Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, semakin maningkat pula kebutuhan akan petugas dan
pelayanasn kesehatan. Maka para penyedia asuhan kesehatan dan petugas rekam medis harus bekarja samadan
saling bersaing dalam meningkatkan mutu pelayanan fasilitas kesehatan di rumah sakit
Catatan medis sudah ada dan mulai berkembang sejak abad 18 dan sejak abad itu sampai dengan sekarang
perbaikan mutu catatan medis terus di perbaiki sesuai dengan standarisasi rumah sakit.
Catatan medis tidak hanya wajib di isi oleh tenaga medis, tetapi oleh pasien serta mahasiswa dibawah
pengawasan dokter atau pembimbing rekam medisnya. Agar dapat tercapainya keseragaman dan persamaan
pengertian rekam medis di rumah sakit yang sesuai dengan permenkes 749/men.kes/perXII/1989, tentang
pedoman pengolahan rekam medis di rumah sakit.

B. RUMUSAN MASALAH
Catatan medis merupakan dokumen permanen yang berisikan kumpulan medis seseorang yang bersumber dan
dicatat oleh tenaga kesehatan terkait dirumah sakit berdasarkan rentetan aktifitas selama pasien mengunjungi atau
di rawat di rumah sakit baik masa lalu dan masa sekarang.
Informasi tersebut dapat dijadikan dasar dalam menentukan tindakan lebih lanjut yang diberikan kepada
residen atau pasien. Dengan demikian petugas rekam medis harus dapat menyimpan berkas catatan medis sebaik
mungkin. Dan jika sewaktu-waktu diperlukan lagi maka dengan mudah dapat ditemukan kembali
Catatan medis berisikan keterangan tertulis dan terekam tentang identitas anamnesa, penentuan fisik
laboratorium, diagnosa dan pengobatan baik manual maupun komputerisasi. Catatan medis juga sebagai tempat
penyimpanan fakta-fakta sejarah penyakit dan pengobatan pasien dahulu sampai waktu dia berkunjung kembali ke
rumah sakit. Kelengkapan catatan medis perlu diperhatika, karena apabila terjadi konflik antara dokter dan pasien
maka catatan medis dapat dijadikan bukti tertulis.
Dari keterangan diatas penulis berharap dengan adanya praktek lapangan ini mahasiswa mampu manggali
potensi yang ada dan memanfaatkan langsung dengan yang dihadapi di rumah sakit, sehingga dapat
menyimpulkan sendiri arti rekam medis dan kegunaannya.

C. BATASAN MASALAH
Batasan masalah dalam praktek lapangan ini mangenai pengolahan data rekam medis mulai dari pendaftaran
pasien pada saat admision sampai pada penyimpanan file tersebut, memahami pentingnya pengkodean terhadap
diagnosa penyakit, memahami pentingnya ringkasan dalam membantu analisa statistik rumah sakit,serta tata cara
pemusnahan data yang sudah tidak aktif lagi.

1
D. TUJUAN PENULISAN
1.Tujuan Umum
 Untuk memenuhi gambaran secara umum tentang rekam medis di rumah sakit
 Membandingkan yang ditemui dilapangan dan akademik
 Untuk melengkapi tugas mata kuliah III dan IV
 Mengetahui dan manfaat rekam medis secara langsung
 Mengetahui isi formulir berkas rekam medis
2.Tujuan Khusus
 Sebagai laporan dalam pelaksanaan praktek lapangan
 Sebagai ringkasan tugas tugas selama praktek
 Mengetahui sejauh mana keterlibatan dan peranan rekam medis sejak pasien datang berobat sampai
pasien mendapat pelayanan dari tenaga medis.
 Untuk menyetahui sistem penomoran, penyarsipan, penyimpanan, pengkodean, pengindeksan dan
assembling di Rumah Sakit Dr. Reksodiwiryo Padang
 Untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan
 Mengetahui sistematis kerja rekam medis di rumah sakit
 Melengkapi nilai semester
 Untuk mencapai tata cara pengolahan statistik dan pelaporan di Rumah Sakit Dr. Reksodiwiryo
Padang

E. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi Pembaca
 Meningkatkan pengetahuan mengenai rekam medis
 Mangetahui bagaimana rekam medis sesungguhnya dilapangan
 Sebagai acuan penulis menerapkan ilmu rekam medis
2. Bagi Akademik
 Sebagai informasi dan masukan bagi mahasiswa
 Melatih mahasiswa dalam menerapi masalah di lapangan
 Sebagai acuan dan rujukan bagi mahasiswa dalam menerapkan ilmu rekam medis
3. Bagi Penulis
 Melibatkan dalam aktivitas petugas rekam medis di rumaha sakit
 Mengetahui alur dan prosedur kerja rekam medis
 Memahami pengkodean terhadap diagnosa rumah sakit
 Tempat untuk memperluas dan mengembangkan ilmu serta menambah pengalaman
 Memahami pentingnya statistik dalam manajemen mutu rumah sakit
 Memahami tata cara penyimpanan medis dan pengambilannya kembali
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Rekam Medis


Menurut PERMENKES Nomor 269 tahun 2008, Rekam medis adalah berkas yang berisi kumpulan catatan
dan dokumen mengenai fakta-fakta riwayat perjalanan penyakit baik penyakit lama maupun penyakit yang
sekarang, hasil pemeriksaan, diagnosa, hasil pengobatan dan tindakan yang ditulis oleh profesional selama episode
pengobatan. Rekam medis bermutu baik apabila petugas dapat melaksanakan pencatatan data dengan baik,
lengkap, akurat dan tepat waktu.

B. Tujuan Rekam Medis


Rekam medis bertujuan untuk secara akurat dan lengkap mandokumentasikan sejarah kehidupan dan
kesehatan pasien termasuk penyakit lama dan sekarang, serta pengobatannya denganpenekanan pada kejadian-
kejadian yang mempengaruhi pasien selama episode perawatan.

C. Kegunaan Rekam Medis


1. Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan staff medis lainnya yang ikut ambil bagian dalam memberikan
layanan
2. Sebagai dasar pelaksaan pengobatanatau tindakan yang harus diterima pasien
3. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit dan pengobatan selama pasien
berkunjung atau dirawat di rumah sakit
4. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa dan evalusi terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada
pasien
5. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan tenaga kesehatan lainnya.

D. Tanggung Jawab Akan Rekam Medis


Fasilitas asuhan kesehatan wajib menyediakan sebuah catatan untuk setiap pasien dan menjaga catatan dan
isinya dari kehilangan, kerusakan dan penggunaan yang tidak sah. Tanggung jawab utama untuk catatan medis
yang kuat berada di tangan dokter yang merawat, dokter dan tenaga kesehatan lainnya bertanggung jawab atas
pencatatan asuhan yang mereka berikan.

E. Nilai Rekam Medis


1. Bagi Pasien
 Berperan sebagai rujukan
 Bukti dari asuhan kesehatan
3
 Melayani pasien karena memiliki dataprofesional kesehatan
 Melindungi kepentingan hukum pasien.

2. Bagi Fasilitas Asuhan Kesehatan


 Mengevaluasi kinerja profesional kesehatan.
 Mengevaluasi penggunaan sumber daya.

3. Bagi Penyedia Layanan Kesehatan


 Menyediakan informasi.
 Melindungi kepentingan hukum penyedia layanan.
 Untuk pendidikan masing-masing profesional.

4. Bagi Pendidikan, Peneliti, Petugas Kesehatan Masyarakat


 Membantu profesional kesehatan dan mahasiswa kesehatan dan mahasiswa kesehatan mampelajari
asuhan pasien dan proses penyakit.
 Memajukan riset kedokteran.

5. Bagi Organisasi Pembayaran Klaim Asuhan Kesehatan


 Untuk kesinambungan partisipasi dalam program asuhan kesehatan.
 Untuk menentukan kepatuhan kepada standar-standar yang mancakup isi catatan medis.

F. Sistem Penomoran Rekam Medis


1. Penomoran Serial
Adalah pasien menerima nomor rekam medis baru setiap kali kunjungan.
2. Penomoran Unit
Adalah pasien diberi nomor rekam medis pada saat admisi dan nomor tersebut akan tetap digunaka saat
pasien berobat kembali kerumah sakit tersebut
3. Penomoran Serial Unit
Adalah gabungan dari serial dan unit, pasien akan diberikan nomor baru rekam medis setiap kali layanan
atau kunjungan tetapi rekam medis yang lama di gabung dengan rekam medis yang baru.

G. Sistem Penyimpanan Rekam Medis


1. Sistem Desesntralisasi
Adalah pemisahan antara ruang penyimpanan rekam medis rawat inap dengan ruang penyimpanan rekam
medis rawat jalan.
2. Sistem Sentralasasi
4
Adalah penyimpanan rekam medis rawat inap dan rawat jalan di gabung dalam satu ruangan.

H. Sistem Pengarsipan Rekam Medis


1. Straight : pengarsipan rekam medis secara langsung.
PST
2. Middle : pengarsipan dengan angka tengah.
SPT
3. Terminal : pengarsipan dengan angka akhir.
TSP

I. Assambling
Adalah penyusunan lembaran rekam medis pasien sesuai dengan abjad atau nomor dan sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan olah fasilitas masing-masing.
Tujuannya :
1. Untuk mempermudah dalam menyimpanan
2. Mempermudah aktivitas pengkodean

J. Pengkodean
Adalah pemberian penataan kode yang menggunakan kombinasi huruf dan angka atas diagnosa penyakit
berdasarkan klasifikasi yang berlaku pada ICD-X.
Tujuannya :
1. Memudahkan dalam mengelompokan data penyakit pasien.
2. Menentukan jumlah pergantian biaya pada data terkode.

K. Indeks
Indeks adalah memasukkan data mengelompokkan data pasien sesuai dengan kode penyakit dalam komputer
Tujuannya :
1. Untuk pelaporan
2. Sebagai data bagi pembayaran klaim asuransi.

L. Filling
Filling adalah meletakkan atau menyusun rekam medis kembali ke rak penyimpanan sesuai urutan nomor
rekam medis

5
M. Kepemilikan Rekam Medis
Catatan medis yang dikembangkan di dalam suatu fasilitas asuhan kesehatan dianggap sebagai milik fasilitas
sedangkan informasi yang terdapat didalamnya adalah milik pasien.

N. Fasilitas Fisik Diarea File


1. Pemakaian Guite Pada Arsip
Guite harus diletakkan disemua bagian arsip untuk mempermudah pengarsipan dan penemuan catatan.
Jumlah guite yang diperlukan tergantung pada tebal sebagian besar catatan medis dihalaman arsip. Ketahanan
guite harus diutamakan kerena akan digunakan dalam waktu yang lama.

2. Pelindung Catatan
Untuk melindungi catatan dari robekan akibat penanganan berulang kali, catatan medis hendaknya
memiliki pelindung seperti map kertas, folder arsip, amplop besar, mep kertas bisa dilengkapi dengan fastener
atau penjepit untuk menahan halaman ditempat.

O. Dasar Penyelenggaraan Rekam Medis


1. Peraturan menteri kesehatan republik indonesia No.749a/MENKES/PER/XII/1989 tentang rekam
medis/medical record
2. Keputusan direktur jendral pelayanan medis No.78/YANMED/RS.UMDIK/YMU/1/91 tentang petunjuk
pelaksanaan penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit.
3. Peraturan pemerintahan No. 10 tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia dokter

P. Penggunaan Rekam Medis


1. Penggunaan Personal : identitas pasien perlu dicantumkan didalamnya dan dijamin oleh asuransi.
2. Penggunaan Impersonal : identitas pasien tidak perlu dicantumkan didalamnya
.
Q. Statistik Asuhan Kesehatan
Statistik adalah fakta yang dijadikan gambar atau ringkasan data dalam bentuk angka. Tujuannya untuk
menyajikan mengenai konsep dasar dan metode statistik secara lebih jelas dan langsung, dan dapat membantu
dalam pengambilan keputusan dengan cara kuantitatif.
Tahap statistik :
1. Pengumpulan
2. Analisa
3. Interpretasi
6
4. Presentasi.
Rumusan yang digunakan untuk menghitung statistik :
1. Average Lenght Of Stay (ALOS)
Adalah rata-rata lama rawat inap pasien pulang selama periode tertentu.
JUMLAHLAMARAWAT ( LOS ) RUMUS ALOS =
JUMLAHPASI ENPULANG( H  M )
Nilai ideal ALOS adalah 3-
12 hari
LOS = tanggal keluar-tanggal masuk

2. Bed Occupation Rate (BOR)


Adalah persetase pemakaian tempat tidur pada satu satuan ertentu
jumlahharilayanan
100% RUMUS BOR=
bedcountdays
Nilai ideal BOR adalah 60-85%
3. Bed Turnover Rate (BTR)
Adalah frekuansi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu
satuan waktu.
JUMLAHPASI ENKELUAR RUMUS BTR=
JUMLAHTEMPATTIDUR
Efisiensi BTR adalah 40-5- kali
4. Turnover Interval (TI)
Rata-rata jumlah tempat tidur yang terisi, sedang waktu antara ebuah tempat tidur ditinggalkan pasien
sampai di tempati kembali oleh pasien berikutnya.
( JUMLAHTEMPATTIDUR  PERIODE)  HARILAYANAN RUMUS TI=
JUMLAHDISCHARGE Efisiensi TI
adalah 1-3 hari
5. Sensus
Adalah pasien rawat inap yang ada pada saat pengambilan sensus setiap ditambah pasien rawat inap yang
masuk dan pulang setelah pengambilan sensus sebelumnya.
RUMUS SENSUS = pasien awal+pasien masuk-pasien keluar
6. Hari Layanan
Adalah satu unit pengukuran yang menunjukkan pelayanan yang diperoleh suatu pasien rawat inap dalam
periode 24 jam setelah admisi
RUMUS Hari layanan : sensus+pasien masuk dan keluar pada hari yang sama

R. Formulir Yang Terbaru


7
NO JENIS FORMULIR PENGERTIAN
1 RL 1 Data dasar RS
2 RL 1.2 Indikator pelayanan RS
3 RL 1.3 Fasilitas tempat tidur
4 RL 2 Data ketenegaan RS
5 RL 3 Data kegiatan pelayanan RS
6 RL 3.1 Data pelayanan ranap
7 RL 3.2 Data kegiatan gawat darurat
8 RL 3.3 Kegiatan kesehatan gigi dan mulut
9 RL 3.4 Kegiatan kebidanan
10 RL 3.5 Kegiatan perinatologi
11 RL 3.6 Kegiatan pembedahan
12 RL 3.7 Kegiatan radiologi
13 RL 3.8 Pemeriksaan laboratorium
14 RL 3.9 Pelayanan rehabilitasi medik
15 RL 3.10 Kegiatan pelayanan khusus
16 RL 3.11 Kegiatan kesehatan jiwa
17 RL 3.12 Kegiatan KB
18 RL 3.13 Pengadaan obat, resep
19 RL 3.14 Kegiatan rujukan
20 RL 3.15 Cara bayar
21 RL 4A Data keadaan morbiditas mortalitas rawat inap
22 RL 4B Data keadaan morbiditas mortalitas rawat jalan
23 RL 5 Data bulanan
24 RL 5.1 Pengunjung RS
25 RL 5.2 Keuntungan rawat jalan
26 RL 5.3 Daftar 10 besar penyakit rawat inap
27 RL 5.4 Daftar 10 besar penyakit rawat jalan

S. Grafik Barber Johnson


Tahun 1973, barry johnson dan david johnson merumuskan dan memadukan empat parameter untuk
memantau dan menilai tingkat efisiensi penggunaan bed untuk bangsal perawatan pasien.
4 parameter itu yaitu :
1. BOR
2. ALOS
3. BTR
4. TI
Manfaat grafik adalah :
1. Mambandingkan tingkat efisiensi penggunaan bed dari suatu unit waktu ke waktu dalam periode tertentu.

8
2. Memonitor perkembangan pencapaian target efisiensi penggunaan bed yang telah ditentukan dalam suatu
periode
3. Membandingkan tingkat efisiensi penggunaan bed antar unit
4. Mengecek kebenaran laporan hasil perhitungan empat parameter efisiensi penggunaan bed (BOR, ALOS,
BTR, TI).

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Alur Rawat Jalan di Rs. Dr. Reksodiwiryo
1. Pasien Baru
a) Pasien mendaftar ke bagian admisi lalu petugas menanyakan kepada pasien “apakah pasien sudah
pernah berobat atau belum di rumah sakit ini ?” apabila pasien baru maka petugas memberikan data sosial
untuk diisi lengkap oleh pasien
b) Petugas menanyakan jaminan apa yang pasien pakai, kalau bpjs petugas meminta prinan dari bpjs,
kalau umum petugas menanyakan poli mana yang akan dikunjungi pasien.
c) Setelah petugas memasukkan data kedalam status baru, dan memberikan kartu berulang untuk di
9
bawa setiap kali hendak berobat ke rumah sakit tersebut
d) Pasien lalu disuruh menunggu ke poli tujuan yang disebutkan tadi.
e) Setelah catatan rekam medis diolah dan diisi oleh dokter atau perawat, maka rekam medis di
kembalikan keruangan rekam medis.
f) Pada ruangan rekam medis catatan dimasukkan kedalam buku pemulangan status
g) Rekam medis difiling / dimasukkan kedalam rak-rak penyimpanan rekam medis.
2. Pasien lama
a) Pasien mendaftar kebagian admisi yang masing-masing bagian suedah ditetapkan jaminan yang
dipakainya
b) Petugas meminta kartu berobat pasien dan kalau bpjs meminta prinan dari bpjs untuk diisi, kalau
umum cuma tanyakan poli tujuan pasien saja.
c) Petugas mencarikan status pasien
d) Pasien menunggu di poli tujuan yang di sebutkan / yang ada di prinan bpjs tadi.
e) Setelah selesai berkas dikembalikan keruangan oleh perawat dan dilakukan pencatatan ke dalam
buku pemulangan
f) Berkas rekam medis difilling kedalam rak-rak tempat penyimpanan berkas rekam medis
.
B. Alur Rawat Inap di Rs. Dr. Reksodiwiryo
1. Setiap pasien yang dinyatakan untuk dirawat oleh dokter maka pasien / keluarga diminta untuk
menandatangani surat pernyataan untuk dirawat.
2. Setelah pasien atau keluarga setuju maka pihak yang bertanggung jawab boleh menunggu diruangan yang
ditentukan oleh petugas
3. Identitas rawatan dimasukkan kedalam buku rawatan pasien rawat inap
4. Setelah itu pasien mendapatkan pelayanan dan rekam medis diisi oleh dokter atau perawat yang bertugas
5. Setelah pasien pulang rekam medis di kembalikan keruangan rekam medis, dan dicatat dibuku register
rawat inap
6. Setelah itu rekam medis di kode oleh petugas bpjs
7. Setelah itu dikode barulah rekam medis di flling
8. Lalu rekam medis di evaluasi
9. Lalu rekam medis di filling / disusun kedalam rak penyimpanan rawat inap

