Anda di halaman 1dari 96

Kumpulan Percobaan Sederhana

MEKANIKA
Materi Praktikum Fisika Dasar I
untuk Mahasiswa S1
PRAKATA

D alam rangka meningkatkan kualitas pelayanan Laboratorium Fisika


Dasar Laboratorium Terpadu Universitas Sriwijaya, modul praktikum
Fisika Dasar kini dilengkapi dengan Analisis Instruksional (AI), Garis-garis
Besar Program Pengajaran (GBPP) dan Satuan Acara Pengajaran (SAP). Selain
itu, apa yang harus dilakukan oleh praktikan di dalam mengolah data
pengamatan dibimbing melalui pengadaan lembar kerja, sehingga pengalaman
belajar yang diperoleh praktikan diharapkan sesuai dengan yang
direncanakan dan dirancang di dalam AI, GBPP dan SAP.
Akhir kata, saran dan kritik dari para pembaca sangat kami harapkan dalam
rangka perbaikan Modul Praktikum Fisika Dasar ini.

Indralaya, September 2017


Penyusun
ANALISA INSTRUKSIONAL

Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa mampu


mengukur besaran-besaran mekanik beserta satuannya, serta
dapat menguraikan vektor-vektor gaya dan resultan gaya yang
bekerja pada suatu benda

Membahas vektor-vektor gaya yang bekerja pada benda jatuh


pada fluida, serta menentukan viskositas suatu material
dengan metode benda jatuh

Membahas mengenai gaya berat yang bekerja pada suatu


bahan yang digantung, dapat menentukan koefisien elastisitas
Young suatu bahan menggunakan metode tarik dengan gaya
berat sebagai gaya tarik.

Membahas kecepatan dan percepatan suatu benda yang


bergerak secara lurus berubah beraturan dengan
menggunakan pesawat Atwood serta dapat menguraikan
gaya-gaya yang bekerja pada peralatan tersebut.

Membahas mengenai gerak harmonis pada bandul, dapat


menentukan perioda ayun, dan hubungannya dengan jarak
ujung bandul ke pusat tumpuan, serta menggunakan metode
bandul sumbu sejajar untuk mencari percepatan gravitasi.

Membahas mengenai besaran dan satuan besaran mekanik


beserta satuannya serta metode penggunaan alat ukur dan
teori sesatan (ketidakpastian) dalam melakukan pengukuran
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN
(GBPP)

Judul Matakuliah : Praktikum Fisika Dasar I


Nomor Kode/SKS :
Deskripsi Singkat : Di dalam matakuliah ini akan dibicarakan masalah besaran-
besaran mekanik beserta satuannya, gerak harmonis,
percepatan dan kecepatan, gaya berat, serta resultan gaya.
Tujuan
Intruksional Umum : Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa mampu
mengukur besaran-besaran mekanik beserta satuannya,
serta dapat menguraikan vektor-vektor gaya dan resultan
gaya yang bekerja pada suatu benda
Daftar Kepustakaan : Modul Praktikum Fisika Dasar

Tujuan Instruksional Pokok Sub-pokok Est.


No.
Khusus Bahasan Bahasan Waktu
1.1 Definisi besaran
mekanik
Setelah mengikuti praktikum
1.2 Alat-alat ukur
ini mahasiswa akan dapat
mekanik
membahas mengenai besaran
1.3 Metode 1x pertemuan
mekanik beserta satuannya
1 Besaran Mekanik pengukuran dan (1 × 120
serta metode penggunaan alat
pembacaan skala menit)
ukur dan teori sesatan
ukur
(ketidakpastian) dalam
1.4 Metode
melakukan pengukuran.
ketidakpastian
pengukuran
Setelah mengikuti praktikum
ini mahasiswa akan dapat
membahas mengenai gerak 2.1 Gerak harmonis
harmonis pada bandul , dapat 2.2 Prioda ayun
menentukan perioda ayun, 2.3 Bandul sumbu 1x pertemuan
Bandul
2 dan hubungannya dengan sejajar (1 × 120
Kompon
jarak ujung bandul ke pusat 2.4 Jari-jari gyrasi menit)
tumpuan, serta menggunakan pada bandul
metode bandul sumbu sejajar sumbu sejajar
untuk mencari percepatan
gravitasi.
No. Tujuan Instruksional Pokok Sub-pokok Est.
Khusus Bahasan Bahasan Waktu
Setelah mengikuti praktikum
ini mahasiswa akan dapat
3.1 Definisi pesawat
membahas percepatan dan
Atwood
kecepatan suatu benda yang
3.2 Gerak rotasi
bergerak secara lurus berubah 1x pertemuan
3.3 v dan a sudut
3 beraturan dengan Pesawat Atwood (1 × 120
3.4 v dan a translasi
menggunakan pesawat menit)
3.5 Momen inersia
Atwood serta dapat
3.6 Energi dan
menguraikan gaya-gaya yang
usaha
bekerja pada peralatan
tersebut
Setelah mengikuti praktikum
ini mahasiswa akan dapat
membahas mengenai gaya 4.1 Hukum Hooke
berat yang bekerja pada suatu 4.2 Modulus Young
1x pertemuan
bahan yang digantung, dapat 4.3 Gaya berat
4 Elastisitas (1 × 120
menentukan koefisien 4.4 Konstanta
menit)
elastistas Young suatu bahan elastisitas
menggunakan metode tarik
dengan gaya berat sebagai
gaya tarik.
Setelah mengikuti praktikum
5.1 Hukum Stokes
ini mahasiswa akan dapat
5.2 Hukum
membahas vektor-vektor gaya
Archimedes 1x pertemuan
yang bekerja pada benda
5 Viskositas 5.3 Gaya berat (1 × 120
jatuh pada fluida, serta
5.4 Gaya dan vektor menit)
menetukan viskositas suatu
gaya
material dengan metode
5.5 Resultan gaya.
benda jatuh.
Setelah mengikuti praktikum
6.1 Gerak Jatuh
ini mahasiswa akan dapat
Bebas
membahas percepatan bola
6.2 Gaya Berat 1x pertemuan
pada gerak jatuh bebas,
6 Gerak Jatuh Bebas 6.3 Percepatan (1 × 120
memeriksa hubungan
Gravitasi menit)
ketinggian dan waktu tempuh,
serta menentukan percepatan
gravitasi bumi.
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

Pertemuan I
Mata Kuliah : Praktikum Fisika Dasar I
Kode Mata Kuliah :-
Waktu Pertemuan : 5 × 120 menit
Pertemuan ke- :1

1.A Tujuan Instruksional

1. Umum
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa mampu mengukur
besaran-besaran mekanik beserta satuannya, serta dapat menguraikan
vektor-vektor gaya dan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda

2. Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan dapat memahami
prosedur, K3, peraturan pelaksanaan praktikum, pengunaan dan
pembacaan skala alat ukur mekanik, serta penerapan metode
ketidakpastian dalam melakukan pengukuran.

1.B Pokok Bahasan

Besaran Mekanik

1.C Sub-pokok Bahasan

1. Peraturan Praktikum/Laboratorium
2. Materi Praktikum Fisika Dasar I
3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
4. Pembuatan Laporan Pendahuluan
5. Cara Pengisian Kertas Kerja Praktikum
6. Definisi Besaran Mekanik
7. Alat-alat Ukur Mekanik
8. Metode Pengukuran dan Pembacaan Skala Ukur
9. Metode Ketidakpastian Pengukuran
1.D Kegiatan Belajar
Tahap Kegiatan Media & Alat
Kegitan Pengajaran
Kegiatan Mahasiswa Pengajaran
Pendahuluan 1.1 Menjelaskan Peraturan Memperhatikan OHP/LCD
Pelaksanaan Praktikum dan mencatat
1.2 Menjelaskan Materi Mata-
kuliah Praktikum Fisika
Dasar I
1.3 Menjelaskan K3
1.4 Menjelaskan cara
pembuatan laporan
pendahuluan
1.5 Menjelaskan cara pengisian
kertas kerja
Penyajian 1.6 Menjelaskan mengenai 1. Memperhatikan 1. OHP/LCD
besaran mekanik dalam SI dan mencatat 2. Kertas Keja
dan satuan turunannya 2. Melakukan Praktikan
1.7 Menjelaskan metode pengukuran 3. Peralatan Ukur
penggunaan alat-alat ukur berdasarkan Mekanik:
mekanik intruksi/ prosedur Jangka
1.8 Menjelaskan metode yang diberikan Sorong,
pengukuran dan 3. Mencatat hasil Mikrometer
pembacaan skala ukur dan mengolah Sekrup, Mistar
mekanik data hasil ukur, Neraca
1.9 Metode ketidakpastian pengukuran Analitis, dan
pengukuran berdasarkan Material yang
metode diukur.
ketidakpastian
Penutup 1.10 Mendiskusikan Mengajukan
pertanyaan
Pertemuan II
Mata Kuliah : Praktikum Fisika Dasar I
Kode Mata Kuliah :-
Waktu Pertemuan : 5 × 120 menit
Pertemuan ke- :2

2.A Tujuan Instruksional

3. Umum
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa mampu mengukur
besaran-besaran mekanik beserta satuannya, serta dapat menguraikan
vektor-vektor gaya dan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda

4. Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan dapat membahas
mengenai gerak harmonis pada bandul , dapat menentukan perioda ayun,
dan hubungannya dengan jarak ujung bandul ke pusat tumpuan, serta
menggunakan metode bandul sumbu sejajar untuk mencari percepatan
gravitasi

2.B Pokok Bahasan

Bandul Gabungan

2.C Sub-pokok Bahasan

1. Gerak harmonis
2. Perioda ayun
3. Bandul sumbu sejajar
4. Jejari girasi pada bandul sumbu sejajar
2.D Kegiatan Belajar

Tahap Kegiatan Media & Alat


Kegitan Pengajaran
Kegiatan Mahasiswa Pengajaran
Penda- 2.1 Menjelaskan materi cakupan Memperhatikan 1. OHP/LCD
huluan mata kuliah Praktium Fisika dan mencatat 2. Ketas kerja
Dasar I
2.2 Menjelaskan kaitan Bandul
gabungan dengan pokok
bahasan praktikum selanjutnya
2.3 Menjelaskan teori-teori
pendukung pokok bahasan
Penyajian 2.4 Menjelaskan parameter yang 1. Melakukan 1. OHP/LCD
diukur percobaan & 2. Ketas kerja
2.5 Memberikan tabel peng-olahan pengukuran 3. Modul
data dan perhi-tungan parameter praktikum
percepatan gravitasi 2. Mengolah data 4. Peralatan
2.6 Memberikan umpan balik ke secara statistik praktikum:
arah analisa percobaan yang terarah untuk Tripot,
dilakukan mendapatkan Batang
2.7 Memberikan evaluasi per- percepatan logam
praktikum gravitasi (bandul
2.8 Mengarahkan mahasiswa untuk 3. Menganalisa sumbu
membuat kesimpulan percobaan 4. Mengerjakan sejajar),
soal evaluasi Mistar ukur,
5. Membuat Busur
kesimpulan derajat,
Stopwatch
Penutup 2.9 Memeriksa hasil kerja mahasiswa Memperhatikan OHP/LCD
2.10 Memperlihatkan hasil kerja
mahasiswa
2.11 Memberikan umpan balik serta
memberikan nilai hasil
3.A Tujuan Intruksional

1. Umum
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa mampu mengukur
besaran-besaran mekanik beserta satuannya, serta dapat menguraikan
vektor-vektor gaya dan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda

2. Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan dapat membahas
percepatan dan kecepatan suatu benda yang bergerak secara lurus
berubah beraturan dengan menggunakan pesawat Atwood serta dapat
menguraikan gaya-gaya yang bekerja pada peralatan tersebut

