MEKANIKA
Materi Praktikum Fisika Dasar I
untuk Mahasiswa S1
PRAKATA
Pertemuan I
Mata Kuliah : Praktikum Fisika Dasar I
Kode Mata Kuliah :-
Waktu Pertemuan : 5 × 120 menit
Pertemuan ke- :1
1. Umum
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa mampu mengukur
besaran-besaran mekanik beserta satuannya, serta dapat menguraikan
vektor-vektor gaya dan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda
2. Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan dapat memahami
prosedur, K3, peraturan pelaksanaan praktikum, pengunaan dan
pembacaan skala alat ukur mekanik, serta penerapan metode
ketidakpastian dalam melakukan pengukuran.
Besaran Mekanik
1. Peraturan Praktikum/Laboratorium
2. Materi Praktikum Fisika Dasar I
3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
4. Pembuatan Laporan Pendahuluan
5. Cara Pengisian Kertas Kerja Praktikum
6. Definisi Besaran Mekanik
7. Alat-alat Ukur Mekanik
8. Metode Pengukuran dan Pembacaan Skala Ukur
9. Metode Ketidakpastian Pengukuran
1.D Kegiatan Belajar
Tahap Kegiatan Media & Alat
Kegitan Pengajaran
Kegiatan Mahasiswa Pengajaran
Pendahuluan 1.1 Menjelaskan Peraturan Memperhatikan OHP/LCD
Pelaksanaan Praktikum dan mencatat
1.2 Menjelaskan Materi Mata-
kuliah Praktikum Fisika
Dasar I
1.3 Menjelaskan K3
1.4 Menjelaskan cara
pembuatan laporan
pendahuluan
1.5 Menjelaskan cara pengisian
kertas kerja
Penyajian 1.6 Menjelaskan mengenai 1. Memperhatikan 1. OHP/LCD
besaran mekanik dalam SI dan mencatat 2. Kertas Keja
dan satuan turunannya 2. Melakukan Praktikan
1.7 Menjelaskan metode pengukuran 3. Peralatan Ukur
penggunaan alat-alat ukur berdasarkan Mekanik:
mekanik intruksi/ prosedur Jangka
1.8 Menjelaskan metode yang diberikan Sorong,
pengukuran dan 3. Mencatat hasil Mikrometer
pembacaan skala ukur dan mengolah Sekrup, Mistar
mekanik data hasil ukur, Neraca
1.9 Metode ketidakpastian pengukuran Analitis, dan
pengukuran berdasarkan Material yang
metode diukur.
ketidakpastian
Penutup 1.10 Mendiskusikan Mengajukan
pertanyaan
Pertemuan II
Mata Kuliah : Praktikum Fisika Dasar I
Kode Mata Kuliah :-
Waktu Pertemuan : 5 × 120 menit
Pertemuan ke- :2
3. Umum
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa mampu mengukur
besaran-besaran mekanik beserta satuannya, serta dapat menguraikan
vektor-vektor gaya dan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda
4. Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan dapat membahas
mengenai gerak harmonis pada bandul , dapat menentukan perioda ayun,
dan hubungannya dengan jarak ujung bandul ke pusat tumpuan, serta
menggunakan metode bandul sumbu sejajar untuk mencari percepatan
gravitasi
Bandul Gabungan
1. Gerak harmonis
2. Perioda ayun
3. Bandul sumbu sejajar
4. Jejari girasi pada bandul sumbu sejajar
2.D Kegiatan Belajar
1. Umum
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa mampu mengukur
besaran-besaran mekanik beserta satuannya, serta dapat menguraikan
vektor-vektor gaya dan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda
2. Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan dapat membahas
percepatan dan kecepatan suatu benda yang bergerak secara lurus
berubah beraturan dengan menggunakan pesawat Atwood serta dapat
menguraikan gaya-gaya yang bekerja pada peralatan tersebut
Pesawat Atwood
1. Umum
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa mampu mengukur
besaran-besaran mekanik beserta satuannya, serta dapat menguraikan
vektor-vektor gaya dan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda
2. Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan dapat membahas
mengenai gaya berat yang bekerja pada suatu bahan yang digantung,
dapat menentukan koefisien elastistas Young suatu bahan menggunakan
metode tarik dengan gaya berat sebagai gaya tarik.
Elastisitas
1. Hukum Hooke
2. Modulus Young
3. Gaya berat
4. Konstanta elastisitas
4.D Kegiatan Belajar
1. Umum
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa mampu mengukur
besaran-besaran mekanik beserta satuannya, serta dapat menguraikan
vektor-vektor gaya dan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda
2. Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan dapat membahas vektor-
vektor gaya yang bekerja pada benda jatuh pada fluida, serta menentukan
viskositas suatu material dengan metode benda jatuh
Viskositas
1. Hukum Stokes
2. Hukum Archimedes
3. Gaya Berat
4. Gaya dan vektor gaya
5. Resultan gaya
Tahap Kegiatan Media & Alat
Kegitan Pengajaran
Kegiatan Mahasiswa Pengajaran
Penda- 5.1 Menjelaskan kaitan Viskositas Memperhatikan 1. OHP/LCD
huluan dengan pokok bahasan praktikum dan mencatat 2. Kertas kerja
sebelumnya
5.2 Menjelaskan teori-teori pendukung
pokok bahasan
Penyajian 5.3 Menjelaskan parameter yang 1. Melakukan 1. OHP/LCD
diukur percoban dan 2. Kertas kerja
5.4 memberikan tabel pengolahan pengukuran 3. Modul
data dan perhitungan viskositas parameter praktikum
materi yang akan dicari viskositas 4. Peralatan
5.5 Memberikan umpan balik ke arah materi praktikum:
analisa percobaan yang dilakukan berupa massa gelas ukur
5.6 Memberikan evaluasi per jenis, massa 2500 cc,
praktikum benda yang benda yang
5.7 Mengarahkan mahasiswa untuk dijatuhkan, dijatuhkan,ne
membuat kesimpulan percobaan jarak dan raca analitis,
waktu mikrometer
tempuh skrup, mistar
2. Melakukan matrik,
pengolahan stopwatch
data secara
statistik
terarah untuk
mendapatkan
nilai viskositas
materi yang
diukur
3. Melakukan
analisa
4. Mengerjakan
soal evaluasi
5. Membuat
kesimpulan
Penutup 5.8 Memeriksa hasil kerja mahasiswa Memperhatikan OHP/LCD
5.9 Memperlihatkan hasil kerja
mahasiswa
5.10 Memberikan umpan balik serta
memberikan nilai hasil .
