Anda di halaman 1dari 13

Anisa Mawarni

240210160062

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Pembuatan Media Mikroorganisme


MASSA
MEDIA
NAMA
NO DAN KOMPOSI
MEDIA KARAKTERISTIK
(KEL) LARUTAN SI MEDIA
AQUADES
(mL)
1. Nacl Fis 0,85 gram ke Sebelum dilarutkan NaCl
(1B, 0,85% dalam 100 ml  bentuk
11B) larutan serbuk/butiran halus
aquades  warna putih

Setelah dilarutkan
 larutan berwarna
bening
 kelarutan : sempurna

Setelah disterilisasi
 warna bening
 bentuk : cair
Anisa Mawarni
240210160062

2. NaCl Fis 0,85 gram ke Sebelum dilarutkan NaCl


6B 0,85% dalam 100 ml  bentuk
larutan serbuk/butiran halus
aquades  warna putih

Setelah dilarutkan
 larutan berwarna
sedikit merah muda
bening

Setelah disterilisasi
 warna sedikit merah
muda bening
 berbentuk cair
Anisa Mawarni
240210160062

3. Nutrient Agar 2 gram ke Sebelum dilarutkan - peptone


(2B,7 (NA) dalam 100  bentuk serbuk kecil trum
B) mL larutan  warna coklat muda meat 5,2
aquades - meat
extract
3,0
- agar 12,0
Setelah dilarutkan
 larutan berwarna
kuning kecoklatan,
agak keruh

Setelah disterilisasi
 warna coklat keruh
 bentuk padat seerti
agar
Anisa Mawarni
240210160062

4. Nutrient 1,3 gram ke Sebelum dilarutkan - Lab


(3B, Broth (NB) dalam 100  bentuk serbuk lamco
8B) mL latutan  warna kuning muda powder
aquades 1,0
- Yeast
extract
2,0
Setelah dilarutkan
- Peptone
 larutan berwarna
5,0
kuning bening jernih
- NaCl 5,0

Setelah disterilisasi
 warna kuning bening
bentuk cair

5. Potato 3,9 gram ke Sebelum dilarutkan - potato


(4B) Dextrose dalam 100  bentuk serbuk infusian
Agar (PDA) mL latutan  warna kuning pucat 4,0
aquades Setelah dilarutkan - Glucose
 larutan berwarna 20,0
kuning cukup keruh - Agar 15
Setelah disterilisasi g/L
 warna bening
 bentuk cair
Anisa Mawarni
240210160062

6. Potato 3,9 gram ke Sebelum dilarutkan - potato


(9B) Dextrose dalam 100  bentuk serbuk infusian
Agar (PDA) mL latutan  warna kuning pucat 4,0
aquades - Glucose
20,0
- Agar 15
g/L

Setelah dilarutkan
 larutan berwarna

kuning cukup keruh


Setelah disterilisasi
 warna orange agak
kecoklatan, keruh
 bentuk padat seperti
agar
Anisa Mawarni
240210160062

7. Plate Count 1,75 gram ke Sebelum dilarutkan - tryptone


(5B, Agar (PCA) dalam 100  bentuk serbuk 5,0
10B) mL latutan  warna kuning pucat - yeast
aquades extract
2,5
- glucose
1,0
- agar 9,0
Setelah dilarutkan
 larutan berwarna
kuning pucat cukup
keruh

Setelah disterilisasi
 warna orange muda,
keruh
 bentuk padat seerti
agar

Sumber : Dokumen Pribadi, 2017

Pembiakan mikrobia di laboratorium memerlukan media yang berisi zat hara


serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai bagi mikroba. Media adalah suatu bahan
yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba yang terdiri atas campuran nutrisi
atau zat-zat makanan. Selain untuk menumbuhkan mikroba, media dapat juga
Anisa Mawarni
240210160062

digunakan untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologis dan


perhitungan jumlah mikroba (Lay, 1994; Jutono dkk, 1980).
Media mikroorganisme pada umumnya berbentuk serbuk halus sebelum
dilarutkan, sehingga media tersebut harus dilarutkan dengan akuades terlebih
dahulu. Pelarutan media dilakukan dengan mencampur media serbuk sesuai
takarannya dengan akuades 100 mL di dalam beaker glass. Tujuan dilakukan
pencampuran dalam beaker glass agar pencampuran bubuk medium (NA, NB PDA,
PCA dan NaCl Fis) dengan aquades merata. Media yang sudah larut kemudian
dimasukan ke dalam botol schott agar tidak terkontaminasi mikroorganisme.
Selanjutnya dilakukan pemanasan di dalam panci yang berisi air mendidih.
Pemanasan dilakukan untuk menghilangkan endapan yang terdapat pada dasar
botol yang tidak dapat larut saat proses pelarutan. Untuk media NaCl fis tidak perlu
dipanaskan sampai mendidih karena saat proses pelarutan sudah terlarut sempurna.
Setelah dipanaskan, media disterilisasi basah menggunakan autoklaf pada suhu
121⁰C selama 15 menit. Namun waktu keseluruhan mulai dari pemanasan awal
(kenaikan suhu) sampai pendinginan (penurunan suhu) bisa mencapai kurang lebih
dua jam.
Pada praktikum kali ini media yang dibuat adalah NaCl Fis, Nutrient Agar
(NA), Nutrient Broth (NB), Potato Dextrose Agar (PDA), dan Plate Count Agar
(PCA).

