Anda di halaman 1dari 21

ANALISA PH AIR DI CANDI PRAMBANAN, MALIOBORO,

DAN GUNUNG MERAPI

Karya Ilmiah
Diajukan untuk memenuhi tugas sekolah
Dalam kegiatan Observasi Lapangan tahun pelajaran 2017 - 2018

Oleh :
Kelompok 2
Arista Fadilla Nisa
Fareeha Nisa Z. A.
Kintan Farahdiba B.
Muzaffar Wijaya
Rizky Ananda F.
Ulima Widyadhana

Kelas :
XI-MIA 4

Madrasah Aliyah Negeri 13 Jakarta


Jalan Syukur, Lenteng Agung, Kota Jakarta Selatan
Januari 2018
DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................. 3


HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................................. 4
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... 5
ABSTRAK ............................................................................................................................. 6
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 7
1.1. LATAR BELAKANG ........................................................................................... 7
1.2 RUMUSAN MASALAH ...................................................................................... 8
1.3. TUJUAN PENELITIAN ....................................................................................... 8
1.4. MANFAAT PENELITIAN .................................................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................. 9
2.1 AIR ......................................................................................................................... 9
2.1.1 PENGERTIAN AIR ...................................................................................... 9
2.1.2 KLASIFIKASI AIR ...................................................................................... 10
2.2 pH .......................................................................................................................... 12
2.2.1 PENGERTIAN pH ........................................................................................ 12
2.2.2 KARAKTERISTIK pH ................................................................................. 12
2.2.3 KLASIFIKASI pH ........................................................................................ 13
2.3. INDIKATOR pH UNIVERSAL ........................................................................... 13
2.4. KERTAS LAKMUS ............................................................................................ 14
2.4.1 PENGERTIAN KERTAS LAKMUS ........................................................... 14
2.4.2 KLASIFIKASI KERTAS LAKMUS ........................................................... 14
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................................... 15
3.1. ALAT BAHAN ..................................................................................................... 15
3.2. CARA KERJA ...................................................................................................... 15
3.3. OBJEK PENULISAN ........................................................................................... 17
3.4. SUMBER PUSTAKA ACUAN ........................................................................... 17
BAB IV ANALISA DATA .................................................................................................. 18
BAB V PENUTUP ............................................................................................................... 19

1
5.1. KESIMPULAN ..................................................................................................... 19
5.2. SARAN ................................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 20

2
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ilmiah ini adalah hasil karya kami sendiri dari berbagai sumber,
Baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah kami nyatakan dengan benar

Oleh : Kelompok 2
Arista Fadilla Nisa
Fareeha Nisa Z. A.
Kintan Farahdiba B.
Muzaffar Wijaya
Rizky Ananda F.
Ulima Widyadhana
Kelas : XI-MIA 4
Tanggal : Jakarta, 11 Januari 2018

3
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Ilmiah ini di ajukan oleh :

Nama Kelompok : Kelompok 2


Arista Fadilla Nisa
Fareeha Nisa Z. A.
Kintan Farahdiba B.
Muzaffar Wijaya
Rizky Ananda F.
Ulima Widyadhana
Kelas : XI-MIA 4
Judul Karya : Analisa Ph Air di Candi Prambanan, Maliboro, dan Gunung Merapi

Telah diuji di hadapan penguji dan diterima dalam pemenuhan tugas sekolah dalam
kegiatan Observasi Lapangan tahun pelajaran 2017 – 2018

Pembimbing, Penguji,

NIP. NIP.
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal :

Mengetahui,
Kepala MAN 13 Jakarta,

Drs. Nuroto, M,Si.


NIP. 196409071994031002

4
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, yang telah mengaruniakan
segalanya sehingga semua halangan dan berbagai masalah yang lain selama penyusuna Karya
Tulis Ilmiah dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam karya tulis ini, penulis mencoba mengangkat sebuah pokok bahasan yang
berjudul ”ANALISA PH AIR DI PRAMBANAN, MALIOBORO, DAN MERAPI”.
Makalah ini disusun, berakar dari informasi-informasi yang kami rampung dari
berbagai sudut pandang, pengamatan yang telah dilakukan maupun berbagai situs internet.
Semoga pembaca dapat dengan mudah memahami isi karya ilmiah ini, karena kami
menyusun karya ilmiah ini dengan sederhana.