Percobaan 1
BESARAN DAN SATUAN MEKANIK
1
b. Satuan tidak baku, yaitu satuan yang tidak diakui secara intenational
sehingga hanya digunakan di suatu daerah atau negara.
Contoh: hasta, depa, gayung, atau ember.
2
Besaran Pokok Satuan Simbol
Panjang Meter M
Massa Kilogram Kg
Waktu Sekon S
Suhu Kelvin K
Kuat arus Ampere A
Intensitas cahaya Kandela Cd
Jumlah molekul Mol Mol
3
3. Sudah tidak memada lagi untuk ilmu pengetahuan dan teknologi modern,
misalnya dalam misi perjalanan ruang angkasa
b. Pada tahun 1960, satu meter sama dengan 1.650.763,73 kali panjang
gelombang cahaya merah jingga dari atom atau gas Krypton-86 di dalam
ruang hampa pada suatu peristiwa lucutan listrik.
c. Pada tahun 1983, satu meter sama dengan jarak yang ditempuh cahaya dalam
ruang hampa selama selang waktu 1/299.792.458 sekon.
4
1.2.5 Beberapa Besaran Turunan dengan Sistem Satuan Internasional (SI)
Beberapa besaran turunan dan saruannya dalam SI:
Besaran turunan Satuan Singkatan
Luas m2 -
Volume m3 -
Kecepatan m/s -
Gaya newton N
Percepatan m/s2 -
1.2.6 Pengukuran
Pengukuran adalah melakukan perbandingkan besaran yang diukur dengan
besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan.
5
Contoh:
a. Tinggi badan. Tinggi badan Amir adalah 150 cm.
Tinggi badan = besaran
150 = kuantitas pengukuran
cm= satuan
b. Massa buku ini adalah 200 gram.
Massa buku = besaran
200 = kuantitas pengukuran
gram = satuan
c. Waktu yang diperlukan untuk mengerjakan soal itu 90 menit.
Waktu = besaran
90 = kuantitas pengukuran
menit = satuan
6
Skala pada jangka sarong:
• Skala utama
• Nonius atau vernier, yaitu skala pendek yang panjang 9 mm dibagi atas
10 bagian yang sama.
Ketelitian jangka sorong: 0,1 mm
Contoh pembacaan dengan jangka sorong:
a. rahang atas
b. rahang geser
c. kunci
d. skala tetap
e. skala putar
f. pemutar (teromol)
Ketelitian mikrometer sekrup: 0,01 mm, atau 0,002 mm, atau 0,005 mm.
7
Contoh pembacaan pengukuran dengan mikrometer sekrup:
d) Mikroskop
Mikroskop sederhana terdiri atas dua lensa positif yang masing-masing
disebut lensa objektif, yaitu lensa yang dekat dengan mata. Lensa okuler
pada mikroskop berfungsi sebagai lup. Jarak fokus lensa objektif lebih
kecil daripada jarak fokus lensa okuler. Berikut merupakan gambar
mikroskop.
8
Bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya:
1. Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan benda.
2. Pengaturan kasar berfungsi untuk mencari bayangan awal.
3. Pengaturan halus berfungsi untuk memperjelas bayangan dan mencari titik
fokus.
4. Tabung mikroskop berfungsi untuk menghubungkan lensa okuler dan lensa
objektif.
5. Objektif kuat berfungsi untuk memperbesar bayangan benda.
6. Engsel inklinasi berfunsi untuk mengubah posisi mikroskop.
7. Diagram berfungsi untuk mengatur cahaya.
8. Cermin berfungsi untuk mengatur sinar.
9. Meja objektif berfungsi untuk meletakkan preparat.
Kegunaan mikroskop sebagai alat ukur adalah untuk mengukur benda-benda
yang lunak yang rusak apabila menggunakan alat ukur mekanik.
Cara pengukuran dengan menggunakan mikroskop:
Untuk mengukur panjang benda adalah dengan mengukur posisi banyangan
benda pada cakram bayangan, langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Tempatkan benda pada posisi tertentu sehingga didapat bayangan sebagai
berikut:
9
4. Baca skala ukurnya, misalnya didapat:
yaitu 15,4 mm
5. Hasil ukur merupakan selisih hasil pengukuran pertama dengan
pengukuran kedua:
P = |17,2 - 15.4| = 1,8 mm
10
c. Jam air, yaitu jam yang didasarkan pada berapa lama waktu yang dipakai un-
tuk mengalirkan air keluar dari suatu tempat melalui sebuah lubang.
d. Jam, misalnya jam dinding atau jam tangan (arloji)
e. Stop watch
f. Jam atom, yaitu jam yang diatur oleh gerakan atom cesium dan diperkirakan
hanya akan membuat kesalahan kira-kira 1 detik dalam waktu 6.000 tahun.
11
Kesalahan Kebetulan (Random Error)
Pengulangan pengukuran selalu memberikan hasil berbeda-beda maka harga
tersebut juga akan berbeda dengan harga sebenarnya, kesalahan ini dinamakan
kesalahan kebetulan atau random error yang terdiri atas :
a. kesalahan penafsiran, kebanyakan alat ukur memerlukan suatu penafsiran pada
skala tertentu dan penafsiran ini dapat berubah dari waktu ke waktu yang lain.
b. keadaan penyimpangan, seperti suhu, tekanan udara, atau tegangan listrik,
c. Gangguan, misalnya : ada getaran mekanis atau opengaruh putaran motor dari
alat listrik.
d. Definisi, walaupun proses pengukuran telah sempurna, pengulangan
pengukuran yang sama selalu akan memberikan penyimpangan, besaran yang
diamati tidak didefinisikan secara tetap, misalnya :
Panjang suatu meja bukanlah suatu besaran yang terdefinisi secara eksak. Hal
ini disebabkan bahwa kalau kita teliti, sisi meja tidaklah rata ataupun
mungkin tidak tepat sejajar, sehingga walaupun kita menggunakan alat ukur
yang sangat baik untuk mengukur meja tersebut, harga yang diperoleh selalu
berubah-ubah tergantung penampang panjang yang kita ukur.
Kesalahan lain-lain
Kesalahan lain yang tidak termasuk butir 2.7.1 dan 2.7.2 yang perlu diperhatikan
adalah :
a. Kekeliruan membaca alat/skala alat dan mengatur kondisi percobaan
kesalahan ini dapat diatasi dengan cara melakukan percobaan seteliti
mungkin atau bila ada kemungkinan untuk mengulangi percobaan dan
perhitungannya.
b. Kesalahan perhitungan, yaitu kesalahan memasukkan harga/angka-angka
perhitungan, menggunakan kalkulator, menggunakan daftar logaritma.
12
Contoh:
Menggunakan mistar yang skala terkecil 1 mm, bila tebal plat diukur
menghasilkan 5 cm maka hasilnya dapat ditulis:
t = (50 ± 0,5) mm
= (5,0 ± 0,05) x 10 mm
∆t = 0,5 adalah sesatan mutlak (absolut), sedangkan sesatan relatifnya dapat
dinyatakan dengan :
∆
100 %
∆ ,
= 100 % = 1%
Untuk mendapatkan nilai terbaik dan sesatannya untuk data yang jumlahnya lebih
atau sama dengan 8 (N≥8) dilakukan dengan cara :
i Xi (Xi)2
2
1
2
2
. . .
. . .
N XN XN2
N ∑Xi ∑ (Xi)2
∑
Nilai rata-rata = =
13
∑( ) ( )
Sesatan = ∆ = = ( )
Nilai Terbaik = X = + ∆
14
Prosedur pengukuran menggunakan mikrometer sekrup
a. Yakinkan rahang geser dalam keadaan bebas tidak terkunci, kemudian
buka rahang ukur dengan menggeser rahang geser secukupnya.
b. Tempatkan materi yang akan diukur diantara rahang atas dengan rahang
geser kemudian rapatkan kedua rahang dengan cara menggeser rahang
geser, perlu diingat yang hanya boleh diputar adalah tromol. Baca hasil
ukur
c. Catat skala terkecil alat ukur, olah data hasil pengukuran menggunakan
metode Sesatan Taksiran.
Materi yang diukur dengan menggunakan ketiga peralatan tersebut sama, maka
bandingkanlah hasil ukur dari masing-masing peralatan, dan analisa peralatan
yang mana yang memiliki tingkat ketelitian yang paling tinggi.
Prosedur pengukuran menggunakan mikroskop
a. Atur pembesaran lensa okuler pada pembesaran 10x dan lensa objektif
pada pembesaran 10x
b. Atur posisi benda sehingga didapat bayangan seperti pada pembahasan
2.6.2 a point 1 catat hasil ukurya, kemudian atur lagi posisi benda
sehingga didapat bayangan seperti poin 3 catat hasil ukurnya.
c. Selisih hasil ukur bayangan pada posisi yang ditunjukan dalam
pembahasan. 2.6.2.a poin 1 dan 2 merupakan besar benda hasil
pengukuran.
d. Ulangi langkah a, b, dan c untuk pembesaran lensa okuler tetap 10x lensa
objektif diubah 40x dan 100x.
e. Benda yang digunakan tetap, maka hasil ukurnya diolah menggunakan
pengolahan data menggunakan metode Harga Rata-rata (Nilai Terbaik)
dan Sesatannya Untuk Data Jamak.
Bandingkan pengolahan data antara data tunggal yang menggunakan metode
sesatan taksiran dengan data banyak dengan menggunakan metode harga rata-rata
(nilai terbaik) dan sesatan untuk data jamak.
Prosedur Pengukuran Massa
a. Gunakan neraca Analitis, neraca balance dan neraca tiga lengan untuk
mengukur massa benda yang telah disiapkan.
15
b. Catat hasil ukur untuk setiap neraca
c. Tentukan nilai sesatan alat ukur dengan melihat skala terkecil dari neraca
yang digunakan.
d. Olah data dengan menggunakan sesatan taksiran.
e. Bandingkan tingkat ketelitian dari setiap neraca yang digunakan.
Prosedur Pengukuran Waktu
a. Gunakan stopwatch analog dan digital untuk mengukur waktu yang
diperlukan oleh sebuah benda yang dijatuhkan pada jarak tertentu,
masing-masing alat ukur dilakukan sebanyak 9 (sembilan kali).
b. Olah data dengan menggunakan metode Harga Rata-rata (Nilai
Terbaik) dan Sesatannya Untuk Data Jamak.
c. Bandingkan hasil ukur kedua alat ukur tersebut.
16
Kesalahan relatif : ..........................................................................
..........................................................................
Nilai terbaik : ..........................................................................
1 10x 10x
2 10x 40x
3 10x 100x
17
Kesalahan Absolut : ...............................................................................
.............................................................................
Kesalahan Relatif : ...............................................................................
.............................................................................
...............................................................................
Nilai Terbaik : ...............................................................................
.............................................................................
1.4.2 Pengukuran Massa
Data hasil pengukuran dan pengolahan menggunakan neraca balance
Objek yang diukur : ..........................................................................
Hasil ukur : ..........................................................................
Skala terkecil alat ukur : ..........................................................................
Sesatan absolut alat ukur : ..........................................................................
Kesalahan absolut : ..........................................................................
Kesalahan relatif : ..........................................................................
..........................................................................
Nilai terbaik : ..........................................................................
18
Sesatan absolut alat ukur : ..........................................................................
Kesalahan absolut : ..........................................................................
Kesalahan relatif : ..........................................................................
..........................................................................
Nilai terbaik : ..........................................................................
