Anda di halaman 1dari 14

LEMBAR PERSETUJUAN

Naskah Publikasi dengan judul “PENGARUH PIJAT LAKTAPUNKTUR TERHADAP PRODUKSI


AIR SUSU IBU(IBU) MELALUI PERUBAHAN KADAR HORMON PROLAKTIN PADA IBU
PRIMIPARA (Studi di RSUD DR. M. ASHARI Kabupaten Pemalang)” telah disetujui dan
dinyatakan memenuhi syarat untuk diunggah atau diupload pada laman repository.poltekkes-
smg.ac.id Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.

Semarang, 14 Desember 2018


Pembimbing I

DR. Dr. Imam Djamaluddin Mashoedi, M.Kes


NIP. 194910161986031000
PENGARUH PIJAT LAKTAPUNKTUR TERHADAP PRODUKSI AIR SUSU IBU (ASI) MELALUI
PERUBAHAN KADAR HORMON PROLAKTIN
PADA IBU PRIMIPARA
(Studi di RSUD DR. M. ASHARI Kabupaten Pemalang)

Siti Patimah1 ; Imam Djamaluddin Mashoedi ; Suharyo Hadisaputro

Program Studi Magister Terapan Kebidanan ; Poltekkes Kemenkes Semarang


Jl. Tirto Agung ; Pedalangan ; Banyumanik ; Semarang

Abstract

Peningkatan produksi ASI melalui perubahan kadar hormon prolaktin dapat dilakukan dengan cara melakukan
stimulus atau pemijatan payudara dengan cara pijat laktapunktur. Tujuan penelitian untuk membuktikan pengaruh
pijat laktapunktur terhadap produksi ASI ibu primipara melalui perubahan kadar hormon prolaktin. Jenis penelitian
quasy experiment dengan desain pretest and posttest with control group design dengan variabel independen adalah pijat
laktapunktur selama 7 hari berturut-turut, variabel antara adalah kadar hormon prolaktin, dan variabel dependen
adalah produksi ASI. Populasi studi adalah seluruh ibu post partum. Pengambilan sampel menggunakan simple
random sampling. Sampel adalah ibu-ibu primipara hari pertama di RSUD Dr. M. Ashari Pemalang pada minggu ke-2
bulan Juli sampai dengan minggu ke-1 bulan Agustus 2018. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 32 responden
dengan 16 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pijat laktapunktur sebanyak 2-3 kali putaran searah jarum
jam pada masing-masing titik selama 7 hari berturut-turut terbukti menaikkan kadar hormon prolaktin post partum
(p = 0,000) dan produksi ASI ibu post partum (p = 0,000). Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa pijat
laktapunktur sebanyak 2-3 kali putaran searah jarum jam pada masing-masing titik selama 7 hari berturut-turut
terbukti menaikkan kadar hormon prolaktin dan produksi ASI ibu primipara.

Kata kunci: pijat laktapunktur ; hormon prolaktin ; produksi ASI

Abstrak

THE EFFECT OF LACTAPUNCTURE MASSAGE ON THE MOTHER'S MILK PRODUCTION THROUGH


PROLACTIN HORMONE LEVELS CHANGES AT PRIMIPARA MOTHERS Study at RSUD Dr. M. Ashari,
Pemalang District) Increasing breast milk production can be done by stimulating or massage the breast. Breast
massage can be done by lactapuncture massage. This study aims to proving the effect of lactapuncture massage on
breast milk production at primipara mothers through changes in prolactin hormone levels. The type of quasy
experiment study desain pretest and posttest with control group design with the independent variable is
lactapuncture massage for 7 consecutive days, the intermediate variables is prolactin hormone value, and the
dependent variable is breast milk production. The study population is all post partum mothers. Sampling uses simple
random sampling. Samples are first day primipara mothers at Dr. RSUD. M. Ashari Pemalang in the 2nd week of July
until the first week of August 2018. The samples are 32 respondents with 16 people. Results that lactapuncture
massage on 2-3 times clockwise at each point for 7 consecutive days increasing the level of post partum prolactin
hormone (p = 0.000) and breast milk production of primipara mothers (p = 0.000). Conclusions that lactapuncture
massage on 2-3 times clockwise at each point for 7 consecutive days increasing prolactin hormone levels and on
breast milk production.

Keywords: lactapuncture massage ; prolactin hormone ; breast milk production

1. Pendahuluan asupan gizi anak. Asupan gizi utama pada bayi


usia 0 sampai 6 bulan dapat diberikan dengan
Usia kritis untuk tubuh kembang anak
Air Susu Ibu (ASI).
merupakan suatu masa atau tahapan usia yang
Proses pemberian ASI atau disebut juga
menentukan kualitas manusia pada usia
dengan laktasi melibatkan interaksi kompleks
selanjutnya. Golden Age Period berada pada masa
antara kebutuhan gizi bayi dengan fisiologi ibu
paling kritis yaitu usia 0 sampai 2 tahun, karena
(Coad & Dunstall, 2008). ASI secara fisiologis
80% pertumbuhan otak terjadi pada masa usia
diproduksi payudara ibu, mengandung
emas tersebut (Nikmawati, 2009).
immuuno modulator serta zat gizi lengkap
Mengoptimalkan tumbuh kembang pada golden
seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin
age period salah satunya dengan memperhatikan

