja dan Potensi Bahaya


1. Selama melakukan praktikum wajib menggunakan jas lab, sarung, kaca mata
pengaman, sepatu untuk keselamatan kerja.
2. Hati-hati dalam menggunakan alat-alat yang terbuat dari gelas dan alat-alat sensitif
lain yang harganya mahal.

5.3. Hal-Hal Yang Dibahas Dalam Laporan

Bahas kenapa data hasil percobaan kondisi kinerja cooling tower saudara dengan kondisi
kinerja standar/normal

PUSTAKA

1. Ashrae., 2001 “Handbook American Society of Heating Refrigeration and Air


Conditioning “ 4th Ed.
2. Perry, R. H., Chilton, C. H., 1982, “ Perry’s Chemical Engineers Handbook”.5th Ed
p.p 12-17. Mc Graw-Hill Co, New York
3. Pacific Northwest National Laboratory, Photo Library. 2001.
www.pnl.gov,www.cce.iastate.edu/courses/ce525/Cooling%20Towers.doc

Petunjuk Praktikum Pilot Plant – halaman 9

Anda mungkin juga menyukai