No. t t2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
∑
Nilai rata-rata = = : ...............................................................................
.............................................................................
...............................................................................
.............................................................................
∑( ) ( )
Sesatan = ∆ = = ( )
: ................................................................
19
.............................................................................
...............................................................................
.............................................................................
No. t t2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
∑
Nilai rata-rata = = : ...............................................................................
.............................................................................
...............................................................................
.............................................................................
∑( ) ( )
Sesatan = ∆ = = ( )
: ................................................................
.............................................................................
20
...............................................................................
Nilai Terbaik = t = + ∆ : .................................................................................
.............................................................................
...............................................................................
1.5 Analisa
1.5.1 Pengukuran Panjang
Tingkat ketelitian masing-masing peralatan adalah:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
Yang mempengaruhi tingkat ketelitian dari hasil pengukuran:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
Peralatan yang paling teliti untuk mengukur panjang adalah:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
Penyebab terbesar yang menimbulkan penyimpangan dari hasil pengukuran tadi
adalah:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
21
Kriteria peralatan ukur panjang yang baik adalah:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
1.5.2 Pengukuran Massa
Dari ketiga peralatan pengukuran massa tadi yang memiliki tingkat ketelitian yang
paling rendah adalah:
..........................................................................................................................
Dimana masing-masing peralatan memiliki kesalahan absolut yang beragam, yaitu
:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
yang memberi pengaruh terbesar pada tingkat ketelitian peralatan ukur massa
adalah:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
Hal yang diperhatikan dalam pemilihan alat ukur massa adalah:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
22
1.5.3 Pengukuran Waktu
Skala terkecil dari alat ukur waktu berupa stopwatch analog adalah:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
sedangkan stopwatch digital adalah :
..........................................................................................................................
pengaruh skala terkecil tadi terhadap hasil pengukuran:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
1.6 Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan maka dapat dibuat kesimpulan:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
23
Penilaian Percobaan I ____________________________________
Besaran dan Satuan Mekanik
Nama : .........................................................................
NIM : .........................................................................
Kelas/Kelompok : .........................................................................
Jurusan : .........................................................................
Fakultas : .........................................................................
Nilai : ____________
(...........................................................)
ASISTEN
24
Percobaan 2
BANDUL KOMPON
2.2. Pendahuluan
Sebuah bandul fisis dengan pusat gravitasi di titik G, digantungkan pada sebuah
pores yang berjarak a dari G. Apabila bandul tesebut disimpangkan dengan
simpangan kecil sebesar θ dari keadaan setimbang, besarnya torka yang bekerja
pada bandul tersebut. (gambar 1)
τ = mg OG sin θ
= - mga sin θ
Atau
I0 =−
mg
Gambar 1.
25
T = 2π ........................................................................ (2)
Keterangan:
T = 2π = 2π = 2π ........................ (4)
Hasil di atas identik dengan periode pendulum sederhana yang panjang talinya
l= + a.
Pada persamaan ini , massa seakan-akan terkosentrasi pada titik P dengan jarak
Kedua buah akar persamaan memiliki nilai a dan , yang tidak lain adalah jarak
a
titik O dan P dari G pada Gambar 1. Keadaan ini menunjukkan bandul tersebut
diitumpu di O atau di P akan memiliki periode yang sama sebesar T. Perioda
osilasi dapat dituliskan kembali.
( )
= =
26
Persamaan tersebut akan bernilai minimum apabila a = k.
Dari persamaan kita dapat mengetahui jari-jari girasi apabila percepatan gravitasi
diketahui. Atau pun sebaliknya kita dapat mengetahui percepatan gravitasi apabila
jari-jari girasi diketahui. Bandul Kompon adalah bandul fisis yang memiliki satu
buah titik tumpu yang dapat digeser. Dengan menggunakan bandul ini kita
dapat mengubah letak titik tumpu sepanjang batang bandul.
Pada percobaannya, kita dapat menggambarkan grafik hubungan antara
perioda dengan perubahan jarak poros dari pusat gravitasi seperti tampak pada
Gambar 2.
Dari grafik tersebut dapat diketahui besarnya jari-jari girasi k..
27
2.3. Alat-Alat Percobaan
28
3. Setelah itu pasanglah mata pisau pada bandul, kencangkan baut yang
ada pada mata pisau sehingga mata pisau terpasang kuat. Kemudian
gantungkan bandul di atas bantalan pisau.
1 5,00
2 10,00
3 15,00
4 20,00
5 25,00
6 30,00
29
7 35,00
8 40,00
9 45,00
10 50,00
11 55,00
12 60,00
13 65,00
y (cm)
30
Menghitung Jari-jari Girasi
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
k menurut teori
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
2.8 Analisa
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
31
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
2.9 Evaluasi
1. Pada saat kapan perioda ayunan minimum?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
32
2.3 Kesimpulan
1. ........................................................................................................................
........................................................................................................................
2. ........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
3. ........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Penilaian Percobaan 2
Bandul Kompon ___________________________________________________
Nama : .........................................................................
NIM : .........................................................................
Kelas/Kelompok : .........................................................................
Jurusan : .........................................................................
Fakultas : .........................................................................
__________________________________________________________________
NILAI : …………………………..
(………………………………………………)
ASISTEN
33
Percobaan 3
PESAWAT ATWOOD
3.2 Pendahuluan
Pesawat Atwood dapat digunakan untuk mengukur percepatan
gravitasi bumi g. Percepatan gravitasi tersebut dapat ditentukan dari persarnaan
pada Hukum II Newton:
( ) ( )
a= (2)
atau
( )
g=( )
(3)
( )
34
Gambar 1. Gaya-gaya yang bekerja pada M 1 dan M 2 .
35
Gambar 1. Pesawat Atwood
2. Waktu Pencacah
Pendahuluan
Pewaktu Pencacah adalah suatu alat yang berfungsi sebagai pewaktu
(timer) dan sebagai pencacah (counter). Alat ini biasa digunakan pada
peralatan rel udara dan pada percobaan lainnya seperti ayunan bandul.
