NIM : P05170021065
MK : Biostatistik
Untuk menguji validitas kuesioner, kita dapat menggunakan metode korelasi item-total. Metode
ini memeriksa seberapa baik setiap item dalam kuesioner berkorelasi dengan total skor kuesioner
secara keseluruhan. Semakin tinggi korelasi antara item dengan total skor, semakin baik item
tersebut dalam mengukur konstruk yang diinginkan.
Dalam kasus ini, kita akan menguji validitas kuesioner stress pekerja industri yang menggunakan
5 pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah:
Hasil uji coba pada 15 responden diberikan dalam tabel sebagai berikut:
no_id p1 p2 p3 p4 p5
1 4 3 4 4 4
2 1 1 1 1 1
3 1 2 1 1 1
4 4 4 3 4 4
5 2 4 2 2 2
6 3 3 3 3 3
7 4 1 4 4 4
8 1 1 1 1 1
9 3 3 3 3 3
10 2 3 2 2 2
11 1 1 1 1 1
12 2 2 2 2 2
13 4 2 4 3 4
14 3 1 3 3 3
15 2 3 2 2 2
Berikut adalah perhitungan korelasi antara setiap item dengan total skor keseluruhan dari data
yang diberikan:
Setelah menghitung total skor untuk setiap responden, Anda dapat menghitung korelasi antara
setiap item dengan total skor keseluruhan. Jika korelasi item-total secara keseluruhan cukup
tinggi (biasanya di atas 0,3), maka dapat dikatakan bahwa kuesioner tersebut valid dalam
mengukur tingkat stress pekerja industri.
Untuk menilai validitas kuesioner, Anda perlu melihat korelasi antara setiap item kuesioner (P1,
P2, P3, P4, P5) dengan total skor kuesioner. Korelasi yang tinggi antara item dan total skor
menunjukkan bahwa item tersebut memang mengukur konstruk yang diinginkan oleh kuesioner
secara konsisten.
Dari nilai korelasi yang ada , terlihat bahwa semua item memiliki korelasi yang relatif tinggi
dengan total skor kuesioner (di atas 0,7), yang dapat dianggap sebagai indikasi validitas
kuesioner.
2. Telusuri lebih lanjut, pertanyaan mana saja yang kurang baik untuk mengukur
stress
Jawab :
Untuk menentukan pertanyaan yang kurang baik dalam mengukur stres, kita dapat melakukan
analisis sebagai berikut:
1. Tingkat Korelasi: Periksa korelasi antara skor pada setiap pertanyaan dengan skor total
kuesioner. Pertanyaan yang memiliki korelasi rendah atau tidak signifikan dengan skor
total mungkin kurang baik dalam mengukur konstruk yang diinginkan.
2. Konsistensi Internal: Gunakan koefisien alpha Cronbach untuk mengukur konsistensi
antara pertanyaan. Jika nilai alpha rendah, ini mungkin menunjukkan bahwa salah satu
atau beberapa pertanyaan tidak konsisten dengan yang lain dalam mengukur konstruk
yang sama.
3. Analisis Faktor: Jika Anda memiliki data yang cukup, lakukan analisis faktor eksploratori
untuk melihat apakah pertanyaan-pertanyaan tersebut membentuk satu atau lebih faktor
yang konsisten dengan konstruk stres. Jika ada pertanyaan yang tidak cocok dengan
faktor-faktor lainnya, pertanyaan tersebut mungkin kurang baik dalam mengukur stres.
kita dapat mengasumsikan bahwa pertanyaan yang kurang baik dalam mengukur stres adalah
pertanyaan nomor 2 ("Menurut anda, apakah dalam hidup ini perlu bersaing?"). Hal ini karena
konsep bersaing mungkin kurang langsung terkait dengan konsep stres dibandingkan pertanyaan
lain yang lebih langsung mengukur situasi yang mungkin menimbulkan stres seperti lembur,
kemarahan, dan konflik dengan keluarga atau teman sebaya.
Untuk menguji reliabilitas kuesioner, kita dapat menggunakan metode konsistensi internal
seperti koefisien alpha Cronbach. Koefisien alpha Cronbach mengukur sejauh mana item dalam
kuesioner saling berkaitan atau konsisten dalam mengukur konstruk yang sama. Biasanya, nilai
alpha dianggap baik jika lebih dari 0.7. Namun, dalam beberapa kasus, nilai alpha di atas 0.6
juga dapat diterima terutama untuk penelitian awal atau studi non-klinis.
Dengan data yang Anda berikan sebelumnya, mari kita hitung koefisien alpha Cronbach untuk
menguji reliabilitas kuesioner: