PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, semakin maningkat pula kebutuhan akan petugas dan
pelayanasn kesehatan. Maka para penyedia asuhan kesehatan dan petugas rekam medis harus bekarja samadan
saling bersaing dalam meningkatkan mutu pelayanan fasilitas kesehatan di rumah sakit
Catatan medis sudah ada dan mulai berkembang sejak abad 18 dan sejak abad itu sampai dengan sekarang
perbaikan mutu catatan medis terus di perbaiki sesuai dengan standarisasi rumah sakit.
Catatan medis tidak hanya wajib di isi oleh tenaga medis, tetapi oleh pasien serta mahasiswa dibawah
pengawasan dokter atau pembimbing rekam medisnya. Agar dapat tercapainya keseragaman dan persamaan
pengertian rekam medis di rumah sakit yang sesuai dengan permenkes 749/men.kes/perXII/1989, tentang
pedoman pengolahan rekam medis di rumah sakit.
B. RUMUSAN MASALAH
Catatan medis merupakan dokumen permanen yang berisikan kumpulan medis seseorang yang bersumber dan
dicatat oleh tenaga kesehatan terkait dirumah sakit berdasarkan rentetan aktifitas selama pasien mengunjungi atau
di rawat di rumah sakit baik masa lalu dan masa sekarang.
Informasi tersebut dapat dijadikan dasar dalam menentukan tindakan lebih lanjut yang diberikan kepada
residen atau pasien. Dengan demikian petugas rekam medis harus dapat menyimpan berkas catatan medis sebaik
mungkin. Dan jika sewaktu-waktu diperlukan lagi maka dengan mudah dapat ditemukan kembali
Catatan medis berisikan keterangan tertulis dan terekam tentang identitas anamnesa, penentuan fisik
laboratorium, diagnosa dan pengobatan baik manual maupun komputerisasi. Catatan medis juga sebagai tempat
penyimpanan fakta-fakta sejarah penyakit dan pengobatan pasien dahulu sampai waktu dia berkunjung kembali ke
rumah sakit. Kelengkapan catatan medis perlu diperhatika, karena apabila terjadi konflik antara dokter dan pasien
maka catatan medis dapat dijadikan bukti tertulis.
Dari keterangan diatas penulis berharap dengan adanya praktek lapangan ini mahasiswa mampu manggali
potensi yang ada dan memanfaatkan langsung dengan yang dihadapi di rumah sakit, sehingga dapat
menyimpulkan sendiri arti rekam medis dan kegunaannya.
C. BATASAN MASALAH
Batasan masalah dalam praktek lapangan ini mangenai pengolahan data rekam medis mulai dari pendaftaran
pasien pada saat admision sampai pada penyimpanan file tersebut, memahami pentingnya pengkodean terhadap
diagnosa penyakit, memahami pentingnya ringkasan dalam membantu analisa statistik rumah sakit,serta tata cara
pemusnahan data yang sudah tidak aktif lagi.
1
D. TUJUAN PENULISAN
1.Tujuan Umum
Untuk memenuhi gambaran secara umum tentang rekam medis di rumah sakit
Membandingkan yang ditemui dilapangan dan akademik
Untuk melengkapi tugas mata kuliah III dan IV
Mengetahui dan manfaat rekam medis secara langsung
Mengetahui isi formulir berkas rekam medis
2.Tujuan Khusus
Sebagai laporan dalam pelaksanaan praktek lapangan
Sebagai ringkasan tugas tugas selama praktek
Mengetahui sejauh mana keterlibatan dan peranan rekam medis sejak pasien datang berobat sampai
pasien mendapat pelayanan dari tenaga medis.
Untuk menyetahui sistem penomoran, penyarsipan, penyimpanan, pengkodean, pengindeksan dan
assembling di Rumah Sakit Dr. Reksodiwiryo Padang
Untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan
Mengetahui sistematis kerja rekam medis di rumah sakit
Melengkapi nilai semester
Untuk mencapai tata cara pengolahan statistik dan pelaporan di Rumah Sakit Dr. Reksodiwiryo
Padang
E. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi Pembaca
Meningkatkan pengetahuan mengenai rekam medis
Mangetahui bagaimana rekam medis sesungguhnya dilapangan
Sebagai acuan penulis menerapkan ilmu rekam medis
2. Bagi Akademik
Sebagai informasi dan masukan bagi mahasiswa
Melatih mahasiswa dalam menerapi masalah di lapangan
Sebagai acuan dan rujukan bagi mahasiswa dalam menerapkan ilmu rekam medis
3. Bagi Penulis
Melibatkan dalam aktivitas petugas rekam medis di rumaha sakit
Mengetahui alur dan prosedur kerja rekam medis
Memahami pengkodean terhadap diagnosa rumah sakit
Tempat untuk memperluas dan mengembangkan ilmu serta menambah pengalaman
Memahami pentingnya statistik dalam manajemen mutu rumah sakit
Memahami tata cara penyimpanan medis dan pengambilannya kembali
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Assambling
Adalah penyusunan lembaran rekam medis pasien sesuai dengan abjad atau nomor dan sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan olah fasilitas masing-masing.
Tujuannya :
1. Untuk mempermudah dalam menyimpanan
2. Mempermudah aktivitas pengkodean
J. Pengkodean
Adalah pemberian penataan kode yang menggunakan kombinasi huruf dan angka atas diagnosa penyakit
berdasarkan klasifikasi yang berlaku pada ICD-X.
Tujuannya :
1. Memudahkan dalam mengelompokan data penyakit pasien.
2. Menentukan jumlah pergantian biaya pada data terkode.
K. Indeks
Indeks adalah memasukkan data mengelompokkan data pasien sesuai dengan kode penyakit dalam komputer
Tujuannya :
1. Untuk pelaporan
2. Sebagai data bagi pembayaran klaim asuransi.
L. Filling
Filling adalah meletakkan atau menyusun rekam medis kembali ke rak penyimpanan sesuai urutan nomor
rekam medis
5
M. Kepemilikan Rekam Medis
Catatan medis yang dikembangkan di dalam suatu fasilitas asuhan kesehatan dianggap sebagai milik fasilitas
sedangkan informasi yang terdapat didalamnya adalah milik pasien.
2. Pelindung Catatan
Untuk melindungi catatan dari robekan akibat penanganan berulang kali, catatan medis hendaknya
memiliki pelindung seperti map kertas, folder arsip, amplop besar, mep kertas bisa dilengkapi dengan fastener
atau penjepit untuk menahan halaman ditempat.
8
2. Memonitor perkembangan pencapaian target efisiensi penggunaan bed yang telah ditentukan dalam suatu
periode
3. Membandingkan tingkat efisiensi penggunaan bed antar unit
4. Mengecek kebenaran laporan hasil perhitungan empat parameter efisiensi penggunaan bed (BOR, ALOS,
BTR, TI).
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Alur Rawat Jalan di Rs. Dr. Reksodiwiryo
1. Pasien Baru
a) Pasien mendaftar ke bagian admisi lalu petugas menanyakan kepada pasien “apakah pasien sudah
pernah berobat atau belum di rumah sakit ini ?” apabila pasien baru maka petugas memberikan data sosial
untuk diisi lengkap oleh pasien
b) Petugas menanyakan jaminan apa yang pasien pakai, kalau bpjs petugas meminta prinan dari bpjs,
kalau umum petugas menanyakan poli mana yang akan dikunjungi pasien.
c) Setelah petugas memasukkan data kedalam status baru, dan memberikan kartu berulang untuk di
9
bawa setiap kali hendak berobat ke rumah sakit tersebut
d) Pasien lalu disuruh menunggu ke poli tujuan yang disebutkan tadi.
e) Setelah catatan rekam medis diolah dan diisi oleh dokter atau perawat, maka rekam medis di
kembalikan keruangan rekam medis.
f) Pada ruangan rekam medis catatan dimasukkan kedalam buku pemulangan status
g) Rekam medis difiling / dimasukkan kedalam rak-rak penyimpanan rekam medis.
2. Pasien lama
a) Pasien mendaftar kebagian admisi yang masing-masing bagian suedah ditetapkan jaminan yang
dipakainya
b) Petugas meminta kartu berobat pasien dan kalau bpjs meminta prinan dari bpjs untuk diisi, kalau
umum cuma tanyakan poli tujuan pasien saja.
c) Petugas mencarikan status pasien
d) Pasien menunggu di poli tujuan yang di sebutkan / yang ada di prinan bpjs tadi.
e) Setelah selesai berkas dikembalikan keruangan oleh perawat dan dilakukan pencatatan ke dalam
buku pemulangan
f) Berkas rekam medis difilling kedalam rak-rak tempat penyimpanan berkas rekam medis
.
B. Alur Rawat Inap di Rs. Dr. Reksodiwiryo
1. Setiap pasien yang dinyatakan untuk dirawat oleh dokter maka pasien / keluarga diminta untuk
menandatangani surat pernyataan untuk dirawat.
2. Setelah pasien atau keluarga setuju maka pihak yang bertanggung jawab boleh menunggu diruangan yang
ditentukan oleh petugas
3. Identitas rawatan dimasukkan kedalam buku rawatan pasien rawat inap
4. Setelah itu pasien mendapatkan pelayanan dan rekam medis diisi oleh dokter atau perawat yang bertugas
5. Setelah pasien pulang rekam medis di kembalikan keruangan rekam medis, dan dicatat dibuku register
rawat inap
6. Setelah itu rekam medis di kode oleh petugas bpjs
7. Setelah itu dikode barulah rekam medis di flling
8. Lalu rekam medis di evaluasi
9. Lalu rekam medis di filling / disusun kedalam rak penyimpanan rawat inap
BAB IV
PELAPORAN
A. Laporan Statistik
Untuk mendapatkan indikator Unit Rawat Inap (URI), sebagai alat monitor dalam manajemen Rawat Inap,
maka diperlukan kegiatan statistik unit rawat inap, yang merupakan kegiatan pengumpulan data hingga penyajian
informasi kegiatan URI. Kegiatan pengumpulan data rawat inap dimulai dari pengumpulan data setiap hari melalui
formulir sensus harian rawat inap, yang dilakukan olah petugas ruangan, kemudian dikirim kebagian rekam medis
untuk diolah dan dianalisis menjadi formulir yang dibutuhkan. Sensus harian rawat inap adalah pencacahan atau
penghitungan pasien rawat inap yang dilakukam setiap hari pada suatu ruang rawat inap. Sensus berisi tentang
mutasi keluar masuk pasien selama 24 jam.
Kegunaan sensus harian rawat inap adalah :
11
1. Untuk mengetahui jumlah pasien yang masuk dan keluar serta meninggal
2. Untuk mengetahui penggunaan tempat tidur
3. Untuk menghitung persedian sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan.
Oleh karena itu sensus harian mencatat tentang data pasien masuk, pasien keluar hidup, pasien keluar mati,
pasien pindahan, pasien dipindahkan, pasien rujukan, hari perawatan dan pasien rawat sehari.
Data dari sensus harian rawat inap, kemudian direkapitulasi dalam rekapitulasi bulanan (RPI), selanjutnya
dari rekapitulasi tersebut dapat diolah menjadi beberapa pelaporan, seperti pada RL1, yang menggambarkan
kegiatan URI selama tiga bulan.
Selain itu data dari pencatatan URI juga dapat diolah dengan formulir tertentu, untuk menghasilkan indikator
yang dibutuhkan oleh manajemen, baik untuk perencanaan maupun untuk penilaian rumah sakit.
Indikator yang bisa dihasilkan dari statistik rawat inap diantaranya adalah :
1. Bed Occupancy Rate (BOR), yaitu presentase tempat tidur yang terpakai.
2. Bed Turn Over (BTO), yaitu jumlah pasien yang menggunakan satu tempat tidur.
3. Average Length of Stay (ALOS), yaitu rata-rata jumlah lama hari pasien dirawat.
4. Turn Over Interval (TOI), yaitu rata-rata selang waktu hari tempat tidur tidak terpakai.
5. Gross Death Rate (GDR), yaitu angka kematian kasar di URI, merupakan indikator mutu pelayanan di URI.
6. Net Death Rate (NDR), yaitu angka kematian bersih di URI
Selain indikator tersebut, pengolahan data statistik URI juga dapat ditampilkan dalam berbagai jenis penyajian
sesuai kebutuhan informasi URI maupun Rumah Sakit.
12
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
a) Penulis dapat mengetahui arus dan proses Rekam Medis serta Struktur Organisasi RS TIII dr.
Reksodiwiryo Padang.
b) Penulis dapat mengelola data dengan baik
c) Rumah sakit sudah memiliki Struktur Organisasi yang telah ditetapkan dan juga telah memilih
Struktur Organisasi Medical Record.
d) Dalam hal penerimaan pesien, prosedur penerimaan terdiri dari :
Prosedur penerimaan pasien baru dan pasien lama rawat jalan
13
Prosedur penerimaan pasien baru dan pasien lama rawat inap
Prosedur penerimaan pasien
e) Rumah Sakit sudah menggunakan pengkodean meskipun belum sepenuhnya karena diagnosa
pasien rawat jalan dan rawat inap belum dikode.
f) Penulis juga mengambil kesimpulan bahwa Rumah Sakit TIII dr. Reksodiwiryo Padang
mempunyai rekam medis yang cukup baik
Saran
a. Untuk keakuratan data hendaknya kelengkapan Rekam Medis lebih diperhatikan dan
sebaiknya diisi dengan lengkap terutama untuk Rekam Medis rawat ianap baik itu tanda tangan
dokter, tanggal keluar, cara pulang, maupun resume.
b. Hendaknya rekam medis di assembling sebelum Rekam medis di filling / disimpan.
c. Hendaknya sistem pengkodean itu dilaksanakan sepenuhnya agar penggunaan ICD-10 juga
maksimal.
d. Hendaknya setelah berobat, atau setelah pulang Rekam Medis segera dikembalikan
sehingga tidak ada rekam medis yang hilang
e. Hendaknya rekam medis disimpan dengan sebaik-baiknya sehingga tidak ditemukan lagi
rekam medis yang hilang atau tidak ditemukan.
f. Pelayanan yang sangat baik terhadap pasien, semoga para staff dan karyawan Rumah Sakit
TIII dr. Reksodiwiryo Padang dapat mempertahankan.
DAFTAR PUSTAKA
Firtama, Husna.2016,Laporan Praktek Lapangan III dan IV Rumah Sakit T III Dr. Reksodiwiryo,
Padang
14