Anda di halaman 1dari 11

PAKET PENYULUHAN

“TROMBOSITOPENIA”

Untuk Memenuhi Tugas Departemen Surgical


Di ruang 24B

Oleh:
Revi Yosiaarti
Ramli Fawaid
Riska Agung Winarno

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


RUMAH SAKIT UMUM DR. SAIFUL ANWAR MALANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN

“TROMBOSITOPENIA”
Keperawatan Medikal Bedah

Disetujui

Hari :
Tanggal :

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan

( ) ( )
Kepala Ruangan

( )
PAKET PENYULUHAN

Topik : Trombositopenia
Sasaran : Keluarga klien dan klien di Ruang 24B
Tempat : Ruang 24B RSSA Malang
Hari/Tanggal : Kamis, 14 November 2019
Alokasi Waktu : 30 Menit / 09.00-09.30WIB
Penyuluh : Mahasiswa Keperawatan

A. Latar Belakang
Trombositopenia atau defisiensi trombosit, merupakan keadaan dimana
trombosit dalam sistim sirkulasi jumlahnya dibawah normal (150.000-
350.000/µl darah) (Guyton dan Hall, 2007). Trombositopenia biasanya
dijumpai pada penderita anemia, leukemia, infeksi virus dan protozoa yang
diperantarai oleh sistem imun (Human Infection Virus, demam berdarah dan
malaria). Trombositopenia juga dapat terjadi selama masa kehamilan, pada
saat tubuh mengalami kekurangan vitamin B12 dan asam folat, dan sedang
menjalani radioterapi dan kemoterapi (Hoffbrand dkk., 2007).
Trombositopenia disebabkan oleh beberapa hal antara lain adalah
kegagalan produksi trombosit, peningkatan konsumsi trombosit, distribusi
trombosit abnormal, dan kehilangan akibat dilusi. Penggunaan obat-obat
tertentu juga dapat menyebabkan trombositopenia, salah satunya adalah
kotrimoksazol. Suatu mekanisme imunologis sebagai penyebab sebagian
besar trombositopenia yang diinduksi obat (Hoffbrand,dkk., 2007). Selain
dari mekanisme tersebut, pada penelitian sebelumnya kotrimoksazol
digunakan sebagai obat untuk membuat trombositopenia pada hewan uji
mencit (Astukara, 2008).
Mekanisme sumbat trombosit sangat penting untuk menutup kerusakan
kecil pada pembuluh darah yang sangat kecil, trombosit berperan penting
dalam proses ini. Pada pasien trombositopenia terdapat perdarahan baik kulit
seperti patekia atau perdarahan mukosa mulut. Hal ini mengakibatkan
hilangnya kemampuan tubuh untuk melakukan mekanisme homeostatis
secara normal (Guyton dan Hall, 2007). Banyak penelitian telah dilakukan
dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di alam untuk mengatasi
penyakit dengan defisiensi trombosit. Buah jambu biji merah, buah angkak,
daun ubi jalar, air kelapa muda dan kurma secara empirik dapat digunakan
pada kasus defisiensi trombosit. Penelitian sebelumnya buah jambu biji
merah telah terbukti khasiatnyadapat menaikkan jumlah trombosit dalam
darah pada kelinci (Wahyuningrum, 2007).
Buah kurma (phoenix dactilifera) mengandung banyak nutrisi , mineral
dan vitamin. Diantaranya adalah gula alami, kalium, vitamin B komplek,
vitamin K, magnesium, selenium yang penting bagi tubuh (Rosita, 2009). Sari
kurma dosis 50g/kgBB dapat meningkatkan jumlah trombosit pada tikus
putih jantan yang diinduksi oleh heparin (Marzuki dkk, 2012). Sari kurma
merupakan sediaan buah kurma yang dimasak dengan air selama ± 13 jam
(Harahap, 2010) sedangkan infusa buah kurma merupakan sediaan yang
dibuat dari campuran buah kurma dan aquades yang dipanaskan pada suhu
90% selama ± 15 menit. Asam folat (vitamin B9) merupakan salah satu
vitamin yang terkandung dalam buah kurma. Asam folat larut dalam air dan
dapat hilang akibat proses pemasakan yang terlalu lama (Amalia, 2012).
Diduga jumlah asam folat yang terdapat pada infusa buah kurma lebih tinggi
dibanding dengan jumlah asam folat yang terdapat pada sari kurma.
B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga klien dan klien mampu
memahami tentang trombositopenia.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit keluarga klien mampu:
a. Mengetahui pengertian tentang defnisi trombositopenia
b. Mengetahui pengertian tentang klasifikasi trombositopenia
c. Mengetahui pengertian tentang etiologi trombositopenia
d. Mengetahui pengertian tentang faktor resiko trombositopenia
e. Mengetahui pengertian tentang manifestasi klinis trombositopenia
f. Mengetahui pengertian tentang pemeriksaan penunjang
trombisitopenia
g. Mengetahui pengertian tentang penatalaksanaan trombositopenia
C. Materi Penyuluhan
1. defnisi trombositopenia
2. klasifikasi trombositopenia
3. etiologi trombositopenia
4. manifestasi klinis trombositopenia
5. pemeriksaan penunjang trombositopenia
6. penatalaksanaan trombositopenia
7. komplikasi trombositopenia

