Anda di halaman 1dari 24

PANDUAN ETIK TENAGA KEPERAWATAN

RSUD KOTA SEMARANG

BAB I

PENDAHULUAN

Etika keperawatan merupakan alat untuk mengukur perilaku


moral dalam keperawatan. Dasar penyusunan pedoman etik
keperawatan ini dari kode etik keperawatan Indonesia dan peraturan
karyawan RSUD Kota Semarang.
Kode etik merupakan suatu pernyataan komprehensif dari
proses yang memberikan tuntunan bagi anggota untuk
melaksanakan praktek asuhan keperawatan dalam bidang
profesinya, baik yang berhubungan dengan pasien sebagai individu,
keluarga, masyarakat maupun terhadap teman sejawat, profesi dan
diri sendiri.
Kode etik sebagai suatu rangkuman nilai-nilai dan norma-
norma yang dapat dipakai sebagai pedoman operasional sangatlah
dibutuhkan, mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sudah menjadi suatu unit sosial ekonomi yang majemuk
dalam rumah sakit, dimana sumber daya manusianya yang terdiri
dari berbagai profesi maka etika dalam kaidah profesionalisme
menjadi hal yang sangat penting.
Asuhan Keperawatan merupakan kegiatan pelayanan terhadap
pasien yang melibatkan berbagai profesi, untuk itu etika profesi dari
masing-masing profesi sangat penting untuk mengatur tata kelola
agar rumah sakit dapat berfungsi dengan baik.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Pedoman etik keperawatan ini dapat dijadikan bagi tenaga


keperawatan (Perawat dan bidan) dalam melaksanakan tugas dalam
rangka meningkatkan kedisiplinan serta ketertiban administrasi
dengan tujuan untuk keseragaman dalam bertindak.
BAB III
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dari pedoman ini adalah meliputi masalah etika
keperawatan baik tenaga Perawat maupun tenaga bidan

1
dilingkungan RSUD Kota Semarang. Buku pedoman kode etik rumah
sakit, kode etik keperawatan rumah sakit, dan peraturan
kepegawaian RSUD Kota Semarang menjadi dasar hukumnya
A. Lafal Sumpah Profesi
Setiap profesi keperawatan setelah dinyatakan lulus pendidikan,
maka yang bersangkutan akan dilakukan sumpah profesi. Lafal
sumpah profesi / janji adalah sebagai berikut :
1. Sumpah / janji lulusan Ners keperawatan berbunyi
Demi Allah saya bersumpah / berjanji bahwa:
a. Saya akan membuktikan hidup saya guna kepentingan
prikemanusiaan, terutama dalam bidang kesehatan
masyarakat.
b. Saya akan menjalankan tugas saya sebaik-baiknya sesuai
dengan martabat dan tradisi luhur jabatan kesehatan
masyarakat.
c. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui
karena pekerjaan saya dan keilmuan saya sebagai sarjana
keperawatan.
d. Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan
pengetahuan keperawatan saya untuk sesuatu yang
bertentangan dengan hukum prikemanusiaan.
e. Dalam menunaikan kewajiban saya, akan berikhtiar
dengan sungguh – sungguh supayatidak berpengaruh oleh
pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik
kepartaian atau kedudukan sosial.
f. Saya ikrarkan sumpah/janji ini dengan sungguh-sungguh
dengan penuh keinsyafan.
2. Lafal sumpah / janji ahli madya keperawatan
Demi Allah saya bersumpah / berjanji bahwa :
a. Bahwa saya sebagai ahli madya keperawatan akan
melaksanakan tugas saya sebaik-baiknya, menurut
undang-undang yang berlaku dengan penuh tanggung
jawab dan kesungguhan.
b. Bahwa saya sebagai ahli madya keperawatan dalam
melaksanakan tugas dan dasar kemanusiaan tidak akan
membeda-bedakan pangkat, kedudukan, keturunan,
golongan, bangsa dan agama.
c. Bahwa saya sebagai ahli madya keperawatan dalam
Melaksanakan tugas akan membina kerjasama, kebutuhan
dan kesetiakawanan dengan teman sejawat.
d. Bahwa saya sebagai ahli madya keperawatan tidak akan
menceritakan kepada siapapun segala rahasia yang

