PERATURAN
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 42/M-IND/PER/8/2013
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
TUJUAN, PRINSIP, DAN KEWAJIBAN
PENYUSUNAN SOP AP
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
BAB III
JENIS, UNSUR, DAN FORMAT SOP AP
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
BAB IV
SIKLUS PENYUSUNAN SOP AP
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 28 Agustus 2013
MENTERI PERINDUSTRIAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
MOHAMAD S. HIDAYAT
PEDOMAN PENYUSUNAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DI
LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
MENTERI PERINDUSTRIAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
MOHAMAD S. HIDAYAT
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI
Nomor 42/M-IND/PER/8/2013
BAB I
JENIS, UNSUR, DAN FORMAT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
A. Jenis SOP AP
SOP AP dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:
1. SOP Administratif adalah standar operasional prosedur yang bersifat
umum dan tidak rinci dari kegiatan yang dilakukan oleh lebih dari
satu orang aparatur atau pelaksana dengan lebih dari satu peran
atau jabatan.
Contohnya: SOP Penerbitan Rekomendasi IUI Pelumas dan Pelumas
Bekas, SOP Pemberian Bantuan Peralatan/Mesin, SOP Penerbitan
Surat Pendaftaran Helm, SOP Penerbitan Surat Pendaftaran Melamin,
SOP Pelayanan Pengujian Sampel di Laboratorium, SOP Penerbitan
Pendaftaran Tipe Ban, SOP Pengelolaan Jaringan Instalasi Kantor,
SOP Penanganan Surat Masuk, SOP Penyusunan Surat Usulan
Penataan/Penyempurnaan Organisasi, dan SOP Penyelenggaraan
Bimbingan Teknis.
2. SOP Teknis adalah standar operasional prosedur yang sangat rinci
dari kegiatan yang dilakukan oleh satu orang aparatur atau
pelaksana dengan satu peran atau jabatan (instruksi kerja).
Contohnya: SOP Perawatan dan Perbaikan Mesin, SOP Pengujian
Sampel di Laboratorium, SOP Pengagenzdaan Surat, SOP Analisa
Dokumen Usulan Penataan/Penyempurnaan Organisasi, dan SOP
Pemberian Disposisi.
B. Unsur SOP AP
SOP AP memiliki unsur sebagai berikut:
1. Identitas SOP AP, terdiri atas:
a. Logo dan Nama Satuan Kerja/Unit Kerja pembuat;
b. Nomor SOP AP, nomor prosedur yang di-SOP-kan sesuai dengan
tata naskah dinas;
c. Tanggal Pembuatan, merupakan tanggal SOP AP pertama kali
dibuat berupa tanggal selesainya pembuatan SOP AP;
d. Tanggal Revisi, merupakan tanggal SOP AP direvisi atau tanggal
rencana ditinjau ulangnya SOP AP bersangkutan;
e. Tanggal Efektif, tanggal mulai diberlakukan SOP AP atau sama
dengan tanggal ditandatanganinya SOP AP;
f. Pengesahan oleh Pejabat yang berkompeten pada tingkat satuan
kerja, berisi nomenklatur jabatan, tanda tangan, nama pejabat
yang disertai NIP serta stempel/cap instansi;
g. Judul SOP AP, judul prosedur yang di-SOP-kan sesuai dengan
kegiatan yang sesuai dengan tugas dan fungsi yang dimiliki;
h. Dasar Hukum, berupa peraturan perundang-undangan yang
mendasari prosedur yang di-SOP-kan beserta aturan
pelaksanaannya;
i. Keterkaitan, merupakan keterkaitan prosedur yang distandarkan
dengan prosedur lain yang distandarkan (SOP AP lain yang terkait
secara langsung dalam proses pelaksanaan kegiatan dan menjadi
bagian dari kegiatan tersebut);
-1-
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI
Nomor 42/M-IND/PER/8/2013
Nama
NIP
Nama SOP :
Dasar Hukum: Kualifikasi Pelaksana:
Keterkaitan Peralatan/Perlengkapan:
Peringatan: Pencatatan/Pendataan:
-2-
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI
Nomor 42/M-IND/PER/8/2013
-5-
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI
Nomor 42/M-IND/PER/8/2013
b. SOP Teknis
1. Menerima dokumen usulan Lembar disposisi Kepala 10 Menit Lembar disposisi Kepala
penataan/penyempurnaan Subbagian, Surat dan dan Subbagian, Surat dan dan
