Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

THALASEMIA

Disusun oleh:

Kelompok 4

1. Tyania Awalia Maharani (P1337420418031)


2. Aisyah Yuweningrum (P1337420418033)
3. Sintha Putri Nawasabila (P1337420418035)
4. Lilis Muslihah (P1337420418037)
5. Yulis Septiana (P1337420418039)

Kelas : 2A

POLTEKES KEMENKES SEMARANG


PRODI D III KEPERAWATAN BLORA
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Masalah : Kurangnya pengetahuan anak dan orang tua mengenai Thalasemia


Pokok bahasan : Thalasemia
Sub pokok : pencegahan dan penatalaksanaan thalasemia
Waktu : 40 menit
Tempat : Poli thalasemia RS.Soewondo Pati
Sasaran : Semua pasien dan keluarga di poli.
Pertemuan ke : 1 (satu)
Tanggal : 17 September 2019

I. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Setelah diberikan Penkes selama 40 menit, keluarga diharapkan mampu memahami
tentang pencegahan dan penatalaksanaan thalasemia.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti Penkes selama 40 menit, anak dapat :
1. Keluarga dapat menjelaskan pengertian thalasemia pada anak
2. Keluarga dapat menjelaskan penyebab dan gejala thalasemia pada anak
3. Keluarga dapat menjelaskan pencegahan thalasemia pada anak
4. Keluarga dapat merawat klien yang mengalami thalasemia

II. POKOK MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian thalasemia
2. Penyebab thalasemia
3. Tanda dan gejala thalasemia
4. Penatalaksanaan thalasemia

III. METODE
a. Ceramah
b. Diskusi/tanya jawab
IV. MEDIA
- Leaflet

V. KEGIATAN PENYULUHAN
Uraian Kegiatan Waktu
No. Kegiatan
Penyuluh Audience (menit)

1 Pembukaan  Salam  Menjawab salam 1


 Perkenalan  Mendengar
1
 Menjelaskan  Mendengarkan
2
maksud dan tujuan  Menyetujui
 Kontrak waktu kontrak waktu 1

2 Proses  Menjelaskan  Memperhatikan 15


pokok masalah :  Bertanya
thalasemia
10
 Memberi
kesempatan kepada
audience untuk
bertanya
3 Evaluasi  Kilas balik :  Menjawab 5
bertanya kepada  Mendengarkan
audience  Menjawab salam
3
 Kesimpulan
 Mengakhiri dengan 2
salam

VI. EVALUASI
1. Jelaskan kembali pengertian thalasemia ?
2. Sebutkan kembali salah satu penyebab terjadinya thalasemia ?
3. Sebutkan kembali tanda dan gejala penyakit thalasemia ?
4. Jelaskan kembali cara merawat anak dengan penyakit thalsemia ?
VII. Referensi
1. FKUI.1985. Ilmu Kesehatan Anak buku I. Jakarta : FKUI
2. Guyton & Hall.1997. Fisiologi Kedokteran (Ed. 9). Jakarta : EGC
3. Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta :EGC
LAMPIRAN MATERI

PENYAKIT THALASEMIA

A. DEFINISI

Thalasemia adalah suatu gangguan darah yang diturunkan ditandai oleh b atau
(a produksi rantai defesiensi ) pada haemoglobin (Suryadi, 2001).

Thalasemia merupakan penyakit anemia hemofilia dimana terjadi kerusakan sel darah
merah di dalam pembuluh darah sehingga umur eritrosit pendek (kurang dari 100 hari)
(Ngastiyah, 1997).

Jadi Thalasemia adalah penyakit anemia hemolitik dimana terjadi kerusakan sel darah
merah (eritrosit) sehingga umur eritrosit pendek (kurang dari 100 hari), yang
disebabkan oleh defesiensi produksi satu, yang diturunkan dari keduab dan a atau lebih
dari satu jenis rantai orang tua kepada anak-anaknya secara resesif.

B. Etiologi

Adapun etiologi dari thalasemia adalah faktor genetik (herediter). Thalasemia


merupakan penyakit anemia hemolitik dimana terjadi kerusakan sel darah merah
didalam pembuluh darah sehingga umur eritrosit menjadi pendek (kurang dari 100
hari). Penyebab kerusakan tersebut karena hemoglobin yang tidak normal
(hemoglobinopatia ) dan kelainan hemoglobin ini karena adanya gangguan
pembentukan yang disebabkan oleh:

1. Gangguan struktural pembentukan hemoglobin (hemoglobin abnormal) misalnya:


Pada HBS,HbF, HbD.
2. Gangguan jumlah (salah satu atau beberapa ) rantai globin seperti pada
thalasemia.
C. Gambaran klinis

1. Thalasemia mayor (Thalasemia homozigot)

Anemia berat menjadi nyata pada umur 3 – 6 bulan setelah lahir dan tidak dapat
hidup tanpa ditransfusi. Pembesaran hati dan limpa terjadi karena penghancuran
sel darah merah berlebihan, haemopoesis ekstra modular dan kelebihan beban
besi. Limpa yang membesar meningkatkan kebutuhan darah dengan menambah
penghancuran sel darah merah dan pemusatan (pooling) dan dengan
menyebabkan pertambahan volume plasma. Perubahan pada tulang karena
hiperaktivitas sumsum merah berupa deformitas dan fraktur spontan, terutama
kasus yang tidak atau kurang mendapat transfusi darah. Deformitas tulang,
disamping mengakibatkan muka mongoloid, dapat menyebabkan pertumbuhan
berlebihan tulang prontal dan zigomatin serta maksila. Pertumbuhan gigi biasanya
buruk. Gejala lain yang tampak ialah anak lemah, pucat, perkembanga fisik tidak
sesuai umur, berat badan kurang, perut membuncit. Jika pasien tidak sering
mendapat transfusi darah kulit menjadi kelabu serupa dengan besi akibat
penimbunan besi dalam jaringan kulit.

2. Thalasemia intermedia

Keadaan klinisnya lebih baik dan gejala lebih ringan dari pada Thalasemia
mayor, anemia sedang (hemoglobin 7 – 10,0 g/dl)
Gejala: deformitas tulang, hepatomegali dan splenomegali, eritropoesis ekstra
medular dan gambaran kelebihan beban besi nampak pada masa dewasa.

3. Thalasemia minor atau troit ( pembawa sifat)

Umumnya tidak dijumpai gejala klinis yang khas, ditandai oleh anemia
mikrositin, bentuk heterozigot tetapi tanpa anemia atau anemia ringan.

D. Perawatan anak dengan thalasemia


1) Bantu anak dalam aktivitas sehari-hari yang melebihi toleransi anak
2) Berikan anak aktivitas pengalihan misalnya bermain
3) Berikan anak periode tidur dan istirahat sesuai kondisi dan usia
4) Berikan lingkungan yang menyenangkan, bersih dan rileks pada saat makan
misalnya makan ditaman
5) Batasi makan-makanan yang banyak mengandung Fe : seperti bayam,
kangkung, pepaya dll
6) Tingkatkan masukan peroral pada anak
7) Berikan makanan yang bergizi (TKTP)
8) Berikan minuman yang bergizi pada anak misalnya susu
9) Berikan anak porsi makan yang sedikit tapi sering
10) lauk yang bervariasi misalnya: pagi telur siang daging
11) Berikan suplement atau vitamin pada anak
12) Berikan makanan yang disukai anak yang mengandung protein

Anda mungkin juga menyukai