Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dimas Galih Swastiko

NIM : 171510601152

Permasalahan Pengembangan Perkebunan Kakao Rakyat

Peranan komoditas kakao terhadap perekonomian Indonesia cukup nyata di


samping komoditas perkebunan lainnya seperti kelapa sawit, karet, kopi, kelapa dan
teh. Peranan tersebut salah satunya berupa pengahasil devisa, sumber pendapatan
petani, penyedia lapangan kerja, dan pelestari sumber daya alam dan lingkungan.
Tanaman perkebunan kakao dapat diolah menjadi berbagai produk olahan seperti
produk makanan, minuman dan kosmetik. Kulit buah kakao juga dapat dijadikan
sebagai bahan pakan ternak, bahan mulsa, dan pupuk organik. Akan tetapi berbagai
potensi yang bisa dihasilkan oleh tanaman kakao tidak bisa dimanfaatkan secara
maksimal. Adanya berbagai permasalahan dalam pengembangan perkebunan kakao
menjadikan potensi tanaman menjadi tidak maksimal.
Berbagai permasalahan tersebut diantaranya yaitu kondisi tanaman kakao
yang sudah tua, serangan hama penggerek buah kakao, penyakit busuk buah, dan
penyakit mati pucuk atau Vascular Streak Die-Back (VSD). Di samping itu
permasalahan lainnya adalah beberapa areal produksi tergenang banjir sehingga
banyak tanaman yang tidak dapat berproduksi dengan baik bahkan hingga sampai
mati. Terdapat juga permasalahan dalam kelompok petani kakao yakni masih
terbatasnya peran dan fungsi kelambagaan di tingkat petani, masih terbatasnya
program dan proyek pemerintah. Peran kelompok tani juga masih terbatas pada
kegiatan pemeliharaan tanaman seperti pengolahan tanah dan penyiangan,
sementara peran sebagai penyedia sarana dan prasarana produksi dan pemasaran
hasil kakao masih belum dilakukan dengan baik. Kendala utama yang dihadapi
kelompok adalah terbatasnya permodalan dan akses terhadap lembaga pembiayaan
dan pemasaran.
Dalam permasalahan tersebut menurut saya terdapat beberapa solusi dalam
pengembangan perkebunan kakao rakyat. Dalam permasalahan tersebut solusi
yang bisa dilakukan yang pertama yaitu solusi perbaikan lahan, dalam hal ini
kegiatan yang dapat dilakukan adalah dengan cara konservasi tanah dan air. Solusi
selanjutnya yaitu dengan perbaikan sistem budidaya hal ini dapat dilakukan
dengan cara melakukan intensifikasi tanaman pada areal yang masih produktif,
penanaman baru klon kakao yang unggul yang tahan terhadap serangan hama,
rehabilitasi dan peremajaan tanaman, perbaikan sistem pengolahan, penerapan
tekologi produksi seperti pemangkasan, pemupukan, pengendalian opt, dan
perangsangan buah/bunga. Solusi yang ketiga dengan pengendalian hama terpadu
dengan cara mengembangkan sekolah pengendalian hama terpadu kepada petani.
Solusi yang terakhir yakni dengan cara meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia dan juga kelembagaan petani.
DAFTAR PUSTAKA

Hariyadi, Sehabudin, U., Winasa, I.W. 2009. Identifikasi permasalahan dan solusi
pengembangan perkebunan kakao rakyat di Kabupaten Luwu Utara,
Provinsi Sulawesi Selatan. Prosiding Seminar Hasil-hasil Penelitian
IPB. 4(5) : 75-95.

Anda mungkin juga menyukai