organisasi dokumen usulan dokumen usulan
penataan/penyempurnaan penataan/penyempurnaan
organisasi organisasi
2. Memeriksa kelengkapan Lembar disposisi Kepala 120 Menit Lembar koreksi Apabila dokumen tidak
dokumen usulan penataan/ Subbagian, Surat dan dan kelengkapan dokumen lengkap, dikembalikan
penyempurnaan organisasi dokumen usulan usulan penataan/ ke unit pengusul
penataan/penyempurnaan penyempurnaan organisasi, dengan SOP surat
organisasi Surat dan dokumen usulan permintaan
penataan/penyempurnaan kelengkapan dokumen
organisasi
3. Mengumpulkan bahan Lembar koreksi 120 Menit Surat dan dokumen usulan Kegiatan ini dapat
pendukung analisa dokumen kelengkapan dokumen penataan/penyempurnaan dilakukan bila bahan
usulan penataan/ usulan penataan/ organisasi serta dokumen pendukung yang
penyempurnaan organisasi penyempurnaan organisasi, pendukung lain diperlukan untuk
Surat dan dokumen usulan kegiatan analisa dirasa
penataan/penyempurnaan kurang mencukupi
organisasi
4. Melakukan analisa terhadap Surat dan dokumen usulan 1000 Menit Hasil analisa atas Surat
dokumen usulan penataan/ penataan/penyempurnaan dan dokumen usulan
penyempurnaan organisasi organisasi serta dokumen penataan/penyempurnaan
yang diterima pendukung lain organisasi
5. Menyusun laporan hasil Hasil analisa atas Surat dan 250 Menit Laporan Hasil analisa atas
analisa terhadap dokumen dokumen usulan Surat dan dokumen usulan
usulan penataan/ penataan/penyempurnaan penataan/penyempurnaan
penyempurnaan organisasi organisasi organisasi
-6-
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI
Nomor 42/M-IND/PER/8/2013
C. Format SOP AP
Format yang digunakan dalam penyusunan SOP AP adalah sebagai
berikut:
1. menggunakan format diagram alir bercabang (Branching Flowcharts)
Format diagram alir bercabang dipergunakan untuk menggambarkan
prosedur pekerjaan ke dalam bentuk simbol yang dihubungkan
secara bercabang antara satu simbol dengan simbol lain dan
memisahkan antara kegiatan dan pelaksana kegiatan.
2. menggunakan lima simbol flowcharts
Simbol yang digunakan dalam SOP AP terdiri dari 5 (lima) simbol,
yaitu: 4 (empat) simbol dasar flowcharts (basic symbol of flowcharts)
dan 1 (satu) simbol penghubung ganti halaman (off-page connector).
Kelima simbol yang dipergunakan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Simbol Kapsul/Terminator ( )
1) untuk mendeskripsikan kegiatan mulai dan berakhir;
2) penulisan anak panah yang menyertai harus sesuai dengan
kaidah, yaitu untuk mulai arah panah ke bawah terlebih
dahulu dan untuk penutup arah panah harus dari atas simbol
kapsul;
3) prinsip yang digunakan adalah kegiatan mulai simbol kapsul
harus dari ujung kiri sesuai urutannya, tidak ada yang dari
tengah ataupun ujung kanan.
b. Simbol Kotak/Process ( )
1) untuk mendeskripsikan proses atau kegiatan eksekusi;
2) prinsip yang digunakan adalah satu kegiatan satu pelaksana
dan satu simbol, kecuali untuk kegiatan yang secara
esensinya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh lebih dari
satu pelaksana secara bersamaan dalam waktu yang relatif
sama, seperti rapat, diskusi.
c. Simbol Belah Ketupat/Decision ( )
1) untuk mendeskripsikan kegiatan pengambilan keputusan
(adanya alternatif ya/tidak, lengkap/tidak, dsb);
2) prinsip yang digunakan adalah satu kegiatan satu pelaksana
dan satu simbol kecuali pengambilan keputusan yang
dilakukan delam suatu forum bersama (rapat) dilambangkan
dengan tanda kotak (proses).
d. Simbol Anak Panah/Panah/Arrow ( )
1) untuk mendeskripsikan arah kegiatan (arah proses kegiatan);
2) prinsip yang digunakan, pertama, arah anak panah selalu
jatuh dari atas menuju sisi atas tengah simbol, kecuali untuk
arah anak panah balikan yang tergantung pada kondisi yang
dihadapi: bisa dari bawah ke atas dan bisa dari sisi kanan
ataupun kiri. Kedua, tanda anak panah tidak boleh
bersilangan.