3.B Pokok Bahasan

Pesawat Atwood

3.C Sub-pokok Bahasan

1. Definisi pesawat Atwood


2. Gerak rotasi
3. v dan a sudut
4. v dan a translasi
5. Momen inersia
6. Energi dan usaha
Satuan Acara Pengajaran (SAP)

Mata Kuliah : Praktikum Fisika Dasar I


Kode Mata Kuliah :-
Waktu Pertemuan : 5 × 120 menit
Pertemuan ke- :4

Tahap Kegiatan Media & Alat


Kegitan Pengajaran
Kegiatan Mahasiswa Pengajaran
Pendahulua 3.1 Menjelaskan kaitan Pesawat Memperhatikan 1.OHP/LCD
n Atwood dengan pokok bahasan dan mencatat 2.Ketas kerja
praktikum sebelum dan
selanjutnya
3.2 Menjelaskan teori-teori
pendukung pokok bahasan
Penyajian 3.3 Menjelaskan parameter yang 1.Melakukan 1.OHP/LCD
diukur percoban dan 2.Ketas kerja
3.4 memberikan tabel pengolahan pengukuran 3.Modul
data dan perhitungan jarak, waktu praktikum
percepatan sudut dan linear, tempuh benda, 4.Peralatan
kecepatan linear, dan dan massa benda praktikum:
percepatan gravitasi yang dijatuhkan Modul
3.5 Memberikan Umpan balik ke 2.Melakukan pesawat
arah analisa percobaan yang pengolahan data Atwood,
dilakukan secara statistik Massa benda
3.6 Memberikan Evaluasi per terarah untuk tambahan,
praktikum mendapatkan Mistar ukur,
3.7 Mengarahkan mahasiswa untuk nilai percepatan dan
membuat kesimpulan gravitasi stopwatch
percobaan 3.Melakukan
analisa
4.Mengerjakan
soal evaluasi
5.Membuat
kesimpulan
Penutup 3.8 Memeriksa hasil kerja Memperhatikan OHP/LCD
mahasiswa
3.9 Memperlihatkan hasil kerja
mahasiswa
3.10 Memberikan umpan balik serta
memberikan nilai hasil .
Satuan Acara Pengajaran (SAP)

Mata Kuliah : Praktikum Fisika Dasar I


Kode Mata Kuliah :-
Waktu Pertemuan : 5 × 120 menit
Pertemuan ke- :4

4.A Tujuan Intruksional

1. Umum
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa mampu mengukur
besaran-besaran mekanik beserta satuannya, serta dapat menguraikan
vektor-vektor gaya dan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda

2. Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan dapat membahas
mengenai gaya berat yang bekerja pada suatu bahan yang digantung,
dapat menentukan koefisien elastistas Young suatu bahan menggunakan
metode tarik dengan gaya berat sebagai gaya tarik.

4.B Pokok Bahasan

Elastisitas

4.C Sub Pokok Bahasan

1. Hukum Hooke
2. Modulus Young
3. Gaya berat
4. Konstanta elastisitas
4.D Kegiatan Belajar

Mata Kuliah : Praktikum Fisika Dasar I


Kode Mata Kuliah :-
Waktu Pertemuan : 5 × 120 menit
Pertemuan ke :V
Tahap Kegiatan Media & Alat
Kegitan Pengajaran
Kegiatan Mahasiswa Pengajaran
Penda- 4.1 Menjelaskan kaitan Elastisitas Memperhatikan 1. OHP/LCD
huluan dengan pokok bahasan praktikum dan mencatat 2. Ketas kerja
sebelum dan selanjutnya
4.2 Menjelaskan teori-teori pendukung
pokok bahasan
Penyajian 4.3 Menjelaskan parameter yang 1. Melakukan 1. OHP/LCD
diukur percoban dan 2. Ketas kerja
4.4 Memberikan tabel pengolahan data pengukuran 3. Modul
dan perhitungan Konstanta parameter praktikum
Elastisitas Karet pertambahan 4. Peralatan
4.5 Memberikan Umpan balik ke arah panjang praktikum:
analisa percobaan yang dilakukan terhadap pegas karet,
4.6 Memberikan evaluasi per gaya berat anak
praktikum yang diberikan timbangan,
4.7 Mengarahkan mahasiswa untuk 2. Melakukan mikrometer
membuat kesimpulan percobaan pengolahan skrup, dan
data secara jangka
statistik terarah sorong
untuk
mendapatkan
konstanta
elastisitas
Young karet
3. Melakukan
analisa
4. Mengerjakan
soal evaluasi
5. Membuat
kesimpulan
Penutup 4.8 Memeriksa hasil kerja mahasiswa Memperhatikan OHP/LCD
4.9 Memperlihatkan hasil kerja
mahasiswa
4.10 Memberikan umpan balik serta
memberikan nilai hasil.
4.D Kegiatan Belajar

Mata Kuliah : Praktikum Fisika Dasar I


Kode Mata Kuliah :-
Waktu Pertemuan : 5 × 120 menit
Pertemuan ke :V

5.A Tujuan Intruksional

1. Umum
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa mampu mengukur
besaran-besaran mekanik beserta satuannya, serta dapat menguraikan
vektor-vektor gaya dan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda

2. Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan dapat membahas vektor-
vektor gaya yang bekerja pada benda jatuh pada fluida, serta menentukan
viskositas suatu material dengan metode benda jatuh

5.B Pokok Bahasan

Viskositas

5.C Sub Pokok Bahasan

1. Hukum Stokes
2. Hukum Archimedes
3. Gaya Berat
4. Gaya dan vektor gaya
5. Resultan gaya
Tahap Kegiatan Media & Alat
Kegitan Pengajaran
Kegiatan Mahasiswa Pengajaran
Penda- 5.1 Menjelaskan kaitan Viskositas Memperhatikan 1. OHP/LCD
huluan dengan pokok bahasan praktikum dan mencatat 2. Kertas kerja
sebelumnya
5.2 Menjelaskan teori-teori pendukung
pokok bahasan
Penyajian 5.3 Menjelaskan parameter yang 1. Melakukan 1. OHP/LCD
diukur percoban dan 2. Kertas kerja
5.4 memberikan tabel pengolahan pengukuran 3. Modul
data dan perhitungan viskositas parameter praktikum
materi yang akan dicari viskositas 4. Peralatan
5.5 Memberikan umpan balik ke arah materi praktikum:
analisa percobaan yang dilakukan berupa massa gelas ukur
5.6 Memberikan evaluasi per jenis, massa 2500 cc,
praktikum benda yang benda yang
5.7 Mengarahkan mahasiswa untuk dijatuhkan, dijatuhkan,ne
membuat kesimpulan percobaan jarak dan raca analitis,
waktu mikrometer
tempuh skrup, mistar
2. Melakukan matrik,
pengolahan stopwatch
data secara
statistik
terarah untuk
mendapatkan
nilai viskositas
materi yang
diukur
3. Melakukan
analisa
4. Mengerjakan
soal evaluasi
5. Membuat
kesimpulan
Penutup 5.8 Memeriksa hasil kerja mahasiswa Memperhatikan OHP/LCD
5.9 Memperlihatkan hasil kerja
mahasiswa
5.10 Memberikan umpan balik serta
memberikan nilai hasil .
Percobaan 1
BESARAN DAN SATUAN MEKANIK

1.1 Tujuan Umum


Tujuan yang diharapkan dari matrikulasi pratikum Fisika Dasar I ini adalah:
1. Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa dapat memahami mengenai
besaran dan satuan, dan dapat mengkonversikan berbagai satuan dan
besaran tersebut.
2. Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa dapat menggunakan alat ukur
mekanik untuk mengukur panjang, massa, dan waktu yang nantinya akan
digunakan pada praktikum-praktikum selanjutnya.

1.2 Dasar Teori


Pengukuran dilakukan dengan membandingkan nilai besaran yang diukur dengan
besaran sejenis yang dipakai sebagai satuan.

1.2.1 Besaran Pokok Dan Besaran Turunan


Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka-
angka. Besaran ini terbagi menjadi dua macam yaitu:
1. Besaran pokok, yaitu besaran yang satuannya telah ditetapkan lebih dahulu
dan dipakai sebagai dasar besaran yang lain.
Contoh : panjang, massa, waktu, dan suhu.
2. Besaran turunan, yaitu besaran yang diturunkan dari satu atau beberapa
besaran pokok. Contoh:
 Luas diturunkan dengan mengalikan dua besaran pokok panjang.
 Kecepatan, diturunkan dengan membagi besaran pokok panjang
dengan besaran pokok waktu.
1.2.2 Satuan
Satuan adalah ukuran tertentu dari suatu besaran atau patokan yang digunakan
untuk mengukur. Satuan juga dapat dibedakan menjadi dua macam:
a. Satuan baku, yaitu satuan yang sudah diakui secara international.
Contoh: meter, kilogram, gram, liter, atau menit.

1
b. Satuan tidak baku, yaitu satuan yang tidak diakui secara intenational
sehingga hanya digunakan di suatu daerah atau negara.
Contoh: hasta, depa, gayung, atau ember.

1.2.3 Sistem Satuan Internasional (SI)


Sistem Satuan Internasional (SI) adalah sistem satuan yang berlaku untuk seluruh
dunia. SI dibedakan menjadi dua satuan, yaitu:
1. Sistem MKS (meter, kilogram, sekon)
2. Sistem CGS (centimeter, gram, sekon)
Syarat- syarat Satuan Internasional yang baik antara lain:
1. Tetap, tidak mengalami perubahan oleh pengaruh apaun.
2. Harus selalu sama dalam keadaan tetap, di mana pun dan kapan pun.
3. Harus mudah ditiru oleh orang yang menggunakannya.
Beberapa kesukaran apabila kita menggunakan bermacam-macam satuan untuk
suatu besaran:
1. Kita memerlukan bermacam-macam alat ukur yang sesuai dengan satuan
yang kita gunakan.
2. Kita mengalami kesukaran jika ingin mengkonversikan suatu satuan ke
satuan lain.
Beberapa kemudahan dalam menggunakan satuan SI:
1. Satuan SI didasarkan pada sistem desimal, yaitu perkalian dengan bilangan
10.
2. Hanya ada satu besaran pokok dalam SI untuk setiap besaran. Satuan yang
lebih besar atau yang lebih kecil dihubungkan dengan satuan pokok hanya
memberi nama awalan.
Contoh: Satuan Panjang: kilometer, desimeter, atau mimimeter.
Satuan berat: kilogram, centigram, miligram, atau dekagram.
3. Satuan SI dapat diubah ke satuan lain.
Contoh: 1 dm3 = 1 liter; 1 hm2 =1ha(hekto are/hektar); 1kg = 10 ons.

2
Besaran Pokok Satuan Simbol
Panjang Meter M
Massa Kilogram Kg
Waktu Sekon S
Suhu Kelvin K
Kuat arus Ampere A
Intensitas cahaya Kandela Cd
Jumlah molekul Mol Mol

1.2.4 Besaran Pokok Dan Satuannya Dalam SI (Sistem Satuan Internasional)


 Besaran Pokok Panjang
Satuan lnternasional (SI) untuk panjang: meter (m). Konversi satuan
panjang
(meter) ke satuan lainnya:

Keterangan: km = kilometer; hm = hektometer; dam = dekameter; m =


meter; dm = desimeter; cm = sentimeter; mm = milimeter.

Beberapa standar panjang (meter standard) yang pernah ditetapkan:


a. Pada tahun 1792, satu meter sama dengan sepersepuluh juta jarak
permukaan bumi antara kutub utara dan khatulistiwa melalui kota Paris.
Selanjutnya, panjang satu meter ini ditetapkan sebagai jarak antara 2 goresan
pada meter standard yang terbuat dari logam campuran platina dan iridium
pada suhu 0 oC yang disimpan di Serves, Paris.
Kelemahannya:
1. Tidak mudah ditiru
2. Terbuat dari logam, sehingga sangat dipengaruhi oleh suhu.

3
3. Sudah tidak memada lagi untuk ilmu pengetahuan dan teknologi modern,
misalnya dalam misi perjalanan ruang angkasa
b. Pada tahun 1960, satu meter sama dengan 1.650.763,73 kali panjang
gelombang cahaya merah jingga dari atom atau gas Krypton-86 di dalam
ruang hampa pada suatu peristiwa lucutan listrik.
c. Pada tahun 1983, satu meter sama dengan jarak yang ditempuh cahaya dalam
ruang hampa selama selang waktu 1/299.792.458 sekon.

 Besaran Pokok Massa


Satuan Internasional (SI) untuk massa = kilogram (kg). Konversi satuan
massa (kg) ke satuan lainnya:

Keterangan: kg = kilogram; hg = hektogram; dag = dekagram; g = gram; dg


= desigram; cg = sentigrarm: mg = miligram: kw = kuintal.

 Standar Massa (kilogram standard)


Satu kilogram adalah massa sebuah silinder platina-Iridium yang disebut
kilogram standar, yang disimpan di Lembaga Berat dan Ukuran Internasional di
Serves, dekat Paris.
Jumlah massa kilogram standar setara dengan massa 1 liter air yang suhunya
4oC.

 Standar Waktu (second standard)


Satu sekon sama dengan selang waktu yang dibutuhkan oleh atom
cesium-133 unruk melakukan getaran sebanyak 9.192.631.770 kali.

4
1.2.5 Beberapa Besaran Turunan dengan Sistem Satuan Internasional (SI)
Beberapa besaran turunan dan saruannya dalam SI:
Besaran turunan Satuan Singkatan

Luas m2 -

Volume m3 -

Kecepatan m/s -

Massa jenis kg/m -

Gaya newton N

Percepatan m/s2 -

 Besaran Turunan Luas


Satuan Internasional (SI) untuk luas: meter persegi (m2). Satu meter persegi
adalah luas sebuah persegi yang panjang sisinya satu meter.
Konversi satuan luas (meter persegi) ke satuan lainnya:

 Besaran Turunan Volume


Satuan Internasional (SI) untuk volume: meter kubik (m3). Satuan meter
kubik adalah volume sebuah kubus yang panjang rusuknya satu meter.
Konversi satuan volume (meter kubik) ke satuan volume lainnya.
1 = 10 = 10 = 10
1 = 10 = 10 ℎ = 10
1 = 1 liter
1 liter = 1000 (centimeter kubik)

1.2.6 Pengukuran
Pengukuran adalah melakukan perbandingkan besaran yang diukur dengan
besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan.

5
Contoh:
a. Tinggi badan. Tinggi badan Amir adalah 150 cm.
Tinggi badan = besaran
150 = kuantitas pengukuran
cm= satuan
b. Massa buku ini adalah 200 gram.
Massa buku = besaran
200 = kuantitas pengukuran
gram = satuan
c. Waktu yang diperlukan untuk mengerjakan soal itu 90 menit.
Waktu = besaran
90 = kuantitas pengukuran
menit = satuan

 Alat ukur panjang


Beberapa alat ukur panjang yang biasa digunakan di laboratorium dan dalam
kehidupan sehari-hari:
a) Mistar
Mistar ada 2 macam, yaitu:
• Stik meter, yaitu mistar yang memiliki panjang satu meter dan memiliki
skala desimeter, sentimeter, dan milimeter.
• Mistar metrik yaitu mistar yang memiliki panjang 30 cm dan memiliki
skala sentimeter, milimeter, dan inchi.
Ketelitian mistar = 1 mm atau 0,1 cm.
b) Jangka Sorong
Bagian utama jangka sorong:
• Rahang tetap, yaitu bagian yang tetap yang berskala panjang.
• Rahang sorong, yaitu bagian yang dapat digeser-geser.

6
Skala pada jangka sarong:
• Skala utama
• Nonius atau vernier, yaitu skala pendek yang panjang 9 mm dibagi atas
10 bagian yang sama.
Ketelitian jangka sorong: 0,1 mm
Contoh pembacaan dengan jangka sorong:

• Angka nol pada skala nonius antara 5,8 dan 5,9.


• Garis nonius yang berimpit dengan skala utama adalah garis ke lima.
• Bacaan jangka sarong adalah 5,8 + 0,05 = 5,85 cm.
Kegunaan jangka sarong antara lain:
• Mengukur diameter bola atau silinder.
• Mengukur diameter dalam tabung.
• Mengukur kedalaman lubang.
c) Mikrometer sekrup
Bagian-bagian utama mikrometer sekrup:

a. rahang atas
b. rahang geser
c. kunci
d. skala tetap
e. skala putar
f. pemutar (teromol)
Ketelitian mikrometer sekrup: 0,01 mm, atau 0,002 mm, atau 0,005 mm.

7
Contoh pembacaan pengukuran dengan mikrometer sekrup:

• Angka pada skala tetap antara 5 mm dan 6 mm


• Skala di bawah menunjukkan nilai tengah antara 5 mm dan 6 mm.
Terlihat nilainya lebih dari 5,5 mm.
• Kelebihan 5,5 milimeter dihitung menggunakan skala putar. Skala putar
tepat menunjuk pada skala 28, yang berarti harus ditambah 0,2 (0,01 x 28
= 0,28).
• Hasilnya 5 + 0,5 + 0,28 = 5,78.
Kegunaan mikrometer sekrup antara lain:
• Mengukur diameter kawat.
• Mengukur ketebalan kertas.

d) Mikroskop
Mikroskop sederhana terdiri atas dua lensa positif yang masing-masing
disebut lensa objektif, yaitu lensa yang dekat dengan mata. Lensa okuler
pada mikroskop berfungsi sebagai lup. Jarak fokus lensa objektif lebih
kecil daripada jarak fokus lensa okuler. Berikut merupakan gambar
mikroskop.

8
Bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya:
1. Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan benda.
2. Pengaturan kasar berfungsi untuk mencari bayangan awal.
3. Pengaturan halus berfungsi untuk memperjelas bayangan dan mencari titik
fokus.
4. Tabung mikroskop berfungsi untuk menghubungkan lensa okuler dan lensa
objektif.
5. Objektif kuat berfungsi untuk memperbesar bayangan benda.
6. Engsel inklinasi berfunsi untuk mengubah posisi mikroskop.
7. Diagram berfungsi untuk mengatur cahaya.
8. Cermin berfungsi untuk mengatur sinar.
9. Meja objektif berfungsi untuk meletakkan preparat.
Kegunaan mikroskop sebagai alat ukur adalah untuk mengukur benda-benda
yang lunak yang rusak apabila menggunakan alat ukur mekanik.
Cara pengukuran dengan menggunakan mikroskop:
Untuk mengukur panjang benda adalah dengan mengukur posisi banyangan
benda pada cakram bayangan, langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Tempatkan benda pada posisi tertentu sehingga didapat bayangan sebagai
berikut:

2. Baca skala ukumya, misalnya didapat:

Yaitu 17,2 mm (sama seperti pembacaan jangka sarong)


3. Kemudian ubah posisi benda sehingga didapat bayangan sebagai berikut:

9
4. Baca skala ukurnya, misalnya didapat:

yaitu 15,4 mm
5. Hasil ukur merupakan selisih hasil pengukuran pertama dengan
pengukuran kedua:
P = |17,2 - 15.4| = 1,8 mm

 Alat ukur massa


Beberapa alat ukur massa yang umumnya digunakan:
a. Neraca pasar, yaitu neraca yang banyak digunakan di pasar tradisional untuk
menimbang kebutuhan pokok rumah tangga seperti sayur mayur, minyak, dan
gula.
b. Neraca analitis, yaitu neraca yang banyak digunakan penjual emas dan peneliti
di laboratorium.
c. Neraca tiga lengan, yaitu neraca yang banyak digunakan untuk menimbang
benda-benda di laboratorium.
Ketelitian: 10 mg.
Batas ukur: 500 gram-1.000 gram.
d. Neraca surat, yaitu neraca yang banyak dipergunakan kantor-kantor pos, untuk
menimbang surat.
e. Neraca elektronik, yaitu neraca yang memiliki tampilan digital untuk
menyatakan massa yang ditimbang.

 Alat Ukur Waktu


Beberapa alat ukur waktu:
a. Jam bayangan matahari, yaitu jam yang menggunakan gerakan benda diam
yang dibentuk oleh matahari untuk menentukan waktu.
b. Jam pasir, yaitu jam yang didasarkan pada waktu yang dibutuhkan pasir pada
bagian atas gelas untuk jatuh ke bagian bawah.

10
c. Jam air, yaitu jam yang didasarkan pada berapa lama waktu yang dipakai un-
tuk mengalirkan air keluar dari suatu tempat melalui sebuah lubang.
d. Jam, misalnya jam dinding atau jam tangan (arloji)
e. Stop watch
f. Jam atom, yaitu jam yang diatur oleh gerakan atom cesium dan diperkirakan
hanya akan membuat kesalahan kira-kira 1 detik dalam waktu 6.000 tahun.

1.2.7 Ketidakpastian Pada Pengukuran


Pada ilmu Fisika hasil pengukuran yang diperoleh biasanya tidak dapat langsung
diterima karena harus dipertangungjawabkan keberhasilan dan kebenarannya.
Hasil pengukuran baru dapat diterima apabila harga besaran yang diukur
dilengkapi dengan batas-batas penyimpangan dari hasil tersebut, yang disebut
sesatan (ketidakpastian) yang berupa kesalahan atau error. Kesalahan atau error
dalam suatu percobaan dapat dibagi atas dua golongan yaitu:

 Kesalahan Bersistem (Systematic Error)


Kesalahan yang bersumber pada alat ukur yang dipakai besarannya, kesalahan bi-
asanya konstan sehingga sering sekali dinamakan kesalahan konstan (Constant
Error). Kesalahan bersistem ini dapat terjadi karena:
a. Kesalahan titik nol (Zero Error),
b. Kesalahan pada kalibrasi alat,
c. Kesalahan orangnya (pengamat), kesalahan ini disebabkan oleh kebiasaan
seorang pengamat. Misalnya seorang pengamat sering kali membuat kesalahan
karena kedudukan matanya terlampau rendah atau terlampau tinggi sewaktu
membaca titik kolam air di dalam pipa yang tegak dan kesalahan ini disebut
Parallak
d. Terjadi gesekan dan fatigue (kelelahan) pada alat karena sering dipakai,
e . Kondisi pengukuran, jika sebuah alat digunakan dengan kondisi pengukuran
yang berbeda dengan kondisi sewaktu kalibrasi maka akan menghasilkan
kesalahan,
f. Gangguan teknis, misalkan pada waktu pengukuran terjadi gangguan seperti
adanya gangguan. Kebocoran yang akan mengganggu sistem dan
menyebabkan kesalahan.

11
 Kesalahan Kebetulan (Random Error)
Pengulangan pengukuran selalu memberikan hasil berbeda-beda maka harga
tersebut juga akan berbeda dengan harga sebenarnya, kesalahan ini dinamakan
kesalahan kebetulan atau random error yang terdiri atas :
a. kesalahan penafsiran, kebanyakan alat ukur memerlukan suatu penafsiran pada
skala tertentu dan penafsiran ini dapat berubah dari waktu ke waktu yang lain.
b. keadaan penyimpangan, seperti suhu, tekanan udara, atau tegangan listrik,
c. Gangguan, misalnya : ada getaran mekanis atau opengaruh putaran motor dari
alat listrik.
d. Definisi, walaupun proses pengukuran telah sempurna, pengulangan
pengukuran yang sama selalu akan memberikan penyimpangan, besaran yang
diamati tidak didefinisikan secara tetap, misalnya :
Panjang suatu meja bukanlah suatu besaran yang terdefinisi secara eksak. Hal
ini disebabkan bahwa kalau kita teliti, sisi meja tidaklah rata ataupun
mungkin tidak tepat sejajar, sehingga walaupun kita menggunakan alat ukur
yang sangat baik untuk mengukur meja tersebut, harga yang diperoleh selalu
berubah-ubah tergantung penampang panjang yang kita ukur.

 Kesalahan lain-lain
Kesalahan lain yang tidak termasuk butir 2.7.1 dan 2.7.2 yang perlu diperhatikan
adalah :
a. Kekeliruan membaca alat/skala alat dan mengatur kondisi percobaan
kesalahan ini dapat diatasi dengan cara melakukan percobaan seteliti
mungkin atau bila ada kemungkinan untuk mengulangi percobaan dan
perhitungannya.
b. Kesalahan perhitungan, yaitu kesalahan memasukkan harga/angka-angka
perhitungan, menggunakan kalkulator, menggunakan daftar logaritma.

1.2.8 Perhitungan Kesalahan


 Kesalahan taksiran
Bila pengukuran dilakukan hanya satu kali biasanya sesatan diambil setengah kali
skala terkecil dari pada alat ukur.

12
Contoh:
Menggunakan mistar yang skala terkecil 1 mm, bila tebal plat diukur
menghasilkan 5 cm maka hasilnya dapat ditulis:
t = (50 ± 0,5) mm
= (5,0 ± 0,05) x 10 mm
∆t = 0,5 adalah sesatan mutlak (absolut), sedangkan sesatan relatifnya dapat
dinyatakan dengan :

100 %
∆ ,
= 100 % = 1%

 Menentukan harga rata-rata (nilai terbaik) dan sesatannya untuk data


jamak
Misalkan kita melakukan N kali pengukuran didapat hasil sebagai berikut :
, ,……,

Nilai rata-rata = =
| | | | ⋯| |
Harga sesatan rata-rata = ∆ =

Untuk mendapatkan nilai terbaik dan sesatannya untuk data yang jumlahnya lebih
atau sama dengan 8 (N≥8) dilakukan dengan cara :
i Xi (Xi)2

2
1

2
2

. . .

. . .

N XN XN2

N ∑Xi ∑ (Xi)2


Nilai rata-rata = =

13
∑( ) ( )
Sesatan = ∆ = = ( )

Nilai Terbaik = X = + ∆

1.3 Prosedur Percobaan


Adapun besaran mekanik yang akan diukur pada percobaan ini adalah panjang,
massa, dan waktu.

1.3.1 Pengukuran Panjang


Alat ukur yang akan digunakan untuk mengukur besaran mekanik panjang adalah
mistar stik/mistar metrik, jangka sorong, mikrometer sekrup, dan mikroskop.

 Prosedur pengukuran menggunakan mistar stik/mistar metrik


Prosedur yang akan dijalankan untuk mendapatkan besaran panjang pada
pengukuran panjang:
a. Siapkan benda yang akan diukur berupa diameter kawat
b. Tempatkan sisi mistar berskala ukur tepat ditengah dari diameter yang
akan diukur dengan posisi titik nol berada disalah satu sisi dari sisi benda
yang akan diukur, baca dan masukkan hasil ukur ke data hasil pengukuran.
c. Catat skala terkecil alat ukur, olah data hasil pengukuran menggunakan
metode sesatan taksiran.

 Prosedur pengukuran menggunakan jangka sorong


a. Yakinkan rahang sorong dalam keadaan tidak terkunci sehingga rahang
sorong dapat bergerak secara bebas.
b. Buka rahang ukur dengan cara menggeser rahang sorong, tempatkan
materi yang akan diukur diantara rahang tetap dan rahang ukur, yakinkan
materi yang diukur terjepit rapat sempurna, kemudian kunci kembali
rahang sorong sehingga hasil ukur tidak berubah.
c. Baca hasil ukur dan olah data menggunakan metode sesatan taksiran.

14
 Prosedur pengukuran menggunakan mikrometer sekrup
a. Yakinkan rahang geser dalam keadaan bebas tidak terkunci, kemudian
buka rahang ukur dengan menggeser rahang geser secukupnya.
b. Tempatkan materi yang akan diukur diantara rahang atas dengan rahang
geser kemudian rapatkan kedua rahang dengan cara menggeser rahang
geser, perlu diingat yang hanya boleh diputar adalah tromol. Baca hasil
ukur
c. Catat skala terkecil alat ukur, olah data hasil pengukuran menggunakan
metode Sesatan Taksiran.
Materi yang diukur dengan menggunakan ketiga peralatan tersebut sama, maka
bandingkanlah hasil ukur dari masing-masing peralatan, dan analisa peralatan
yang mana yang memiliki tingkat ketelitian yang paling tinggi.
 Prosedur pengukuran menggunakan mikroskop
a. Atur pembesaran lensa okuler pada pembesaran 10x dan lensa objektif
pada pembesaran 10x
b. Atur posisi benda sehingga didapat bayangan seperti pada pembahasan
2.6.2 a point 1 catat hasil ukurya, kemudian atur lagi posisi benda
sehingga didapat bayangan seperti poin 3 catat hasil ukurnya.
c. Selisih hasil ukur bayangan pada posisi yang ditunjukan dalam
pembahasan. 2.6.2.a poin 1 dan 2 merupakan besar benda hasil
pengukuran.
d. Ulangi langkah a, b, dan c untuk pembesaran lensa okuler tetap 10x lensa
objektif diubah 40x dan 100x.
e. Benda yang digunakan tetap, maka hasil ukurnya diolah menggunakan
pengolahan data menggunakan metode Harga Rata-rata (Nilai Terbaik)
dan Sesatannya Untuk Data Jamak.
Bandingkan pengolahan data antara data tunggal yang menggunakan metode
sesatan taksiran dengan data banyak dengan menggunakan metode harga rata-rata
(nilai terbaik) dan sesatan untuk data jamak.
 Prosedur Pengukuran Massa
a. Gunakan neraca Analitis, neraca balance dan neraca tiga lengan untuk
mengukur massa benda yang telah disiapkan.

15
b. Catat hasil ukur untuk setiap neraca
c. Tentukan nilai sesatan alat ukur dengan melihat skala terkecil dari neraca
yang digunakan.
d. Olah data dengan menggunakan sesatan taksiran.
e. Bandingkan tingkat ketelitian dari setiap neraca yang digunakan.
 Prosedur Pengukuran Waktu
a. Gunakan stopwatch analog dan digital untuk mengukur waktu yang
diperlukan oleh sebuah benda yang dijatuhkan pada jarak tertentu,
masing-masing alat ukur dilakukan sebanyak 9 (sembilan kali).
b. Olah data dengan menggunakan metode Harga Rata-rata (Nilai
Terbaik) dan Sesatannya Untuk Data Jamak.
c. Bandingkan hasil ukur kedua alat ukur tersebut.

1.4 Hasil dan Pengolahan


1.4.1 Pengukuran Panjang
Data hasil pengukuran dan pengolahan menggunakan mistar
Objek yang diukur : ..........................................................................
Hasil ukur : ..........................................................................
Skala terkecil alat ukur : ..........................................................................
Sesatan absolut alat ukur : ..........................................................................
Kesalahan absolut : ..........................................................................
Kesalahan relatif : ..........................................................................
..........................................................................
Nilai terbaik : ..........................................................................

Data hasil pengukuran dan pengolahan menggunakan jangka sorong


Objek yang diukur : ..........................................................................
Hasil ukur : ..........................................................................
Skala terkecil alat ukur : ..........................................................................
Sesatan absolut alat ukur : ..........................................................................
Kesalahan absolut : ..........................................................................

16
Kesalahan relatif : ..........................................................................
..........................................................................
Nilai terbaik : ..........................................................................

Data hasil pengukuran dan pengolahan menggunakan mikrometer sekrup


Objek yang diukur : ..........................................................................
Hasil ukur : ..........................................................................
Skala terkecil alat ukur : ..........................................................................
Sesatan absolut alat ukur : ..........................................................................
Kesalahan absolut : ..........................................................................
Kesalahan relatif : ..........................................................................
..........................................................................
Nilai terbaik : ..........................................................................

Data hasil pengukuran dan pengolahan menggunakan mikroskop


Pembesaran Posisi Bayangan Hasil ukur
No
Okuler Objektif Posisi 1 Posisi 2

1 10x 10x

2 10x 40x

3 10x 100x

Banyak data (N) : ............................................................................


Harga rata-rata ( ) : ...............................................................................
.............................................................................
...............................................................................
.............................................................................
.............................................................................
Harga Sesatan : ...............................................................................

17
Kesalahan Absolut : ...............................................................................
.............................................................................
Kesalahan Relatif : ...............................................................................
.............................................................................
...............................................................................
Nilai Terbaik : ...............................................................................
.............................................................................
1.4.2 Pengukuran Massa
Data hasil pengukuran dan pengolahan menggunakan neraca balance
Objek yang diukur : ..........................................................................
Hasil ukur : ..........................................................................
Skala terkecil alat ukur : ..........................................................................
Sesatan absolut alat ukur : ..........................................................................
Kesalahan absolut : ..........................................................................
Kesalahan relatif : ..........................................................................
..........................................................................
Nilai terbaik : ..........................................................................

Data hasil pengukuran dan pengolahan menggunakan neraca tiga lengan


Objek yang diukur : ..........................................................................
Hasil ukur : ..........................................................................
Skala terkecil alat ukur : ..........................................................................
Sesatan absolut alat ukur : ..........................................................................
Kesalahan absolut : ..........................................................................
Kesalahan relatif : ..........................................................................
..........................................................................
Nilai terbaik : ..........................................................................

Data hasil pengukuran dan pengolahan menggunakan neraca analitis


Objek yang diukur : ..........................................................................
Hasil ukur : ..........................................................................
Skala terkecil alat ukur : ..........................................................................

18
Sesatan absolut alat ukur : ..........................................................................
Kesalahan absolut : ..........................................................................
Kesalahan relatif : ..........................................................................
..........................................................................
Nilai terbaik : ..........................................................................

1.4.3 Pengukuran Waktu


Data hasil pengukuran dan pengolahan menggunakan stopwatch analog

No. t t2

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.


Nilai rata-rata = = : ...............................................................................

.............................................................................
...............................................................................
.............................................................................
∑( ) ( )
Sesatan = ∆ = = ( )
: ................................................................

19
.............................................................................
...............................................................................
.............................................................................

Nilai Terbaik = t = + ∆ : .................................................................................


.................................................................................
Data hasil pengukuran dan pengolahan menggunakan stopwatch digital

No. t t2

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.


Nilai rata-rata = = : ...............................................................................

.............................................................................
...............................................................................
.............................................................................
∑( ) ( )
Sesatan = ∆ = = ( )
: ................................................................

.............................................................................

20
...............................................................................
Nilai Terbaik = t = + ∆ : .................................................................................
.............................................................................
...............................................................................

1.5 Analisa
1.5.1 Pengukuran Panjang
Tingkat ketelitian masing-masing peralatan adalah:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
Yang mempengaruhi tingkat ketelitian dari hasil pengukuran:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
Peralatan yang paling teliti untuk mengukur panjang adalah:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
Penyebab terbesar yang menimbulkan penyimpangan dari hasil pengukuran tadi
adalah:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................

21
Kriteria peralatan ukur panjang yang baik adalah:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
1.5.2 Pengukuran Massa
Dari ketiga peralatan pengukuran massa tadi yang memiliki tingkat ketelitian yang
paling rendah adalah:
..........................................................................................................................
Dimana masing-masing peralatan memiliki kesalahan absolut yang beragam, yaitu
:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
yang memberi pengaruh terbesar pada tingkat ketelitian peralatan ukur massa
adalah:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
Hal yang diperhatikan dalam pemilihan alat ukur massa adalah:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................

22
1.5.3 Pengukuran Waktu
Skala terkecil dari alat ukur waktu berupa stopwatch analog adalah:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
sedangkan stopwatch digital adalah :
..........................................................................................................................
pengaruh skala terkecil tadi terhadap hasil pengukuran:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
1.6 Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan maka dapat dibuat kesimpulan:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................

23
Penilaian Percobaan I ____________________________________
Besaran dan Satuan Mekanik
Nama : .........................................................................
NIM : .........................................................................
Kelas/Kelompok : .........................................................................
Jurusan : .........................................................................
Fakultas : .........................................................................

Nilai : ____________

(...........................................................)
ASISTEN

24
Percobaan 2
BANDUL KOMPON

2.1 Tujuan Percobaan


Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Memahami konsep bandul kompon.
2. Dapat menentukan jari-jari girasi bandul.

2.2. Pendahuluan
Sebuah bandul fisis dengan pusat gravitasi di titik G, digantungkan pada sebuah
pores yang berjarak a dari G. Apabila bandul tesebut disimpangkan dengan
simpangan kecil sebesar θ dari keadaan setimbang, besarnya torka yang bekerja
pada bandul tersebut. (gambar 1)
τ = mg OG sin θ
= - mga sin θ
Atau

I0 =−

mg

Gambar 1.

untuk simpangan kecil.

I0 = −mga θ ..................................................………. (1)

Persamaan di atas merupakan persamaan gerak osilasi sederhana dengan perioda

25
T = 2π ........................................................................ (2)

Keterangan:

I0 = momen inersia terhadap titik O.

Momen inersia terhadap pusat grravitasi, IG,

IG = mk2, dengan k adalah jari-jari girasi, menurut teorema Steiner.

Io = mk2 + ma2 .................................................................................. (3)


Persamaan (1.2) dapat dituliskan kembali :

T = 2π = 2π = 2π ........................ (4)

Hasil di atas identik dengan periode pendulum sederhana yang panjang talinya

l= + a.
Pada persamaan ini , massa seakan-akan terkosentrasi pada titik P dengan jarak

dari titik G atau + dati titik O.

Persamaan I = + a dapat ditulis dalam bentuk

a2 – al +k2 = 0 ................................................................................. (5)


Persamaan di atas memiliki 2 buah akar persamaan, misal a1 dan a2, sehingga
a1 + a2 = l
a1 + a2 = k2 ................................................................................. (6)

Kedua buah akar persamaan memiliki nilai a dan , yang tidak lain adalah jarak
a
titik O dan P dari G pada Gambar 1. Keadaan ini menunjukkan bandul tersebut
diitumpu di O atau di P akan memiliki periode yang sama sebesar T. Perioda
osilasi dapat dituliskan kembali.

T = 2π akan memiliki nilai minimum apabila bernilai minimum.

( )
= =

26
Persamaan tersebut akan bernilai minimum apabila a = k.

Perioda minimumnya T = 2π .................................. ….. (7).

Dari persamaan kita dapat mengetahui jari-jari girasi apabila percepatan gravitasi
diketahui. Atau pun sebaliknya kita dapat mengetahui percepatan gravitasi apabila
jari-jari girasi diketahui. Bandul Kompon adalah bandul fisis yang memiliki satu
buah titik tumpu yang dapat digeser. Dengan menggunakan bandul ini kita
dapat mengubah letak titik tumpu sepanjang batang bandul.
Pada percobaannya, kita dapat menggambarkan grafik hubungan antara
perioda dengan perubahan jarak poros dari pusat gravitasi seperti tampak pada
Gambar 2.
Dari grafik tersebut dapat diketahui besarnya jari-jari girasi k..

Gambar 2. Grafik perioda terhadap jarak sumbu dari pusat gravitasi

Apabila kita bandingkan antara Gambar 1 dan 2, kita dapat mengetahui


bahwa BC dan CD pada gambar 2 berhubungan dengan jari-jari GQ dan GP
pada gambar 1. Demikian pula AC dan CE berhubungan dengan GO dan GR.
Pasangan AC dan CD dapat kita hubungkan dengan a1 dan a2, sehingga AC
+ CD = AD = l yang merupakan panjang eqivalen bandul dan k = √ =
√ . , secara langsung k dapat kita ketahui melalui garis LMM’L’, HM =
HM' = k.. k juga dapat kita ketahui dari persamaan (7) apabila g diketahui.

27
2.3. Alat-Alat Percobaan

No. Katalog Nama Alat Jml


PMG 125 01 Batang Bandul 750 mm 1buah
PMG 125 02 Mata Pisau 1buah
PMG 125 03 Bantalan Pisau 1buah
PMG 125 05 Gerbang Cahaya 1buah
AT-01 Pencacah Pewaktu 1buah
KST 25/10 Dasar Statif 1buah
KST 30/500 Batanng statif 500 mm 1buah
KST 36/F Boss-head 1buah
Penggaris 50 cm 1buah

2.4 Penyusunan Alat Percobaan


1. Pasanglah bantalan pisau meja pada bibir meja. Pastikan bahwa
bantalan pisau dalam keadaan kokoh dan benar-benar horizontal.

Gambar 3. Penyusunan bandul untuk menentukan jari-jari girasi

2. Tentukanlah pusat massa batang dengan cara meletakkan batang


tersebut pada suatu penumpu sehingga berada dalam keadaan
setimbang.

28
3. Setelah itu pasanglah mata pisau pada bandul, kencangkan baut yang
ada pada mata pisau sehingga mata pisau terpasang kuat. Kemudian
gantungkan bandul di atas bantalan pisau.

2.5 Prosedur Percobaan


1. Kendurkan baut yang terdapat pada mata pisau kemudian geser dan
letakkan mata pisau pada jarak 5 cm dari ujung batang bandul,
kencangkan kembali baut tersebut. Catat jarak tersebut sebagai
jarak y1
2. Simpangkan bandul sejauh 3 cm kemudain lepaskan sehingga
bandul berosilasi. Ukur waktu untuk 10 ayunan . Catat sebagai t1.
3. Hitunglah perioda ayunannya. Catat sebagai T1.
4. Geser mata pisau sehingga jaraknya menjadi 10 cm dari jarak
sebelumnya. Catat sebagai y2 . Lakukan langkah 3 dan 4 sehingga
diperoleh t2 dan T2.
5. Lakukan langkah 3 dan 4 untuk setiap jarak y3, y4 dan seterusnya
hingga jarak 70 cm.
6. Apabila jarak mata pisau tersebut telah melewati pusat massa batang,
balikkanlah arah mata pisau tersebut.

2.6 Data dan Perhitungan

No y (cm) t 10 get (s) T (s)

1 5,00

2 10,00

3 15,00

4 20,00

5 25,00

6 30,00

29
7 35,00

8 40,00

9 45,00

10 50,00

11 55,00

12 60,00

13 65,00

2.7 Linearitas Data dan Perhitungan


T (s)

y (cm)

30
Menghitung Jari-jari Girasi

........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
k menurut teori
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................

Menghitung percepatan gravitasi ...............................................................................


........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................

........................................................................................................................

2.8 Analisa

........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................

31
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
2.9 Evaluasi
1. Pada saat kapan perioda ayunan minimum?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................

2. Dari percobaan ini, dapatkah kita menentukan pajang eqivalen bandul?


...............................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................

3. Mungkinkah dapat ditentukan percepatan gravitasi dengan percobaan


ini? .................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................

........................................................................................................................

4. Dapatkah kita mengetahui momen inersia batang bandul pada pusat


gravitasi dari percobaan ini?

........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................

32
2.3 Kesimpulan
1. ........................................................................................................................
........................................................................................................................
2. ........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
3. ........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................

Penilaian Percobaan 2
Bandul Kompon ___________________________________________________

Nama : .........................................................................
NIM : .........................................................................
Kelas/Kelompok : .........................................................................
Jurusan : .........................................................................
Fakultas : .........................................................................

__________________________________________________________________

NILAI : …………………………..

(………………………………………………)
ASISTEN

33
Percobaan 3
PESAWAT ATWOOD

3.1 Tujuan Percobaan


Tujuan dari pelaksanan praktikum ini adalah :

1. Dapat memahami penerapan hokum-hukum Newton.


2. Dapat menghitung percepatan gravitasi bumi.

3.2 Pendahuluan
Pesawat Atwood dapat digunakan untuk mengukur percepatan
gravitasi bumi g. Percepatan gravitasi tersebut dapat ditentukan dari persarnaan
pada Hukum II Newton:

ΣF= m.a (1)

Dengan menjabarkan hubungan gaya pada sistem pesawat atwood , maka


diperoleh :

( ) ( )
a= (2)

atau

( )
g=( )
(3)
( )

34
Gambar 1. Gaya-gaya yang bekerja pada M 1 dan M 2 .

Pada percobaan ini massa dan momen inersia katrol diabaikan


karena massa katrol dianggap jauh lebih kecil dibandingkan dengan
massa beban silinder. Gaya luar diperoleh dari tambahan massa (beban
bercelah) pada M2 sebesar m2 dan beban tambahan m1 pada M1 dengan
syarat massa m2 lebih besar daripada m1, kemudian waktu tempuh beban
silinder M2 saat melewati gerbang cahaya akan diukur dengan fungsi
TIMING I. Selain TIMING II fungsi TIMING II juga dapat digunakan untuk
percobaan ini.

3.3 Alat Percobaan


1. Kit Pesawat Atwood
Pesawat Atwood dan pelengkapnya ditunjukkan pada Gambar 1.

35
Gambar 1. Pesawat Atwood

2. Waktu Pencacah
 Pendahuluan
Pewaktu Pencacah adalah suatu alat yang berfungsi sebagai pewaktu
(timer) dan sebagai pencacah (counter). Alat ini biasa digunakan pada
peralatan rel udara dan pada percobaan lainnya seperti ayunan bandul.

Pewaktu Pencacah dilengkapi dengan dua buah gerbang cahaya sebagai


pengindera/sensor. Gerbang cahaya berfungsi untuk mengindera transisi
terang ke gelap (Gambar 3) dan gelap ke terang (Gambar 4) pada saat
benda melewati celah gerbang cahaya. Transisi tersebut digunakan oleh
Pewaktu Pencacah sebagai dasar pengukuran. Terang didefinisikan sebagai
keadaan saat gerbang cahaya tidak terhalang, dan gelap merupakan
keadaan saat gerbang cahaya terhalang objek.

36
Untuk selanjutnya transisi terang ke gelap disebut sebagai pulsa naik
dan transisi gelap ke terang disebut sebagai pulsa turun. Pewaktu pada
dasarnya mengukur selang waktu antara dua kejadian, misalnya selang
waktu antara saat pulsa naik dan pulsa naik berikutnya, atau antara
pulsa naik dan pulsa turun berikutnya. Pulsa yang dapat diindera oleh
pewaktu adalah pulsa dalam bentuk tegangan listrik. Bila pulsa
dikaitkan dengan benda bergerak dan jarak perpindahan yang ditempuh
(Δs) benda pada saat selang waktu tersebut (Δt) diketahui, maka kecepatan
rata-rata dapat dihitung dengan :

̅=

Laju sesaat pada selang waktu yang kecil dapat didekati dengan
rnernbuat jarak tempuh cukup kecil sehingga selang waktunya yang
diperoleh juga relatif sangta kecil. Bila laju sesaat pada dua kejadian
diketahui dan bila gerak itu diyakini sebagai gerak berubah beraturan
percepatan gerak dapat dicari melalui persamaan :


a=

37
 Dasar Pengukuran

Mode pengukuran pada Pewaktu Pencacah yang sering digunakan


dalam percobaan dengan pesawat Atwood adalah TIMING I dan
TIMING II.

TIMING I

Fungsi TIMING adalah untuk mengukur selang waktu selama


gerbang cahaya terhalang oleh penghalang cahaya atau suatu objek
Perhatikan gambar di bawah ini :

Pada saat penghalang cahaya bergerak dari A ke B , gerbang cahaya


pertama kali akan mengindera pulsa naik, bersamaan dengan itu
pewaktu mulai menghitung waktu, kemudian setelah beberapa saat
gerbang cahaya akan mengindera pulsa turun, bersamaan dengan
itu pewaktu berhenti menghitung waktu.. Hasil pengukuran
ditampilkan pada layar Pewaktu Pencacah . Pada pesawat Atwood, mode
TIMING I dapat digunakan untuk percobaan Gerak Lurus Beraturan
(menentukan kecepatan sesaat).

TIMING II

Fungsi TIMING II adalah untuk mengukur selang waktu saat


gerbang cahaya mengindera pulsa naik pertama dengan pulsa naik
kedua. Perhatikan gambar berikut ini:

38
Pada saat penghalang cahaya bergerak dari A ke B, pertama kali gerbang cahaya
akan mengindera pulsa naik ke-1, bersamaan dengan itu pewaktu rnulai
menghitung waktu setelah beberapa saat gerbang cahaya mengindera pulsa naik ke-2
bersamaan itu pula pewaktu berhenti menghitung waktu. Hasil pengukuran waktu
tersebut ditampilkan pada layar Pewaktu Pencacah. Pada Pesawat Atwood, mode
TIMING I I digunakan untuk percobaan Gerak Lurus Beraturan (menentukan
kecepatan rata-rata) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (menentukan percepatan
gerak benda dan percepatan gravitasi).

3.4 Persiapan Percobaan


1. Timbang massa M1 dan M2 kemudian catat pada tabel 1.
2. Gantungkan beban silinder pada ujung-ujung tali kemudian lewatkan
tali pada katrol.
3. Pastikan bahwa tali terletak pada bagian tengah pengarah beban.
Jika tali tidak berada di tengah, maka sesuaikan dengan mengatur
kerataan pesawat Atwood menggunakan sekrup pengatur
ketegaklurusan pada bagian alas.
4. Putar sekrup hingga tali beban berada tepat di tengah masing-
masing pengarah beban.
5. Pasang pemegang beban pada sisi kiri bawah tiang.
6. Pada tiang kanan, atur posisi gerbang cahaya 1 pada skala 40 cm,
gerbang cahaya 2 pada skala 80 cm, dan penghenti beban tanpa lubang
di bagian bawah tiang (sejajar dengan pemegang beban). Catat jarak
antara gerbang cahaya 1 dan 2 sebagai nilai h.
7. Tahan beban M1 (sebelah kiri) pada pemegang beban.

3.5 Prosedur Percobaan

1. Hubungkan gerbang cahaya 1 dan 2 dengan panel bagian belakang


Pewaktu Pencacah AT-01.
2. Nyalakan Pewaktu Pencacah dan atur fungsi pada TIMING I.