36
Untuk selanjutnya transisi terang ke gelap disebut sebagai pulsa naik
dan transisi gelap ke terang disebut sebagai pulsa turun. Pewaktu pada
dasarnya mengukur selang waktu antara dua kejadian, misalnya selang
waktu antara saat pulsa naik dan pulsa naik berikutnya, atau antara
pulsa naik dan pulsa turun berikutnya. Pulsa yang dapat diindera oleh
pewaktu adalah pulsa dalam bentuk tegangan listrik. Bila pulsa
dikaitkan dengan benda bergerak dan jarak perpindahan yang ditempuh
(Δs) benda pada saat selang waktu tersebut (Δt) diketahui, maka kecepatan
rata-rata dapat dihitung dengan :
̅=
Laju sesaat pada selang waktu yang kecil dapat didekati dengan
rnernbuat jarak tempuh cukup kecil sehingga selang waktunya yang
diperoleh juga relatif sangta kecil. Bila laju sesaat pada dua kejadian
diketahui dan bila gerak itu diyakini sebagai gerak berubah beraturan
percepatan gerak dapat dicari melalui persamaan :
–
a=
37
Dasar Pengukuran
TIMING I
TIMING II
38
Pada saat penghalang cahaya bergerak dari A ke B, pertama kali gerbang cahaya
akan mengindera pulsa naik ke-1, bersamaan dengan itu pewaktu rnulai
menghitung waktu setelah beberapa saat gerbang cahaya mengindera pulsa naik ke-2
bersamaan itu pula pewaktu berhenti menghitung waktu. Hasil pengukuran waktu
tersebut ditampilkan pada layar Pewaktu Pencacah. Pada Pesawat Atwood, mode
TIMING I I digunakan untuk percobaan Gerak Lurus Beraturan (menentukan
kecepatan rata-rata) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (menentukan percepatan
gerak benda dan percepatan gravitasi).
39
3. Tambahkan 5 beban tambahan bercelah pada M1 (rnasing-rnasinq beban
bermassa 5 gram). Catat massa tambahan sebagai m2 pada Tabel 1.
4. Ukur panjang M1 setelah ditambah beban. Catat nilai pada kolom s di
Tabel 1.
5. Lepaskan M1 dengan menekan pegas sehingga M1 akan bergerak
ke atas, sedangkan M2 akan bergerak ke bawah dan berhenti saat
menyentuh penghenti beban tanpa lubang..
6. Dengan fungsi TIMING I akan diperoleh 2 data waktu: E1 dan E2.
Tekan CH. OVER untuk melihat nilai E 1 dan E2 secara bergantian.
Catat nilai waktu yang ditampilkan di layar Pewaktu Pencacah pada
kolom t1 dan t 2 di Tabel 1.
7. Kembalikan posisi M1 dan M2 seperti semula, yaitu M1 pada pemegang
beban kemudian tekan tombol FUNCTION untuk mengembalikan nilai
waktu ke angka 0 ( r e s e t t o z e r o ) .
8. Pindahkan 1 beban tambahan dari M2 ke M1 kesehingga selisih massa
antara M1 dan M2 menjadi 15 gram dengan massa total tetap. Catat
beban tambahan m1 pada kolom m1 di Tabel 1.
9. Ulangi langkah 4 – 7.
10. Pindahkan 1 beban tambahan dari M2 ke M 1 sehingga selisih massa
antara M1 dan M2 menjadi 5 gram, kemudian lakukan kembali langkah
4 -7.
= dan = (4)
Dimana :
40
t2 = waktu saat M2 melewati gerbang cahaya 2
Dengan data ini, maka terdapat hubungan antara kecepatan, jarak, dan
percepatan sehingga dapat digunakan persamaan :
2 2
= + 2.a.h a = (5)
.
h = jarak antara gerbang cahaya 1 dan gerbang cahaya 2
M1 = kg
M2 = kg
h = m
M1 + m1 + M2 + m2 (kg)
s (m)
t1 (s)
t2 (s)
v1 (m/s)
v2 (m/s)
a (m/s2)
41
3.7 Linearitas Data
Grafik percepatan a terhadap selisih massa [(M2+ m2) – (M1 + m1)]
a (m/s2)
42
= ×( + + + )
3.8 Analisa
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
3.9 Evaluasi
......................................................................................................................
43
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
3.10 Kesimpulan
1. ........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
2. ........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
3. ........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
44
Penilaian Percobaan 3
Pesawat Atwood ___________________________________________________
Nama : .........................................................................
NIM : .........................................................................
Kelas/Kelompok : .........................................................................
Jurusan : .........................................................................
Fakultas : .........................................................................
__________________________________________________________________
NILAI : …………………………..
(………………………………………………)
ASISTEN
45
Percobaan 4
ELASTISITAS
Elastisitas adalah sifat atau kemampuan suatu benda untuk kembali pada
keadaan semula apabila gaya yang mengubah atau terdapat pada benda
itu telah menghilang. Elastisitas dapat juga berarti kecenderungan yang terjadi
pada suatu benda untuk berubah dari keadaan semula baik berupa perubahan
panjang , lebar, maupun tinggi.
Benda - benda yang memiliki sifat elestisitas antara lain pada umumnya
adalah karet dan pegas, karena karet dan pegas dapat kembali kepada
keadaaan sebelumnya jika gaya yang terjadi pada benda - benda tersebut telah
dihilangkan. Namun pada sifat elastisitas ini benda - benda mempunyai batas -
batas elastisitas yang berbeda-beda yang disebut modulus regiditas, misalnya
jika sebuah karet ditarik terlalu keras akan dapat putus karena gaya tarik atau
yang diterimanya terlalu besar sehingga melebihi batas elastisitas karet tersebut.
Gaya tarik yang terlalu keras dan besar dapat menyebabkan suatu benda tidak
dapat kembali lagi seperti semula. keadaan seperti ini dapat dikatakan mengalami
bentuk plastis.
Sifat kelentingan atau elastisitas suatu benda berbentuk batang dapat
direntangkan dengan dua macam pengertian, yaitu tegangan (stress) dan
regangan(strain).