2
berhubungan dengan tugas saya kecuali jika diminta
pengadilan untuk keperluan kesaksian.
3. Lafal sumpah bidan
Demi Allah saya bersumpah / berjanji bahwa :
a. Bahwa saya sebagai bidan akan melaksanakan tugas saya
sebaik-baiknya, menurut undang-undang yang berlaku
dengan penuh tanggung jawab dan kesungguhan.
b. Bahwa saya sebagai bidan dalam melaksanakan tugas atas
dasar kemanusiaan tidak akan membeda-bedakan
pangkat, kedudukan, keturunan, golongan, bangsa dan
agama.
c. bahwa saya sebagai bidan dalam melaksanakan tugas
akan membina kerjasama, keutuhan dan kesetiakawanan
dengan teman sejawat.
d. Bahwa saya sebagai bidan tidak akan menceritakan
kepada siapapun segala rahasia yang berhubungan dengan
tugas saya kecuali jika diminta pengadilan untuk
keperluan kesaksian.
e. Semoga tuhan yang maha esa memberikan kekuatan
kepada saya.
B. Kode Etik Profesi Tenaga Keperawatan
1. Kode Etik Perawat Indonesia
Sebagai profesi yang turut serta menggunakan tercapainya
kesejahteraan fisik material dan mental spiritual bagi
masyarakat, maka kehidupan profesi keperawatan di RSUD
Kota Semarang selalu berpedoman kepada sumber asalnya
yaitu kebutuhan masyarakat sekitar akan pelayanan
keperawatan. Tenaga keperawatan di RSUD Kota Semarang
menyadari bahwa kebutuhan akan keperawatan bersifat
universal bagi individu, keluarga, masyarakat oleh karenanya
pelayanan yang dipersembahkan oleh para Perawat adalah
selaluberdasarka kepada cita-cita yang luhur, niat yang murni
untuk keselamatan dan kesejahteraan umat tanpa
membedakan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis
kelamin, politik dan agam serta kedudukan sosial.
Dalam melaksanakan tugas pelayanan keperawatan kepada
individu, keluarga dan masyarakat, cakupan tanggung jawab
Perawat RSUD Kota Semarang adalah meningkatkan derajat
kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengurangi dan
menghilangkan penderitaan serta memulihkan kesehatan yang
semuanya ini dilaksanakan atas dasar pelayan yang
paripurna.

3
Dalam melaksanakan tugas professional yang berdaya guna
dan berhasil guna para Perawat mampu meningkatkan
pelayanan yang bermutu dengan memelihara dan
meningkatkan integritas sifat-sifat pribadi yang luhur dengan
ilmu dan ketrampilan yang memadahi serta dengan kesadaran
bahwa pelayanan yang diberikan adalah merupakan bagian
dari upaya kesehatan secara penuh
Dengan bimbingan Tuhan Yang Maha Esa dalam
melaksanakan tugas pengabdian untuk kepentingan
kemanusiaan, bangsa dan tanah air,Perawat RSUD Kota
Semarang menyadari bahwa sebagai Perawat yang berjiwa
pancasila dan UUD 1945 merasa terpanggil untuk
melaksanakan kewajiban dalam bidang keperawatan dengan
penuh tanggung jawab berpedoman kepada kode etik
keperawatan dari organisasi PPNI, antara lain:
a. Tanggung jawab Perawat terhadap Perawat, individu,
keluarga, dan masyarakat.
1) Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya
senantiasa berpedoman kepada tanggung jawab yang
bersumber dari adanya kebutuhan akan keperawatan
individu, keluarga dan masyarakat.
2) Perawat dalam Melaksanakan pengabdiannya dibidang
keperawatan senantiasa memelihara suasana
lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat
istiadat, dan kelangsungan hidup beragama dari
individu, keluarga dan masyarakat.
3) Perawat dalam Melaksanakan kewajiban bagi individu,
keluarga dan masyarakat senantiasa dilandasi dengan
rasa tulus ikhlas sesuai dengan amrtabat dan tradisi
luhur keperawatan.
4) Perawat senantiasa menjalin hubungan kerjasama
dengan individu, keluarga dan masyarakat dalam
mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan
serta upaya kesejahteraan umum sebagai bagian dari
tugas kewajiban bagi kepentingan masyarakat.
b. Tanggung jawab Perawat terhadap tugas
1) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan
keperawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional
dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu,
keluarga dan masyarakat.

4
2) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang
diketahui sehubungan dengan tugas yang dipercayakan
kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang
sesuai dengan ketentuan umum yang berlaku.
3) Perawat tidak akan mempergunakan pengetahuan dan
ketrampilan keperawatan untuk tujuan yang
bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.
4) Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya
senantiasa berusaha dengan penuh kesadaran agar
tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan,
kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran
politik, agama yang dianut serta kedudukan sosial.
5) Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan
keselamatan pasien/klien dalam melaksanakan tugas
keperawatan serta matang dalam mempertimbangkan
kemampuan jika menerima atau mengalih tugaskan
tanggung jawab yang ada hubungannya dengan
keperawatan.
c. Tanggung jawab Perawat terhadap sesama Perawat dan
profesi kesehatan lain
1) Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antar
sesama Perawat dan dengan tenaga kesehatan lainnya,
baik dalam memelihara dalam keserasian suasana
lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh
2) Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan,
keterampilan dan pengalamannya kepada sesama
Perawat serta menerima pengetahuan dan pengalaman
dari profesi lain dalam rangka meningkatkan
kemampuan dalam bidang keperawatan.
d. Tanggung jawab Perawat terhadap profesi keperawatan
1) Perawat senantiasa berupaya meningkatkan
kemampuan professional secara sendiri-sendiri dan
atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu
pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang
bermanfaaat bagi perkembangan keperawatan.
2) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik
profesi keperawatan dengan menunjukan perilaku dan
sifat-sifat pribadi luhur.
3) Perawat senantiasa berperan dalam menentukan
pembakuan pendidikan dan pelayanan keperawatan

5
serta menerapkan dalam kegiatan pelayanan dan
pendidikan keperawatan.
4) Perawat secara bersama-sama membina dan
memelihara mutu organisasi profesi keperawatan
sebagai sarana pengabdiannya
e. Tanggung jawab Perawat terhadap pemerintah, bangsa dan
tanah air
1) Perawat senantiasa Melaksanakan ketentuan-ketentuan
sebagai kebijaksanaan yang digariskan oleh pemerintah
dalam bidang kesehatan dan keperawatan
2) Perawat senantiassa berperan secara aktif dalam
menyumbangkan pikiran kepada pemerintah dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan
kepada masyarakat
2. Kode Etik Bidan Indonesia
a. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat
1) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati
dan mengamalkan sumpah jabatannya dalam
Melaksanakan tugas pengabdiannya.
2) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya
menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan
yang utuh dan memelihara citra bidan.
3) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa
berpedoman pada peran, tugas dan tanggung jawab
sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan
masyarakat.
4) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya
mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak
klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat.
5) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa
mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan
masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan
kebutuhannya berdasarkan kemampuan yang
dimilikinya.
6) Setiap bidan seantiasa menciptakan suasana yang
serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya, dengan
mendorong partisipasi masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatan yang optimal.
b. Kewajiban bidan terhadap tugasnya
1) Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan
paripurna kepada klien, keluarga dan masyarakat
sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya

6
berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan
masyarakat.
2) Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan
mempunyai kewenangan dalam mengambil keputusan
dalam tugasnya termasuk keputusan mengadakan
konsultasi dan atau rujukan.
3) Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan
yang dapat dan atau dipercayakan kepadanya, kecuali
jika diminta oleh pengadilan atau diperlukan
sehubungan dengan kepentingan klien.
c. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan
lainnya
1) Setiap bidan harus menjalin hubungan yang baik
dengan sejawatnya untuk menciptakan suasana yang
serasi.
2) Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus
saling menghormati baik terhadap sejawatnya maupun
tenaga kesehatan lainnya.
d. Kewajiban bidan terhadap profesinya
1) Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung
tinggi citra profesinya dengan menampilkan kepribadian
yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu
kepada masyarakat.
2) Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri
dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan
penelitian dan kegiatan sejenisnya yang dapat
meningkatkan mutu dan citra profesinya.
e. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri
1) Setiap bidan harus memelihara kesehatan agar dapat
melaksanakan profesinya dengan baik.
2) Setiap bidan seyogyanya berusaha untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
f. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa dan
tanah air
1) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa
Melaksanakan ketentuan-ketentuan pemerintah dalam
bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan
KIA/KKB dan kesehatan keluarga.
2) Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan
menyumbangkan pikirannya kepada pemerintah untuk

7
meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan
terutama pelayanan KIA/KKB dan kesehatan keluarga.

C. Hak dan Kewajiban


1. Hak dan kewajiban pasien di rumah sakit
a. Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia
sebagai pasien
1) Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata
tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
2) Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan
jujur.
3) Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang
bermutu sesuai dengan standar profesi
kedokteran/kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi.
4) Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan sesuai
dengan standar profesi keperawatan.
5) Pasien berhak memilih dokter dan kelas keperawatan
sesuai dengan keinginan dan sesuai dengan peraturan
yang berlaku di rumah sakit.
6) Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas
menentukan pendapat klinis dan pendapat etisnya
tanpa ikut campur tangan dari pihak luar.
7) Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain
yang terdaftar di rumah sakit tersebut (second opinion)
terhadap penyakit yang dideritanya, sepengetahuan
dokter yang merawat.
8) Pasien berhak atas “privacy” dan kerahasiaan penyakit
yang diderita termasuk data-data medisnya.
9) Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi:
a) Penyakit yang diderita.
b) Tindakan medic apa yang hendak dilakukan
c) Kemungkinan penyilit sebagai akibat tindakan
tersebut dan tindakan untuk mengatasinya.
d) Alternative terapi lain.
e) Prognosanya.
f) Perkiraan biaya pengobatan.
10) Pasien berhak menyetujui/member izin atas tindakan
yang akan dilakukan oleh dokter sehubungan dengan
penyakit yang di derita.
11) Pasien berhak menolak tindakan yang hendak
dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan
serta Perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah
memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.
12) Pasien berhak didampingi keluarga dalam keadaan
kritis.