e. Simbol Segilima/Off-Page Connector ( )
1) untuk mendeskripsikan hubungan antar simbol yang berbeda
halaman;
2) penulisan simbol didahului dengan anak panah dari simbol
sebelumnya dengan anak panah menuju simbol berikutnya
dan berlaku sebaliknya untuk anak panah balikan;
-7-
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI
Nomor 42/M-IND/PER/8/2013
Mulai Selesai
Konektor-Perpindahan
kegiatan ke halaman
berikutnya
-8-
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI
Nomor 42/M-IND/PER/8/2013
BAB II
SIKLUS PENYUSUNAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
-9-
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI
Nomor 42/M-IND/PER/8/2013
- 10 -
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI
Nomor 42/M-IND/PER/8/2013
C. Pengembangan SOP AP
Sebagai sebuah standar yang akan dijadikan acuan dalam proses
pelaksanaan tugas keseharian organisasi, pengembangan SOP AP tidak
merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan sekali langsung jadi, tetapi
memerlukan reviu berulang kali sebelum akhirnya menjadi SOP AP yang
valid dan reliabel yang benar-benar menjadi acuan bagi setiap proses
dalam organisasi.
Pengembangan SOP AP meliputi lima tahapan proses kegiatan secara
berurutan yang dapat dirinci sebagai berikut:
1. Pengumpulan informasi dan identifikasi alternatif.
Tahap pertama yang dilakukan dalam pengembangan SOP AP adalah
mengumpulkan berbagai informasi yang diperlukan dalam menyusun
SOP AP, dan mengidentifikasi informasi yang dicari, baik dari sumber
primer maupun sekunder.
Beberapa teknik pengumpulan informasi yang dapat digunakan:
a. teknik curah pendapat (brainstorming), biasanya dilakukan dalam
keadaan tim tidak memiliki cukup informasi yang diperlukan
dalam pengembangan SOP AP;
b. teknik diskusi terfokus (focus group discussion), dilakukan jika
tim telah memiliki informasi prosedur-prosedur yang akan
distandarkan tetapi ingin lebih mendalaminya dari orang-orang
yang dianggap menguasai secara teknis berkaitan dengan
informasi tersebut. Focus group discussion akan sangat
bermanfaat dalam menemukan prosedur-prosedur yang dianggap
efisien, cepat, dan tepat;
- 12 -
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI
Nomor 42/M-IND/PER/8/2013
- 13 -
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI
Nomor 42/M-IND/PER/8/2013
- 14 -
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI
Nomor 42/M-IND/PER/8/2013
Keterangan:
Kolom 1 Nomor urut SOP
Kolom 2 Tugas diisi dengan tugas berdasarkan peraturan yang ada
(diisi sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian
Tentang Organisasi dan Tata Kerja yang berlaku, contoh:
Permenperin No. 105/M-IND/PER/10/2010 bagi unit
organik, Permenperin No. 38/M-IND/PER/6/2006 s/d
Permenperin No. 50/M-IND/PER/6/2006 bagi unit UPT dan
BDI
Kolom 3 Fungsi diisi sesuai dengan fungsi unit Eselon IV (diisi
sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Tentang
Organisasi dan Tata Kerja yang berlaku)
Kolom 4 Sub-Fungsi diisi sesuai dengan urutan pekerjaan dalam
rangka pelaksanaan fungsi unit eselon III atau tugas eselon
IV
Kolom 5 Output diisi dengan output yang dihasilkan dari
fungsi/sub-fungsi yang ada (output lebih dari satu, baik
yang berupa produk baru ataupun berupa nilai tambah dari
yang sudah ada dan diberi nomor angka, misal: 1, 2, 3,...
Kolom 6 Aspek diisi dengan aspek yang terkait dengan output yang
bersangkutan (aspek ini biasanya berupa fungsi
manajemen, misal: penyusunan, pelaksanaan, evaluasi,
pelaporan, publikasi, distribusi) dengan diberi nomor angka
misal 1, 2, 3, ...
Kolom 7 Judul SOP diisi judul SOP yang terdiri dari unsur output,
aspek serta keterangan bila diperlukan
- 15 -
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI
Nomor 42/M-IND/PER/8/2013
........
.........
- 16 -
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI
Nomor 42/M-IND/PER/8/2013
- 17 -
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI
Nomor 42/M-IND/PER/8/2013
D. Penerapan SOP AP
Prinsip penerapan SOP AP:
1. Konsisten.
SOP AP harus dilaksanakan secara konsisten dari waktu ke waktu,
oleh siapa pun, dan dalam kondisi yang relatif sama oleh seluruh
jajaran organisasi pemerintahan;
2. Komitmen.
SOP AP harus dilaksanakan dengan komitmen penuh dari seluruh
jajaran organisasi, dari tingkatan yang paling rendah dan tertinggi;
3. Perbaikan berkelanjutan.
Pelaksanaan SOP AP harus terbuka terhadap penyempurnaan-
penyempurnaan untuk memperoleh prosedur yang benar-benar
efisien dan efektif;