39
3. Tambahkan 5 beban tambahan bercelah pada M1 (rnasing-rnasinq beban
bermassa 5 gram). Catat massa tambahan sebagai m2 pada Tabel 1.
4. Ukur panjang M1 setelah ditambah beban. Catat nilai pada kolom s di
Tabel 1.
5. Lepaskan M1 dengan menekan pegas sehingga M1 akan bergerak
ke atas, sedangkan M2 akan bergerak ke bawah dan berhenti saat
menyentuh penghenti beban tanpa lubang..
6. Dengan fungsi TIMING I akan diperoleh 2 data waktu: E1 dan E2.
Tekan CH. OVER untuk melihat nilai E 1 dan E2 secara bergantian.
Catat nilai waktu yang ditampilkan di layar Pewaktu Pencacah pada
kolom t1 dan t 2 di Tabel 1.
7. Kembalikan posisi M1 dan M2 seperti semula, yaitu M1 pada pemegang
beban kemudian tekan tombol FUNCTION untuk mengembalikan nilai
waktu ke angka 0 ( r e s e t t o z e r o ) .
8. Pindahkan 1 beban tambahan dari M2 ke M1 kesehingga selisih massa
antara M1 dan M2 menjadi 15 gram dengan massa total tetap. Catat
beban tambahan m1 pada kolom m1 di Tabel 1.
9. Ulangi langkah 4 – 7.
10. Pindahkan 1 beban tambahan dari M2 ke M 1 sehingga selisih massa
antara M1 dan M2 menjadi 5 gram, kemudian lakukan kembali langkah
4 -7.

3.6 Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari percobaan dengan fungsi TIMING I adalah


waktu tempuh saat M 2 melewati gerbang cahaya 1 dan gerbang cahaya 2
sehingga dapat diperoleh nilai v 1 dan v2 dengan :

= dan = (4)

Dimana :

s = panjang beban silinder


t1 = waktu saat M2 melewati gerbang cahaya 1

40
t2 = waktu saat M2 melewati gerbang cahaya 2
Dengan data ini, maka terdapat hubungan antara kecepatan, jarak, dan
percepatan sehingga dapat digunakan persamaan :
2 2
= + 2.a.h  a = (5)
.
h = jarak antara gerbang cahaya 1 dan gerbang cahaya 2

3.7 Data dan Pengolahan Data

M1 = kg

M2 = kg

h = m

Tabel 1. M1 dan M2 selisih massa berubah, massa total tetap.

m1 (kg) 0 0,005 0,01

0,025 0,02 0,015

[(M2+m2) – (M1 + m1)]


(kg)

M1 + m1 + M2 + m2 (kg)

s (m)

t1 (s)

t2 (s)

v1 (m/s)

v2 (m/s)

a (m/s2)

Catatan : Gunakanlah persamaan (5) untuk mendapatkan

41
3.7 Linearitas Data
Grafik percepatan a terhadap selisih massa [(M2+ m2) – (M1 + m1)]
a (m/s2)

(M2+ m2) – (M1 + m1) kg

Persamaan regresi yang diperoleh y = mx + b, sama dengan persamaan (2). Nilai


percepatan a merupakan y, selisih massa (M2+m2) – (M1 + m1) merupakan x

dan merupakan gradient (m). Dari persamaan tersebut

maka nilai g dapat diperoleh dengan :

42
= ×( + + + )

Maka, percepatan gravitasi g adalah = m/s2

3.8 Analisa

........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
3.9 Evaluasi

1. Bandingkan nilai percepatan gravitasi hasil percobaan dengan nilai


referensi g = 9,8m/s2. Berapakah persentase perbedaannya (error)?

......................................................................................................................

43
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................

2. Sebutkan faktor-faktor penyebab perbedaan tersebut!


......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................

3.10 Kesimpulan

1. ........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
2. ........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
3. ........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................

44
Penilaian Percobaan 3
Pesawat Atwood ___________________________________________________

Nama : .........................................................................
NIM : .........................................................................
Kelas/Kelompok : .........................................................................
Jurusan : .........................................................................
Fakultas : .........................................................................
__________________________________________________________________

NILAI : …………………………..

(………………………………………………)

ASISTEN

45
Percobaan 4

ELASTISITAS

4.1 Tujuan Percobaan

1. Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa dapat memahami


penggunaan hukum Hooke mengenai elastisitas.
2. Setelah melakukan paraktikum ini mahasiswa dapat menentukan
keelastisitasan suatu bahan.

4.2 Dasar Teori

Elastisitas adalah sifat atau kemampuan suatu benda untuk kembali pada
keadaan semula apabila gaya yang mengubah atau terdapat pada benda
itu telah menghilang. Elastisitas dapat juga berarti kecenderungan yang terjadi
pada suatu benda untuk berubah dari keadaan semula baik berupa perubahan
panjang , lebar, maupun tinggi.
Benda - benda yang memiliki sifat elestisitas antara lain pada umumnya
adalah karet dan pegas, karena karet dan pegas dapat kembali kepada
keadaaan sebelumnya jika gaya yang terjadi pada benda - benda tersebut telah
dihilangkan. Namun pada sifat elastisitas ini benda - benda mempunyai batas -
batas elastisitas yang berbeda-beda yang disebut modulus regiditas, misalnya
jika sebuah karet ditarik terlalu keras akan dapat putus karena gaya tarik atau
yang diterimanya terlalu besar sehingga melebihi batas elastisitas karet tersebut.
Gaya tarik yang terlalu keras dan besar dapat menyebabkan suatu benda tidak
dapat kembali lagi seperti semula. keadaan seperti ini dapat dikatakan mengalami
bentuk plastis.
Sifat kelentingan atau elastisitas suatu benda berbentuk batang dapat
direntangkan dengan dua macam pengertian, yaitu tegangan (stress) dan
regangan(strain).

46
Tegangan (Stress)

Tegangan adalah besarnya gaya yang bekerja pada setiap satuan luas penampang
suatu benda atau batang. Suatu batang dikatakan dalam keadaan tegang apabila
masing-masing ujung batang tersebut mengalami gaya tarik yang sama besamya
dan berlawanan arah. Apabila batang tersebut diiris tegak lurus sama besar,
maka masing-rnasing potongannya dalam keadaan setimbang. potongan
akan mengerjakan tarikan terhadap potongan yang berlawanan arah yang
terdistribusi merata pada luas penampang (A) dengan gaya F,

ketegangan di tempat irisan itu didefenisikan sebagai berikut:

τ= (1)

dengan: τ = Tegangan (N/m2) atau (pascal); F = gaya (N); A = luas


penampang (m2).
Tegangan yang berbeda pada zat padat merupakan tekanan hidrostatis asalkan
tegangan disemua titik permukaan itu adalah sama.

Regangan (Strain)

Regangan adalah perubahan yang relatif dimensi atau bentuk benda yang
mengalami tegangan. Regangan yang dapat berarti pertambahan panjang
untuk tiap - tiap satu satuan panjang. Jika diketahui pertambahan panjang dan
panjang mula-mula sebelum benda itu diberi gaya, maka dapat ditentukan
regangannya dengan persamaan berikut ini:

Δ
e= (2)

47
dimana :
e = regangan
Δl = pertamahan panjang (m)
l = panjang mula- mula (m)
Sebuah batang yang mengalami regangan, panjang aslinya dari l0 berubah
menjadi l, Hal ini terjadi karena pada ujung - ujungnya dilakukan gaya tarikan
yang sama besar dan berlawanan arahnya. Perpanjangan ini menjadi kecil hanya
pada ujung - ujungnya sama. setiap unsur batang itu bertambah panjang
sebanding dengan pertambahan panjang batang secara keseluruhan.
Regangan akibat tarikan pada batang tersebut dapat ditulis dengan persamaan
seperti berikut ini :

= (3)

Regangan akibat kompresi didefinisikan dengan cara yang sama, yaitu sebagai
perbandingan berkurangnya panjang terhadap panjang awalnya.

Regangan Luncur

Regangan luncur merupakan perbandingan perubahan sudut b terhadap


dimensi melintang. Regangan luncur terjadi pada balok yang pada salah satu
diagonalnya mengalami pertambahan panjang dan yang lainnya berkurang.
Hal ini terjadi karena bekerjanya tegangan tangensial, maka dapat ditulis :

Regangan luncur = (4)


h

Regangan Volume

Regangan lain yang dihasilkan oleh tekanan hidrostatis adalah regangan volume.
Regangan volume adalah perbandingan antara perubahan volume pertama dan
volume sesudahnya.

48
Δ
Regangan volume = (5)

Grafik hubungan antara tegangan dan regangan dinyatakan sebagai

Grafik 1. Hubungan tegangan terhadap regangan


Dari 1 ke 2 grafik menunjukkan garis lurus berarti pertambahan panjang
berbanding lurus dengan tegangan a tau jika gaya tegangan dijadikan dua kali
lebih besar, maka pertambahan panjang juga mengalami pertambahan
sebanding, dan seterusnya. Jadi, gaya tegangan sebanding dengan
pertambahan panjang. dalam hal ini, bahan yang mengalami perubahan
bentuk panjang atau elastisitas berarti apabila tegangan atau bebannya
tidak ada maka akan kembali ke bentuk semula. Sedangkan pada titik
3 merupakan batas elastisitas dan mulai terjadi perubahan bentuk plastis.
Jika tegangan sudah tidak ada lagi, maka mengembalikan ke bentuk semula
tidak akan sempuina lagi. Karena itulah, mulai dari titik 3 grafik hubungan
antara tegangan dan regangan tidak berupa garis yang lurus, melainkan
yang melengkung.

Modulus Elstasitas/Modulus Young

Modulus young adalah perbandingan tegangan tarik terhadap regangan tarik


untuk benda yang berbahan tertentu dan sama dengan perbandingan
tegangan kompresi terhadap regangan kompresi.
Modulus Elastis dapat ditulis sebagai:

Y=E = (6)
τ /
E = = (7)
е Δ/

49
E = (N/m2) (8)
Δ

Konstanta E dinamakan modulus Young (E). Harga E tergantung pada sifat


bahan dan tidak tergantung pada ukuran atau dimensi bahan. Untuk menahan
pegas agar panjangnya tidak bertambah dengan x, dibutuhkan gaya F pada
salah satu ujung pegas yang besamya sama tetapi berlawanan arah dengan gaya
pada ujung lainnya.

Konstanta Gaya Modulus Elastisitas


Konstanta gaya modulus elastisitas menyatakan sifat elastis suatu bahan tertentu
dan bukan menunjukkan langsung seberapa jauh sebuah batang atau pegas yang
terbuat dari bahan yang bersangkutan mengalami perubahan akibat
pengaruh beban atau gaya. Konstanta ini tidak tergantung kepada ukuran
atau dimensi bahan, melainkan tergantung kepada bahan yang memiliki sifat-
sifat tertentu.
Hukum Hooke:
"Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastisitas pegas, maka
pertambahan panjang pegas berbanding lurus atau sebanding
dengan gaya tariknya".

Berikut grafik hubungan antara gaya dan pertambahan panjang pada pegas:

Grafik 2. Hubungan gaya dengan pertambahan panjang pada pegas


Maka dapat disimpulkan bahwa:
F = kΔx (9)

50
Catatan : F = Gaya yang diberikan (N), K = Konstanta elastisitas (N/m),
dan M = Pertambahan panjang pegas (m).

4.3 Prosedur Percobaan


1. Persiapkan peralatan berupa statif lengkap dengan penjepit bahan
yang akan diuji elasitasnya, mikrometer skrup, jangka sarong dan be
ban,

Gambar l. Peralatan Percobaan


2. Ukur kondisi fisik karet yang akan diuji keelastisitasannya, berupa
tebal dengan menggunakan mikrometer skrup, lebar dan panjang
menggunakan jangka sorong.

Gambar 2. Pengukuran ketebalan karet menggunakan mikrometer sekrup.

51
Gambar 3. Pengukuran panjang dan lebar karet menggunakan jangka sorong.

3. Pasang beban satu persatu pada tempat yang telah disediakan

Gambar 4. Pemasangan beban tambahan.

4. Ukur dan catat pertambahan panjang setiap kali dilakukan


penambahan beban, yang perlu diperhatikan setiap kali melakukan
pengukuran tidak memberikan pengaruh gaya terhadap karet yang
diuji.