8
13) Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai
agama/kepercayaan yang dianutnya selama hal itu
tidak menggangu pasien lain.
14) Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya
selama dalam Perawatan rumah sakit.
15) Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas
perlakuan rumah sakit terhadap dirinya.
16) Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril
maupun spiritual.
b. Kewajiban pasien :
1) Pasien dan keluarga berkewajiban untuk menaati
segala peraturan dan tata tertib rumah sakit.
2) Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi
dokter dan Perawat dalam pengobatannya.
3) Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan
jujur dan selengkapnya tentang penyakit yang diderita
kepada dokter yang merawat.
4) Pasien dan atau penanggungjawabnya berkewajiban
untuk melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan
rumah sakit/dokter.
5) Pasien dan atau penanggungjwabnya berkewajiban
memenuhin hal-hal yang telah disepakati/perjanjian
yang telah dibuatnya.

2. Hak dan kewajiban Perawat di rumah sakit (SK. Dirjen Bidang


pelayanan No. YM 00.03.2.6.956 th 1997)
a. Hak Perawat
1) Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan profesinya.
2) Mengembangkan diri melalui kemampuan spesialisasi
sesuai latar belakang pendidikannya.
3) Menolak keinginan klien/pasien yang bertentangan
dengan peraturan perundangan serta standar profesi
dan kode profesi.
4) Mendapatkan informasi yang lengkap dari klien/pasien
yang tidak puas terhadap pelayanannya.
5) Meningkatkan pengetahuan berdasarkan
perkembangan IPTEK dalam bidang
keperawatan/kebidanan/kesehatan secara terus-
menerus.
6) Diperlakukan adil dan jujur oleh RS maupun
klien/pasien dan atau keluarganya.
7) Diikutsertakan dalam penyusunan/penetapan
kebijakan pelayanan kesehatan di RS.

9
8) Diperhatikan privasinya dan berhak menuntut apabila
nama baiknya dicemarkan oleh pasien atau dan atau
keluarganya serta tenaga kesehatan lain.
9) Menolak pihak lain yang memberi anjuran/permintaan
tertulis untuk melakukan tindakan yang bertentangan
dengan perundang-undangan, standar profesi dan etik
profesi.
10) Mendapatkan penghargaan imbalan yang layak dari
jasa profesinya sesuai peraturan/ketentuan yang
berlaku di RS.
11) Memperoleh kesempatan mengembangkan karier sesuai
dengan bidang profesinya.
b. Kewajiban Perawat
1) Mematuhi semua peraturan yang berlaku di RS dengan
hubungan hukum antara Perawat dan bidan dengan
pihak rumah sakit.
2) Mengadakan perjanjian tertulis dengan pihak RS.
3) Memenuhi hal-hal yang telah disepakati/perjanjian
yang telah dibuatnya.
4) Memberikanpelayanan/asuhankeperawatan/kebidanan
sesuai dengan standar profesi dan batas
kewenangan/otonomi profesi.
5) Menghormati hak-hak klien.
6) Merujuk pasien kepada Perawat lain/tenaga kesehatan
lain yang mempunyai keahlian/kemampuannya lebih
baik.
7) Apabila tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan/tindakan atau klien dengan penyulit,
bidan wajib merujuk klien kepada bidan lain/dokter
yang mempunyai keahlian/kemampuan yang lebih
baik.
8) Memberikan kesempatan kepada klien agar senantiasa
dapat berhubungan dengan keluarganya dan dapat
menjalankan ibadah sesuai dengan
agama/keyakinannya sepanjang tidak bertentangan
dengan ketentuan pelayanan kesehatan.
9) Bidan wajib memberikan kesempatan kepada klien
untuk didampingi suami/keluarganya.
10) Bekerjasama dengan tenaga medis/kesehatan lain yang
terkait dalam memberikan pelayanan
kesehatan/asuhan kebidanan kepada klien.
11) Bidan wajib bekerja sesuai standar profesi serta
berdasarkan hak otonomi profesi.