Ucapan terima kasih kami sampaikan pada guru yang telah memperhatikan dan
membimbing penulis dalam penyusunan Karya Tulis ini. Dan untuk semua pihak yang secara
langsung atau tidak langsung memberikan sumbangsi pemikiran, serta kepada teman teman
kelompok 2 yang telah bersusah payah menyumbangkan waktunya untuk menyusun Karya
Ilmiah sehingga Karya Ilmiah dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Dan hal-hal yang
berguna selama penyelesaian Karya tulis ilmiah ini, kami ucapakan terima kasih.

Seperti pepatah mengatakan, tiada gading yang tak retak, demikian juga karya ilmiah
ini tak luput dari kekurangan. Akhirnya, penulis berterimakasih sebelumnya kepada pembaca
yang bersedia memberikan sumbang saran dan kritik untuk perbaikan karya tulis ilmiah ini.

Jakarta,……..Januari 2018

Kelompok 2

5
ABSTRAK

Nama Kelompok : Kelompok 2


Arista Fadilla Nisa
Fareeha Nisa Z. A.
Kintan Farahdiba B.
Muzaffar Wijaya
Rizky Ananda F.
Ulima Widyadhana
Kelas : XI-MIA 4
Judul Karya : Analisa Ph Air di Prambanan, Maliboro, dan Gunung Merapi

Karya Ilmiah ini membahas tentang analisa Ph air di beberapa tempat di daerah
Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengambilan sampel di 3 tempat
berbeda di daerah Yogyakarta. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pH air di 3 tempat
berbeda di daerah Yogyakarta menunjukan angka pH 7 yang artinya normal / netral dan layak
dipakai, namun ada tempat yang kurang memadai airnya sehingga sedikit memengaruhi
warna air ataupun kualitas air.

Kata kunci : pH air, beberapa daerah di Yogyakarta.

6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman


atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas
ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara
eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoretis. Skala pH bukanlah
skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan
berdasarkan persetujuan internasional.

Kami membuat makalah ini bertujuan untuk menjelaskan tentang hasil percobaan
analisa kadar pH pada beberapa daerah di Yogyakarta, berdasarkan Wikipedia, air murni
bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 °C ditetapkan sebagai 7,0. Larutan dengan pH
kurang daripada tujuh disebut bersifat asam, dan larutan dengan pH lebih daripada tujuh
dikatakan bersifat basa atau alkali. Pengukuran pH sangatlah penting dalam bidang yang
terkait dengan kehidupan atau industri pengolahan kimia seperti kimia, biologi, kedokteran,
pertanian, ilmu pangan, rekayasa (keteknikan), dan oseanografi. Tentu saja bidang-bidang
sains dan teknologi lainnya juga memakai meskipun dalam frekuensi yang lebih rendah.

Indikator pH sangat penting keberadaannya karena digunakan untuk menguji dan


mengetahui hasil yang berupa derajat keasaman ataupun kebasaan suatu zat. Hingga saat ini
sudah banyak ditemui berbagai bentuk indikator pH, namun salah satu bentuk yang praktis
dan mudah digunakan adalah kertas indikator pH. Kertas indikator asam basa adalah suatu
bahan yang dapat berubah warna apabila diberikan pada larutan asam atau basa. Kertas
indikator pH yang mudah digunakan juga memberikan kegunaan misalnya analisis sederhana
pH air hujan, atau bahkan praktikum di laboratorium kelas - kelas sains sekolah menengah .
Indikator pH yang berupa kertas selain mudah dalam penggunaan, juga dinilai murah serta
cukup efisien untuk mengetahui sifat asam - basa.

7
1.2 RUMUSAN MASALAH

Di dalam penelitian ini kami mencoba untuk menulis rumusan masalah yang tentu
rumusan ini berorientasi pada masalah yang akan di ungkapkan dan disesuaikan dengan judul
penelitian, yang di antaranya :

1.2.1. Bagaimana Kualitas pH air di Candi Prambanan


1.2.2. Bagaimana Kualitas pH air di Malioboro
1.2.3. Bagaimana Kualitas pH air di Gunung Merapi

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang hendak kami capai dalam makalah
ini adalah sebagai berikut :
1.3.1. Untuk mengetahui perbedaan pH air di daerah kota atau daerah pegunungan di
Yogyakarta
1.3.2. Untuk mengetahui bagaiman kualitas pH memengaruhi pertumbuhan tanaman

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi segala pihak yang terkait

1. Untuk teman teman MAN 13 Jakarta


Dari hasil penelitian ini semoga siswa siswa dapat memahami fungsi pH air bagi
kehidupan sehari hari
2. Bagi masyarakat
Dari hasil penelitian ini diharapkan masyarakat dapat membedakan air yang layak
pakai untuk kebutuhan sehari hari
3. Bagi kami penulis
Sebagai penulis laporan penelitian kami berharap penulisan ini dapat digunakan
sebagai masukan untuk menambah ilmu pengetahuan dan pemahaman.

