Anda di halaman 1dari 50

Prinsip ketetapan energi dan

k t t
ketetapan momentumt merupakan
k d
dasar
penurunan persamaan aliran saluran
terbuka disamping ketetapan
momentum. Dengan persamaan energi
dan persamaan momentum dapat
dibedakan tipe aliran sub-kritis, aliran
kritis dan aliran superkritis.
Persamaan-persamaan tersebut
P
Persamaan- t b t sangatt
diperlukan untuk perencanaan saluran
t b k
terbuka.

Di dalam modul ini akan dibahas


kriteria dan perhitungan aliran kritis
d
dengan menggunakan
k persamaan
energi spesifik dan gaya spesifik. Agar
mahasiswa memahami penggunaan
persamaan-persamaan dasar energi dan
momentum, di akhir suatu pokok
bahasan diberi contoh soal dan latihan
yang
y g berupa pekerjaan
j rumah dan
dibahas pada awal kuliah berikutnya.
(1) Menjelaskan prinsip (2) Memberi contoh
energi dan penggunaan
momentum agar persamaan energi
mahasiswa
memahami dan persamaan
penggunaan hukum momentum dalam
ketetapan energi perhitungan aliran
(energy concervation) saluran terbuka yang
dan hukum ketetapan
momentum dalam melalui bangunan-
bangunan-
penurunan bangunan air.
air
persamaan energi
dan persamaan (3) Memberi contoh agar
momentum yang mahasiswa
memegang peran memahami terjadinya
penting di dalam kehilangan energi di
analisa
li gerak
k air
i
(aliran). dalam aliran saluran
terbuka.
(1) Penggunaan hukum ketetapan energi dalam
penurunan Persamaan Energi di sepanjang
garis arus (Persamaan Euler).
Euler)

((2)) Penurunan Persamaan Bernoulli dan


Persamaan Energi dari Persamaan Euler.
Euler.
(3) Penjelasan Persamaan Energi untuk aliran
saluran terbuka dan aliran saluran
tertutup dan contoh penggunaannya.
(4) Penjelasan Persamaan Momentum dan
contoh p
penggunaannya.
gg y
y Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah membaca modul mahasiswa
memahami prinsip ketetapan energi dan
penggunaannya.
penggunaannya

y Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah membaca modul dan
menyelesaikan soal
soal–soal
soal latihan
mahasiswa dapat menjelaskan
penggunaan hukum energi untuk aliran
saluran
l tterbuka.
b k
y Penetapan
p hukum ketetapan
p energi
g di
sepanjang garis arus dapat dijelasakan
sebagai berikut:
‹ Ambil suatu filamen kecil sekali pada
suatu garis arus dengan luas
penampang melintang/tegak lurus arah
aliran sebesar dA dan panjangnya
adalah ds di arah garis arus.
arus. Gaya
Gaya--gaya
yang bekerja pada sisi-
sisi-sisi filamen dan
gaya berat filamen merupakan jumlah
gaya gaya yang bekerja terhadap
tersebut. Di arah aliran (arah s)
filamen tersebut.
jumlah gaya
gaya--gaya yang bekerja adalah :
s

dz
θ

P.dA
ρ.g.dA.ds

Gambar 2.1
2 1 Uraian gaya-
gaya- gaya yang bekerja pada
filamen kecil sekali pada suatu garis arus
Dari gambar tersebut dapat diturunkan
persamaan sebagai berikut :
⎛ ∂p ⎞
F s = p . dA − ⎜ p + ds ⎟ dA − ρ g . dA . ds . cos θ
⎝ ∂s ⎠

∂p
Fs = − dA . ds − ρ g . dA . ds . cos θ
∂s
Menurut Hukum Newton : F = m.a
Dimana:
F = jumlah gaya gaya yang bekerja
pada
d suatut b
benda.
d
m = massa benda.
a = percepatan gerak benda.

Dalam hal filamen pada gambar di atas :


∂p
F = − dA.ds − ρg .dA.ds. cos θ (2.1)
∂s
m = ρ .dA.ds (2.2)
∂V
a = , dimana V=kecepatan (2.3)
∂t
Karena kecepatan V merupakan fungsi dari
tempat (s) dan waktu (t), atau dalam suatu
persamaan dinyatakan dalam
V = f (s,t), maka:

∂V ∂V
dV = ds + dt
∂s ∂t
dV ∂ V ds ∂ V dt ∂V ∂V
= + = a =V +
dt ∂ s dt ∂ t dt ∂s ∂t

Apabila Pers
Pers..(2.1),
) (2.2),
) dan (2.3) digabung
maka diperoleh persamaan sebagai berikut
berikut::

∂p ⎛ ∂V ∂V ⎞
− dA.ds − ρg .dA.ds. cos θ = ρ .dA.ds⎜V + ⎟
∂s ⎝ ∂s ∂t ⎠
dan apabila persamaan tersebut di atas
i i dengan ρ dA
dibagi dA..ds, akan menjadi
menjadi:
j i:
1 ∂p ∂V ∂V (2 4)
(2.4)
− − g . cos θ = V +
ρ ∂s ∂s ∂t

dari gambar (2.1) dapat dilihat bahwa

dz ∂z , jadi persamaan (2.4) menjadi


cos θ = =
ds ∂s

1 ∂p ∂z ∂V ∂V
− − g −V − =0
ρ ∂s ∂s ∂s ∂t
Untuk aliran tetap yaitu aliran yang tidak
berubah menurut waktu maka semua
penurunan (deferensiasi) terhadap waktu
menjadi
j sama dengang nol, sehingga
gg ppersamaan
tersebut di atas menjadi:

1 ∂p ∂z ∂V

ρ ∂s
− g −V
∂s ∂s
=0 (2.5)

Kemudian karena perubahan hanya terhadap


tempat,
tempat maka Pers
Pers.(2.5)
(2 5) dapat diubah menjadi:

1 dp dz ∂V
∂V
+ g +V =0 (2.6)
ρ ds ds ∂s

Pers..(2.6) disebut Persamaan gerak dari Euler.


Pers
Pers.(2.6)
Pers (2 6) tersebut diatas adalah persamaan
dasar dari Euler yang kemudian apabila
g
diintegrasikan menjadi:
j

= C (konstan) , atau dapat dinyatakan


p V2
+ gz +
ρ 2 pula sebagai berikut :

p V2 atau biasanya ditulis


+z+ =H
ρg 2g sebagai berikut:

p V2
z+ +
ρg 2 g
= H = Konstan (2 7)
(2.7)
Dimana :
i
z = tinggii lletak
k di k
diukur d
darii d
datum
(tinggi potensial) dalam ft atau m.
p
= tinggi tekanan (tinggi hidraulik)
ρg
dalam ft atau m.
V2
2g = tinggi kecepatan dalam ft atau m.

H = tinggi energi dalam ft atau m.


Pers.2.7 disebut Persamaan Bernoulli.
Dalam hal ini tinggi energi dapat dinyatakan
sebagai energi tiap satuan berat.
Setiap suku dari Pers.(2.7) tersebut di atas
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Suku pertama adalah energi potensial tiap satuan massa.
massa

Datum

Gambar 2.2. Sket definisi energi potensial


Dari sket definisi seperti
pada Gb.2.2 tersebut di
atas dapat dijelaskan
bahwa “jumlah kerja”
yang diperlukan
di l k untuk
t k
mengangkat benda
seberat W Newton ke W .z Nm
jarak z dari datum adalah = gz
W g kg
Wz. Karena jumlah
massa benda tersebut
adala ρ = W/g g kg,
g maka
besarnya energi potensial
adalah:
Suku kedua adalah kerja aliran atau energi aliran tiap
satuan waktu.
k
Kerjaj aliran adalah
jumlah kerja netto
yang dilakukan oleh
elemen cairan pada
benda di sekitarnya
pada saat cairan H
mengalir Misalnya
mengalir.
suatu aliran air yang
menggerakkan
b li
baling b
baling
li suatu Turbin
turbine (lihat Gb.2.3)
seperti
sepe t be
berikut
ut ini.
Gambar 2.3. Sket definisi
aliran yang mengenai baling-
baling-
baling suatu turbin
Baling-baling turbin bergerak/berputar Karena
adanya
y aliran y
yangg menggerakkannya
gg y dan
membuat putaran (torque) pada porosnya. Kerja
yang dilakukan dalam hal ini adalah sebesar:
p.dA.ds

B
Besarnya k j tiap
kerja ti satuan
t massa adalah
d l h:

p.dA.ds p
= = energi aliran
ρ .dA.ds ρ

dimana:
dimana:
p = tekanan
t k rotor
t
dA = luas bidang tekan
ds = jarak dari pusat gaya sampai
sumbu rotor
Suku ketiga diinterpertasikan sebagai berikut :
Energi kinetik dari suatu pertikel
dari suatu massa adalah : δmV 2
2
Untuk mengungkapkannya dalam
satuan massa maka harga tersebut
dibagi δm, sehingga menjadi:

δmV 2 V 2
=
2δm 2
Penggunaan Hukum
P H k
Bernoulli antara dua
titik pada satu garis
arus adalah sebagai
berikut:

p1 V1 p2 V2
z1 + + = z2 + + (2 8)
(2.8)
ρg 2 g ρg 2 g

= tetap (constant)
Penerapan Hukum Bernoulli pada
suatu
t aliran
li saluran
l tterbuka
b k yang
g
sederhana dapat dilihat pada contoh
sebagai berikut
berik t (lihat Gb.
Gb 2.4).
2 4)
V2 V2
1 2
2g 2g

p p
H1 1 2 H1=H2
ρ .g ρg
.

Δz
z1=0 z2
Datum

Gambar 2.4. Penampang


p g memanjangj g suatu
aliran melalui suatu dasar saluran yang
menanjak
Apabila aliran dari penampang 1 ke
penampang 2 tidak menyebabkan
kehilangan energi maka tinggi energi di
penampang 1 (H1) sama dengan tinggi
energi di penampang 2 (H2). Dalam hal
ini penerapan Hukum Bernoulli
menghasilkan persamaan :
2 2
p1 V1 p2 V2
H1 = z1 + + = z2 + + = H2
ρg 2 g ρg 2 g (2.9)

Karena adanya kenaikan elevasi dasar


saluran
l sebesar
b Δz maka
k penampang aliran
li
di penampang 2 menjadi lebih kecil daripada
penampang 1.1
Dengan demikian maka kecepatan aliran
di penampang 2 menjadi
j di llebih
bih b
besar
daripada kecepatan aliran di penampang
1 (lihat hukum kontinuitas).
1. kontinuitas) Ini berarti
tinggi kecepatan di penampang 2 lebih
besar daripada tinggi kecepatan di
penampang 1.
⎛ V2 2 V12 ⎞
⎜ 〉 ⎟
⎜ 2g 2g ⎟
⎝ ⎠
dan oleh karena itu permukaan air di
penampang 2 lebih rendah daripada
permukaan air di penampang 1.
Penurunan gerak dari Euler yang
dil j k
dilanjutkan d
dengan penurunan
persamaan Bernoulli mengambil
asumsi bahwa cairan tidak
berkekentalan, sehingga tidak ada
kehilangan energi karena geseran
yang diperhitungkan
di hi k d
dalam
l
penurunan tersebut. Oleh karena itu
Hukum Bernoulli hanya berlaku
dalam batas:
((1).
) Cairan tidak berkekentalan
(tidak ada geseran),
(2). Tidak ada kehilangan energi.
(3). Persamaan berlaku hanya
sepanjang garis arus.
Hukum pertama dari termodinamika
mengatakan bahwa untuk sembarang
system yang diketahui, perubahan energi
(ΔE) sama dengan selisih antara panas
yang dipindahkan (ditransfer) ke system
(Q) dan kerja yang dilakukan oleh sistem
ke sekitarnya (W) dalam suatu interval
waktu tertentu.
Mengacu pada prinsip energi tersebut
jumlah energi total dari system adalah
jumlah dari energi potensial,
potensial energi
kinetik, dan energi internal (molekuler).

Dalam aplikasi hydraulik, nilai energi


seringkali dikonversikan ke energi tiap
satuan berat yang menghasilkan tinggi
energi
g y
yangg mempunyai
p y satuan
panjang. Dengan menggunakan
ekuvalensi panjang tersebut para
praktisi teknik hydraulik akan
mempunyai feeling lebih baik pada
perilaku
il k d darii system.
t
Bilamana menggunakan ekuvalensi
panjang tersebut maka energi dinyatakan
dalam tingginya (head).
Tinggi energi pada sembarang titik dalam
suatu system hydraulik selalu dinyatakan
dalam tiga bagian yaitu:

- Ti k (elevation
Tinggii letak
l l i h
head
d) z
- Tinggi Tekanan (pressure head) p/γ
- Tinggi Kecepatan (velocity head) V2/2g
Dimana:

z = elevasi lokasi yang ditinjau


(ft atau m))
(f
p = tekanan
(lbs/ft2 atau N/m2)
γ = berat jjenis
(lbs/ft3 atau N/m3)
V = kecepatan
( ft/s atau m/s)
Disamping elevation head, pressure head,
dan velocity head, dimungkinkan terdapat
pula energi yang ditambahkan ke dalam
system
t ((seperti
ti pompa)) d
dan/atau
/ t energii
yang diambil dari system ( karena geseran
atau gangguan lain).
lain)
Perubahan dalam energi disebut tambahan
atau kehilangan energi.
energi
Perbedaan besarnya energi antara dua
titik di dalam system,dinyatakan
system dinyatakan dalam
Hukum Energi sebagai berikut:

2 2
p1 V1 p2 V2
z1 + + + H G = z2 + + + HL ((2.10))
γ 2g γ 2g
Dimana:
z = elevasi lokasi yang ditinjau ft atau m)

p = tekanan ((lbs/ft2 atau N/m2)

γ = berat jenis (lbs/ft3 atau N/m3)

V = kecepatan ( ft/s atau m/s)

g = percepatan gravitasi (ft/s2 atau m/s2)

HG= tambahan tinggi energi(ft atau m)


[karena kerja pompa]

HL = Kehilangan tinggi energi (ft atau m)


[akibat geseran
geseran,perubahan
perubahan penampang
aliran,kerja turbin]
Tinggii Hydraulik
Ti H dr lik atau
t Tinggi
Ti i Tekanan
Tk
( Hydraulic
y Grade
G )
Tinggi hydraulik (hydraulic grade)
adalah jumlah dari tinggi letak (z) dan
tinggi tekanan( p/γ ). Untuk aliran
saluran terbuka, tinggi tekanan adalah
elevasi permukaan air (karena tekanan
di permukaan adalah sama dengan g nol/
diukur terhadap tekanan atmosfer).
Apabila elevasi tersebut di gambar
di
disepanjang
j permukaan
k saluran
l akan
k
didapat garis tekanan (hydraulic grade
line),) atau HGL.
HGL
Tinggi Energi ( Energy Grade )

Tinggi energi (energy grade) adalah jumlah


d i ti
dari tinggii lletak,
t k ti
tinggii ttekanan
k d
dan ti
tinggii
kecepatan atau tinggi hydraulik ditambah
tinggi kecepatan (V2/2g). Ini adalah elevasi
dimana air akan naik dalam kolom Pipa Pitot
yang diletakkan di dalam aliran ( suatu alat
yang sama d dengan alat
l t yang di
disebut
b t
piezometer).
Apabila digambarkan sepanjang aliran maka
akan didapat garis energi (energy grade line),
atau EGL. Pada suatu danau atau waduk
(reservoir) dimana kecepatan aliran sama
dengan nol maka garis energi berimpit dengan
garis tekanan ( EGL sama dengan HGL). HGL)
Kehilangan Energi ( Energy Losses )

Tinggi kehilangan energi (HL) di dalam


suatu system merupakan kombinasi dari
beberapa faktor. Kehilangan utama adalah
karena geseran sepanjang aliran baik antara
partikel-partikel cairan selama bergerak
maupun antara cairan dengan lapisan
padat
d t yang membatasinya.
b t i Y
Yang k
kedua
d
adalah karena turbulensi atau
gangguan gangguan
gangguan-
lokal pada aliran.
Penampang memanjang dari suatu aliran dan letak
garis energi dan garis tekanan serta kehilangan
energi antara dua penampang dari prinsip energi
dapat dilihat pada Gb.
Gb 22.5
5 sebagai berikut:

V2 V2
1 HL
2
2g 2g
p
1 p
2
1 γ γ
2

z1 z2

Datum

Gambar 2.5. Prinsip energi


Contoh Soal 2.1 :
Dengan melihat gambar
definisi seperti di bawah
ini (Gb.2.6) buktikan
bahwa debit aliran
teoritis untuk aliran
saluran terbuka dapat
dinyatakan dalam
persamaan sebagai
berikut:

2 g (Δy − h f )
Q = A2
1 − ( A2 A1 )
2
2
V
1
2g
ΔH=hf

2
p V Δy
2
y 1
1 = ρ .g 2g

p
y 2
2 = ρ .g
Datum

Gambar 2.6. Sket definisi persamaan


energi antara dua penampang di suatu
penampang memanjangj aliran
li
Apabila persamaan energi
diterapkan pada aliran dalam
volume kontrol (control volume)
antara penampang 1 sampai
penampang 2 maka didapat
persamaan sebagai berikut :

2 2
p1 V1 p2 V2
z1 + + = z2 + + + hf
ρg 2 g ρg 2 g

atau
⎛ p ⎞ ⎛ p ⎞
2 2
V1 V2
− = −⎜⎜ z 2 + 2 ⎟⎟ − ⎜⎜ z1 + 1 ⎟⎟ + h f
2g 2g ⎝ γ ⎠ ⎝ γ ⎠ (i)
apabila :

⎛ p2 ⎞ ⎛ p1 ⎞
⎜⎜ z 2 + ⎟⎟ − ⎜⎜ z1 + ⎟⎟ = −Δy
⎝ ρg ⎠ ⎝ ρg ⎠

= penurunan (selisih) tinggi antara


permukaan air di penampang 1 dan
penampang 2.
2

maka
k pers (i) menjadi
j di :
2 2
V1 V2

2g 2g
= Δy + h f (ii)
Dengan menggunakan Hukum
kontinuitas didapat
p hubungan
g antara V1
dan V2 sebagai berikut :
Q = A1V1 = A2V2
A2
V1 = V2 (iii)
A1
Apabila Pers (iii) dimasukkan ke dalam
Pers (ii) didapat persamaan sebagai
berikut :
⎛ A2 ⎞
⎜⎜ V2 ⎟⎟ 2
⎝ A1 ⎠ − V2 = −Δy + hf
2g 2g
atau
⎡⎛ A ⎞ 2 ⎤V 2
⎢ ⎜⎜ 2 ⎟⎟ − 1 ⎥ 1 = Δ y + h f
(i )
(iv)
⎣⎢ ⎝ 1 ⎠ ⎥⎦ 2 g
A
Karena Q/A2 Pers (iv) menjadi :

⎡⎛ A ⎞ 2 ⎤ Q 2
⎢⎜⎜ 2 ⎟⎟ − 1⎥ 2
= −Δy + h f
⎢⎣⎝ A1 ⎠ ⎥⎦ 2 g A2 (v)
atau
2 gA2 (Δy − h f )
2

Q =
(1 − ( A )
2

A1 )
2
2

2 g (Δ y − h f )
Q = A2 (vi)
1 − ( A2 A1 )
2

(terbukti)
Dari persamaan (vi) dapat dilihat
bahwa debit aliran Q dapat
dihitung apabila luas
penampang, selisih tinggi
permukaan antara hulu
(penampang 1) dan hilir
(penampang 2), dan selisih
tinggi energi antara hulu dan
hilir diketahui.

Bagaimana apabila luas penampang 1


sama dengan luas penampang 2.
Diskusikan hal ini pada kuliah yang akan
datang.
Contoh Soal 2
2.2
2:

Suatu saluran terbuka mempunyai


penampang persegi empat dengan lebar
B1 = 2 m dan kedalaman air sebesar
y1 = 2,40
, m,, mengalirkan
g air sebesar:
Q = 11,52 m3/s.
Pada muaranya air mengalir ke saluran
berikutnya yang mempunyai elevasi
lebih rendah melalui suatu “got
got
miring”(shute) seperti tampak pada
gambar berikut ini :
V12
2g
p
1
y =ρ
1 .g ΔH

z1 V22
2g

p
y = 2
2 ρ.g
Datum

Gambar 2.7. Sket penampang memanjang


aliran melalui got miring (contoh soal)
1)) Apabila g
got miring
g tersebut dan saluran kedua
yang ada di hilirnya mempunyai lebar yang
sama dengan saluran pertama, dan diharapkan
k d l
kedalaman air
i di saluran
l k
kedua
d adalah
d l h y2
dengan kecepatan aliran V2 = 9,60 m/s, serta
tidak terjadi kehilangan energi
energi, maka berapa
perbedaan elevasi dasar saluran antara saluran
pertama dan saluran kedua (z1=?).

2)) Apabila
p besarnya
y kehilangan
g energi
g akibat
gerseran dan belokan-belokan di sepanjang got
miring diperhitungkan sama dengan 0,50
V12/2g
/2 m , maka
k bberapa b
besar perbedaan
b d elevasi
l i
dasar saluran pertama dan kedua tersebut
(z1=?).
=?)
1) Tidak ada kehilangan energi
- Karena
K tidak
tid k ada
d kehilangan
k hil
energi maka dapat digunakan
Hukum Bernoulli.
- Penggunaan Hukum Bernoulli
antara penampang 1 dan
penampang 2 (lihat Gb
Gb. 2.7)
2 7)
p V − V1 V − V1
2 2 2 2
p
z1 + z 2 = 2 − 1 + 2 = y2 − y1 + 2
ρg ρg 2g 2g 2 2
p V p V
z1 + 1 + 1 = z 2 + 2 + 2
ρg 2 g ρg 2 g

(i)
Q 11,52 m 3 det
V1 = = = 2,4 m det
A1 2 × 2,4m 2

Q 11,52 m 3 det
A2 = = = 1,2m 2
V2 9,6 m det
d t

A2 1,2m 2
y2 = = = 0,6m
B 2m

Kembali ke pers (i)


9 ,6 2 − 2 , 4 2
z 1 − z 2 = 0 , 60 − 2 , 4 + = 2 ,6 m
2 × 9 ,8

Apabila datumnya diambil pada dasar


saluran hilir dimana z2 = 0, maka z1=2,6 m
dari datum.
2)Bila ada kehilangan energi
Karena ada kehilangan energi
maka yang digunakan adalah
Hukum Energi.

2 2
p V p V
z1 + 1 + 1 = z 2 + 2 + 2 + ΔH
ρg 2 g ρg 2 g
atau :
p2 p1 V2 − V1
2 2
z1 + z 2 = − + + ΔH
ρg ρg 2g

Q 11,52 m 3 det
V1 = = = 2,4 m det
A1 2 × 2,4 m 2
V2 0,5 × 2,4 2
ΔH = 0,5 = = 0,147 m
2g 2 × 9,8

Q 11 , 52 m 3 det
A2 = = = 1, 2 m 2
V2 9 , 6 m det

2
A2 1, 2 m
y2 = = = 0 ,6 m
B 2m

9 ,6 2 − 2 , 4 2
Δ z = z1 − z 2 = 0,6 − 0, 24 + + 0,147
2 × 9,8
= 2,747 m
1.Suatu saluran terbuka berpenampang
persegi empat mengalirkan air dengan
kecepatan 2,4 m/det dan kedalaman 1,2
m ke suatu saluran lain yyangg lebih
rendah melalui suatu got miring.
Kedalaman air di saluran hilir adalah
0 6 m dan
0,6 d kecepatannya
k t 1
1,22 m/det.
/d t
Apabila kehilangn energi diabaikan
berapa beda tinggi antara dasar saluran
tersebut dan dasar saluran hilir.
2 Apabila dari saluran ke got miring dan
2.Apabila
dari got miring ke saluran hilir dari soal
no 1 terdapat kehilangan energi
masing-masing sebesar 0,30 V12/2g
maka ggambar g garis energi
g ppada aliran
tersebut.
y Persamaan gerak dari Euler yang
diturunkan dari ketetapan energi
disepanjang garis arus menghasilkan
hukum Bernoulli.

y Hukum Bernoulli berlaku disepanjang


garis arus untuk cairan tidak
berkekentalan dan tidak ada kehilangan
energi.

y Tinggi energi adalah energi tiap satuan


berat.
y Tinggi
gg energi
g total terdiri dari jjumlah
tinggi letak, tinggi tekanan dan tinggi
kecepatan.

y Energi yang dihasilkan dari selisih


tinggi letak disebut energi potensial.
potensial
Energi yang dihasilkan dari perbedaan
tinggi
gg kecepatan
p disebut energi
g
potensial. Energi yang dihasilkan dari
perbedaan tekanan disebut energi aliran
(internal energy).
)

y Kehilangan energi dapat diakibatkan


oleh geseran, perubahan penampang
saluran kerja
j pompa
p p atau kerja
j turbin.

Anda mungkin juga menyukai