10
12) Memberikan informasi yang adekuat tentang
keperawatan/kebidanan kepada pasien dan atau
keluarganya sesuai dengan batas kewenangannya.
13) Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (inform
consent) atas tindakan yang akan dilakukan.
14) Membuat dokumentasi asuhan keperawatan dan
kebidanan secara akurat berkesinambungan.
15) Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan
kebidanan sesuai dengan standar profesi keperawat dan
kebidanan dan kepuasan klien.
16) Mengikuti perkembangan IPTEK keperawatan dan
kebidanan secara terus-menerus.
17) Melakukan pertolongan darurat sebagai
prikemanusiaan sesuai dengan batas kewenangannya.
18) Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
tentang klien bahkan juga setelah klien tersebut
meninggal, kecuali jika diminta keterangannya oleh
yang Berwenang.
D. Jenis Pelanggaran etik
Setiap Perawat harus memiliki disiplin profesi yang tinggi dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan menerapkan standar
pelayanan, prosedur operasional serta menerapkan etika profesi
dalam praktiknya. Profesionalisme tenaga keperawatan dapat
ditingkatkan dengan melakukan pembinaan dan penegakan
disiplin profesi serta penguatan nilai-nilai etik dalam kehidupan
profesi. Berikut ini akan di jelaskan jenis-jenis pelanggaran
berdasarkan kode etik keperawatan.
1. Jenis-Jenis Pelanggaran
Jenis-jenis pelanggaran ada 3 (tiga) yaitu: Pelanggaran Ringan,
Pelanggaran Sedang dan Pelanggaran Berat
a. Pelanggaran Ringan
1) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien
a) Membiarkan pasien dalam keadaan tidak rapi.
b) Tidak mengorientasikan tempat (ruangan) dan
petugas kesehatan kepada pasien.
c) Memberi informasi yang tidak optimal.
d) Tidak mencuci tangan setiap kali akan dan selesai
berkontak dengan pasien atau melakukan tindakan.
e) Kurang menunjukan sikap empati.
f) Tidak memberi informasi pasien saat akan
melakukan tindakan Keperawatan.
g) Melakukan tindakan / perilaku yang dapat
mengganggu kenyamanan atau ketenangan kerja
(berbicara keras, menghidupkan radio, TV, dll)
2) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Tugas

11
Tidak berusaha memahami berbagai prosedur dan
kebijakan rumah sakit yang terkait dengan tugas
sebagai Perawat / bidan.
3) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Sesama Perawat
dan Profesi Lain
a) Kurang menghargai privacy, hasil kerja, martabat
Perawat lain atau profesi lain.
b) Tidak menghargai kelebihan / prestasi Perawat lain
atau profesi lain.
c) Tidak menghormati hak sesama Perawat dan atau
tenaga kesehatan lain.
4) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Profesi
Keperawatan
Berpenampilan tidak rapi, rambut tidak rapi /
gondrong, tidak memakai pakaian dinas / seragam
sesuai yang ditetapkan.
b. Pelanggaran Sedang
1) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien
a) Tidak memperhatikan kebersihan diri pasien,
memandikan, menggosok gigi / oral hygiene, vulva
hygien.
b) Memberi informasi yang tidak bertanggung jawab
yang membuat kecemasan pada pasien dan
keluarga.
c) Tidak memberikan bimbingan rohani / menunjuk
pada pemuka agama pada saat pasien
membutuhkan / dalam skaratul maut.
d) Melakukan tindakan keperawatan tidak sesuai
dengan protap yang dapat merugikan pasien tetapi
tidak membahayakan jiwa.
e) Tidak membantu memenuhi kebutuhan eliminasi
pada pasien yang butuh bantuan.
f) Tidak melakukan prosedur teknik aseptik /
antoseptik yang mengakibatkan terjadi infeksi.
g) Tidak melakukan tindakan pencegahan dikubitus
(mengubah posisi, memberi pelembab, bedak,
massage, mengganti alata tenun yang basah /
kotor).
2) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Tugas
a) Menjalankan tugas tidak sesuai dengan prosedur
tetap dan kebijakan rumah sakit yang berlaku.
b) Tidak melakukan antisipasi terhadap keamanan
kenyamanan pasien.

12
c) Tidak memelihara mutu pelayanan dan asuhan
keperawatan secara optimal.
d) Tidak melakukan evaluasi setelah melakukan
tindakan keperawatan (respon pasien, kondisi
pasien dll).
e) Tidak mawas diri dalam melaksanakan tugas
Perawatan.
3) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Sesama Perawat
dan Profesi Lain
a) Tidak mau bekerjasama dalam tugas dengan
sesama Perawat atau profesi lain.
b) Tidak mau membantu Perawat lain dalam
menjalankan tugas saat dibutuhkan.
c) Tidak memelihara suasana kerja yang harmonis dan
kondusif.
d) Melemparkan tanggung jawab keapda Perawat lain.
e) Tidak mau memberi / transformasi ilmu,
keterampilan dan pengalaman kepada Perawat lain
atau profesi lain.
f) Tidak mau menerima pengetahuan, pengalaman,
keterampilan dari semua Perawat dan profesi lain
dalam rangka peningkatan keterampilan di bidang
keperawatan.
g) Membicarakan kekurangan / keburukan Perawat
lain di depan / kepada pasien / keluarga.
4) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Profesi
Keperawatan
a) Menolak untuk meningkatkan pendidikan formal
dan non formal.
b) Tidak berupaya meningkatkan kemampuan
profesional.
c) Tidak menjunjung tinggi nama baik profesi dengan
menunjukan perilaku dan sifat pribadi yang tercela,
merokok diruang Perawatan, tidak menggunakan
seragam lengkap, menjelekkan profesi Perawat atau
organisasi profesi, mengeluarkan kata-kata kotor
saat berdinas.
c. Pelanggaran Berat
1) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien
a) Tidak memenuhi kebutuhan nutrisi, cairan
elektrolit.
b) Tidak memenuhi kebutuhan oksigenisasi,
kebersihan jalan nafas.