8
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 AIR

2.1.1 PENGERTIAN AIR

Air adalah salah satu unsur penting yang ada di bumi yang sangat dibutuhkan untuk
kehidupan dan semua jenis makhluk hidup. Oleh karena itu air ini sendiri sering disebut
sebagai sumber kehidupan yang dimana ada air maka disitu pula terdapat kehidupan.
Sedangkan menurut para ahli sendiri pengertian air ini adalah :

Sitanala Arsyad : Air adalah senyawa gabungan antara dua atom hidrogen dan satu atom
oksigen menjadi H2O

Hefni Effendi : Air adalah salah satu sumber energi gerak.

Robert J. Kodoatie : Air merupakan material yang membuat kehidupan terjadi di bumi.

Roestam Sjarief : Air merupakan zat yang paling esensial dibutuhkan oleh makhluk hidup.

Ilmu Kimia : Air ialah H2O dan jawaban itu dibenarkan secara empiris berdasarkan
observasi.

Sayyid Quthb : Air adalah dasar dari suatu kehidupan dan merupakan satu unsur yang
dibutuhkan dalam kehidupan hingga manusia pun sangat menantikan kedatangannya.

Eko Budi Kuncoro : Air merupakan suatu senyawa kimia sederhana yang terdiri atas 2 atom
hidrogen (H) dan 1 atom Oksigen (O). Air mempunyai ikatan Hidrogen yang cenderung
bersatu padu untuk menentang kekuatan dari luar yang akan memecahkan ikatan-ikatan ini.

Bambang Agus Murtidjo : Air merupakan substansi yang mempunyai keistimewaan sebagai
penghantar panas yang sangat baik, sehingga air di dalam tubuh lebih penting dari makanan.

9
2.1.2 KLASIFIKASI AIR

Air ini sendiri dapat berasal dari berbagai sumber yang akan dijelaskan sebagai
berikut

1. Air Laut

Air laut ini merupakan air yang berasal dari laut yang bersifat asin karena
mengandung garam (NaCl). Air jenis ini tidak boleh dikonsumsi langsung tanpa melewati
proses pengolahan.

2. Air Atmosfir , Air Meteriologik

Air jenis ini merupakan air yang berasal dari langit atau yang sering kita sebut sebagai
hujan. Dari sumber asalnya air ini merupakan air yang sangat murni dan tidak mengandung
pencemaran. Namun apabila telah turun sebagai hujan air ini dapat saja terkena berbagai
kotoran yang dilewatinya.

Air hujan yang baru turun ini pula mempunyai sifat agresif yang dapat menyebabkan
korosi pada besi. Oleh karena itu air hujan tidak boleh dijadikan air minum secara langsung.
Agar air hujan ini dapat dimanfaatkan dengan maksimal maka kita perlu membuat sumur
resapan.

3. Air Permukaan

Air permukaan merupakan salah satu sumber penting bahan baku air bersih, hal ini
menurut Chandra (2006) dalam buku Pengantar Kesehatan Lingkungan. Untuk dapat
dijadikan air minum, air permukaan ini harus diperhatikan dari segi kualitas air nya dan dari
segi :

a. Mutu atau kualitas bakunya

b. Jumlah atau kuantitasnya

10
c. Kontinuitasnya

Air permukaan ini merupakan air yang sangat rentan terkena pencemaran baik dari
ulah manusia maupun flora dan fauna yang ada di sekitarnya, maka dari itu
perhatikanlah kualitas air bersih. Jenis-jenis air permukaan ini adalah

a. Air Sungai

Air sungai ini merupakan air yang mengalir dari tempat yang tinggi (hulu) ke tempat
yang rendah (hilir) dan akan bermuara di laut. Air ini juga sering dijadikan sebagai air minum
atau konsumsi, namun kita juga harus memperhatikan air sungai bila akan
mengkonsumsinya. Kita harus melihat apakah air ini sudah tercemar atau belum.
Gunakanlah alat uji kualitas air untuk mengetahui secara pasti kualitas airnya.

b. Air Rawa

Air rawa ini merupakan air yang terdapat pada suatu cekungan di bumi. Air rawa ini
biasanya berwarna kuning kecoklatan. Hal ini adalah akibat dari adanya zat-zat organis yang
sudah membusuk seperti asam humus yang terlarut di air. Air jenis ini juga bukan merupakan
air konsumsi, apabila akan dikonsumsi maka harus melewati proses pengolahan terlebih
dahulu hingga layak konsumsi.

