THALLASEMIA
Dibuat Oleh:
P05170021065
Dosen :
Dr..Darwis S.Kp.,M.Kes
A. Tujuan intruksional
1. Tujuan umum
C. Media
F. Evaluasi
a. Struktur : Penyuluhan dapat berjalan sesuai dengan waktu dengan topic yang telah ditentukan
b. Proses : 50 % dari peserta penyuluhan hadir
50 % dari peserta mengajukan pertanyaan
50% mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir acara penyuluhan
c. Hasil : Peserta dapat :
1. Menyebutkan pengertian penyakit Thalasemia
2. Menyebutkan penyebab penyakit Thalasemia
3. Menyebutkan gejala – gejala penyakit Thalasemia
4. Menyebutkan komplikasi penyakit Thalasemia
5. Menyebutkan upaya pencegahan penyakit Thalasemia
G. Materi
1. Pengertian Thallasemia
Thalasemia merupakan suatu sindrom kelainan darah yang diwariskan (inherited) dan
merupakan kelompok penyakit hemoglobinopati, yaitu kelainan yang disebabkan oleh gangguan
sintesis hemoglobin akibat mutasi di dalam atau dekat gen globin. Kelainan hemoglobin pada
penderita thalasemia akan menyebabkan eritrosit mudah mengalami destruksi, sehingga usia sel-sel
darah merah menjadi lebih pendek dari normal yaitu berusia 120 hari (Marnis, Indriati, & Nauli,
2018).
Thalasemia adalah suatu gangguan darah yang diturunkan ditandai oleh defisiensi produk
rantai globulin pada hemoglobin (Suriadi, 2010). Penyakit thalasemia merupakan salah satu
penyakit genetik tersering di dunia. Penyakit genetic ini diakibatkan oleh ketidak mampuan
sumsum tulang membentuk protein yang dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin (Potts &
Mandleco, 2007). Hemoglobin merupakan protein kaya zat besi yang berada di dalam sel darah
merah yang berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh bagian tubuh (McPhee
& Ganong, 2010) dalam (Rosnia Safitri, Juniar Ernawaty, 2015)
Thalasemia terjadi akibat perubahan (mutasi) pada gen yang menghasilkan komponen sel darah
merah (hemoglobin). Kondisi ini menyebabkan produksi sel darah merah yang sehat terganggu
sehingga sel darah merah akan lebih cepat hancur. Kondisi ini membuat penderita mengalami
anemia atau kurang darah.
Jika salah satu orang tua memiliki kelainan genetik yang menyebabkan thalasemia, maka anak
yang dilahirkan berisiko menderita thalasemia ringan (thalasemia minor). Sedangkan anak yang
dilahirkan dari kedua orang tua dengan kelainan genetik ini berisiko mengalami thalasemia yang
berat, yaitu thalasemia mayor.
Selain berdasarkan tingkat keparahannya, thalasemia juga dapat dibagi menjadi dua jenis
berdasarkan rantai gen yang rusak, yaitu thalasemia alfa dan thalasemia beta.
Anemia yang lama memberikan dampak pada proses tumbuh kembang, karenanya diperlukan
perhatian dan pemantauan tumbuh kembang penderita.
b. Gangguan jantung, hepar dan endokrin
Anemia yang lama dan kelebihan zat besi dapat menimbulkan gangguan fungsi jantung (gagal
jantung), hati (gagal hati), gangguan endokrin (diabetes melitus) dan patah tulang.
H. Daftar Pustaka