46
Tegangan (Stress)
Tegangan adalah besarnya gaya yang bekerja pada setiap satuan luas penampang
suatu benda atau batang. Suatu batang dikatakan dalam keadaan tegang apabila
masing-masing ujung batang tersebut mengalami gaya tarik yang sama besamya
dan berlawanan arah. Apabila batang tersebut diiris tegak lurus sama besar,
maka masing-rnasing potongannya dalam keadaan setimbang. potongan
akan mengerjakan tarikan terhadap potongan yang berlawanan arah yang
terdistribusi merata pada luas penampang (A) dengan gaya F,
τ= (1)
Regangan (Strain)
Regangan adalah perubahan yang relatif dimensi atau bentuk benda yang
mengalami tegangan. Regangan yang dapat berarti pertambahan panjang
untuk tiap - tiap satu satuan panjang. Jika diketahui pertambahan panjang dan
panjang mula-mula sebelum benda itu diberi gaya, maka dapat ditentukan
regangannya dengan persamaan berikut ini:
Δ
e= (2)
47
dimana :
e = regangan
Δl = pertamahan panjang (m)
l = panjang mula- mula (m)
Sebuah batang yang mengalami regangan, panjang aslinya dari l0 berubah
menjadi l, Hal ini terjadi karena pada ujung - ujungnya dilakukan gaya tarikan
yang sama besar dan berlawanan arahnya. Perpanjangan ini menjadi kecil hanya
pada ujung - ujungnya sama. setiap unsur batang itu bertambah panjang
sebanding dengan pertambahan panjang batang secara keseluruhan.
Regangan akibat tarikan pada batang tersebut dapat ditulis dengan persamaan
seperti berikut ini :
= (3)
Regangan akibat kompresi didefinisikan dengan cara yang sama, yaitu sebagai
perbandingan berkurangnya panjang terhadap panjang awalnya.
Regangan Luncur
Regangan Volume
Regangan lain yang dihasilkan oleh tekanan hidrostatis adalah regangan volume.
Regangan volume adalah perbandingan antara perubahan volume pertama dan
volume sesudahnya.
48
Δ
Regangan volume = (5)
Y=E = (6)
τ /
E = = (7)
е Δ/
49
E = (N/m2) (8)
Δ
Berikut grafik hubungan antara gaya dan pertambahan panjang pada pegas:
50
Catatan : F = Gaya yang diberikan (N), K = Konstanta elastisitas (N/m),
dan M = Pertambahan panjang pegas (m).
51
Gambar 3. Pengukuran panjang dan lebar karet menggunakan jangka sorong.
52
Gambar 5. Pengukuran pertambahan panjang setiap penambahan beban
53
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Linieritas Data
Gradien garis (m) dalam persamaan grafik adalah konstanta/modulus Elastisitas
(E) yang didapat bersarkan hasil percobaan yang telah dilakukan yaitu:
m = Σ (Δl/ l0*F/A) / Σ (Δl/ l0)2
=
=
55
Grafik. Regangan Terhadap Tegangan dan Linearitas Hasil Percobaan
Dari data kedua garis di atas (Data pecobaan dan Lineritasnya) maka koefisien
korelasinya adalah:
r = ∆l F (∆l l ) × (F A) )
l × A /
=
=
=
Dan besamya standar kesalahan yang terjadi dalam percobaan ini adalah :
(Σ / )²
Sn = – Σ ( Δ / )²
½
=
=
Modulus Elastisitas Bahan (E) = m = N/m2
Kesalahan Absolut (KA) = ±Sn = ±
56
Kesalahan Relatif (KR) = Sn/Ex 100% = %
Nilai Terbaik hasil pengukuran = E ± Sn =
4.5 Analisa
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
4.6 Evaluasi
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
57
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
4.7 Kesimpulan
1. ........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
2. ........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
3. ........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
58
Penilaian Percobaan 4
Elastisitas ________________________________________________________
Nama : .........................................................................
NIM : .........................................................................
Kelas/Kelompok : .........................................................................
Jurusan : .........................................................................
Fakultas : .........................................................................
__________________________________________________________________
NILAI : …………………………..
(………………………………………………)
ASISTEN
59
Percobaan 5
VISKOSITAS
60
Viskometer adalah alat untuk mengukur viskositas zat cair. Sebuah silinder
diberi poros di atas bantalan yang hampir tidak mempunyai gesekan,
sehingga dapat berputar secara konsentrik di dalam bejana berbentuk
silinder. Zat cair yang viskositasnya diukur, dituangkan ke dalam ruang
antara, silinder- silinder itu. Suatu kopel (gaya putar) dapat diberikan kepada
silinder sebelah oleh dalam sistem kerekan- kerekanbeban. Apabila beban
dilepaskan, silinder sebelah dalam ini akan memperoleh percepatan sesaat,
tetapi dengan cepat pula mencapai suatu kecepatan sudut konstan dan
akan terus berputar dengan kecepatan konstan ini selama kopel tadi masih
bekerja. Bila besar kopel dimensi alat itu dan kecepatan sudutnya diketahui,
maka viskositas zat cair yang hendaknya diukur dapat dihitung.
61
Perhatikan Gambar 1, dimana suatu lapisan fluida ditempatkan di antara kedua
papan, satu papan bergerak sedangkan satu papan lagi diam. Fluida
bersentuhan dengan masing-masing papan akibat dari gaya adehesi (gaya tarik
menarik antara dua partikel berlainan jenis) antara papan dan fluida,
sehingga papan bergerak.
dengan kecepatan yang sama. Sementara itu, fluida yang bersentuhan
dengan papan yang diam juga diam. Dengan demikian ada variasi kecepatan
dalam fluida, dari o sampai V tertentu. Jika kecepatan V ini dibagi dengan tebal
lapisan l, sebagai gradian kecepatan, maka besaran:
= (1)
62
Keterangan: Gambar A = Profil kecepatan datar; Gambar B = Aliran
Laminer; Gambar C = Aliran Turbulen.
Jika zat cair kental dan aliran nya tidak terlalu cepat, aliran akan bersifat
laminer, dan profil kecepatannya ditunjukkan pada Gambar B.