4. Air Tanah

Pengertian air tanah sendiri menurut Chandra (2006) dalam buku Pengantar
Kesehatan lingkungan adalah sebagian air hujan yang mencapai permukaan bumi dan
menyerap ke dalam lapisan tanah dan menjadi air tanah.

11
2.2 pH

2.2.1 PENGERTIAN pH

pH adalah ukuran konsentrasi ion hidrogen dari larutan. Pengukuran pH (potensial


Hidrogen) akan mengungkapkan jika larutan bersifat asam atau alkali (atau basa). Jika larutan
tersebut memiliki jumlah molekul asam dan basa yang sama, pH dianggap netral. Air yang
sangat lembut umumnya asam, sedangkan air yang sangat keras umumnya basa, meskipun
kondisi yang tidak biasa dapat mengakibatkan pengecualian.

Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Søren Peder Lauritz
Sørensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan "p" pada "pH".
Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk powerp (pangkat),
yang lainnya merujuk kata bahasa Jerman Potenz (yang juga berarti pangkat), dan ada pula
yang merujuk pada kata potential. Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada
tahun 2000 yang berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif".

2.2.2 KARAKERISTIK pH

Skala pH bersifat logaritmik dan ada dalam kisaran 0,0-14,0 sampai 7,0 dianggap
netral. Pembacaan kurang dari 7,0 mengindikasikan bahwa larutan bersifat asam, sementara
angka lebih besar menunjukkan larutan bersifat alkali atau basa. Beberapa zat yang ekstrim
bisa mencetak lebih rendah dari 0 atau lebih besar dari 14, tetapi kebanyakan jatuh dalam
skala ini.

Sebuah skala logaritmik berarti bahwa ada perbedaan sepuluh kali lipat antara setiap
nomor penuh berturut-turut pada skala. Larutan asam yang terbaca 4.0 merupakan
peningkatan lebih sepuluh kali lipat dalam molekul larutan asam 5.0. Perbedaan antara asam
larutan 4.0 dan 6.0 adalah larutan 100 kali lebih besar (10×10).

12
2.2.3 KLASIFIKASI pH

Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 °C ditetapkan sebagai 7,0.
Larutan dengan pH kurang daripada tujuh disebut bersifat asam, dan larutan dengan pH lebih
daripada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali.

2.3. INDIKATOR pH UNIVERSAL

Indikator universal adalah kumpulan campuran indikator yang menunjukkan


perubahan warna dalam larutan, yang menginterpretasikan larutan tersebut asam atau basa.
Indikator universal dapat berbentuk kertas maupun larutan.[5]

 Kertas: Berupa lembaran (strip) kertas berwarna yang berubah warna menjadi merah
jika larutan bersifat asam dan biru juka larutan bersifat basa. Strip dapat diletakkan
langsung di atas permukaan yang basah atau beberapa tetes larutan diteteskan di atas
indikator universal menggunakan alat penetes (pipet). Jika larutan uji berwarna gelap,
disarankan menggunakan indikator universal berbentuk kertas.

 Larutan: Komponen utama larutan indikator universal adalah timol biru, metil merah,
bromotimol biru dan fenolftalein. Campuran ini sangat penting karena, masing-
masing komponen, kehilangan atau mendapatkan elektron bergantung pada keasaman
atau kebasaan larutan yang akan diuji. Indikator universal jenis ini paling layak
digunakan untuk larutan tak berwarna, sehingga dapat meningkatkan akurasi
pengujian.

13
2.4. KERTAS LAKMUS

2.4.1 PENGERTIAN KERTAS LAKMUS

Kertas lakmus adalah suatu kertas dari bahan kimia yang akan berubah warna jika
dicelupkan kedalam larutan asam/basa. Warna yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh
kadar pH dalam larutan yang ada.

2.4.2 KLASIFIKASI KERTAS LAKMUS

Warna kertas lakmus dalam larutan asam, larutan basa, dan larutan bersifat netral
berbeda. Ada dua macam kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Sifat dari
masing-masing kertas lakmus tersebut sbagai berikut.

1. Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna
biru dan dalam larutan netral berwarna merah.
2. Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna
biru dan dalam larutan netral berwarna biru.
3. Metil merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna
kuning dan dalam larutan netral berwarna kuning.
4. Metil Jingga dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna
kuning dan dalam larutan netral berwarna kuning.
5. Fenolftalin dalam larutan asam berwarna - dan dalam larutan basa berwarna merah
dan dalam larutan netral berwarna.