1)
Penulis Korespondensi
E-mail: imafatimah922@gmail.com
serta mineral dengan komposisi seimbang pemijatan payudara, dan pijat oksitosin. Dalam
sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang beberapa upaya pengeluaran ASI ada 2 hal yang
bayi dari waktu ke waktu (Astutik, 2013). mempengaruhi yaitu produksi dan
Keberhasilan ASI eksklusif sangat pengeluaran. Produksi ASI dipengaruhi oleh
dipengaruhi oleh jumlah produksi ASI. Pada hormon prolaktin sedangkan pengeluaran
trimester kedua, kolostrum sudah mulai dipengaruhi oleh hormon oksitosin.
diproduksi, namun pengeluarannya masih Pada penelitian ini laktasi berfokus
dihambat oleh hormon estrogen dan pada produksi ASI yang dipengaruhi oleh
progesteron. Segera setelah bayi lahir terjadi hormon prolaktin. Dengan demikian dalam
perubahan hormon, peningkatan hormon penelitian ini akan membuktikan perubahan
prolaktin dan oksitosin dengan adanya produksi ASI melalui perubahan kadar hormon
rangsangan hisap bayi. Pada minggu pertama prolaktin. Hormon prolaktin berperan dalam
ibu memproduksi ASI sebanyak 100-200 ml dan memproduksi air susu (Saryono & Pramitasari,
pada bulan pertama meningkat menjadi 600 ml 2009; Proverawati & Rahmawati, 2010). Proses
perhari (Kosim, Yunanto, Rizalya, & Sarosa, menyusui akan terhambat apabila terjadi
2009). Pada kondisi tertentu, seperti tertundanya gangguan pada hormon prolaktin (Maryunani,
pemberian ASI awal dapat menyebabkan 2012). Usaha untuk memperlancar produksi
rendahnya produksi ASI dan berdampak negatif hormon prolaktin dapat dilakukan dengan cara
pada bayi yaitu kolostrum yang seharusnya bayi inisisi menyusui dini (IMD), memeras ASI, pijat
dapatkan tidak dikonsumsi. Hal ini oksitosin serta melakukan pijat laktapuntur
menyebabkan sistem imunitas bayi rendah dan (Roesli, 2009; Indriyani, 2006; Biancuzzo, 2003).
meningkatkan resiko kematian neonatal (Wiji, Produksi ASI juga dipengaruhi oleh faktor-
2013). faktor lain seperti paritas, umur kehamilan, dan
Pemerintah telah menetapkan beberapa berat badan bayi (Roesli, 2009; Indriyani, 2006;
regulasi untuk mendukung pemberian ASI di Biancuzzo, 2003).
Indonesia antara lain Kepmenkes Nomor Pada bulan terakhir kehamilan,
450/MENKES/VI/2004 yang berisi tentang kelenjar-kelenjar pembuat ASI mulai
pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan. memproduksi ASI. Kondisi normal, pada hari
Kemudian dibentuk Undang Undang Nomor 36 pertama dan kedua sejak bayi lahir, air susu
Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 128 dan 129 yang dihasilkan sekitar 50-100 ml perhari.
yang menjadi hak bayi dalam mendapatkan ASI. Jumlahnya pun meningkat hingga 500 ml pada
Tahun 2010 Kementrian Kesehatan RI juga minggu kedua. Produksi ASI semakin efektif
meluncurkan Program Menyusui, Sepuluh dan terus-menerus meningkat pada 10-14 hari
Langkah Menuju Sayang Ibu, Beri ASI. setelah melahirkan. Kondisi tersebut
Selanjutnya, diterbitkan Peraturan Pemarintah berlangsung hingga beberapa bulan ke depan.
(PP) nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian Bayi yang sehat mengkonsumsi 700-800 ml ASI
ASI Eksklusif yang diikuti dengan diterbitkanya setiap hari. Setelah memasuki masa 6 bulan
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) volume pengeluaran air susu mulai menurun.
Nomor 15 Tahun 2013 tentang tata cara Sejak saat itu, kebutuhan gizi tidak lagi dapat
penyediaan fasilitas khusus menyusui atau dipenuhi oleh ASI, dan harus mendapatkan
memerah ASI dan Permenkes nomor 39 tahun makanan tambahan (Wiji, 2013; Proverawati &
2013 tentang susu formula bayi dan produk bayi Rahmawati, 2010; Maryunani, 2012).
lainnya (Wiji, 2013). Salah satu metode untuk meningkatkan
Permasalahan yang menghambat produktivitas ASI pada ibu adalah pijat
pemberian ASI pada minggu pertama laktapunktur. Pijat laktapunktur merupaian
diantaranya produksi ASI kurang dan ibu salah satu metode yang masih jarang digunakan
kurang memahami tata laktasi yang benar. untuk merangsang produktivitas ASI. Teknik
Pemberian ASI dipengaruhi oleh berbagai faktor Laktapunktur dapat diterapkan sebagai terapi
antara lain kesulitan bayi dalam menghisap, komplementer pada ibu postpartum. Terapi
keadaan puting susu ibu yang tidak menunjang, tersebut membantu melancarkan aliran energi,
ibu bekerja dan pengaruh/promosi pengganti sirkulasi darah, aliran getah bening serta sistem
ASI serta tidak segera keluar setelah melahirkan saraf sehingga dapat mempengaruhi kerja
atau produksi ASI kurang (Siregar, 2004). metabolisme hormon. Sehingga terapi tersebut
Oleh karena itu perlu adanya upaya dapat dilakukan sebagai salah satu usaha untuk
pengeluaran ASI untuk beberapa ibu post meningkatkan hormon prolaktin dalam proses
partum normal. Adapun perawatan payudara menyusui (Kemenkes RI Direktorat Bina
untuk memperbanyak produksi ASI yaitu Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan
dengan teknik breast care, senam payudara,
Komplementer, 2012; Widiastuti, Arifah, & volume ASI perah per hari. Pemerahan dengan
Rahmawati, 2015). menggunakan pompa ASI dilakukan pada
Laktapunktur merupakan kedua payudara sebelum ibu menyusi bayinya
pengembangan dari teknik akupunktur. atau 2-3 jam setelah penyusuan (Siregar, 2004;
Laktapunktur merupakan cabang ilmu dari Saryono & Pramitasari, 2009; Proverawati &
pengobatan tradisional akupunktur Cina, Rahmawati, 2010; Maryunani, 2012; Roesli,
namun lebih terfokus pada payudara. Teknik 2009).
laktapunktur menekan titik akupuntur Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar
menggunakan jari untuk merangsang respon (Riskesdas) tahun 2015, di Indonesia bayi pada
dalam tubuh (Wong, 2010). Laktapunktur tidak kelompok umur 5 bulan yang mendapatkan ASI
menggunakan pil, obat perangsang atau jarum Eksklusif hanya sebesar 38%. Pada tahun 2016,
sehingga aman bagi ibu bahkan bayi.Terapi yang mendapatkan ASI Eksklusif hanya sebesar
laktapunktur juga dapat dilakukan dengan 15,3%. Dengan demikian cakupan ASI Eksklusif
menggunakan alat bantu pijat berupa benda mengalami penurunan sebesar 22,7%
tumpul serta bahan pendukung seperti krem, (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
lotion atau minyak pijat (Kemenkes RI 2017). Data Profil Kesehatan di wilayah provinsi
Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Jawa Tengah 2016 menunjukan cakupan ASI
Tradisional, Alternatif dan Komplementer, Eksklusif pada tahun 2014 sebesar 52,3%;
2012). kemudian meningkat menjadi 56,1% pada tahun
Teknik laktapunktur menggabungkan 2015 namun kembali menurun pada tahun 2016
dari akupunktur dan sugestif. Konsep teknik menjadi sebesar 42,7% (Dinas Kesehatan
laktapunktur adalah seorang ibu yang menyusui Provinsi Jawa Tengah, 2017). Menempati urutan
tidak hanya dipandang atau dibantu dari aspek ke-5, cakupan ASI di kabupaten Pemalang
fisik saja tetapi proses adaptasi psikologis juga tahun 2016 adalah sebesar 24,20%. Angka
menjadi kajian (Kemenkes RI Direktorat Bina tersebut menunjukan penurunan dari tahun
Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan sebelumnya yaitu tahun 2015 sebesar 57,9%
Komplementer, 2012; Widiastuti, Arifah, & kemudian mengalami penurunan dari tahun
Rahmawati, 2015). Dalam penelitiannya yang sebelumnya yaitu tahun 2014 sebesar 56,6%
dilakukan di Cina menjelaskan bahwa pemijatan (Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang, 2017).
akupresure dapat menghilangkan penyumbatan Dengan demikian, angka cakupan ASI eksklusif
meridian sehingga dapat mengurangi skala belum memenuhi target pencapaian nasional
nyeri payudara pada ibu postpartum dengan yaitu sebesar 80% (Dinas Kesehatan Provinsi
bendungan ASI (engorgement). Aliran meridian Jawa Tengah, 2017). Data hasil RSUD Dr. M.
yang lancar serta penurunan kejadian Ashari Pemalang, 6 ibu postpartum terdapat 2
engorgement diharapkan dapat membantu ibu ibu (33,3%) dapat menyusui tanpa ada kendala,
dalam proses menyusui (Chen, 2011). Teknik 4 ibu (66,7%) belum menyusui secara optimal
pijat dapat meningkatkan produksi ASI pada 3 hari pertama setelah melahirkan karena
(Mardiyaningsih, 2011; Hamidah, 2016; Neri, merasa produksi ASInya sedikit.
Gianni, Valentina, & Simona, 2011; Pamuji, Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan
Supriyana, Rahayu, & Suhartono, 2014). Teknik umum penelitian ini adalah membuktikan
pijat juga dapat meningkatkan kadar hormon pengaruh pijat laktapunktur terhadap produksi
prolaktin (Pamuji, Supriyana, Rahayu, & ASI ibu primipara melalui perubahan kadar
Suhartono, 2014; Raras, 2016; Fitriani, 2015). hormon prolaktin. Tujuan khusus penelitian ini
Penelitian pijat laktapunktur dapat mengubah yaitu mengetahui pengaruh pijat laktapunktur
produksi ASI melalui perubahan kadar hormon sebanyak 2-3 kali putaran searah jarum jam
prolaktin sepanjang pengetahuan peneliti belum pada masing-masing titik selama 7 hari
diteliti oleh peneliti lain. berturut-turut menaikkan kadar hormon
Ketika hamil kadar prolaktin normal 10- prolaktin pada ibu primipara dan produksi ASI
25 ng/mL naik menjadi 200-400 ng/mL dan primipara.
terus meningkat tajam pada permulaan
menyusuisehingga terjadi hiperprolactinemia. 2. Metode
Kemudian mulai menurun, namun apabila
Penelitian ini menggunakan jenis
frekuensi menyusui tetap dipertahankan maka
penelitian quasy experiment dengan desain pretest
kadarnya bisatetap diatas normal selama 18
and posttest with control group design (Cook &
bulan atau lebih. Produksi ASI merupakan
Campbell, 1979). Pada penelitian ini dibagi
volume ASI perah yang diukur selama 7 hari
menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol
dengan menggunakan gelas ukur. Nilai
produksi ASI diambil berdasarkan nilai rata-rata
dan kelompok intervensi yang diberikan Instrumen penelitian yang digunakan
perlakuan yaitu pijat laktapunktur. oleh peneliti untuk mengukur nilai variabel
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu- penelitian adalah sebagai berikut kuesioner
ibu primipara hari pertama di RSUD Dr. M. Identitas Responden, Checklist, Microplate Reader,
Ashari Pemalang pada minggu ke-2 bulan Juli dan lembar Observarsi.
sampai dengan minggu ke-1 bulan Agustus Metode analisis data dalam penelitian
2018. Pengambilan sampel ditentukan ini adalah analisis univariat, uji normalitas, dan
menggunakan simple random sampling (Sugiyono, bivariat.
2006). Pertimbangan yang digunakan oleh
peneliti untuk menentukan sampel adalah 3. Hasil dan Pembahasan
memilih sampel yang memenuhi kriteria
inklusi. a. Hasil
Data penelitian yaitu data primer yaitu 1) Analisis Variabel Confounding
data kadar hormon prolaktin yang diperoleh Subyek penelitian dalam penelitian ini
dari sampel darah ibu. Data sekunder diperoleh sebanyak 32 ibu primipara yang memenuhi
dari catatan rekam medis pasien, meliputi kriteria inklusi penelitian yang dijadikan
identitas pasien (no registrasi, nama, tanggal sampel, terdiri atas 16 ibu primipara pada
masuk), umur kehamilan, berat badan lahir kelompok kontrol dan 16 ibu ibu primipara
bayi, LILA, keadaan anatomis payudara ibu, pada kelompok intervensi. Karakteristik sampel
penggunaan suplemen/jamu pelancar ASI. penelitian ditampilkan pada tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Kehamilan dan Berat Badan Lahir Bayi di RSUD
Dr.M.Ashari Pemalang

Kelompok
Variabel P Value
Intervensi Kontrol
Umur Kehamilan
Mean ± SD 38,5 ± 1,16 38,81 ± 1,17
0,468
Median 38,5 39,0
Min ± Max 37 ± 408 37 ± 40
Berat Badan Lahir Bayi
Mean ± SD 3406,25 ± 321,90 3600 ± 292,12
0,086
Median 3400 3700
Min ± Max 2900 ± 3900 3000 ± 3900
2. Berat Badan Lahir Bayi
Berdasarkan tabel 1 diatas maka dapat Berdasarkan tabel di atas diketahui
dilihat bahwa persentase karakteristik sampel rerata berat badan lahir bayi pada kelompok
sebagai berikut: intervensi 3600 gram dengan simpangan baku
1. Umur Kehamilan 292,12 sedangkan rerata berat badan lahir bayi
Berdasarkan tabel di atas diketahui responden pada kelompok kontrol 3406,25 gram
rerata usia kehamilan responden pada dengan simpangan baku 321,39 gram. Hasil
kelompok intervensi 38,81 minggu dengan penelitian menunjukan bahwa rerata berat
simpangan baku 1,17 sedangkan rerata usia badan lahir bayi paling besar pada kelompok
kehamilan responden pada kelompok kontrol intervensi. Untuk mengetahui perbedaan umur
38,5 minggu dengan simpangan baku 1,16. Hasil kehamilan pada kelompok intervensi dan
penelitian menunjukan bahwa rerata usia kelompok kontrol dilakukan uji t tidak
kehamilan paling besar pada kelompok berpasangan yang menunjukan nilai p = 0,086
intervensi. Untuk mengetahui perbedaan umur lebih besar dari nilai alpha (0,05) artinya tidak
kehamilan pada kelompok intervensi dan ada perbedaan bermakna berat badan lahir bayi
kelompok kontrol dilakukan uji t tidak responden pada kelompok intervensi dan
berpasangan yang menunjukan nilai p = 0,468 kelompok kontrol.
lebih besar dari nilai alpha (0,05) artinya tidak
ada perbedaan bermakna usia kehamilan 2) Uji Normalitas
responden pada kelompok intervensi dan
kelompok kontrol.
Tabel 4.2 Uji Normalitas Kadar Hormon Prolaktin dan Volume Produksi ASI Sebelum dan Sesudah
Perlakuan Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi
Analisa Data Bivariat
P
Variabel Kelompok Sig. Antar 2 Tiap
Value
Kelompok Kelompok
Sebelum Intervensi 0,563 > 0,05
Mann Whitney
Kontrol 0,003 < 0,05
Kadar Wilcoxon Test
Sesudah Intervensi 0,041 < 0,05
Prolaktin Mann Whitney
Kontrol 0,132 > 0,05
Selisih Intervensi 0,009 < 0,05
Mann Whitney
Kontrol 0,332 > 0,05
Sebelum Intervensi 0,882 > 0,05
t-test
Kontrol 0,069 > 0,05 Paired Sample
Volume
Sesudah Intervensi 0,491 > 0,05 Test
Produksi t-test
Kontrol 0,081 > 0,05
ASI
Selisih Intervensi 0,515 > 0,05
t-test
Kontrol 0,409 > 0,05

Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat kelompok intervensi dan kelompok kontrol
bahwa kadar hormon prolaktin pada kelompok sebelum dan sesudah intervensi nilai signifikasi
intervensi dan kelompok kontrol sebelum lebih besar dari nilai alpha (0,05) maka volume
intervensi dan sesudah intervensi nilai produksi ASI sebelum dan setelah intervensi
signifikasi lebih kecil dari nilai alpha (0,05) berdistribusi normal.
maka data kadar hormon prolaktin sebelum dan
intervensi dan setelah intervensi berdistribusi 3) Uji Homogenitas
tidak normal. Volume produksi ASI pada
Tabel 3 Hasil Uji Homogenitas Kadar Hormon Prolaktin dan Volume Produksi ASI Sebelum dan
Sesudah Intervensi

Levene’s test for equality of variances


Variabel F P-Value
Kadar Hormon Prolaktin 9,411 0,005
Volume Produksi ASI 14,797 0,001

Berdasarkan tabel 3 dengan


menggunakan uji Levene’s test diketahui bahwa
sebelum dan sesudah intervensi kadar hormon 4) Analisis Variabel Dependen
prolaktin dan volume produksi ASI a) Kadar Hormon Prolaktin
menunjukan hasi p value < 0,05 artinya bahwa Untuk mengetahui perbedaan rata-rata
kadar hormon prolaktin dan volume produksi kadar hormon prolaktin sebelum dan sesudah
ASI adalah berbeda atau tidak homogen atau pada kelompok kontrol dan kelompok
heterogen. intervensi dapat dilihat pada tabel 4 sebagai
berikut:

Tabel 4 Pengaruh Pijat Laktapunktur Selama 7 Hari Berturut-turut Terhadap Perubahan Kadar
Hormon Prolaktin Pada Ibu Primipara

Kadar Hormon Pre Post


p value
Prolaktin Mean ± SD Mean ± SD
Intervensi 254,13 ± 60,14 313,80 ± 45,54 0,000
Kontrol 275,36 ± 84,55 292,09 ± 97,87 0,049
∆ 59,68 ± 59,18 16,73 ± 27,22

Hasil penelitian setelah diberikan nilai p-value 0,000 dan kontrol didapatkan nilai
intervensi pijat laktapunktur selama 7 hari p-value 0,049. Dapat disimpulkan bahwa kadar
berturut-turut menunjukkan kadar hormon hormon prolaktin antara sebelum dan sesudah
prolaktin pada kelompok intervensi didapatkan perlakuan pada kelompok intervensi dan
kelompok kontrol terdapat perbedaan
bermakna. b) Produksi ASI
Hasil penelitian menunjukkan selisih Untuk mengetahui perbedaan produksi
mean ± standar deviasi kadar hormon prolaktin ASI sebelum dan sesudah pada kelompok
pre tes sebesar 59,68 ± 59,18 dan post tes sebesar kontrol dan kelompok intervensi dapat dilihat
16,73 ± 27,22 sehingga dapat disimpulkan pada tabel 5 sebagai berikut:
bahwa ada kenaikan kadar hormon prolaktin
pre tes dengan post tes.
Tabel 5 Pengaruh Pijat Laktapunktur Selama 7 Hari Berturut-turut Terhadap Perubahan Produksi
ASI Pada Ibu Primipara

Pre Post
Produksi ASI p value
Mean ± SD Mean ± SD
Intervensi 2,47 ± 0,19 2,42 ± 0,18 0,000
Kontrol 9,36 ± 0,71 7,39 ± 0,23 0,000
∆ 6,89 ± 0,69 4,97 ± 0,22

Hasil penelitian setelah diberikan pijat kelompok kontrol terdapat perbedaan


laktapunktur selama 7 hari berturut-turut bermakna.
menunjukkan mean produksi ASI pada Hasil penelitian menunjukkan selisih
kelompok intervensi dan kontrol didapatkan mean ± standar deviasi produksi ASI pada pre
nilai p-value 0,000. Dapat disimpulkan bahwa tes sebesar 6,89 ± 0,69 dan post tes sebesar 4,97 ±
produksi ASI antara sebelum dan sesudah 0,22 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada ada
perlakuan pada kelompok intervensi dan kenaikan produksi ASI pre tes dengan post tes.
Tabel 6 Rerata Produksi ASI Selama 7 Hari Berturut-turut Pada Ibu Primipara

Hari Ke
Produksi ASI
0 1 2 3 4 5 6 7
Intervensi 2,47 3,45 4,44 5,42 6,41 7,39 8,38 9,36
Kontrol 2,42 3,13 3,84 4,55 5,26 5,97 6,68 7,39

Gambar 1 Rerata Produksi ASI Selama 7 Hari Berturut-turut Pada Ibu Primipara

Berdasarkan tabel dan grafik di atas


menunjukkan bahwa produksi ASI kelompok
intervensi telah meningkat lebih besar pada hari dan berfungsi secara maksimal.Pada saat bayi
ke-2 dibandingkan kelompok kontrol. sakit pun tidak ada makanan yang dapat
menggantikan ASI karena ASI merupakan
makanan yang terbaik untuk bayi. Jarang sekali
c) Pembahasan bayi yang sakit tidak diperbolehkan minum ASI
secara medis. Jadi pada saat bayi sakit, apalagi
1) Karakteristik Responden
sakitnya tidak menganggu hisapan bayi tidak
Berdasarkan hasil penelitian, umur
ada masalah dengan produksi ASI (Maryunani,
kehamilan minimal 37 Pada ibu yang
2012).
melahirkan pada umur kehamilan normal (36
minggu) dapat memproduksi ASI dengan baik.
2) Pengaruh Pijat Laktapunktur Selama 7
Produksi ASI mulai aktif bekerja pada usia
Hari Berturut-turut Terhadap Kadar
kehamilan sekitar 6-7 bulan. Produksi ASI akan
Hormon Prolaktin
bekerja secara optimal rata-rata sekitar 3-4 hari
Untuk melihat perbedaan kadar hormon
setelah kelahiran bayi. Dalam rentang waktu itu
prolaktin antar kelompok kontrol dan kelompok
ada proses laktogenesis yaitu disebabkan oleh
intervensi yang dipijat laktapunktur selama 7
hormon prolaktin yang dihasilkan oleh kelenjar
hari berturut-turut maka uji statistik Wilcoxon
pituitari di otak sejak seorang ibu positif hamil.
Test. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon Test
Sejak usia kehamilan 16 minggu atau berkisar
didapatkan p-value 0,000 < 0,05, maka dapat
empat bulan kehamilan, produksi ASI sudah
disimpulkan bahwa dengan pijat laktapunktur
mulai ada tetapi dihambat oleh kadar hormon
selama 7 hari berturut-turut ternyata
kehamilan yang tinggi. Baru, pada hari kedua
berpengaruh secara signifikan terhadap
atau ketiga pasca persalinan, kadar hormon
perubahan hormon prolaktin lebih tinggi
kehamilan turun drastis dan hormon yang
dibandingkan dengan kelompok kontrol.
memengaruhi produksi ASI yaitu hormon
Hasil penelitian ini sesuai dengan
prolaktin semakin dominan. Saat itulah ASI
penelitian Raras pada tahun 2016 yang
mulai dikeluarkan dari payudara (Nugroho,
menyatakan bahwa kombinasi akupresure dan
2011).
aromatherapy merupakan terapi yang paling
Jadi jika seorang ibu melahirkan dengan
efektif dalam mempengaruhi peningkatan kadar
usia kehamilan >28 minggu pun sudah siap
hormon prolaktin (Raras, 2016). Hasil penelitian
untuk memproduksi ASI. Jika umur kehamilan
ini sesuai dengan penelitian Pamuji, Supriyana,
mempengaruhi intake ASI, hal ini disebabkan
Rahayu, & Suhartono (2014) pada tahun 2014
bayi yang lahir prematur (umur kehamilan
bahwa ada perbedaan antara kadar hormon
kurang dari 37 minggu) sangat lemah dan tidak
prolaktin pada ibu primipara primipara setelah
mampu mengisap secara efektif sehingga
diberikan kombinasi metode pijat woolwich
stimulasi untuk merangsang hormon produksi
dengan endorphine dibandingkan dengan
ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak
kelompok kontrol dimana nilai p value 0,034.
prematur. Lemahnya kemampuan mengisap
Juga hasil penelitian ini sesuai dengan
pada bayi prematur dapat disebabkan belum
penelitian Fitriani pada tahun 2015 bahwa
sempurnanya fungsi organ (Roesli, 2009).
kombinasi pijat oksitosin dan pemberian kapsul
Berdasarkan hasil penelitian, berat
jintan hitam lebih efektif meningkatkan kadar
badan lahir bayi minimal 2900. Dalam penelitian
hormon prolaktin pada ibu post seksio sesarea
ini berat badan lahir bayi adalah normal
(Fitriani, 2015).
sehingga masih memungkinkan untuk langsung
Teknik laktapunktur menggabungkan
menghisap pada payudara ibu. Bayi yang
dari akupunktur dan sugestif. Konsep teknik
dilahirkan dengan berat badan yang rendah
laktapunktur adalah seorang ibu yang
(kurang dari 2.500 gram) pada umumnya
menyusui tidak hanya dipandang atau dibantu
mempunyai masalah dalam menyusu karena
dari aspek fisik saja tetapi proses adaptasi
refleks menghisapnya relatif lemah.Hal tersebut
psikologis juga menjadi kajian (Kemenkes RI
menyebabkan hormon prolaktin kurang
Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan
terangsang untuk diproduksi sehingga terjadi
Tradisional, Alternatif dan Komplementer, 2012;
hambatan dalam produksi ASI. Semakin jarang
Widiastuti, Arifah, & Rahmawati, 2015). Ketika
bayi menyusu, semakin sedikit ASI yang
hamil kadar prolaktin normal 10-25 ng/mL naik
diproduksi. Jika bayi berhenti menyusu, maka
menjadi 200-400 ng/mL dan terus meningkat
payudara juga akan berhenti memproduksi ASI
tajam pada permulaan menyusui sehingga
(Maryunani, 2012).
terjadi hiperprolactinemia. Kemudian mulai
Bayi sangat rentan terhadap penyakit
menurun, namun apabila frekuensi menyusui
karena zat-zat kekebalan belum berkembang
tetap dipertahankan maka kadarnya bisa tetap ASI akan menurun. Oleh karena itu di awal-
diatas normal selama 18 bulan atau lebih. awal kelahiran bayi yang dimulai sejak
Sel-sel pembuat susu sesungguhnya dilaksanakannya IMD (Inisiasi Menyusu Dini),
tidak langsung bekerja ketika bayi menyusu. Frequent Feeding/menyusui bayi dengan
Sebagian besar hormon prolaktin berada dalam frekuensi yang sering (sekitar 8-12 x per hari)
darah selama kurang lebih 30 menit, setelah sangatpenting untuk membantu mempercepat
proses menyusui. Kemudian sebagian besar supply/produksi kadarASI, dan mencegah
hormon prolaktin sampai di payudara dan terjadinya pembengkakan payudara
merangsang sel-sel pembuat susu untuk bekerja. (engorgement). Bila bayi sudah lancar/established
Jadi, dalam proses laktasi hormon prolaktin menyusuinya, maka biarkan bayi menyusu on
bekerja untuk produksi susu berikutnya. Susu demand/tidak perlu dijadwal lagi seperti di
yang disedot/dihisap bayi saat ini, sudah awal-awal kelahiran, sehingga kadar hormon
tersedia dalam payudara, pada muara saluran prolaktin meningkat.
ASI (Maryunani, 2012). Konsentrasi serum prolaktin akan
Untuk mengatasi masalah menurunnya meningkat selama kehamilan. Wanita usia
kadar hormon prolaktin yaitu dengan dilakukan produktif yang tidak menyusui memiliki kadar
pijat laktapunktur sebagai salah satu metode prolaktin sebesar 0-23 µg/ml. sedangkan pada
untuk merangsang hormon prolaktin agar saat hamil trimester 3 akan meningkat 10-20 kali
memperlancar produksi ASI dan pengaliran Air lipat mencapai 200 µg/ml (Soetjiningsih, 2013;
Susu Ibu. Pijat Laktapunktur dapat dimulai Kee, 2007). Minggu pertama setelah bersalin,
pemijatan dengan melakukan pengurutan kadar hormon prolaktin ibu akan menurun 50%
ringan dari garis tengah badan setinggi puting dari kadar hormon prolaktin saat hamil
mengitari payudara, kemudian menekan trimester III (Tyson, Hwang, Guyda, & Friesen,
beberapa titik sekitar payudara untuk 1972). Prolaktin ibu tidak menyusui akan
membantu memperlancar pengeluaran ASI awal kembali ke kadar sebelum hamil dalam 2-3
yang baru sedikit keluar, dengan inilah sinyal minggu pasca melahirkan. Prolaktin serum
dari hipofisis akan dengan cepat diterima basal ibu menyusui tetap tinggi dan meningkat
hipotalamus untuk mengeluarkan prolaktin. lebih tinggi karena adanya stimulasi pada
Nutrisi, temperatur, stres, makanan puting (Soetjiningsih, 2013).
berlemak, dan makanan yang mengandung Peningkatan hormon prolaktin tidak
protein yang dialami ibu akan menyebabkan hanya berperan dalam produksi ASI saja,
pembuluh darah menyempit sehingga distribusi namun juga memiliki pengaruh pada sistem
hormon prolaktin dan oksitosin dari otak ke imun ibu dan sebagai kontrasepsi alami (Coad
payudara akan terlambat, sehingga ASI sebagai & Dunstall, 2008; Lee, 2002). Prolaktin memiliki
makanan terbaik bagi bayi dan mempunyai sifat sebagai imunomodulator. Prolaktin
banyak manfaat bagi bayi maupun ibunya tidak mengatur proliferasi beberapa tipe sel yang
dapat diberikan secara optimal (Jaelani, 2009). berbeda, termasuk sel epitel susu, sel beta
Usaha untuk merangsang hormon prolaktin pancreas, astrosit, sel-sel hipofisis anterior,
dapat dilakukan juga dengan pijat oksitosin adiposity dan limfosit T. Dalam kondisi trauma
karena dapat merangsang hormon endorphin perdarahan prolaktin bersama dengan estrogen
yang mempunyai efek mengurangi stres dan melindungi tubuh dengan mengurangi kadar
mengurangi rasa nyeri membuat vasodilatasi plasma corticosterone dan interleukin-6 (IL-6),
pembuluh darah sehingga hormon prolaktin meningkatkan fungsi dan proliferasi splenocyte
dapat diproduksi tanpa ada penghambat serta meningkatkan kelangsungan hidup sel.
(Hamidah, 2016; Pamuji, Supriyana, Rahayu, & Pada berbagai penyakit lain, hormon prolaktin
Suhartono, 2014; Fitriani, 2015). berperan sebagai antagonis efek imunosupresif
Secara alamiah isapan bayi saat dari transforming growth factor-beta (TGF-β),
menyusu menyebabkan sinyal-sinyal tumor necrosis factor-alpha (TNF-ɑ) atau
dikirimkan ke kelenjar hipotalamus di otak corticosterone dengan demikian dapat
untuk menghasilkan hormon prolaktin yang meningkatkan pemulihan dari sistem
kemudian beredar di dalam darah. Alveoli hematopoietic (Lee, 2002).
adalah sel-sel yang memproduksi ASI.Di Prolaktin juga dapat mengendalikan
dalamnya terdapat lactocytes yang merupakan maturasi sel telur menurut Saputra (2008) kadar
area penerima hormon prolaktin serta prolaktin yang tinggi menurunkan respons
menstimulasi pembentukan ASI. Alveolus hipofisis terhadap gonadotropin-releasing hormone
adalah kumpulan dari beberapa alveoli. Ketika (GnRH) sehingga menghambat kinerja
alveolus penuh oleh ASI maka prolaktin tidak lutenizing hormone (LH), dan follicle stimulating
dapat memasuki lactocytes akibatnya produksi hormone (FSH) dengan demikian proses ovulasi
akan terhambat. Keadaan tersebut dinamakan diambil berdasarkan nilai rata-rata volume ASI
dengan laktational amenorrhea (Coad & perah per hari. Pemerahan dengan
Dunstall, 2008). menggunakan pompa ASI dilakukan pada
kedua payudara sebelum ibu menyusi bayinya
3) Pengaruh Pijat Laktapunktur Selama 7 atau 2-3 jam setelah penyusuan (Siregar, 2004)
Hari Berturut-turut Terhadap Produksi (Saryono & Pramitasari, 2009; Proverawati &
ASI Rahmawati, 2010; Maryunani, 2012; Roesli,
Untuk melihat perbedaan produksi ASI 2009). Teknik Laktapunktur dapat diterapkan
antar kelompok kontrol dan kelompok sebagai terapi komplementer pada ibu
intervensi yang dipijat laktapunktur selama 7 primipara. Terapi tersebut membantu
hari berturut-turut maka uji statistik t test melancarkan aliran energi, sirkulasi darah,
independen. Berdasarkan hasil uji t test aliran getah bening serta sistem saraf sehingga
independen didapatkan p-value 0,000 < 0,05, maka dapat mempengaruhi kerja metabolisme
dapat disimpulkan bahwa dengan pijat hormon. Sehingga terapi tersebut dapat
laktapunktur selama 7 hari berturut-turut dilakukan sebagai salah satu usaha untuk
ternyata berpengaruh secara signifikan terhadap meningkatkan hormon prolaktin dalam proses
produksi ASI yaitu sebesar 6,89 lebih tinggi menyusui (Kemenkes RI Direktorat Bina
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan
Hasil penelitian ini sesuai dengan Komplementer, 2012; Widiastuti, Arifah, &
penelitian Mardiyaningsih pada tahun 2011 Rahmawati, 2015).
bahwa ibu primipara yang diberi kombinasi Pada bulan terakhir kehamilan,
teknik marmet dan pijat oksitosin berpeluang kelenjar-kelenjar pembuat ASI mulai
11,5 kali lebih besar untuk mempunyai produksi memproduksi ASI. Kondisi normal, pada hari
ASI yang lebih lancar dibandingkan kelompok pertama dan kedua sejak bayi lahir, air susu
kontrol (Mardiyaningsih, 2011). Hasil penelitian yang dihasilkan sekitar 50-100 ml perhari.
ini sesuai dengan penelitian Hamidah dan Jumlahnya pun meningkat hingga 500 ml pada
Isnaeni tahun 2016 bahwa ada pengaruh teknik minggu kedua. Produksi ASI semakin efektif
marmet terhadap produksi ASI pada ibu dan terus-menerus meningkat pada 10-14 hari
primipara (Hamidah, 2016). Hasil penelitian ini setelah melahirkan. Kondisi tersebut
sesuai dengan penelitian Neri, Gianni, berlangsung hingga beberapa bulan ke depan.
Valentina, & Simona (2011) pada tahun 2011 Bayi yang sehat mengkonsumsi 700-800 ml ASI
bahwa teknik akupuntur efektif dalam setiap hari. Setelah memasuki masa 6 bulan
meningkatkan produksi ASI. Hasil penelitian ini volume pengeluaran air susu mulai menurun.
sesuai dengan penelitian Pamuji, Supriyana, Sejak saat itu, kebutuhan gizi tidak lagi dapat
Rahayu, & Suhartono (2014) bahwa ada dipenuhi oleh ASI, dan harus mendapatkan
perbedaan antara volume ASI pada ibu makanan tambahan (Wiji, 2013; Proverawati &
primipara primipara setelah diberikan Rahmawati, 2010; Maryunani, 2012;
kombinasi metode pijat woolwich dengan Soetjiningsih, 2013).
endorphine dengan p value 0,000. Produksi ASI yang kurang disebabkan
Dalam penelitiannya yang dilakukan di kurangnya Ci Sie dan adanya hambatan dalam
Cina menjelaskan bahwa pemijatan akupresure alirannya. Stimulasi pada beberapa titik di
dapat menghilangkan penyumbatan meridian payudara diharapkan dapat melancarkan Ci Sie
sehingga dapat mengurangi skala nyeri dan meningkatkan produksi ASI (Wong, 2010).
payudara pada ibu primipara dengan Terapis dapat memulai pemijatan dengan
bendungan ASI (engorgement). Aliran meridian melakukan pengurutan ringan dari garis tengah
yang lancar serta penurunan kejadian badan setinggi puting mengitari payudara,
engorgement diharapkan dapat membantu ibu kemudian menekan beberapa titik sekitar
dalam proses menyusui (Chen, 2011). Teknik payudara. Apabila ASI dikeluarkan atau
pijat dapat meningkatkan produksi ASI dikosongkan secara menyeluruh maka akan
(Mardiyaningsih, 2011; Hamidah, 2016; Neri, meningkatkan produksi ASI menjadi lebih
Gianni, Valentina, & Simona, 2011; Pamuji, banyak. Pemberian ASI awal sampai bayi
Supriyana, Rahayu, & Suhartono, 2014). Teknik berumur 6 bulan dapat dipengaruhi beberapa
pijat juga dapat meningkatkan kadar hormon faktor. Faktor–faktor yang menjadi kendala
prolaktin (Pamuji, Supriyana, Rahayu, & adalah proses pertumbuhan jaringan pembuat
Suhartono, 2014; Raras, 2016; Fitriani, 2015). ASI, dimulainya produksi ASI setelah bayi lahir,
Produksi ASI merupakan volume ASI kelangsungan atau kontinuitas produksi ASI,
perah yang diukur selama 7 hari dengan paritas, umur kehamilan, berat bayi lahir, dan
menggunakan gelas ukur. Nilai produksi ASI reflek pengeluaran. Masalah menyusui dapat
pula disebabkan karena keadaan khusus yaitu
ibu sering mengeluh produksi ASI tidak cukup 5. Ucapan Terima Kasih
atau sindroma ASI kurang (Komalasari, 2007;
Dalam penyusunan jurnal ini, penulis
Efriza, 2007; Nugraha, Tri, Laksmono, & Sigit,
banyak mendapatkan bimbingan, masukkan,
2008).
dan motivasi dari berbagai pihak, untuk itu
pada kesempatan ini penulis haturkan ucapan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada DR. Dr. Imam Djamaluddin
Mashoedi, M.Kes, selaku pembimbing I yang
dengan penuh kesabaran telah membimbing
4. Simpulan dan Saran
penulis serta memberikan masukan dan arahan
a. Simpulan dalam penyusunan jurnal dan Prof. DR. Dr.
1) Pijat laktapunktur meningkatkan produksi Suharyo Hadisaputro, Sp.PD-KPTI, selaku ketua
ASI primipara melalui perubahan kadar Program Studi Magister Terapan Kesehatan
hormon prolaktin. Poltekkes Kemenkes Semarang dan sekaligus
2) Pijat laktapunktur sebanyak 2-3 kali putaran sebagai pembimbing II yang dengan penuh
searah jarum jam pada masing-masing titik kesabaran telah membimbing penulis serta
selama 7 hari berturut-turut meningkatkan: memberikan masukan dan arahan dalam
a. Kadar hormon prolaktin ibu primipara. penyusunan jurnal.
b. Produksi ASI primipara.
6. Daftar Pustaka
b. Saran
Astutik, R. Y. (2013). Payudara dan Laktasi.
1. Bagi Ibu Primipara
Jakarta: Salemba Medika.
Agar melakukan terapi pijat
laktapunktur setelah melahirkan selama 7 Biancuzzo, M. (2003). Breastfeeding The Newborn:
hari berturut-turut untuk meningkatkan Clinical Strategies for Nurses. St. Louis:
kadar hormon prolaktin sehingga dapat Mosby.
meningkatkan produksi ASI.
Chen, C. (2011). Efficacy of Acupreeure on Breast
2. Bagi RSUD Dr. M. Ashari Pemalang
Engorgement in Postpartum Mother.
a. Agar dapat mensosialisasikan kepada
China: Institute of Natural Healing
seluruh tenaga pelayanan kesehatan di
Sciences.
Rumah Sakit tentang pijat laktapunktur
untuk meningkatkan kadar hormon Coad, J., & Dunstall, M. (2008). Anatomi &
prolaktin sehingga dapat meningkatkan Fisiologi untuk Bidan. Jakarta: EGC.
produksi ASI bagi ibu primipara.
Cook, T. D., & Campbell, D. T. (1979). Quasi-
b. Agar merekomendasikan kepada
experimentation: Design & analysis issues
seluruh ibu post prtum tentang pijat
for field settings. Boston: Houghton
laktapunktur.
Mifflin.
3. Bagi Bidan
a. Agar menganjurkan pada ibu primipara Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang. (2017).
melakukan terapi pijat laktapunktur. Profil Kesehatan Kabupaten Pemalang.
b. Agar memberikan penyuluhan guna Pemalang: Dinkes Kab. Pemalang.
meningkatkan pengetahuan ibu tentang
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2017).
cara meningkatkan kadar hormon
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
prolaktin dan produksi ASI dengan pijat
Tahun 2016. Semarang: Dinkes Provinsi
laktapunktur.
Jawa Tengah.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Perlunya mengendalikan variabel Efriza. (2007). Determinan Kematian Neonatal
pengganggu yang dapat mempengaruhi Dini di RSUD Dr. Achmad Mochtar
kadar hormon prolaktin seperti pola makan, Bukittinggi. Kesmas , 2 No. 3, hal. 99-105.
kondisi psikologi dan teknik menyusu,
Fitriani, Y. D. (2015). Efektifitas kombinasi pijat
breast care, lamanya bayi menyusu, isapan
oksiosin dan pemberian kapsul jintan
bayi dalam menyusu serta perilaku/tehnik
hitam terhadap kadar hormon prolaktin
pijat yang dilakukan oleh dukun bayi.
pada ibu postpartum dengan section
Sampel penelitian diperluas, sehingga bisa
sesarea di RSU Sarila Husada Sragen.
digunakan untuk generalisasi kadar hormon
LINK Vol. 11 No. 3 ISSN 1829-5754
prolaktin pada ibu primipara normal.
September 2015.
Hamidah, K. (2016). Pengaruh teknik marmet Childhood. Jurnal Universitas Pendidikan
terhadap produksi ASI pada ibu Indonesia .
postpartum di rumah sakit PKU
Nugraha, P. P., Tri, P. C., Laksmono, W., & Sigit,
Muhammadiyah Gamping. Naskah
S. (2008). Analisis Faktor Resiko
Publikasi 2016, Yogyakarta: Program
Kematian Neonatal. Promosi Kesehatan
Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma
Indonesia, 3: 3.
IV Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta. Nugroho, T. (2011). ASI dan Tumor Payudara.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Indriyani, D. (2006). Pengaruh Menyusui Dini dan
Teratur Terhadap Produksi ASI pada Ibu Pamuji, S. E., Supriyana, Rahayu, S., &
Post Partum dengan Sectio Caesarea di Suhartono. (2014). Pengaruh Kombinasi
RSUD Dr. Soebandi Jember dan Dr. H. Metode Pijat Woolwich dan Endorphine
Koesnadi Bondowoso. Depok: FIK UI. Terhadap Kadar Hormon Prolaktin dan
Volume ASI (Studi Pada Ibu
Jaelani. (2009). Aroma Terapi. Jakarta: Yayasan
Postpartum di Griya Hamil Sehat
Obor.
Mejasem Kabupaten Tegal).
Kee, J. (2007). Pedoman Pemeriksaan Laboratorium BHAMADA, JITK, Vol. 5, No. 1, April
& Diagnostik. Jakarta: EGC. 2014, ISSN: 2088-4435, hal. 85-96.
Kemenkes RI Direktorat Bina Pelayanan Proverawati, A., & Rahmawati, E. (2010). Kapita
Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Selekta : ASI dan Menyusui. Yogyakarta:
Komplementer. (2012). Modul Orientasi Nuha Medika.
Akupresur Bagi Petugas Puskesmas.
Raras, N. S. (2016). Different Amount of Prolactin
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Hormone Before and After Acupressure-
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Aromatherapy Combination Technique in
(2017). Riset Kesehatan Dasar Kementerian Lactation: Epidemiological-Clinic Study on
Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2016. Post Partum Mother in Surakarta District
Jakarta: Kemenkes RI. Hospital. Dipetik Pebruari 3, 2018, dari
Asian Academic Society International
Komalasari. (2007). Buku Ajar Fundamental
Conference (AASIC) 2016:
Keperawatan. Yogyakarta: Insist.
http://aasic.org/proc/aasic/article/vie
Kosim, M. S., Yunanto, A., Rizalya, D., & Sarosa, w/194/191
G. I. (2009). Buku Ajar Neonatologi.
Roesli, U. (2009). Manajemen Laktasi. Jakarta:
Jakarta: IDAI.
IDAI.
Lee. (2002). Prolactin Modulation of Immune
Saputra, K. (2008, April). Pendekatan Neuro
and Inflammatory Respone. The
Endokrin pada Akupuntur Estetika.
Endocrien Society, hal. 435-455.
Meridian (Indonesia Journal of
Mardiyaningsih, E. (2011). Efektifitas kominasi Acupuncture) , hal. Volume XIII Nomor
teknik marmet dan pijat Oksitosin 2.
terhadap Produksi ASI ibu postpartum
Saryono, & Pramitasari, R. D. (2009). Perawatan
seksio sesarea di rumah sakit wilayah
Payudara : Dilengkapi dengan deteksi dini
Jawa Tengah. Maret, Volume 6, No.1.
terhadap penyakit kanker payudara.
Maryunani, A. (2012). Inisiasi Menyusu Dini, ASI Yogyakarta: Nuha Medika.
Eksklusif dan Manajemen Laktasi. Jakarta:
Siregar, A. (2004). Pemberian ASI Eksklusif dan
CV.Trans Info Media.
Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.
Neri, I., Gianni, A., Valentina, V., & Simona, M. Medan: FKM USU.
(2011, February 8). Acupuncture
Soetjiningsih. (2013). ASI : Petunjuk untuk Tenaga
Treatment as Breastfeeding Support:
Kesehatan. Jakarta: EGC.
Preliminary Data. J Altern Complement
Med, 17(2), hal. 133-7. doi: Sugiyono. (2006). Statistika untuk penelitian.
10.1089/acm.2009.0714. Epub 2011 Feb Bandung: CV. Alfabeta.
8.
Tyson, J. E., Hwang, P., Guyda, H., & Friesen, H.
Nikmawati, E. (2009). The Growth and G. (1972). Studies of Prolactin Secretion
Development Stimulation on Early in Human Pregnancy. Am J Obstct
Gynecol, hal. 14-20.
Widiastuti, A., Arifah, S., & Rahmawati, W. R. Wiji, R. (2013). ASI dan Panduan Ibu Menyusui.
(2015). Effect of Marmet Technique with Yogyakarta: Nuha Medika.
Breast Massage of Three Days Post
Wong, M. (2010). Panduan Lengkap Pijat. Jakarta:
Partum to Breastfeeding Smoothness
Penebar Plus.
and Gain Baby Weight. Jurnal Riset
Kesehatan , 4(3), hal. 826-31.

Anda mungkin juga menyukai