52
Gambar 5. Pengukuran pertambahan panjang setiap penambahan beban

5. Ulangi prosedur 3 dan 4 sampai dengan beban terakhir.

Gambar. 6 Kondisi akhir pengujian

4.4 Data Pecobaan


Jenis Bahan :
Tebal (t) : mm m
Lebar (l) : mm m

Tabel 1. Data Pengamatan


No Massa (m) Panjang (l)
1

53
2
3
4
5
6
7
8
9
10

4.4 Pengolahan Data


Berdasarkan persamaan 6, 7 dan 8 maka dapat dibuat suatu formula yaitu:

Dengan E = Konstanta Elastisitas (N/m2) Δl = Pertambahan panjang (l – l0), l0


= Panjang mula-mula, F = Gaya berat dari anak timbangan yang digantungkan
(N), A = Luas Penampang (m2).
Dari data yang diperoleh berdasarkan pengukuran maka dihitiung berupa:
Luas penampang (t x l) = m2
Gaya berat bandul adalah hasil perkalian massa anak timbangan dengan
percepatan gravitasi F = mg.
Tabel 2. Regangan dan Tegangan Hasil Pengukuran
No Δl (m) Δl/ lo (m) F (N) F/A (N/m2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
54
Tabel 3. Pengolahan Data
No Δl/ lo F/A (Δl/ lo)2 (F/A)2 (Δl/ lo* F/A)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Σ

Linieritas Data
Gradien garis (m) dalam persamaan grafik adalah konstanta/modulus Elastisitas
(E) yang didapat bersarkan hasil percobaan yang telah dilakukan yaitu:
m = Σ (Δl/ l0*F/A) / Σ (Δl/ l0)2
=
=

55
Grafik. Regangan Terhadap Tegangan dan Linearitas Hasil Percobaan

Dari data kedua garis di atas (Data pecobaan dan Lineritasnya) maka koefisien
korelasinya adalah:

r = ∆l F (∆l l ) × (F A) )
l × A /
=
=
=
Dan besamya standar kesalahan yang terjadi dalam percobaan ini adalah :
(Σ / )²
Sn = – Σ ( Δ / )²
½

=
=
Modulus Elastisitas Bahan (E) = m = N/m2
Kesalahan Absolut (KA) = ±Sn = ±

56
Kesalahan Relatif (KR) = Sn/Ex 100% = %
Nilai Terbaik hasil pengukuran = E ± Sn =

4.5 Analisa

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

4.6 Evaluasi

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

57
........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

4.7 Kesimpulan

1. ........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

2. ........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

3. ........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

58
Penilaian Percobaan 4
Elastisitas ________________________________________________________

Nama : .........................................................................
NIM : .........................................................................
Kelas/Kelompok : .........................................................................
Jurusan : .........................................................................
Fakultas : .........................................................................
__________________________________________________________________

NILAI : …………………………..

(………………………………………………)

ASISTEN

59
Percobaan 5
VISKOSITAS

5.1 Tujuan Umum


Tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan praktikum ini adalah:
1. Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa dapat memahami
dan menerapkan hukum Stokes.
2. Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan dapat membahas
vektor- vektor gaya yang bekerja pada benda jatuh pada fluida, serta
menentukan viskositas suatu materi dengan metode benda jatuh

5.2 Dasar Teori


Permukaan zat padat yang bersentuhan menimbulkan gaya gesekan satu sama
lain ketika keduanya bergerak. Dengan cara yang sama, gerakan dari lapisan
fluida juga menimbulkan gesekan, yang disebut Viskositas Fluida. Viskositas
adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluida terhadap perubahan bentuk di
bawah tekanan shear, atau sifat kekentalan yang disebabkan karena gesekan oleh
satu bagian pada zat cair terhadap bagian lainnya. Karena adanya viskositas zat
cair maka untuk menggerakkan salah satu lapisan satuan satu fluida di atas
permukaan, atau supaya dapat meluncur, maka permukaan ini harus diberi gaya.
Baik zat cair maupun gas mempunyai viskositas, hanya saja zat cair lebih kental
viskositasnya daripada gas. Viskositas menggambarkan penolakan dalam
fluida kepada aliran. Viskositas merupakan sifat intrinsik fluida yang
menunjukkan resistensi fluida terhadap aliran. Semakin besar viskositas, semakin
susah fluida itu mengalir. Viskositas fluida menunjukkan bagaimana gerakan zat
padat dalam fluida tersebut. Semakin besar viskositas, maka semakin susah suatu
zat padat bergerak di dalamnya. Dalam kehidupan sehari- hari, viskositas kita
kenal sebagai ukuran kekentalan fluida.
Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul- molekul
zat cair, sedangkan dalam gas, viskositas muncul sebagai akibat tumbukan
antara molekul- molekul gas. Viskositas zat cair dapat ditentukan secara
kuantitatip dengan besaran koefisien viskositas.

60
Viskometer adalah alat untuk mengukur viskositas zat cair. Sebuah silinder
diberi poros di atas bantalan yang hampir tidak mempunyai gesekan,
sehingga dapat berputar secara konsentrik di dalam bejana berbentuk
silinder. Zat cair yang viskositasnya diukur, dituangkan ke dalam ruang
antara, silinder- silinder itu. Suatu kopel (gaya putar) dapat diberikan kepada
silinder sebelah oleh dalam sistem kerekan- kerekanbeban. Apabila beban
dilepaskan, silinder sebelah dalam ini akan memperoleh percepatan sesaat,
tetapi dengan cepat pula mencapai suatu kecepatan sudut konstan dan
akan terus berputar dengan kecepatan konstan ini selama kopel tadi masih
bekerja. Bila besar kopel dimensi alat itu dan kecepatan sudutnya diketahui,
maka viskositas zat cair yang hendaknya diukur dapat dihitung.

61
Perhatikan Gambar 1, dimana suatu lapisan fluida ditempatkan di antara kedua
papan, satu papan bergerak sedangkan satu papan lagi diam. Fluida
bersentuhan dengan masing-masing papan akibat dari gaya adehesi (gaya tarik
menarik antara dua partikel berlainan jenis) antara papan dan fluida,
sehingga papan bergerak.
dengan kecepatan yang sama. Sementara itu, fluida yang bersentuhan
dengan papan yang diam juga diam. Dengan demikian ada variasi kecepatan
dalam fluida, dari o sampai V tertentu. Jika kecepatan V ini dibagi dengan tebal
lapisan l, sebagai gradian kecepatan, maka besaran:

= (1)

dengan V = kecepatan pada dinding yang bergerak, dan L= konstanta


Untuk menggerakkan papan yang di atas diperlukan sebuah gaya. Besar gaya
yang diperlukan ini ternyata sebanding dengan luas permukaan kontas
masing- masing papan A, sebanding dengan kecepatan dan berbanding
terbalik dengan ketebalan lapisan l (jarak antara dua papan). Dari sini kita bisa
menuliskan besar gaya yang diperlukan untuk menggerakkan papan:
ƞ
= (2)

dengan F = gaya viskositas (N), ƞ = koefisien viskositas (Va/det), A = luas


bisang keping (m), = kecepatan fluida (m/det), dan l, = jarak antara dua keping
(m).
Perlu diingat bahwa koefisien viskositas tergantung pada suhu. V pada
sebagian besar fluida makin tinggi suhunya makin rendah koefisien
viskositasnya. ltu sebabnya pada musim dingin, oli mesin menjadi kental
sehingga kadang- kadang mesin sulit untuk dihidupkan.

1 . Aliran Laminer dan Aliran Turbulen


Pada Gambar 2 dilukiskan vektor- vektor kecepatan partikel- partikel fluida
yang berada dalam bidang penampang pipa. Jika zat cair tak kental, vektor
terletak pada bidang datar dan aliran fluida dikatakan mempunyai profil
kecepatan datar.

62
Keterangan: Gambar A = Profil kecepatan datar; Gambar B = Aliran
Laminer; Gambar C = Aliran Turbulen.
Jika zat cair kental dan aliran nya tidak terlalu cepat, aliran akan bersifat
laminer, dan profil kecepatannya ditunjukkan pada Gambar B.
Kecepatan mempunyai harga terbesar di sumbu pipa, dan makin
berkurang jika makin dekat dinding. Lapisan fluida yang menempel pada
dinding berada dalam keadaan diam.
Jika kecepatan fluida melebihi suatu harga tertentu aliran yang terjadi
menjadi kompleks. Di dalam aliran terjadi pusaran- pusaran yang disebut
vortex, dan aliran mendapat hambatan lebih besar. Aliran seperti ini terlihat
pada Gambar .C dan aliran ini disebut dengan aliran turbulen.

2. Bilangan Reynolds
Dari eksperimen orang mendapatkan empat faktor yang menentukan
apakah aliran bersifat laminer atau bersifat turbulen. Kombinasi dari
keempat faktor tersebut disebut dengan bilangan Reynolds ( ), dan
didefinisikan sebagai:

= (3)
ƞ

dengan = rapatan masa fluida, = kecepatan rata- rata, ƞ =


viskositas, D = garis tengah pipa.
Bilangan Reynolds adalah bilangan tanpa dimensi, sehingga harganya
tidak bergantung pada sistem satuan yang dipakai. Hasil- hasil eksperimen
menunjukkan bahwa jika untuk suatu aliran harga bilangan Reynolds adalah
antara 0 dan 2000, maka aliran bersifat laminer, sedangkan jika harga
bilangan Reynolds di atas 3000, maka bersifat turbulen. Untuk bilangan

63
Reynolds antara 2000 dan 3000 terdapat daerah transisi aliran dapat
berubah dari keadaan laminer menjadi turbulen dan sebaliknya.
Jadi untuk aliran air dalam pipa bergaris tengah 1 cm pada temperatur 20°C
aliran laminer bersifat laminer, jika
ρ
ƞ
≈ 200 , atau jika v ≅ 20 cm/detik

Di atas kecepatan 30 cm/det aliran air bersifat turbulen, udara yang mengalir
pada pipa yang sama dengan kecepatan sama mempunyai N = 216. Ini
berarti aliran udara diatas bersifat laminer. Aliran akan menjadi turbulen
jika kecepatan lebih tinggi dari dari 420 cm/detik.

3. Aliran Fluida Kental dalam Pipa


Coba kita lihat apa jadinya dengan persamaan Bernoulli jika fluida bersifat
kental. Kita dapat tulisakan persamaan Bernoulli dalam bentuk:

(4)
Ingat bahwa hubungan di atas diperoleh dari prinsip kerja energi, yaitu kerja
yang dilakukan pada suatu sistem adalah sama dengan pertambahan energi
mekanik total sistem tersebut. Dalam bentuk seperti ini, setiap suku dalam
persamaan di atas, mempunyai satuan panjang. Tiap suku disebut head.
Suku di sebelah kiri disebut suku head tekanan, suku pertama di
sebelah kanan disebut head ketinggian, dan suku kedua disebut head
kecepatan.
Jika zat cair bersifat kental, maka kita harus memperhitungkan kerja yang
dilakukan oleh gaya gesekan. Untuk hal khusus fluida yang mengalir melalui
suatu pipa dengan penampang yang sama dengan panjang L dan garis tengah D,
maka V = . Jika fluida adalah tak kental, harus diperhitungkan adanya energi
hilang karena gesekan, energi hilang ini dinyatakan sebagai head hilang
atau head gesekan.

Ini diberikan oleh:

= (5)

64
dengan v kecepatan rata- rata fluida, dan f adalah faktor gesekan yang
bergantung pada bilangan Reynolds . Untuk aliran dalam pipa dengan
penampang yang sama dan terletak miring, maka head tekanan haruslah sama
dengan jumlah head ketinggian dan head gesekan.
( )
− = + (6)

Untuk aliran laminar ( ≅ 2000 ), faktor gesekan f dapat ditentukan dari:

F= (7)

4. Kecepatan Terminal
Sebutir kelereng dijatuhkan bebas dalam fluida kental. Jika hanya ada gaya
gravitasi yang bekerja pada kelereng tersebut maka kelereng akan bergerak
dipercepat dengan percepatan yang sama dengan percepatan gravitasi bumi g. Ini
berarti jarak antara dua kedudukan kelereng dalam waktu yang sama haruslah
makin besar. Kenyataan dalam percobaan ini diperoleh hasil yang berbeda,·
yaitu mula- mula jarakantara dua kedudukan kelereng dalam selang waktu yang
sama adalah sama besar. Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa
suatu benda yang dijatuhkan bebas dalam suatu fluida kental
kecepatannya membesar hingga mencapai suatu kecepatan terbesar dan
tetap. Kecepatan tetap dan terbesar ini disebut kecepatan terminal.
Pada kasus di atas, gaya yang bekerja selama kelereng bergerak dalam
fluida dengan kecepatan tetap meliputi:
a. Gaya berat rendah (w)
W = m.g = π . ρ .g (8)

b. Gaya keatas Hukum Archimedes


B= π . .g (9)

c. Gaya gesekan dari zat cair yang mengarah ke atas (Hukum Stokes)
K=6π. ƞ. . (10)

65
5. Tiga Gaya yang Memberikan Gaya Resultan R
Untuk benda bola dengan jari- jari R yang zat cairya cukup kental, maka
gesekan dapat memberikan hambatan yang berarti, sehingga bola bergerak
dengan kecepatan akhir yang tetap. Jika v konstan maka percepatannya sama
dengan nol, yang berarti resultan gaya adalah sama dengan nol.