D. Pengorganisasian:
Moderator :
Fasilitator :
Observer :
Penyaji:
Setting tempat : ruang rawat inap 24B

1. Sasaran
Sasaran penyuluhan keluarga pasien yang mendapatkan perawatan di ruang
24B
2. Metode
Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab
3. Media
Media yang digunakan adalah leafleat dan ppt
4. Kegiatan Penyuluhan
N Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan peserta Metode Media/ Estimas
o Kegiatan Alat i Waktu
Bantu
1 Pendahulu 1.1 Memberi salam 1.1 Menjawab Ceramah Power 5 menit
an 1.2 Memperkenalkan salam Point
diri 1.2 Menyetujui
1.3 Membuat kontrak waktu
kontrak waktu 1.3 Mendengarkan
dan aturan pkrs 1.4 Menjawab
1.4 Memaparkan pertanyaan
tujuan dasar secara
1.5 Memberikan umum
pertanyaan-
pertanyaan dasar
secara umum
2 Penyajian 1. defnisi 2.1Mendengarkan Ceramah, PPT, 15
. trombositope 2.2 Memberikan tanya SAP Menit
nia tanggapan dan jawab
2. klasifikasi pertanyaan
trombositope mengenai hal
nia yang kurang
3. etiologi dimengerti
trombositope 2.3 menjawab
nia pertanyaan
4. manifestasi
klinis
trombositope
nia
5. pemeriksaan
peninjang
trombositope
nia
6. penatalaksan
aan
trombositope
nia
7. komplikasi
trombositope
nia
8. menjelaskan
tantang 5K
9. 6 langkah
cuci tangan,
etika batuk,
pemilihan
tempat
sampah.

3 Diskusi 1. Memberi 1. Peserta bertanya Tanya 5 menit


. kesempatan 2. Memberikan jawab
peserta untuk tanggapan atas
bertanya jawaban yang
2. Menjawab diberikan
pertanyaan
3. Memberikan
kesempatan
peserta untuk
menanggapi
jawaban
4 Penutup 1. Review 3.1Memberi Ceramah - 5 Menit
. 2. Menyimpulkan tanggapan.
3. Mengucapkan 3.2Menjawab
Terimakasih salam
4. Mengucapkan
salam
5. memberikan
leaflet
5.Evaluasi
 Evaluasi Proses
1. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
2. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan dan mendengarkan
3. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
4. Suasana penyuluhan tertib
5. Tidak ada peserta yang meninggalkan penyuluhan
6. Pengorganisasian: kegiatan sesuai dengan rencana

 Evaluasi Hasil
1. Peserta mampu menjawab pertanyaan secara lisan
Materi
1. Definisi
Trombositopenia adalah kekukarangan trombosit, yang merupakan dari
pembekuan darah pada orang normal umlah trombosit di dalam sirkulasi
berkisar antara 150.00-450.00/ul, rata-rata berumur 7 sampai 10 hari kira-
kira 1/3 dari jumlah trombosit di dalam sirkulasi darah mengalami
pengahancuran di dalam limfa oleh karena itu untuk mempertaahankan
jumlah trombosit supaya tetap normal diproduksi 150.000-450.000 sel
trombosit perhari. Jika jumlah trombosit kurang dari 30.000 ml, bisa
terjadi perdarahan abnormal meskipun biasanya gangguan baru timbul jika
jumlah trombosit kurang dari 10.000 ml. ( Sudoyo, dkk, 2006 ).