13
c) Tidak memperhatikan / mempertahankan sirkulasi
kardiovaskuler.
d) Tidak bertindak pada saat pasien dalam keadaan
sekarat / henti jantung / pain (kecuali keinginan
keluarga).
e) Tidak memperhatikan keamanan pasien (pasien
jatuh, tergelincir, keracunan, salah obat, salah
transfusi dll).
f) Melakukan tindakan Keperawatan yang tidak sesuai
prosedur tetap yang dapat menyebabkan kematian /
kecacatan.
g) Memberikan informasi yang tidak benar / tidak
dapat dipertanggung jawabkan.
h) Meminta imbalan kepada pasien / keluarga.
i) Bersikap judes dan tidak ramah dalam melayani
pasien / keluarga (laporan tertulis / lisan / kotak
saran).
j) Tidak menjaga kerahasiaan pasien / keluarga pada
profesi / orang yang berhak mengetahui.
k) Komunikasi yang tidak baik dan dimuat dimedia
massa.
l) Tidak melakukan prosedure aseptik / antiseptik.
m) Tidak menghargai agama pasien / keluarga.
n) Membedakan pelayanan keperawatan terhadap
pasien berdasarkan status sosial dan martabat
pasien.
2) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Tugas
a) Berulang kali melakukan tugas yang tidak sesuai
dengan prosedur tetap dan kebijakan rumah sakit
yang dapat merugikan pasien secara fisik / mental.
b) Tidak memegang teguh rahasia jabatan.
c) Bekerja dengan mempertimbangkan kesukuan, jenis
kelamin, aliran politik, agama dan status sosial
sesuai dengan keinginan pribadi.
3) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Sesama Perawat
dan Profesi Lain
a) Bertengkar dengan semua Perawat atau profesi lain.
b) Melakukan tindakan tidak etis terhadap sesama
Perawat atau profesi lain.
c) Mencelakakan Perawat dan profesi lain.
d) Mengadu domba sesama Perawat atau profesi lain.
e) Melindungi perbuatan teman yang tidak etis /
praktek legal.

14
4) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Profesi
Keperawatan
a) mengkomersialkan / memperjual belikan harta
rumah sakit untuk kepentingan pribadi atau profesi
Keperawatan.
b) menjual nama organisasi profesi Keperawatan untuk
kepentingan pribadi, mencari dana atas nama
profesi lain untuk kepentingan pribadi, promosi
produk tertentu dikaitkan dengan profesi untuk
kepentingan pribadi.
c) Menggunakan obat-obat terlarang / alkohol saat
bertugas.
d) Meninggalkan / tidak dinas ketika dinas sore,
malam tanpa izin.
e) Meninggalkan / tidak dinas selama 7 hari berturut-
turut dalam satu bulan tanpa izin

BAB IV
TATA LAKSANA

A. Prosedur Penanganan Etik Keperawatan


1. Pengaduan Pelanggaran Etik Keperawatan
a. Pengertian pengaduan adalah sistem Pelaporan/penyampaian
informasi adanya pelanggaran etik keperawatan ke pihak yang
berwenang untuk diselesaikan.
b. Tujuan
1) Tercapainya system informatika/system pelaporan adanya
masalah secara baik.
2) Diketahui adanya masalah/pelanggaran secara tepat
c. Kebijakan
1) Pengaduan dapat disampaikan secara lisan maupun
tertulis.
2) Pengaduan dapat berasal dari pasien, sesama
Perawat/karyawan, kepala ruang, kepala Instalasi rawat
inap, kasie keperawatan, dokter.
3) Penerima pengaduan adalah kepala ruang, kepala Instalasi
rawat inap, kepala seksi keperawatan, bidang pelayanan
dan direktur

d. Prosedur
1) Pengaduan dari pasien secara lisan dapat disampaikan
kepada Perawat jaga,ketua tim, kepala Instalasi, kepala

15
seksi keperawatan, dokter yang merawat dan bidang
pelayanan.
2) Pengaduan dari pasien secara tertulis dapat dismpaikan
melalui surat yang dimasukkan ke kotak saran atau
ditujukan ke direksi melalui SMS senter
3) Pengaduan dari Perawat pelaksana, karyawan di luar
keperawatan, penanggungjawab shift dan dokter
disampaikan ke kepala ruang, kepala Instalasi , kepala
seksi keperawatan.

2. Penyelesaian masalah etik keperawatan


a. Pengertian
Masalah etik adalah dilema yang terjadi karena adanya
konflik antara:
1) Keyakinan individu Perawat /bidan dengan keyakinan
klien
2) Keyakinan individu Perawat/bidan dengan kebijakan
rumah sakit dan SPO.
3) Keyakinan individu dengan praktik keperawatan(Perawat
dan bidan) dan kode etik keperawatan.
b. Tujuan
Tercapainya penyelesaian masalah etik keperawatan dengan
konsekuensi negative yang minimal bagi semua pihak.
c. Kebijakan
1) Penyelesaian masalah etik keperawatan di rumah sakit
umum Daerah kota semarang berpedoman kepada nilai
dan keyakinan berdasarkan:
a) Azas keadilan
b) Azas menghormati
c) Azas manfaat
d) Azas kejujuran
e) Azas tidak merugikan
f) Azas kerahasiaan
2) Konsekuensi pelanggaran yang ditemukan pada Perawat
dikaitkan kode etik keperawatan
3) Masalah etik keperawatan ditangani oleh komite
keperawatan
d. Prosedur
1) Yang melakukan/mengetahui adanya pelanggaran
membuat laporan kejadian Menggunakan format laporan
kejadian atau laporan kesalahan.
2) Laporan diserahkan kepada atasannya sesuai dengan jalur
struktural atau langsung ke komite keperawatan.
3) Kepala ruang melaporkan adanya pelanggaran ke kepala
Instalasi rawat inap di teruskan ke kepala seksi
keperawatan

16
4) Kepala ruang, kepala Instalasi rawat inap dan kepala seksi
keperawatan berkoordinasi dengan komite keperawatan
untuk melakukan klarifikasi masalah dengan
mempertimbangnkan hal-hal sebagai berikut:
a) Tentukan siapa yang seharusnya mengambil
keputusan.
b) Tentukan prinsip etik, teori dan standar yang
berhubungan dengan dilema.
c) Tentukan beberapa konflik nilai yang terjadi.
d) Jika pelanggaran merupakan masalah etik, maka
komite keperawatan menentukan kriteria kesalahan
(ringan, sedang atau berat)
5) Komite keperawatan mengumpulkan data
kumpulkan data akurat yang berhubungan dengan
masalah
6) Mencari alternative pemecahan
kumpulkan data akurat yang berhubungan dengan
masalah
7) Mengambil keputusan saat dilakukan sidang etik
a) Pilih salah satu dari beberapa alternative tindakan
dengan mempertimbangkan nilai, etik dan
pengetahuan.
b) Jika tidak konsisten dengan nilai, etik maupun ilmu
pengetahuan, maka perlu ditinjau kembali.
c) Jika ada/tidak ada penyelesaian maka kepala seksi
keperawatan lapor ke direktur.
d) Direktur akan merekomendasikan masalah yang tidak
terselesaikan ke komisi etik rumah sakit.
e) Komisi etik rumah sakit berkoordinasi dengan kepala
seksi keperawatan untuk mengambil keputusan.
f) Setelah ada/tidak ada penyelesaian, komisi etik rumah
sakit akan melapor ke direktur.
g) Direktur akan memberikan disposisi hasil keputusan
kepada kepala seksi keperawatan.
e. Melaksanakan tindakan
Konsekuensi/sanksi bagi Perawat /bidan dapat berupa:
1) Pembinaan
2) Teguran lisan
3) Teguran tertulis
4) Surat peringatan
Apabila kasus aduan berkaitan dengan masalah hukum,
maka komite etik hanya menyampaikan kepada ketua komite
keperawatan, bahwa masalah tersebut berhubungan dengan
masalah hukum, kemudian akan diteruskan kepada direksi.
Hal-hal yang mengakibatkan adanya pemutusan hubungan
kerja oleh manajeman, bukan menjadi wewenang komite

17
keperawatan. Apabila dibutuhkan, maka komite etik akan
melakukan pembelaan terhadap personel yang terlibat,
apabila sanksi yang diberikan oleh manajemen tidak sesuai
dengan kriteria pelanggarannya.
f. Evaluasi
Kepala seksi keperawatan melakukan evaluasi setelah
dilakukan pembinaan, serta melaporkan ke direktur dengan
tembusan komite keperawatan dan komite etik rumah sakit.

B. Alur Penangan Pelanggaran

18
19
BAB V

DOKUMENTASI

A. Sistem Pencatatan dan Pelaporan


Setiap terjadi pelanggaran Kode Etik Keperawatan dilakukan
pencatatan dan pelaporan menggunakan formulir baku yang
ditentukan oleh RSUD Kota Semarang sebagai berikut :
1. Formulir Peringatan Lisan (Lampiran 1)
Formulir ini ditujukan untuk perawat yang melakukan
pelanggaran kode etik keperawatan yang diisi oleh kepala
ruangan
2. Formulir Laporan Kejadian Pelanggaran Kode Etik Keperawatan
(Lampiran 2)
Formulir ini berfungsi untuk mencatat laporan kejadian
pelanggaran kode etik keperawatan yang diisi oleh kepala
ruangan.
3. Formulir laporan insiden (Lampiran 3)
Formulir ini digunakan untuk membuat laporan yang diisi oleh
sub komite etik dan disiplin profesi setelah adanya laporan dari
ruangan/pelapor
4. Formulir Kajian dugaan pelanggaran (Lampiran4)
Formulir ini berfungsi untuk melakukan kajian bersama tim
terhadap laporan yang sudah diterima oleh sub komite etik dan
disiplin profesi.
B. Penomoran Pelanggaran
Setiap pelanggaran Kode Etik Keperawatan terdapat nomor
pelanggaran yang sesuai jenis pelanggaran etika keperawatan.
Contoh penomoran tersebut adalah: Bila terjadi kasus : Seorang
perawat tidak melakukan prosedur aseptik / antiseptik. Maka
nomor pelanggaran perawat tersebut adalah C1l yaitu pelanggaran
Berat (C), pada tanggung jawab perawat terhadap pasen (1),
dipoint tidak melakukan prosedur aseptik / antiseptic (l

Lampiran 1

20
FORM P E R I N G A T A N LISAN

Peringatan Lisan ini diberikan kepada :


Nama :
Tenpat Bekerja :
Jenis Pelanggaran :
Hari Terjadinya Pelanggaran :
Tanggal Terjadinya Pelanggaran :
Jam Terjadinya Pelanggaran :
Pelanggaran Tersebut Disaksikan Oleh :

Bahwa pada waktu tersebut Saudara / i telah melakukan pelanggaran


yang dimaksud. Sebagai peringatan bahwa pada waktu yang akan datang
saudara / i dapat memperbaiki tingkah laku / memelihara suasana kerja /
hubungan kerja yang lebih baik. Bilamana dikemudian hari saudara / i
berbuat kesalahan / pelanggaran yang serupa atau lainnya, maka saya
selaku kepala ruangan akan mengambil tindakan yang lebih tegas sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

Semarang,
Yang Diberi Peringatan Yang Memberi Peringatan

( ) ( )
Tembusan :
1. Kepala Seksi keperawatan
2. Kepala urusan Kepegawaian
3. Ketua Komite Etik dan Hukum RS
4. Pegawai Yang Bersangkutan

Lampiran 2

FORM LAPORAN KEJADIAN PELANGGARAN

Kepada yth : Direktur RSUD Kota Semarang


di . Semarang

21
Yang bertanda tangan dibawah ini saya:
Melaporkan bahwa yang namanya tersebut dibawah ini telah melakukan
pelanggaran, yaitu:
Nama :
Tempat Bekerja /unit kerja :
Hari / Tanggal Kejadian :
Jam Kejadian :
Tindakan yang segera dilakukan :

Demikian laporan ini disampaikan, sebagai pemberitahuan.

Semarang,

Pelapor

(....................................)

22
Lampiran 3

FORM LAPORAN INSIDEN PELANGGARAN ETIK & DISIPLIN PROFESI


KEPERAWATAN

Hari/Tanggal :
Jam Kejadian :
Pelapor :
Yang dilaporkan :
Media Lapor : Tertulis/Lisan
Isi Laporan :

Semarang,

Ketua
Komite Keperawatan

(......................................)

Tembusan :
1. Kepala seksi keperawatan
2. Kepala Sub Bag Kepegawaian
3. Direktur

23
Lampiran 4

KAJIAN DUGAAN PELANGGARAN ETIK & DISIPLIN PROFESI KEPERAWATAN

Kasus :

A. Biodata
1. Pelapor
Nama :
Unit Kerja :
Bagian :
Tanggal Laporan :
Cara Laporan :
2. Terlapor
Nama :
Unit Kerja :
Bagian :
3. Penerima Laporan
Nama :
Unit Kerja :
Bagian :
B. Tim Kajian
1. ………………
2. ………………
3. ………………
4. ……………..
C. Pengumpulan Data
1. Observasi
2. Dokumen
3. Interview
4. …………..
D. Kategori pelanggaran (……..)
E. Rekomendasi dan tindak lanjut

24

Anda mungkin juga menyukai