4. Mengikat.
SOP AP harus mengikat pelaksana dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan prosedur standar yang telah ditetapkan;
5. Seluruh unsur memiliki peran penting.
Seluruh aparatur melaksanakan peran-peran tertentu dalam setiap
prosedur yang distandarkan. Jika aparatur tertentu tidak
melaksanakan perannya dengan baik, maka akan mengganggu
keseluruhan proses, yang akhirnya juga berdampak pada
terganggunya proses penyelenggaraan pemerintahan;
6. Terdokumentasi dengan baik.
Seluruh prosedur yang telah distandarkan harus didokumentasikan
dengan baik, sehingga dapat selalu dijadikan acuan atau referensi
bagi setiap pihak-pihak yang memerlukan.
- 19 -
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI
Nomor 42/M-IND/PER/8/2013
Keterangan:
Kolom 1 Diisi dengan nomor urut
Kolom 2 Diisi SOP AP yang dimonitor proses penerapannya
Kolom 3 Jika ternyata hasil penilaian berjalan dengan baik, maka
diberikan tanda “X” pada kotak yang tersedia dengan label
“Berjalan dengan baik”. Jika ternyata hasil penilaian
menunjukkan bahwa penerapan SOP AP tidak dapat
berjalan dengan baik, maka diberikan tanda “X” pada kotak
dengan label “Tidak berjalan dengan baik
Kolom 4 Diisi dengan catatan hasil penilaian, terutama untuk hasil
penilaian “Tidak berjalan dengan baik”. Catatan antara lain
adalah: alasan mengapa prosedur tidak dapat berjalan
dengan baik, hal-hal mana yang dianggap tidak berjalan
dengan baik, apa kemungkinan penyebab”
- 20 -
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI
Nomor 42/M-IND/PER/8/2013
2. Evaluasi
Evaluasi sebagai langkah tindak lanjut dari monitoring, masukan-
masukan dalam setiap upaya monitoring akan menjadi bahan
evaluasi terhadap SOP AP, sehingga penyempurnaan SOP AP dapat
dilakukan dengan cepat sesuai dengan kebutuhan. Dengan melihat
kembali tingkat keakuratan dan ketepatan penerapan SOP AP yang
sudah disusun dengan proses penyelenggaraan tugas dan fungsi
satuan kerja maka organisasi satuan kerja dapat berjalan secara
efektif dan efisien. Evaluasi SOP AP secara regular dilaksanakan
dalam kurun waktu 1 (satu) tahun dan secara insidentil dapat
dilakukan sesuai kebutuhan organisasi yang bersangkutan.
Untuk memudahkan evaluasi dapat digunakan table sebagai berikut:
SOP AP (nomor)
No. Penilaian
1 2 3 4 5 ...
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Mampu mendorong
peningkatan kinerja
2. Mudah dipahami
3. Mudah dilaksanakan
4. Semua orang dapat
menjalankan perannya
masing-masing
5. Mampu mengatasi
permasalahan yang berkaitan
dengan proses
6. Mempu menjawab
kebutuhan peningkatan
kinerja organisasi
7. Sinergi satu dengan lainnya
... ...
Keterangan:
Kolom 1 Diisi dengan nomor urut
Kolom 2 Kriteria penilaian evaluasi (bisa ditambahkan dan
diubah sesuai kebutuhan evaluasi)
Kolom 3 s/d 8 dst Diisi jika masih ada SOP AP yang akan dievaluasi.
dilakukan oleh tim yang menyusun SOP AP tersebut. Tim ini, karena
keterlibatannya sejak awal, dipandang dapat memperhatikan detail-
detail yang termuat dalam SOP AP tersebut, sehingga mampu melihat
mana detail yang perlu dirubah, disempurnakan ataupun dibuatkan
yang baru. Namun demikian, keterlibatan orang lain diluar tim yang
sudah ada yang dianggap memiliki kompetensi untuk melakukan
evaluasi tersebut akan sangat membantu tim evaluasi. Pelibatan orang
semacam ini akan memberikan pandangan lain yang mungkin dapat
memberikan pembaruan-pembaruan yang diperlukan dalam evaluasi.
- 22 -
Lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI
Nomor 42/M-IND/PER/8/2013
BAB III
PENUTUP
Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan yang baku dalam penyusunan
SOP AP, sehingga dapat mendorong setiap pegawai dan pejabat dalam
melaksanakan pekerjaan dengan efisien, memudahkan mereka dalam
memantau hasil pekerjaan, bekerja makin terarah tanpa harus menunggu
instruksi pimpinan. Diharapkan pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja
dan sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
- 23 -