2. Etiologi
a. Berkurangnya produksi atau meningkatnya penghancuran trombosit.
b. Keadaan trombositopenia dengan produksi trombosit normal biasanya
disebabkan oelah penghancuran atau penyimpanan yang berlebihan.
c. Trombosit dapat juga dihancurkan oleh produksi anti bodi yang
diproduksi oleh obat.
d. Perusakan atau penekanan pada sumsum tulang.
e. Kemoterapiotik yang bersifat toksik terhadap sumsum tulang.
f. Trombosit menjadi terlarut.
3. Tanda Dan Gejala
a. Adanya petekhie pada ekstremitas dan tubuh.
b. Menstruasi yang banyak.
c. Perdarahan pada mukosa, mulut, hidung dan gusi.
d. Muntah darah dan batuk darah.
e. Perdarahan gastrointestinal.
f. Adanya darah dalam urin dan feses.
g. Perdarahan serebral, terjadi 1-5 % pada ITP.
4. Komplikasi dari Trombositopenia
a. Syock hipovolemik
b. Penurunan curah jantung
c. Purpura, ekimosis, dan petekhie
5. Pencegahan Trombositopenia
a. Idiopatik trombositopenia purpura (ITP) tidak dapat dicegah, tetapi
dapat dicegah komplikasinya.
b. Menghindari obat obatan seperti aspirin atau ibuprofen yang dapat
mempengaruhi platelet dan meningkatkan resiko pendarahan.
c. Lindungi dari luka yang dapat menyebabkan memar atau pendarahan.
d. Lakukan terapi yang benar untuk infeksi yang mungkin dapat
berkembang. Konsultasi ke dokter jika ada beberapa gejala injeksi,
sepeerti demam. Hal ini penting bagi pasien dewasa dan anak-anak
dengan ITP yang sudah tidak memiliki limfa.
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Hitung darah lengkap
- Hitung trombosit menurun sampai dengan dibawah 200/L dapat
mencapai 0.
- Leukosit normal. Bila ada perdarahan hebat terjadi leokositosis
ringan.
- masa perdaran memanjang, masa pembekuan normal,
protombinconsumtion memendek.
- Anemia normolsitik apabila kondisi terjadi terus menerus dapat
menyebabkan anemia micrositik hipokronik ( apa bila terjadi
perjadi perdarahan hebat).
b. Pemerikasaan hapusan darah
Pada pemeriksaan ini darah akan diperiksa dibawah mikroskop.
Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat struktur dan kondisi sel-sel
di dalam darah.
c. Pemeriksaan sumsum tulang belakang. Pemeriksaan ini delakukan
untuk melihat jumlah serta kondisi sel darah yang ada di dalam
sumsum tulang.
7. Penatalaksanaan
a. Kortikosteroid
Pilihan awal adalah dengan pemberian kortikostiroid yang sering
digunakan prednisone, dosis 1 mg/ kg BB/ hari selama 1-3 bulan. Bila
diperlukan parenteral (injeksi) mettylprenison sodium suxinatdosis
1g/h selama 3 hari (RS dr. Suetomo. 2008).
b. Lakukan splenektomi. Bertujuana untuk mencegah dekstruksi
trombosit yang telah diliputi antibody dan menurunkan sintesis
antibody platelet ( RS dr. Soetomo. 2008).
c. Bila terjadi perdarahan darurat (perdarahan otak dan persalinan) dapat
diberikan imunoglobin, kortikosteroid, tranfusi trombosit dan
plenoktomi darurat (RS dr. Soetomo. 2008).
d. Terapi seperti PTI kronis
- Membatasi aktifitas yang beriseko trauma.
- Hindari obat yang dapat mengganggu fungsi trombosit.
- Tranfusi PRC sesuai kebutuhan.
- Tranfusi perdarahan bila : perdarahan massif, adanya acaman
perdarahan otak/SSP, persiapan untuk operasi besar (RS dr.
Soetomo. 2008).
DAFTAR PUSTAKA

Setiabudy, Rahajuningsih D, 2007. Hemostasis dan Trobosis. Edisi 3. Balai


Penerbit FK UI: Jakarta
Sudoyo, dkk, 2006. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Kedua, Jilid Kedua. FK UI:
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai