0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
208 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang masalah One Health di Indonesia dan dunia, khususnya penyakit antraks dan Ebola. Penyakit-penyakit ini dapat menular antara hewan dan manusia, dan peran dokter hewan meliputi penyuluhan, pencegahan, dan pengobatan.
Dokumen tersebut membahas tentang masalah One Health di Indonesia dan dunia, khususnya penyakit antraks dan Ebola. Penyakit-penyakit ini dapat menular antara hewan dan manusia, dan peran dokter hewan meliputi penyuluhan, pencegahan, dan pengobatan.
Dokumen tersebut membahas tentang masalah One Health di Indonesia dan dunia, khususnya penyakit antraks dan Ebola. Penyakit-penyakit ini dapat menular antara hewan dan manusia, dan peran dokter hewan meliputi penyuluhan, pencegahan, dan pengobatan.
1. Penyakit Antrax Anthrax adalah penyakit serius yang disebabkan oleh infeksi bakteri antraks atau Bacillus anthracis. Bakteri ini biasa ditemukan di dalam tanah. Walau biasanya menjangkiti hewan, penyakit anthrax juga bisa menyerang manusia. Penyakit anthrax menyerang hewan ternak atau hewan liar, seperti sapi, domba, kambing, unta, kuda, dan babi. Infeksi bisa terjadi ketika hewan tersebut menghirup atau menelan spora bakteri yang ada di tanah, tanaman, atau air yang telah terkontaminasi bakteri anthrax. Kasus penyakit anthrax masih dilaporkan muncul di beberapa daerah, yaitu Yogyakarta, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Timur. Kasus terakhir terjadi pada tahun 2017 di Jawa Timur dan Yogyakarta. Sampai pada tahun 2017 apabila dilihat seluruh kejadian Anthrax di 34 provinsi di Indonesia, maka kasus Anthrax telah terjadi di 22 provinsi dan hanya 7 provinsi yang tidak pernah dilaporkan terjadi kasus yaitu Aceh, Riau, Bangka Belitung, Maluku Utara, Maluku, Papua dan Papua Barat. Kasus anthrax sering kali muncul di awal tahun yang bertepatan dengan musim hujan di Indonesia. Departemen Kesehatan juga masih melakukan langkah antisipasi dan pemantauan penyakit anthrax secara lebih ketat saat menjelang hari-hari perayaan keagamaan, seperti Idul Fitri dan Idul Adha, di mana masyarakat banyak mengonsumsi daging hewan pada hari-hari tersebut. Seseorang dapat terkena penyakit anthrax dalam waktu sekitar 1 hingga 5 hari setelah terpapar bakteri anthrax.Ketika sudah berada di dalam tubuh, bakteri anthrax akan berkembang biak lalu menghasilkan racun yang dapat menyebabkan penyakit anthrax. Proses penularan penyakit antraks pada manusia bisa melalui beberapa cara, yakni: a. Infeksi anthrax melalui luka terbuka di kulit Ini merupakan cara penularan penyakit anthrax yang paling umum terjadi pada manusia. b. Infeksi anthrax melalui saluran pernapasan Hal ini bisa terjadi ketika seseorang menghirup udara yang terkontaminasi bakteri anthrax, sehingga bakteri dapat memasuki paru-paru. Meski sudah dilakukan pengobatan, komplikasi yang fatal akibat infeksi anthrax pada saluran pernapasan kadang masih juga terjadi. c. Infeksi anthrax melalui saluran pencernaan Minum air atau mengonsumsi daging yang sudah terinfeksi bakteri anthrax tanpa mengolahnya hingga matang juga bisa membuat seseorang terjangkit penyakit ini. Kontaminasi melalui cara ini akan menyerang organ-organ dalam sistem pencernaan. Selain melalui ketiga cara di atas, bakteri penyebab penyakit anthrax juga dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui jarum suntik. Penularan penyakit anthrax malalui cara ini biasanya terjadi pada pengguna narkoba suntik yang memakai jarum suntik secara bergantian.
2. Peran Dokter Hewan dalam Menangani Hal Tersebut
a. Melakukan penyuluhan di masyarakat mengenai penyakit antrax. b. Memerhatikan hewan-hewan khususnya pada daerah-daerah endemic antrax. c. Melakukan pemeriksaan terhadap hewan ternak yang akan disembeli(ante mortem) dan yang telah disembeli(post mortem). d. Melakukan vaksinasi hewan yang rentan terkena antrax. e. Memberikan pakan yang bergizi bagi hewan yang rentan antrax f. Memisahkan hewan yang sehat dengan hewan yang terkena virus antrax.
B. Masalah One Health di dunia
1. Penyakit ebola Ebola adalah penyakit akibat infeksi virus mematikan, yang bisa menyebabkan demam, diare, serta perdarahan di dalam tubuh penderitanya. Hanya 10% penderita Ebola yang selamat dari infeksi virus ini, tetapi penyakit ini jarang terjadi. Genus Ebolavirus adalah 1 dari 3 anggota keluarga Filoviridae (Filovirus), bersama dengan genus Marburgvirus dan genus Cuevavirus. Genus Ebolavirus terdiri 5 spesies yang berbeda, yaitu Bundibugyo ebolavirus (BDBV), Zaire ebolavirus (EBOV), Reston ebolavirus (RESTV), Sudan ebolavirus (SUDV), Taï Forest ebolavirus (TAFV). BDBV, EBOV, dan SUDV telah dikaitkan dengan wabah penyakit Ebola besar di Afrika, sedangkan RESTV dan TAFV belum. Spesies RESTV ditemukan di Filipina dan Tiongkok, dapat menginfeksi manusia, tetapi tidak ada laporan penyakit atau kematian pada manusia dari spesies ini hingga sekarang. Hingga saat ini, belum ditemukan kasus Ebola di Indonesia. Namun, sikap waspada dan langkah pencegahan terhadap penyakit yang mewabah di benua Afrika ini tetap perlu dilakukan. Salah satunya adalah dengan menjaga kebersihan dan menerapkan pola hidup sehat setiap hari. Penyebaran virus Ebola diduga berawal dari interaksi antara manusia dengan hewan yang terinfeksi, seperti kelelawar, monyet, atau simpanse. Sejak itu, penularan virus mulai terjadi antarmanusia. Darah atau cairan tubuh penderita dapat masuk ke dalam tubuh orang lain melalui luka pada kulit atau lapisan dalam hidung, mulut, dan dubur. Cairan tubuh yang dimaksud adalah air liur, muntah, keringat, ASI, urine, tinja, dan air mani. Virus Ebola juga dapat menular melalui kontak dengan benda yang telah terkontaminasi oleh cairan tubuh penderita, seperti pakaian, seprai, perban, dan jarum suntik. Namun demikian, Ebola tidak ditularkan melalui udara, atau melalui gigitan nyamuk. Penderita Ebola juga tidak dapat menularkan virus ke orang lain hingga gejala penyakit muncul. Ada beberapa faktor yang mengakibatkan seseorang berisiko terkena virus Ebola, yaitu: Bepergian ke negara yang memiliki kasus Ebola Petugas medis Anggota keluarga yang tinggal serumah dengan penderita Peneliti hewan Mempersiapkan pemakaman korban Ebola.
2. Peran Dokter Hewan dalam Menangani Hal Tersebut
a. Memeriksa hewan liar yang memungkinkan memiliki penyakit ebola b. Saat memeriksa hewan agar tetap menggunakan perlengkapan yang sesuai c. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat sekitar yang mengenai penyebaran ebola d. Memberikan vaksin pada hewan yang terinfeksi