Kecepatan mempunyai harga terbesar di sumbu pipa, dan makin
berkurang jika makin dekat dinding. Lapisan fluida yang menempel pada
dinding berada dalam keadaan diam.
Jika kecepatan fluida melebihi suatu harga tertentu aliran yang terjadi
menjadi kompleks. Di dalam aliran terjadi pusaran- pusaran yang disebut
vortex, dan aliran mendapat hambatan lebih besar. Aliran seperti ini terlihat
pada Gambar .C dan aliran ini disebut dengan aliran turbulen.
2. Bilangan Reynolds
Dari eksperimen orang mendapatkan empat faktor yang menentukan
apakah aliran bersifat laminer atau bersifat turbulen. Kombinasi dari
keempat faktor tersebut disebut dengan bilangan Reynolds ( ), dan
didefinisikan sebagai:
= (3)
ƞ
63
Reynolds antara 2000 dan 3000 terdapat daerah transisi aliran dapat
berubah dari keadaan laminer menjadi turbulen dan sebaliknya.
Jadi untuk aliran air dalam pipa bergaris tengah 1 cm pada temperatur 20°C
aliran laminer bersifat laminer, jika
ρ
ƞ
≈ 200 , atau jika v ≅ 20 cm/detik
Di atas kecepatan 30 cm/det aliran air bersifat turbulen, udara yang mengalir
pada pipa yang sama dengan kecepatan sama mempunyai N = 216. Ini
berarti aliran udara diatas bersifat laminer. Aliran akan menjadi turbulen
jika kecepatan lebih tinggi dari dari 420 cm/detik.
(4)
Ingat bahwa hubungan di atas diperoleh dari prinsip kerja energi, yaitu kerja
yang dilakukan pada suatu sistem adalah sama dengan pertambahan energi
mekanik total sistem tersebut. Dalam bentuk seperti ini, setiap suku dalam
persamaan di atas, mempunyai satuan panjang. Tiap suku disebut head.
Suku di sebelah kiri disebut suku head tekanan, suku pertama di
sebelah kanan disebut head ketinggian, dan suku kedua disebut head
kecepatan.
Jika zat cair bersifat kental, maka kita harus memperhitungkan kerja yang
dilakukan oleh gaya gesekan. Untuk hal khusus fluida yang mengalir melalui
suatu pipa dengan penampang yang sama dengan panjang L dan garis tengah D,
maka V = . Jika fluida adalah tak kental, harus diperhitungkan adanya energi
hilang karena gesekan, energi hilang ini dinyatakan sebagai head hilang
atau head gesekan.
= (5)
64
dengan v kecepatan rata- rata fluida, dan f adalah faktor gesekan yang
bergantung pada bilangan Reynolds . Untuk aliran dalam pipa dengan
penampang yang sama dan terletak miring, maka head tekanan haruslah sama
dengan jumlah head ketinggian dan head gesekan.
( )
− = + (6)
F= (7)
4. Kecepatan Terminal
Sebutir kelereng dijatuhkan bebas dalam fluida kental. Jika hanya ada gaya
gravitasi yang bekerja pada kelereng tersebut maka kelereng akan bergerak
dipercepat dengan percepatan yang sama dengan percepatan gravitasi bumi g. Ini
berarti jarak antara dua kedudukan kelereng dalam waktu yang sama haruslah
makin besar. Kenyataan dalam percobaan ini diperoleh hasil yang berbeda,·
yaitu mula- mula jarakantara dua kedudukan kelereng dalam selang waktu yang
sama adalah sama besar. Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa
suatu benda yang dijatuhkan bebas dalam suatu fluida kental
kecepatannya membesar hingga mencapai suatu kecepatan terbesar dan
tetap. Kecepatan tetap dan terbesar ini disebut kecepatan terminal.
Pada kasus di atas, gaya yang bekerja selama kelereng bergerak dalam
fluida dengan kecepatan tetap meliputi:
a. Gaya berat rendah (w)
W = m.g = π . ρ .g (8)
c. Gaya gesekan dari zat cair yang mengarah ke atas (Hukum Stokes)
K=6π. ƞ. . (10)
65
5. Tiga Gaya yang Memberikan Gaya Resultan R
Untuk benda bola dengan jari- jari R yang zat cairya cukup kental, maka
gesekan dapat memberikan hambatan yang berarti, sehingga bola bergerak
dengan kecepatan akhir yang tetap. Jika v konstan maka percepatannya sama
dengan nol, yang berarti resultan gaya adalah sama dengan nol.
Sehingga
ƞ = 4π .g ( ρ - ))/(3 . 6 π )=2 . ( − )/( 9 ) ( 11)
dengan :
= kecepatan terminal (m/s),
r = jari- jari bola (m),
g = percepatan gravitasi (m/s),
ρ = massa jenis bola (peluru),
ρ0 = massa jenis zat cair.
66
sayur dan oli, masukan ke dalam gelas ukur 2500 ml.
2. Atur jarak jatuh benda dan beri batas sehingga akan didapat acuan
untuk mencari kecepatan benda jatuh .
3. Ukur massa jenis fluida yang akan diuji dengan menggunakan aerometer
67
4. Jatuhkan peluru yang telah diketahui diameter dan massanya
5. Ukur waktu yang diperlukan peluru untuk menempuh jarak yang telah
ditentukan tadi dengan menggunakan stopwatch
6. Ulangi untuk peluru- peluru yang lain, dengan prosedur yang sama
lakukan pengukuran pada fluida yang lain.