14
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. ALAT BAHAN

NO NAMA JUMLAH FUNGSI


1 Botol bekas 3 Untuk menampung air yang nantinya
(cuci sebelum digunakan) akan diuji dari 3 tempat berbeda.
2 Kertas indikator pH 3 Untuk mengetahui jenis larutan
universal termasuk golongan apa
3 Air dari 3 tempat berbeda Secukupnya untuk diuji ukuran pH nya
(Prambanan, Malioboro,
Merapi)

3.2. CARA KERJA

a. Siapkan alat dan bahan


b. Tampung air di dalam botol hingga penuh

Prambanan Malioboro Merapi

15
c. Membasahi kertas Indikator pH (universal) pada air di dalam botol. Menunggu sekitar
3-8 detik. Untuk mengamati jika terjadi perubahan warna pada masing-masing kertas
indikator Universal.

Prambanan Malioboro Merapi

d. Kemudian mencocokan dan mengamati tingkat pH menurut kecocokan warna pada


opsi yang dengan peta warna yang terdapat pada kotak kemasan indikator. Mencatat
hasil Pengamatan tersebut pada tabel pengamatan.

Prambanan Malioboro Merapi

16
e. Tuliskan hasil penelitian PH air
NO Nama Tempat Ukuran pH

1. Prambanan 7

2. Malioboro 6,5

3. Merapi 7

3.3. OBJEK PENULISAN

Dalam penyusunan makalah ini, kami melakukan penelitian mengenai kualitas PH air.
Penelitian ini kami lakukan di tiga tempat yaitu Candi Prambanan, Malioboro, dan Lava Tour
Merapi.

3.4. SUMBER PUSTAKA ACUAN

Mendham, J.; Denney, R. C.; Barnes, J. D.; Thomas, M.J.K.; Denney, R. C.; Thomas, M. J.
K. (2000), Vogel's Quantitative Chemical Analysis (Edisi ke-6th), New York: Prentice
Hall, ISBN 0-582-22628-7 Section 13.23, "Determination of pH"
(https://id.wikipedia.org/wiki/PH , di akses pada 11 Januari 2018)

Schwarzenbach, Gerold (1957). Complexometric Titrations (Edisi ke-1st English). London:


Methuen & Co. hlmn. 29–46. (https://id.wikipedia.org/wiki/Indikator_asam-basa , di akses
pada 11 Januari 2018)

17
BAB IV

ANALISA DATA

Air yang berada di candi Prambanan, gunung Merapi, dan Malioboro yang telah di
uji, hasilnya warna ph meter berubah dan mengalami kecocokan warna di angka 7, dari hal
tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa air-air di tempat tersebut bersifat netral.

18
BAB V

PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa semua air dari 3
daerah yang kami teliti menunjukan angka netral dan layak pakai ataupun minum karna
menunjukan angka 6,5 dan 7, menurut hasil penelitian air layak pakai adalah air dengan
rentang 6,5 sampai 8,5.

5.2. SARAN

Dalam meneliti ph air di perlukan ketelitian dan keterampilan dalam menggunakan


kertas indicator universal.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Indikator_universal di akses pada 1/11/2018 pukul 2:24 PM

http://ritacuitcuit.blogspot.co.id/2011/02/pengaruh-ph-air-terhadap-perkembangan.html di
akses pada 1/11/2018 pukul 2:40 PM

https://aahmadfarid.wordpress.com/2014/05/24/makalah-limnologi-pengaruh-ph-terhadap-
kualitas-air/ di akses pada 1/11/2018 di akses pada pukul 2:50 PM

http://baerbagi.blogspot.co.id/2013/06/karya-ilmiah-kimia-penjernihan-air.html

https://id.wikipedia.org/wiki/PH

http://eprints.ums.ac.id/41438/5/Bab%20I.pdf

http://tututariani.blogspot.co.id/2013/09/laporan-pratikum-pengaruh-ph-pada.html

https://www.mallardsgroups.com/air/

https://id.wikipedia.org/wiki/PH

https://kabartani.com/apa-ph-itu-apakah-ph-air-penting-bagaimana-cara-merubah-kadar-

ph.html

http://monzapeace.blogspot.co.id/2010/04/laporan-ph-asam-dan-basa.html

http://www.academia.edu/11322621/LAPORAN_PRAKTIKUM_PH_SUATU_LARUTAN

https://id.wikipedia.org/wiki/Indikator_universal

20

Anda mungkin juga menyukai