1. NaCl Fis
Larutan fisiologis/larutan pengencer adalah larutan yang digunakan untuk
mengencerkan sampel sehingga mendapatkan tingkat pengenceran yang
diinginkan untuk mengetahui jumlah mikroba yang terdapat dipengenceran
paling tinggi.. Pada praktikum kali ini larutan pengencer yang digunakan
adalah NaCl fisiologis 0,85%. Komposisi NaCl fis hanya terdiri dari campuran
NaCl dan akuades.
NaCl fis yang digunakan dalam pembuatan media sebanyak 0,85 gram
untuk akuades 100 mL. NaCl fis sebelum dilarutkan berbentuk serbuk/butiran
halus berwarna putih. Setelah dilarutkan dengan akuades, larutan berwarna
bening dan terlarut sempurna karena tidak terdapat endapan di dasar tabung
reaksi. Karakteristik NaCl fis ini setelah disterilisasi tetap berwarna bening
Anisa Mawarni
240210160062

dalam wujud cair. Namun, pada percobaan lain, NaCl fis setelah dilarutan dan
disterilisasi berubah menjadi larutan berwarna bening dan terlihat sedikit
merah muda. Hal tersebut dapat disebabkan karena tidak sterilnya alat yang
digunakan sehingga media menjadi terkontaminasi. Pembuatan media NaCl fis
yang baik adalah memiliki wujud cair dan warna bening.

2. Nutrient Agar (NA)


Nutrient Agar (NA) merupakan suatu medium yang berbentuk padat, yang
merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. NA
dibuat dari campuran ekstrak daging dan peptone dengan menggunakan agar
sebagai pemadat. Ekstrak daging dan pepton digunakan sebagai bahan dasar
karena merupakan sumber protein, nitrogen, vitamin serta karbohidrat yang
sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang. Agar
yang digunakan dalam proses ini untuk mengentalkan medium yang berperan
sebagai media tumbuh yang ideal bagi mikroba (Schlegel, 1993). Medium
Nutrient Agar (NA) merupakan medium yang berwarna coklat muda yang
memiliki konsistensi yang padat dimana medium ini berasal dari sintetik dan
memiliki kegunaan sebagai medium untuk menumbuhkan bakteri.
Nutrient agar yang digunakan dalam pembuatan media adalah 2 gram untuk
akuades sebanyak 100 mL. NA pada umumnya berbentuk serbuk berwarna coklat
muda sebelum dilarutkan. Sedangkan setelah dilarutkan dengan akuades
menjadi larutan berwarna kuning kecoklatan dan agak keruh. Setelah
disterilisasi warnanya berubah menjadi kecoklatan akibat adanya percampuran
komposisi bahan pada media tersebut setelah sterilisasi.

3. NB
Nutrient Broth (NB) adalah medium berwarna kuning jernih yang
berbentuk cair dengan bahan dasar ekstrak daging dan pepton, sehingga sangat
kaya akan protein, lemak, dan juga terdapat karbohidrat dan berbagai vitamin.
NB memiliki kandungan yang sama dengan NA, namun NA memiliki
tambahan agar sebagai agen solidifikasi medium. NA berbentuk padat dan NB
Anisa Mawarni
240210160062

berbentuk cair. NB digunakan untuk mengidentifikasi pengolahan dan media


penumbuhan semua jenis mikroba.
Pada praktikum ini digunakan nutrient broth sebanyak 1,3 gram untuk 100
mL akuades. NB sebelum dilarutkan berbentuk serbuk berwarna kuning muda.
Setelah dilarutkan dengan akuades berubah menjadi larutan berwarna kuning
bening. Lalu setelah dilakukan sterilisasi basah, media ini tetap berwarna
kuning bening berbentuk cair.

4. PDA
Potato dextrose agar adalah suatu medium yang berfungsi dalam
pertumbuhan jamur dan potato dextrose agar merupakan sumber karbohidrat
dextrose gugusan gula baik itu monosakarida atau polisakarida.
Pada percobaan 1, PDA berbentuk serbuk berwarna kuning pucat dan
berubah menjadi larutan berwarna kuning cukup keruh setelah dilarutkan
dengan akuades. Setelah diterilisasi basah media ini berbentuk padat berwarna
jingga kecoklatan. Namun terdapat perbedaan pada percobaan 2, yaitu PCA
setelah disterilisasi tidak berbentuk padat, melainkan berbentuk cair berwarna
bening. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya kesalahan saat menimbang
media dan tidak sterilnya alat yang digunakan. Percobaan yang benar adalah
percobaan 1 yang menghasilkan PCA berbentuk padat sesuai namanya potato
dextrose agar, yang berarti media berbentuk agar atau padat.

5. PCA
Plate Count Agar (PCA) merupakan sebuah media pertumbuhan
mikroorganisme yang umum digunakan untuk menghitung jumlah
mikroorganisme total yang terdapat pada setiap sample makanan, produk susu,
air limbah dan sample-sample lainnya yang biasanya menggunakan metode
Total Plate Count. PCA terdiri dari tryptone, yeast extract, dextrose dan juga
agar. PCA baik untuk pertumbuhan semua jenis mikroba karena didalamnya
mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan asam
amino dan substansi nitrogen kompleks lainnya serta ekstrak yeast mensuplai
vitamin B kompleks.
Anisa Mawarni
240210160062

Media PCA memiliki bentuk serbuk dengan warna kuning pucat sebelum
dilarutkan. Sedangkan setelah dilarutkan dengan akuades, sifat fisiknya
berubah menjadi larutan berwarna kuning sedikit keruh. PCA ini berbentuk
padat seperti agar dan berwarna jingga muda keruh setelah disterilisasi basah.
Anisa Mawarni
240210160062

VI. KESIMPULAN

1. Kehidupan mikroorganisme bergantung kepada nutrisi dalam medium


tumbuh
2. Mikroorganisme memiliki spesifikasi tempat tumbuhnya sendiri sehingga
untuk mengembangbiakannya dibutuhkan medium tertentu.
3. Sterilisasi perlu dilakukan agar dalam pembuatan media tidak terjadi
kegagalan
4. NaCl fis digunakan sebagai larutan pengencer
5. Nutrient Agar (NA), Plate Count Agar (PCA) dan Nutrient Broth (NB)
digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri.
6. Potato Dextrose Agar (PDA) digunakan sebagai media pertumbuhan khamir
dan kapang.
Anisa Mawarni
240210160062

DAFTAR PUSTAKA

Jutono, dkk. 1980. Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum. Departemen


Mikrobiologi Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta.

Lay, Bibiana W. 1994. Analisis Mikrobiologi Di Laboratorium. Raja Grafindo


Persada. Jakarta.

Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.

Schegel, G.H. 1993. General Microbiologi seventh edition. Cambrige University


Press. USA.

Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sumanti, Debby M., dkk. 2008. Diktat Penuntun Praktikum Mikrobiologi Pangan.
Universitas Padjadjaran. Bandung
Anisa Mawarni
240210160062

JAWABAN PERTANYAAN

1. Setelah sudara pelajari dan dipraktekkan, jelaskan fungsi penambahan beef


extract pada pembuatan media NA dan fungsi penambahan kentang pada
pembuatan media PDA! Mengapa berbeda?
Jawab :
Penambahan beef extract pada pembuatan medium NA dikarenakan bakteri lebih
tumbuh lebih baik pada lingkungan yang proteinnya lebih tinggi. Sedangkan
penambahan kentang pada pembuatan medium PDA dikarenakan kapang dan khamir
lebih tumbuh baik pada lingkungan yang karbohidratnya tinggi. Penambahan ini
dilakukan agar bakteri, kapang dan khamir dapat mensitesis lingkungan tempat hidupnya.
Medium NA dan PDA berbeda karena pada NA dapat tumbuh berbagai jenis
mikroorganisme sedangkan pada PDA hanya dapat tumbuh mikroorganisme fungi
seperti kapang dan khamir.

2. Jelaskan fungsi dari larutan pengencer? Mengapa harus menggunakan


KH2PO4? Dapatkah digantikan dengan senyawa kimia lain?
Jawab :
 Larutan pengencer merupakan larutan tambahan yang berfungsi untuk
mengencerkan sampel sehingga mendapatkan tingkat pengenceran
yang diinginkan untuk mengetahui jumlah mikroba yang terdapat
dipengenceran paling tinggi.
 Karena KH2PO4 adalah larutan penyangga asam dimana fungsinya sebagai
pengencer tidak akan mempengaruhi pH media. Senyawa kimia lain dapat
menggantikan tetapi harus memiliki sifat yang samayaitu sebagai larutan penyangga
(buffer) asam yang dapat mempertahankan pH pada daerah asam (pH<7).

Anda mungkin juga menyukai