68
• Waktu tempuh: Peluru 1 (t ) = detik
Peluru 2 (t ) = detik
Peluru 3 (t ) = detik
• Massa jenis fluida (ρ ) = gr/cc
Viskositas oli
Data hasil pengukuran uji viskositas pelumas (oli)
• Pengukuran peluru:
massa: = gr; jari - jari: = cm
= gr; = cm
= gr; = cm
• Jarak tempuh peluru = cm
• Waktu tempuh: Peluru 1 (t ) = detik
Peluru 2 (t ) = detik
Peluru 3 (t ) = detik
π r , sehingga diperoleh :
Volume Peluru 1 (t ) = cm
Volume Peluru 2 (t ) = cm
Volume Peluru 3 (t ) = cm
Sehingga diperoleh massa jenis dari seiap peluru, yaitu:
ρ = gr/cm
ρ = gr/cm
ρ = gr/cm
69
Kecepatan masing-masing peluru :
v = cm/det
v = cm/det
v = cm/det
Dengan menggunakan formula 11, maka koefisien viskositas dari minvak sayur
maka dapat ditentukan sehingga diperoleh:
No Koefisien Viskositas ( ) (poise) | − |
1
2
3
∑
70
Kecepatan masing-masing peluru :
v = cm/det
v = cm/det
v = cm/det
Koefisien viskositas
No Koefisien Viskositas ( ) (poise) | − |
1
2
3
∑
5.6 Analisa
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
71
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
5.7 Evaluasi
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
5.8 Kesimpulan
1. ........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
2. ........................................................................................................................
........................................................................................................................
72
........................................................................................................................
3. ........................................................................................................................
........................................................................................................................
Penilaian Percobaan 5
VISKOSITAS _____________________________________________________
Nama : .....................................................................
NIM : .....................................................................
Kelas / Kelompok : .......................................................................
Jurusan : .......................................................................
Fakultas : .......................................................................
Nilai:________________
( ............................................. )
ASISTEN
73
Percobaaan 6
GERAK JATUH BEBAS (GJB)
6.2 Pendahuluan
Persamaan kinematika gerak untuk gerak benda dengan percepatan tetap a,
diberikan oleh:
2
x = v0t + (1)
Sehingga, untuk sebuah benda jatuh bebas dengan percepatan adalah g (g adalah
percepatan gravitasi) dan kecepatan awal adalah nol (v0 = 0) didapatkan
persamaan :
2
h= (2)
t adalah waktu yang diperlukan benda jatuh dari ketinggian h.. Jika persamaan 2
digunakan untuk gerbang cahaya 1 dan gerbang cahaya 2, maka diperoleh dua
persamaan yang memberikan hubungan antara ketinggian dan waktu tempuh yang
diperlukan oleh suatu benda ke masing-masing gerbang cahaya. Persamaan untuk
masing-masing ketinggian diberikan oleh
2
h1 = untuk gerbang cahaya 1 (3)
2
h2 = untuk gerbang cahaya 2 (4)
Dari persamaan (3) dan persamaan (4) dapat dilihat bahwa percepatan jatuh bebas
pada masing-masing ketinggian adalah sama dengan g.
Dengan mengurangkan persamaan (4) dengan persamaan (3) maka dapat
diperoleh besar percepatan gravitasi g yaitu:
( )
h= (5)
( )
74
Persamaan 5 di atas akan digunakan untuk menentukan besar percepatan jatuh
bebas dan memverifikasi bahwa percepatan pada gerak jatuh bebas adalah sama
dengan percepatan gravitasi.
75
Gambar 1. Rangkaian Percobaan
76
6.5 Prosedur Percobaan
1. Hidupkan Timer Counter AT-01.
2. Tekan tombol FUNCTION pada timer counter AT-01 sedemikian rupa
beberapa kali sehingga pewaktu berada pada fungsi Gravity Acceleration.
Timer counter berada pada fungsi Gravity Acceleration ditunjukkan oleh
nyala merah lampu indikator LED. Pada keadaan ini, timer counter
juga akan menyalakan fungsi E.MAGNET yang ditunjukkan oleh
nyala merah indikator LED. Dengan menghubungkan terminal
E.MAGNET ke magnet pemegang bola logam menggunakan kabel
penghubung, maka pada kumparan magnet pemegang akan timbul
medan magnet sehingga dapat menarik benda-benda konduktor.
3. Pasang bola logam pada magnet pemegang bola logam. Mulailah
melakukan pengukuran dengan cara menekan tombol E.MAGNET pada
timer counter. Setelah tombol E.MAGNET ditekan, maka fungsi
E.MAGNET akan mati sehingga medan magnet pada magnet
pemegang bola juga akan hilang. Bola logam akan jatuh melewati
gerbang cahaya 1 dan gerbang cahaya 2 secara berurutan.
4. Baca hasil pengukuran waktu pada Timer Counter AT-01. Timer akan
menampilkan waktu tempuh bola ke gerbang cahaya 1 dan ke
gerbang cahaya 2 secara berurutan. Catat hasill pengukuran waktu ini ke
dalam Tabel 1.
5. Hitung percepatan gerak jatuh bebas tersebut menggunakan
persamaan 3. Catat hasil perhitungan pada kolom yang sesuai pada Tabel
1.
6. Ubah ketinggian jatuh bebas bola h. Atur ulang Timer dengan
menekan tombol FUNCTION satu kali sedemikan rupa sehingga
fungsi E.MAGNET kembali aktif (ON) again. Ulangi langkah
percobaan 1 s/d 5 untuk beberapa ketinggian yang berbeda dengan
menekan tombol E.MAGNET.
77
6.6. Data dan Pengolahan Data
Tabel 1.
h2 - h1 (m) Waktu t1 (s) Waktu t2(s) Percepatan (m/s2)
6.7 Analisa
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
78
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
6.8 Evaluasi
1. Apakah besar percepatan jatuh bebas bola memiliki harga yang sama atau
berbeda pada ketinggian jatuh yang berbeda? Jelaskan!
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
2. Berdasarkan hasil percobaan, benarkah dugaan prediksi teori bahwa
percepatan jatuh bebas sama dengan percepatan gravitasi bumi? Jelaskan
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
6.9 Kesimpulan
1. ........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
2. ........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
79
3. ........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Penilaian Percobaan
GERAK JATUH BEBAS (GJB) ______________________________________
Nama : .....................................................................
NIM : .....................................................................
Kelas / Kelompok : .......................................................................
Jurusan : .......................................................................
Fakultas : .......................................................................
NILAI : …………………………..
(………………………………………………)
ASISTEN
80