Anda di halaman 1dari 22

SOSIALISASI MENGENAI PENANGANAN KOPI

PASCA PANEN, PENANGANAN PMK PADA SAPI


DAN PEMBUATAN PRODUK UMKM KALUA JERUK
DI DESA CIKONENG
Fatimah Azzahra, Nuri Novianti

Pendahuluan
Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah luas.
Indonesia juga memiliki banyak keberagaman flora dan fauna
yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup masyarakatnya.
Flora secara umum adalah segala jenis tumbuhan serta tanaman
yang ada di muka bumi dan fauna adalah segala jenis hewan yang
hidup di muka bumi. Indonesia memiliki sekitar 8.000 spesies
tumbuhan dan 2.215 spesies hewan yang sudah teridentifikasi.
Spesies hewan terdiri dari 515 mamalia, 60 reptil, 1.519 burung,
dan 121kupu-kupu. Salah satu daerah yang memiliki banyak
keberagaman flora dan fauna yaitu Desa Cikoneng.
Desa Cikoneng merupakan desa yang terletak di Kecamatan
Cileunyi, Kabupaten Bandung. Desa tersebut memiliki banyak
potensi sumber daya alam yang sangat bermanfaat bagi
masyarakat sekitar. Sumber daya alam yang tersedia di desa
tersebut meliputi sayuran, kopi, buah, dan juga susu sapi perah.
Mata pencaharian masyarakat Desa Cikoneng berasal dari bertani
dan berternak. Sehingga, sumber daya alam yang berada di Desa
Cikoneng perlu dirawat dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya
agar dapat menghasilkan suatu produk yang berkualitas dan hasil
dari produk tersebut dapat menghidupi masyarakat yang ada di
Desa Cikoneng.
Ada satu fenomena yang tengah marak diperbincangkan dan
menjadi satu hambatan dalam pengolahan sumber daya alam yang
ada di Desa Cikoneng. Fenomena tersebut yaitu PMK atau
singkatan dari Penyakit Mulut dan Kaki pada sapi. Penyakit mulut
dan kuku (PMK) menjangkiti sapi, kerbau, kambing, domba, babi,
dan jenis-jenis hewan sebangsanya. Penyebab PMK adalah Aphtae
epizootica. PMK tentu membuat para peternak kebingungan
karena belum ditemukan obat atau vaksin oleh dokter. Selain itu,
peternak juga mengalami kerugian yang besar dikarenakan virus
PMK tersebut.
Namun, masih banyak masyarakat yang belum mengolah
sumber daya alam dengan baik. Menurut survey yang dilakukan
oleh kelompok kuliah kerja nyata KKN UPI pada tanggal 13 Juli
2022 bahwa masyarakat didesa cikoneng masih kurang dalam
mengolah produk sumber daya alam yang ada karena beberapa
faktor seperti keterbatasan biaya modal, ketersediaan waktu dan
kurangnya minat dari masyarakat setempat. Seperti dalam
pengolahan kopi yang ada di desa Cikoneng, masyarakat sudah
terbiasa untuk menjual kopi ke tengkulak tanpa mengolah kopi
tersebut menjadi serbuk minuman kopi. Selain itu juga, banyak
limbah dari kulit jeruk bali yang tidak terpakai. Sehingga
diperlukan pemberdayaan dan pembinaan melalui sosialisasi
kepada warga untuk dapat mengolah sumber daya dengan baik.
Sosialisasi merupakan proses belajar tentang segala sesuatu
yang meliputi bahasa, norma, nilai, sistem kemasyarakatan, ilmu
pengetahuan, mata pencaharian, kesenian, dan keagamaan.
Menurut ldi dkk (2014:99) dalam proses sosialisasi, seorang
individu/anak didik belajar tentang perilaku, kebiasaan, dan pola-
pola kebudayaan lain. Individu juga belajar tentang keterampilan
sosial (social skills) seperti berbahasa, bergaul, berpakaian, dan
cara makan. Sosialisasi merupakan proses membimbing individu
ke dalam dunia sosial.
Sosialisasi ini tentu sangat bermanfaat dan juga sangat
membantu bagi para masyarakat yang ada. Dari beberapa
permasalahan diatas, maka mahasiswa KKN UPI yang bertempat
di Desa Cikoneng membuat beberapa program untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Program tersebut terbagi menjadi 3
program yaitu : program sosialisasi pasca panen pada kopi,
sosialisasi penanganan dan perawatan pmk pada sapi perah dan
sosialisasi pembuatan kalua jeruk bali bagi umkm setempat.
A. Sosialisasi Penanganan Kopi Pasca panen
Desa Cikoneng memiliki banyak sekali sumber daya alam
yang dapat dimanfaatkan, salah satunya yaitu kopi. Kopi
merupakan suatu jenis tanaman tropis. Kopi juga dikenal
merupakan minuman yang tidak mengandung alcohol dan
memiliki kafein. Banyak manfaat yang didapatkan dari
mengkonsumsi kopi, diantaranya kafein yang terkandung
didalamnya dapat meningkatkan laju metabolisme tubuh.
(Panggabean, 2012).
Desa Cikoneng memiliki banyak kebun kebun penghasil kopi.
Petani kopi di desa cikoneng hanya memetik kopi dan menjual
kopinya langsung ke tengkulak tentu dengan harga yang
terjangkau. Padahal, jika dengan mengolah kopi tersebut menjadi
produk lain akan menghasilkan nilai jual yang lebih tinggi. Maka
salah satu upaya yang dilakukan oleh mahasiswa KKN UPI yaitu
dengan melakukan sosialisasi penanganan kopi pasca panen.
Sebelum melaksanakan sosialisasi, mahasiswa survey terlebih
dahulu ke bapak RT 03. Kami berdiskusi mengenai keadaan di
desa Cikoneng. Pak RT 03 menjelaskan bahwa sebelumnya
sempat ada petani yang mengolah kopi tersebut hingga menjadi
serbuk kopi. namun, hal tersebut tidak berlanjut karena beberapa
hal seperti modal yang dibutuhkan dan juga waktu dalam
mengolah kopi tersebut cukup lama sehingga dirasa tidak efektif.
Maka akhirnya para petani kopi lebih memilih untuk menjual biji
kopi langsung ke tengkulak. Meskipun petani hanya menjual biji
kopi ke tengkulak, kualitas kopi harus tetap terjaga dan terjamin.
Setelah survey tersebut, mahasiswa merencanakan beberapa
program kerja salah satunya yaitu dengan melaksanakan
sosialisasi mengenai komoditas kopi pasca panen. Sosialisasi
tersebut tentu berisi mengenai seputar pengetahuan kopi yang
akan bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

Survey ke rumah pak RT 03


Pada tahap persiapan, mahasiswa melaksanakan beberapa
perencanaan terkait acara. Mahasiswa melaksanakan pembagian
jobdesk seperti divisi logistic, acara, bendahara, sekertaris, humas,
publikasi dan dokumentasi, konsumsi dan danus. Setelah
dilakukan pembagian jobdesk, mahasiswa mulai melaksanakan
beberapa persiapan dari masing masing divisinya.
Sosialisasi dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2022 di RW 1
dan di RW 02. Narasumber dari pematerian mengenai sosialisasi
kopi yaitu Teh Qonita. Teh Qonita merupakan mahasiswa
Universitas Padjajaran. Materi yang disampaikan meliputi
karakteristik umum BHP, pascapanen BHP, pengolahan kopi dan
alternatif pengolahan limbah kopi.
Karakteristik umum produk hasil pertanian meliputi
Voluminous dan Bulky, mudah rusak, ketidakseragaman dan
tergantung pada alam dan musiman. Selanjutnya, dijelaskan juga
mengenai pasca panen. Dalam bidang pertanian istilah pasca
panen diartikan sebagai berbagai tindakan atau perlakuan yang
diberikan pada hasil pertanian setelah panen sampai komoditas
berada di tangan konsumen. Pasca panen dibagi menjadi 2 yaitu
pascapanen (post harvest) dan pengolahan (Processing).
Pengolahan merupakan tindakan yang mengubah hasil tanaman ke
kondisi lain atau bentuk lain dengan tujuan pengawetan, mencegah
perubahan yang tidak dikehendaki atau untuk menghasilkan
produk baru.
Penanganan pasca panen meliputi pengeringan yang bertujuan
untuk mengurangi kadar air dari komoditas, pengikatan untuk
memudahkan penanganan dan mengurangi kerusakan,
pendinginan pendahuluan atau penurunan panas yang dibawa oleh
bahan dari kebun, pencucian, pembersihan, sortasi atau pemisahan
komoditas yang layak pasar dengan tidak layak pasar, grading atau
pemilahan berdasarkan kualitas dan pengemasan atau kegiatan
untuk melindungi komoditas dari kerusakan.
Kopi terdiri dari 3 jenis yaitu kopi arabika, robusta dan
liberika. Kopi arabika memiliki cita rasa yang paling baik
sedangkan robusta memiliki cita rasa yang lebih pait dan liberika
memikiki kadar kafein yang lebih rendah berkisar 1,1-1,3 %.
Adapun metode pengolahan kopi dibagi menjadi 2 metode yaitu
metode kering dan metode basah. Metode kering meliputi sortasi,
pengeringan, pengupasan, pengeringan biji, pengupasan kulit
tanduk, pengeringan akhir, grading, pengemasan dan
penyimpanan. Sedangkan metode basah yaitu sortasi, pengupasan
kulit, fermentasi, pencucian, pengeringan, pendinginan,
pengupasan kulit tanduk, pengemasan dan penyimpanan.
Sosialisasi yang dilaksanakan berjalan dengan baik serta
warga memiliki antusias yang tinggi dalam memperhatikan
pematerian mengenai biji kopi. harapan setelah sosialisasi ini
dilaksanakan, para warga dapat mengamalkan pada kehidupan
sehari hari pengetahuan mengenai biji kopi dan dapat
emningkatkan kualitas penanganan sumber daya kopi yang ada di
Desa Cikoneng.
Gambar 2. Pematerian mengenai biji kopi oleh the Qonita

B. Sosialisasi Penanganan dan Perawatan PMK pada Sapi


Perah
Program selanjutnya yang dilaksanakan di Desa
Cikoneng yaitu sosialisasi mengenai penanganan dan
perawatan sapi perah. Sosialisasi ini diisi dengan pematerian
mengenai penanganan dan perawatan PMK pada sapi dengan
pemateri yaitu kang Rifqi.

Maraknya penyakit mulut dan kuku yang terjadi akhir


akhir ini di Indonesia membuat banyak petani kebingungan
karena belum ditemukannya obat untuk mengatasi penyakit
mulut dan kuku tersebut sehingga tak sedikit sapi yang mati
karena terjangkit penyakit kuku. materi yang disampaikan
meliputi virus PMK, penyebab virus PMK, contoh kasus di
Indonesia, Gejala klinis hewan tertular PMK, pengobatan dan
pengendalian ternak serta tindakan pertama dalam kasus.

Penyakit mulut dan kuku disingkat PMK merupakan


penyakit hewan menular yang menyerang hewan berkuku
belah baik hewan ternak maupun hewan liar seperti sapi,
kerbau, domba, kambing, babi,rusa/kijang, onta dan gajah.
Penyakit PMK atau FMD disebabkan oleh virus yang dinamai
virus penyakit mulut dan kuku (virus PMK) atau foot and
mouth diseases virus (FMDV). Virus ini masuk dalam famili
Picornaviridae dan genus Aphtovirus (MacLachlan & Dubovi
2017).

Penyebab dari virus PMK berawal dari virus masuk ke


dalam tubuh hewan melalui mulut dan hidung selanjutnya
virus memperbanyak diri pada sel sel epitel di daerah
nasofaring (Arzt, 2011) virus PMK kemudian masuk ke dalam
darah dan memperbanyak diri pada kelenjar lingfoglandula
dan sel sel epitel di daerah mulut dan kaki mengakibatkan
luka lepuh. Penularan PMK dari hewan sakit ke hewan lain
terjadi secara langsung dan tidak langsung. Penularan secara
langsung terjadi karena adanya kontak langsung dengan
hewan sakit, kontak air liur dan leleran hidung serta penyebab
yang lainnya.

Gejala klinis hewan tertular PMK meliputi terdapat


demam hingga mencapai 41 dan menggigil, mengalami
anorexia dan tidak nafsu makan, penurunan produksi susu
yang drastic pada sapi perah, keluar air liur berlebihan, air liur
berbusa di kendang, hewan sering berbaring, luka pada kuku
dan kuku lepas, menggeretkan gigi, menggosokkan mulut,
leleran mulut, kehilangan berat badan, mengalami myocarditis
dan abotus kematian pada hewan muda.

Pengobatan pada sapi yang terinfeksi dapat dilakukan


dengan melakukan pemotongan jaringan tubuh hewan yang
terinfeksi, kaki yang sudah terinfeksi diterapi dengan larutan
cuprisulfat, melakukan injeksi intravena preparate, hewan
yang terserang penyakit harus dikarantina atau dipisahkan dari
hewan sehat selama masa pengobatan. Adapula pengobatan
yang dilakukan pada sapi yang sehat yaitu hewan yang tidak
terinfeksi harus ditempatkan dalam kendang yang kering juga
di berikan pakan yang sehat untuk meningkatkan kekebalan
tubuh hewan yang sehat dan memberikan hewan ternak
larutan cuprisulfat yang dioleskan di kaki selama satu minggu.

Kang Rifqi juga menjelaskan terkait tindakan pertama


dalam kasus yang dapat dilakukan oleh para petani jika
sapinya terjangkit virus PMK. Tindakan pertama yaitu
melaporkan kasus. Jika ada keluhan mengenai PMK, maka
bisa hubungi hotline PMK Jawa Barat. Selanjutnya membuat
disinfektam efektif. Disinfektan yang dapat digunakan yaitu
sodium hidroxida, sodium karbonat, asam sitrat, asam asetat,
sodium hypoklorat. cara pembuatan diinfektan yang efektif
untuk pmk yaitu dengan mencampurkan larutan bayclin
sebanyak 57 ml ke dalan 1 liter air.

Sosialisasi mengenai penanganan dan perawatan PMK


pada sapi berjalan dengan baik dan masyarakat antusias dalam
memperhatikan materi.
C. Sosialisasi Pembuatan Kalua Jeruk Bali dan Pemasaran
UMKM
Program sosialisasi yang selanjutnya adalah pembuatan kalua
jeruk bali. Desa cikoneng merupakan desa yang memiliki banyak
sumber daya alam salah satunya yaitu jeruk bali. Banyak petani
yang menanam jeruk bali di pekarangan rumah.
Jeruk Bali (Citrus grandis L.) merupakan jenis tanaman jeruk
dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan jeruk biasa yang
kita temui dipasar. Jeruk bali dapat tumbuh subur di dataran
rendah maupun dataran tinggi. Tanaman ini tersebar di Sumatera,
Jawa, Bali, Sulawesi dan Kalimantan. (Andreas, 2012). Jeruk bali
juga terdapat banyak di daerah Cikoneng sehingga dapat
dimanfaatkan untuk membuat kalua atau manisan jeruk bali.
Kalua kulit jeruk merupakan makanan tradisional khas
Ciwidey Jawa Barat yang memliki keunikan dari bahan baku yang
digunakan yaitu kulit jeruk bali (citrus grandis) atau jeruk jambang
bagian dalam yang berwarna putih yang masih mentah dan keras.
(Sofia, 2018)
Kalua kulit jeruk tentu dapat menambah nilai jual dari jeruk
bali dan dapat mengurangi limbah dari kulit jeruk bali. Mahasiswa
KKN UPI melakukan survei ke tempat ibu RT 01 sambil
berdiskusi terkait pembuatan kalua jeruk bali. Ibu RT 01
mengatakan bahwa ada beberapa warga yang pernah membuat
kalua kulit jeruk namun tidak berlanjut dikarenakan factor modal
dan juga ketersediaan waktu.

Survei RT 01 terkait pembuatan kalua kulit jeruk.

Setelah survei ke rumah ibu RT 01, mahasiswa melakukan


pembuatan kalua kulit jeruk pada tanggal 21 Agustus 2022.
Pembuatan kalua kulit jeruk membutuhkan proses yang cukup
lama berkisar antara 3-7 hari. Langkah pertama yang dilakukan
yaitu mengupas jeruk bali dan memisahkan buah dengan kulitnya.
Jeruk bali yang dipilih juga harus yang muda karena rasanya akan
lebih enak. Setelah itu kulit jeruk bali dipotong potong berukuran
kecil. Selanjutnya, kulit jeruk bali dicuci dan direbus
menggunakan air apu. Hal tersebut dilakukan rutin 2-3 kali selama
sehari sampai hari ke-5.

Pembuatan Kalua Kulit Jeruk Bali

Pada tanggal 25 Juli 2022, kulit jeruk bali yang sudah


direndam ditiriskan dan siap untuk dicampurkan dengan
campuran gula merah dan gula putih. Gula putih dan gula
merah dicampurkan ke dalam wajan dan dipanaskan sampai
meleleh.
Proses melelehkan gula merah dan gula putih
Setelah gula merah dan gula putih tercampur dan meleleh,
memasukkan kalua kulit jeruk kedalam wajan dan tunggu
sampai gula meresap ke dalam kulit jeruk. Setelah meresap,
kalua ditiriskan dan didinginkan. Kalua kulit jeruk bali pun
selesai dibuat dan bisa disantap menggunakkan teh manis
hangat.

Proses Memasukkan Kalua Kulit Jeruk Bali

Pada saat pembuatan kalua jeruk, mahasiswa KKN UPI


mendokumentasikan dan membuat video tutorial untuk dapat
ditayangkan kepada masyarakat pada saat sosialisasi.
Sosialisasi mengenai pembuatan kalua kulit jeruk dan
pemasaran UMKM dilaksanakan pada tanggal 30 Juli 2022
bertempat di madrasah RW 02 Cikoneng.

Sosialisasi tersebut berisi pematerian dari mahasiswa


KKN UPI yaitu Rezky Neno dan Elsyifa mengenai UMKM
dan juga penayangan video tutorial pembuatan kalua kulit
jeruk. Sosialisasi ini berisi materi mengenai pemasaran,
strategi pemasaran, konsep pemasaran, segmentasi pasar,
bentuk dan media promosi, dan strategi pemasaran di
instagram.

Pemasaran adalah adalah suatu sistem total dari


kegiatan bisnis yang direncanakan untuk merencanakan
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
produk-produk yang dapat memuaskan keinginan dan jasa
baik kepada para konsumen saat ini maupun potensial.
Adapun Strategi pemasaran yaitu meliputi factor mikro dan
factor makro. Factor mikro yaitu perantara pemasaran,
pemasok, pesaing dan masyarakat. Sedangkan factor makro
adalaj demografi ekonomi, politik hukum, teknologi fisik dan
sosial budaya. Strategi pemasaran dari sudut pandang penjual
meliputi tempat yang strategis, produk yang bermutu, harga
yang kompetitif dan promosi yang gencar.

Segmentasi pasar adalah satu teknik yang digunakan


para pemasar produk untuk melihat kebutuhan konsumen agar
mereka dapat dipuaskan dengan lebih baik. Tujuannya yaitu
untuk memungkinkan satu pemasar merancang bauran
pemasaran yang lebih tepat. Selain itu, bentuk dan media
promosi juga sangat penting bagi suatu produk. Bentuk dan
media promosi dibagi menjadi 8 bagian yaitu informasi dari
mulut ke mulut, pemasaran secara langsung, iklan, hubungan
masyarakat, kewiraniagaan, promosi konsumen, promosi
penjualan, pameran dan eksibisi.

Informasi dari mulut ke mulut merupakan teknik


promosi melalui percakapan dari seseorang kepada orang lain
untuk menyebarkan informasi dimaksud. Sedangkan
pemasaran langsung merupakan bentuk promosi dengan cara
memasarkan barang secara langsung agar mendapat
tanggapan langsung dari konsumen.

Selain itu, Mahasiswa UPI yang menjadi narasumber


tentu menjelaskan mengenai strategi pemasraan melalui
media Instagram seperti tata cara dalam membuat bio yang
menarik, membuat konten yang menarik dan membuat
caption yang dapat membuat orang lain tertarik untuk
membeli produk kalua jeruk.

Sosialisasi ini berjalan lancar dengan antusias


masyarakat setempat mengenai pembuatan kalua jeruk bali.
Materi yang disampaikan pun cukup menarik karena dapat
menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai
pemasaran dan juga strategi pemasaran sehingga dapat di
implementasikan pada kehidupan sehari hari. Masyarakat juga
menyukai produk dari kalua jeruk yang manis dan juga
kenyal.

Sosialisasi Pembuatan Kalua jeruk dan UMKM

Kesimpulan

Desa Cikoneng merupakan desa yang terletak di


Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Desa tersebut memiliki
banyak potensi sumber daya alam yang sangat bermanfaat bagi
masyarakat sekitar. Sumber daya alam yang tersedia di desa
tersebut meliputi sayuran, kopi, buah, dan juga susu sapi perah.
Mata pencaharian masyarakat Desa Cikoneng berasal dari bertani
dan berternak. Sehingga, sumber daya alam yang berada di Desa
Cikoneng perlu dirawat dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya
agar dapat menghasilkan suatu produk yang berkualitas dan hasil
dari produk tersebut dapat menghidupi masyarakat yang ada di
Desa Cikoneng.
Program Kerja yang dilaksanakan mahasiswa KKN UPI di
Desa Cikoneng meliputi 3 program kerja yaitu :

1. Sosialisasi Komoditas Kopi Pasca Panen


Sosialisasi komoditas kopi pascapanen dilakukan agar
masyarakat desa Cikoneng lebih memahami mengenai
kopi dan juga pengolahannya sehingga dapat
diimplementasikan dalam merawat kebun kopi. Materi
yang disampaikan meliputi karakteristik umum BHP,
pascapanen BHP, pengolahan kopi dan alternatif
pengolahan limbah kopi.
2. Sosialisasi Penanganan PMK pada Sapi Perah
Program selanjutnya yang dilaksanakan di Desa
Cikoneng yaitu sosialisasi mengenai penanganan dan
perawatan sapi perah. Sosialisasi ini diisi dengan
pematerian mengenai penanganan dan perawatan
PMK pada sapi. Materi yang disampaikan meliputi
virus PMK, penyebab virus PMK, contoh kasus di
Indonesia, Gejala klinis hewan tertular PMK,
pengobatan dan pengendalian ternak serta tindakan
pertama dalam kasus.
3. Sosialisasi Pembuatan Kalua Jeruk Bali dan UMKM
Program sosialisasi yang selanjutnya adalah
pembuatan kalua jeruk bali. Desa cikoneng merupakan
desa yang memiliki banyak sumber daya alam salah
satunya yaitu jeruk bali. Banyak petani yang menanam
jeruk bali di pekarangan rumah. Mahasiswa
melakukan pembuatan kalua kulit jeruk pada tanggal
21 Agustus 2022. Pembuatan kalua kulit jeruk
membutuhkan proses yang cukup lama berkisar antara
3-7 hari. Pada saat pembuatan kalua jeruk, mahasiswa
KKN UPI mendokumentasikan dan membuat video
tutorial untuk dapat ditayangkan kepada masyarakat
pada saat sosialisasi.
Sosialisasi tersebut berisi pematerian dari
mahasiswa KKN UPI yaitu Rezky Neno dan Elsyifa
mengenai UMKM dan juga penayangan video tutorial
pembuatan kalua kulit jeruk. Sosialisasi ini berisi
materi mengenai pemasaran, strategi pemasaran,
konsep pemasaran, segmentasi pasar, bentuk dan
media promosi, dan strategi pemasaran di instagram.

Sosialisasi di Desa Cikoneng berjalan dengan lancar, dari


ketiga program sosialisasi tersebut, masayrakat sangat
memiliki antusias yang tinggi dalam memperhatikan
pematerian sosialisasi dan memiliki semangat dalam bertanya
mengenai hal-hal yang kurang dipahami.

Saran

1. Pemerintah
Melihat banyaknya potensi sumber daya alam di desa
Cikoneng. Pemerintah harus lebih memperhatikan
mengenai potensi sumber daya alam tersebut dan
memberikan fasilitas yang menunjang kepada
masyarakat agar masyarakat yang terhalang karena
modal bisa tetap membuat produk produk tersebut.
2. Mahasiswa
Bagi mahasiswa yang selanjutnya akan melaksanakan
KKN, semoga mahasiswa dapat lebih mengayomi
masyarakat. Selain itu, dapat lebih membimbing
kepada masyarakat agar program kerja dapat berjalan
seterusnya tidak sementara.
3. Masyarakat
Masyarakat harus memiliki minat dan keinginan yang
tinggi untuk mencari tahu mengenai skill yang
dimiliki. Selain itu, masyarakat juga harus memulai
untuk mengimplementasikan apa yang telah didapat
setelah sosialisasi agar sumber daya alam yang ada di
Desa Cikoneng dapat diolah dengan baik dan kualitas
yang baik pula.
Daftar Pustaka
1. Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, Manajemen
Pemasaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2016), hal. 2
2. Sulihono, A., Tarihoran, B., & Agustina, T. E.
(2012). Pengaruh waktu, temperatur, dan jenis
pelarut terhadap ekstraksi pektin dari kulit jeruk
bali (Citrus maxima). Jurnal Teknik Kimia, 18(4),
1-8.
3. Firmani, S. N., Turgarini, D., & Putra, M. K.
(2018). Pelestarian Kudapan Kalua Kulit Jeruk
Sebagai Warisan Gastronomi Sunda di Ciwidey
Jawa Barat. The Journal Gastronomy
Tourism, 5(2), 87-103.
4. Si, I. M. (2018). Pentingnya Sosialisasi Bagi Anak
(Studi Kajian Sosiologi Pendidikan). IJTIMAIYAH
Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya, 2(1).
5. Winarsih, W. H. (2018). Penyakit ternak yang
perlu diwaspadai terkait keamanan
pangan. Cakrawala, 12(2), 208-221.
Nama saya Fatimah Azzahra berumur 21
tahun. Saya seorang mahasiswa di universitas
Pendidikan Indonesia jurusan Pendidikan
kesejahteraan keluarga. Saya tinggal di jl cibiru
indah 1 no 36 RT 02 RW 13. Hobi saya yaitu
menonton film.

Anda mungkin juga menyukai