Pada keadaan ini, viskositas dari zat tersebut dapat ditentukan:


∑F =0
B + K- W =0
K =W-B
6 π. ƞ . . = . ρ .g - π . .g

Sehingga
ƞ = 4π .g ( ρ - ))/(3 . 6 π )=2 . ( − )/( 9 ) ( 11)
dengan :
= kecepatan terminal (m/s),
r = jari- jari bola (m),
g = percepatan gravitasi (m/s),
ρ = massa jenis bola (peluru),
ρ0 = massa jenis zat cair.

5.3 Prosedur Percobaan


Untuk mendapatkan nilai viskositas dari materi yang akan diukur, maka
prosedur yang dijalankan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Siapkan fluida yang akan diuji viskositasnya dalam hal ini minyak

66
sayur dan oli, masukan ke dalam gelas ukur 2500 ml.

2. Atur jarak jatuh benda dan beri batas sehingga akan didapat acuan
untuk mencari kecepatan benda jatuh .

3. Ukur massa jenis fluida yang akan diuji dengan menggunakan aerometer

67
4. Jatuhkan peluru yang telah diketahui diameter dan massanya

5. Ukur waktu yang diperlukan peluru untuk menempuh jarak yang telah
ditentukan tadi dengan menggunakan stopwatch

6. Ulangi untuk peluru- peluru yang lain, dengan prosedur yang sama
lakukan pengukuran pada fluida yang lain.

5.4 Data Hasil Pengukuran


Viskositas minyak sayur
Data hasil pengukuran uji viskositas minyak sayur
• Pengukuran
peluru:
massa: = gr; jari - jari: = cm
= gr = cm
= gr = cm

• Jarak tempuh peluru = cm

68
• Waktu tempuh: Peluru 1 (t ) = detik
Peluru 2 (t ) = detik
Peluru 3 (t ) = detik
• Massa jenis fluida (ρ ) = gr/cc

Viskositas oli
Data hasil pengukuran uji viskositas pelumas (oli)
• Pengukuran peluru:
massa: = gr; jari - jari: = cm
= gr; = cm
= gr; = cm
• Jarak tempuh peluru = cm
• Waktu tempuh: Peluru 1 (t ) = detik
Peluru 2 (t ) = detik
Peluru 3 (t ) = detik

• Massa jenis fluida (ρ ) = gr/cc

5.5 Pengolahan Data


Uji Viskositas Minyak Sayur
Massa Jenis peluru = , dimana volume dari pe;uru yang berbentuk bola adalah:

π r , sehingga diperoleh :

 Volume Peluru 1 (t ) = cm
 Volume Peluru 2 (t ) = cm
 Volume Peluru 3 (t ) = cm
Sehingga diperoleh massa jenis dari seiap peluru, yaitu:
 ρ = gr/cm
 ρ = gr/cm
 ρ = gr/cm

69
Kecepatan masing-masing peluru :
 v = cm/det
 v = cm/det
 v = cm/det
Dengan menggunakan formula 11, maka koefisien viskositas dari minvak sayur
maka dapat ditentukan sehingga diperoleh:
No Koefisien Viskositas ( ) (poise) | − |
1
2
3

Koefisien rata- rata( ) = poise


| − |
Sesatan ∆ = ∑ = poise

Kesalatan relatif = ∆ / x 100% = %


Nilai Terbaik ±∆ = poise

Uji Viskositas Oli


Dengan format pengolahan data yang sama maka diperoleh data sebagai
berikut:
Volume peluru:
 Volume Peluru 1 (t ) = cm
 Volume Peluru 2 (t ) = cm
 Volume Peluru 3 (t ) = cm

Sehingga diperoleh massa jenis dari seiap peluru, yaitu:


 ρ = gr/cm
 ρ = gr/cm
 ρ = gr/cm

70
Kecepatan masing-masing peluru :
 v = cm/det
 v = cm/det
 v = cm/det

Koefisien viskositas
No Koefisien Viskositas ( ) (poise) | − |
1
2
3

Koefisien rata- rata ( ) = poise


| − |
Sesatan ∆ = ∑ = poise

Kesalatan relatif = ∆ / x 100% = %


Nilai Terbaik ±∆ = poise

5.6 Analisa

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

71
........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

5.7 Evaluasi

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

5.8 Kesimpulan

1. ........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

2. ........................................................................................................................

........................................................................................................................

72
........................................................................................................................

3. ........................................................................................................................

........................................................................................................................

Penilaian Percobaan 5
VISKOSITAS _____________________________________________________
Nama : .....................................................................
NIM : .....................................................................
Kelas / Kelompok : .......................................................................
Jurusan : .......................................................................
Fakultas : .......................................................................

Nilai:________________

( ............................................. )
ASISTEN

73
Percobaaan 6
GERAK JATUH BEBAS (GJB)

6.1 Tujuan Percobaan


1. Memahami gerak jatuh bebas.
2. Untuk memeriksa dan mengetahui hubungan ketinggian dan waktu tempuh.
3. Menghitung percepatan Gravitasi bumi.
4. Menentukan percepatan bola pada gerak jatuh bebas.

6.2 Pendahuluan
Persamaan kinematika gerak untuk gerak benda dengan percepatan tetap a,
diberikan oleh:
2
x = v0t + (1)

Sehingga, untuk sebuah benda jatuh bebas dengan percepatan adalah g (g adalah
percepatan gravitasi) dan kecepatan awal adalah nol (v0 = 0) didapatkan
persamaan :
2
h= (2)

t adalah waktu yang diperlukan benda jatuh dari ketinggian h.. Jika persamaan 2
digunakan untuk gerbang cahaya 1 dan gerbang cahaya 2, maka diperoleh dua
persamaan yang memberikan hubungan antara ketinggian dan waktu tempuh yang
diperlukan oleh suatu benda ke masing-masing gerbang cahaya. Persamaan untuk
masing-masing ketinggian diberikan oleh
2
h1 = untuk gerbang cahaya 1 (3)
2
h2 = untuk gerbang cahaya 2 (4)

Dari persamaan (3) dan persamaan (4) dapat dilihat bahwa percepatan jatuh bebas
pada masing-masing ketinggian adalah sama dengan g.
Dengan mengurangkan persamaan (4) dengan persamaan (3) maka dapat
diperoleh besar percepatan gravitasi g yaitu:
( )
h= (5)
( )

74
Persamaan 5 di atas akan digunakan untuk menentukan besar percepatan jatuh
bebas dan memverifikasi bahwa percepatan pada gerak jatuh bebas adalah sama
dengan percepatan gravitasi.

6.3 Alat Percobaan


Nama Alat Jumlah
Dasar Statif, A 1 buah
Batang Statif 1 buah
Magnet Pemegang Logam 1 buah
Gerbang Cahaya 2 buah
Bola Logam 1 buah
Timer Counter, AT-01 1 buah
Boss Head, Universal 3 buah
Rol Meter 1 buah
Kabel Penghubung 1 buah
Plumb Bob 1 buah

6.4 Persiapan Alat


1. Rangkai alat seperti terlihat pada Gambar 1. Pasang magnet pemegang
bola pada bagian atas statif, gerbang cahaya pertama di tengah
batang, dan gerbang cahaya kedua pada bagian paling bawah.
2. Hubungkan magnet pemegang bola ke keluaran P1/E.MAGNET
pada timer counter AT-01 menggunakan kabel penghubung.
3. Hubungkan gerbang cahaya 1 dan gerbang cahaya 2 secara
berurutan pada terminal P1 dan P2 pada Timer counter. Atur jarak
kedua gerbang cahaya sedemikan rupa sehingga jarak antara
keduanya adalaH 10 cm..
4. Hubungkan Timer Counter AT-01 ke soket jala listrik. Timer counter
dalam keadaan mati (OFF).

75
Gambar 1. Rangkaian Percobaan

5. Hidupkan Timer Counter AT-01. Tekan tombol pemilih fungsi pada


timer counter beberapa kali sedemikian rupa sehingga timer berada
pada fungsi Gravity Acceleration. Pada keadaan tersebut lampu LED
pada fungsi tersebut dan pada fungsi E.MAGNET akan menyala.
LED pada fungsi E.MAGNET menunjukan bahwa sumber tegangan
untuk magnet pemegang bola juga dalam keadaan hidup (ON).
6. Atur kelurusan magnet pemegang bola, dan kedua gerbang cahaya
sedemikian rupa sehingga trayektori bola logam dari magnet
pemegang bola menghalangi berkas cahaya pada masing-masing
gerbang cahaya. Untuk memudahkan mengatur kelurusan, gunakan
plumb bob.

76
6.5 Prosedur Percobaan
1. Hidupkan Timer Counter AT-01.
2. Tekan tombol FUNCTION pada timer counter AT-01 sedemikian rupa
beberapa kali sehingga pewaktu berada pada fungsi Gravity Acceleration.
Timer counter berada pada fungsi Gravity Acceleration ditunjukkan oleh
nyala merah lampu indikator LED. Pada keadaan ini, timer counter
juga akan menyalakan fungsi E.MAGNET yang ditunjukkan oleh
nyala merah indikator LED. Dengan menghubungkan terminal
E.MAGNET ke magnet pemegang bola logam menggunakan kabel
penghubung, maka pada kumparan magnet pemegang akan timbul
medan magnet sehingga dapat menarik benda-benda konduktor.
3. Pasang bola logam pada magnet pemegang bola logam. Mulailah
melakukan pengukuran dengan cara menekan tombol E.MAGNET pada
timer counter. Setelah tombol E.MAGNET ditekan, maka fungsi
E.MAGNET akan mati sehingga medan magnet pada magnet
pemegang bola juga akan hilang. Bola logam akan jatuh melewati
gerbang cahaya 1 dan gerbang cahaya 2 secara berurutan.
4. Baca hasil pengukuran waktu pada Timer Counter AT-01. Timer akan
menampilkan waktu tempuh bola ke gerbang cahaya 1 dan ke
gerbang cahaya 2 secara berurutan. Catat hasill pengukuran waktu ini ke
dalam Tabel 1.
5. Hitung percepatan gerak jatuh bebas tersebut menggunakan
persamaan 3. Catat hasil perhitungan pada kolom yang sesuai pada Tabel
1.
6. Ubah ketinggian jatuh bebas bola h. Atur ulang Timer dengan
menekan tombol FUNCTION satu kali sedemikan rupa sehingga
fungsi E.MAGNET kembali aktif (ON) again. Ulangi langkah
percobaan 1 s/d 5 untuk beberapa ketinggian yang berbeda dengan
menekan tombol E.MAGNET.

77
6.6. Data dan Pengolahan Data
Tabel 1.
h2 - h1 (m) Waktu t1 (s) Waktu t2(s) Percepatan (m/s2)

6.7 Analisa
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................

78
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................

6.8 Evaluasi
1. Apakah besar percepatan jatuh bebas bola memiliki harga yang sama atau
berbeda pada ketinggian jatuh yang berbeda? Jelaskan!
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
2. Berdasarkan hasil percobaan, benarkah dugaan prediksi teori bahwa
percepatan jatuh bebas sama dengan percepatan gravitasi bumi? Jelaskan
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................

6.9 Kesimpulan
1. ........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
2. ........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................

79
3. ........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................

Penilaian Percobaan
GERAK JATUH BEBAS (GJB) ______________________________________
Nama : .....................................................................
NIM : .....................................................................
Kelas / Kelompok : .......................................................................
Jurusan : .......................................................................
Fakultas : .......................................................................

NILAI : …………………………..

(………………………………………………)
ASISTEN

80

Anda mungkin juga menyukai