C. Alur Rekam Medis di Rs. Dr. Reksodiwiryo


1. Rawat Jalan
a) Pasien datang kebagian admisi, bagi pasien baru petugas bagian penerimaan pasien akan
membuatkan kartu berobat untuk pasien yang harus membawa apabila pasien berobat kembali.
b) Bagi pasien ulangan harus menunjukkan kartu berobat kepada petugas penerimaan pasien
10
c) Setelah mengetahui nomor rekam medis, rekam medis dicarikan oleh petugas untuk diisi dan
pasien menunggu ke poli yang dituju
d) Setelah pelayanan di poli selesai, perawatan mengirim seluruh berkas rekam medis pada hari itu
keruangan rekam medis
e) Diruangan rekam medis dicek kelengakapan data pasien, diagnosa penyakit, kemudian difilling
dan disimpan dalam ruang penyimpanan dan dikeluarkan jika dipinjam oleh dokter
2. Rawat Inap
a) Pasien datang lalu mengisidata sosial dan menentukan ruangan, pasien disuruh menunggu diruang
perawatan.
b) Petugas rekam medis mengisi data pasien berdasarkan data sosial, lalu catatan medis pasien
dibawaoleh yang bertanggung jawab terhadap pasien ke unit rawat inap atau keruangan perawatan pasien.
c) Setelah pasien dinyatakan pulang, berkas rekam medis tersebut dibawa kembali ke ruangan rekam
medis untuk diperiksa kelengkapannya sekaligus di assembling dan difilling.

D. Status Rekam Medis Ketika Pasien Pulang


1. Rekam medis di ruang rawatan kembali keruangan rekam medis.
2. Kemudian di pindahkan kedalam buku ekspedisi pasien rawat inap.
3. Lalu di assembling (penyususnan kembali berkas rekam medis sebagaimana urutan yang semestinya).
4. Di filling (penyimpanan kembali rekam medis ke rak penyimpanan).

BAB IV
PELAPORAN
A. Laporan Statistik
Untuk mendapatkan indikator Unit Rawat Inap (URI), sebagai alat monitor dalam manajemen Rawat Inap,
maka diperlukan kegiatan statistik unit rawat inap, yang merupakan kegiatan pengumpulan data hingga penyajian
informasi kegiatan URI. Kegiatan pengumpulan data rawat inap dimulai dari pengumpulan data setiap hari melalui
formulir sensus harian rawat inap, yang dilakukan olah petugas ruangan, kemudian dikirim kebagian rekam medis
untuk diolah dan dianalisis menjadi formulir yang dibutuhkan. Sensus harian rawat inap adalah pencacahan atau
penghitungan pasien rawat inap yang dilakukam setiap hari pada suatu ruang rawat inap. Sensus berisi tentang
mutasi keluar masuk pasien selama 24 jam.
Kegunaan sensus harian rawat inap adalah :
11
1. Untuk mengetahui jumlah pasien yang masuk dan keluar serta meninggal
2. Untuk mengetahui penggunaan tempat tidur
3. Untuk menghitung persedian sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan.
Oleh karena itu sensus harian mencatat tentang data pasien masuk, pasien keluar hidup, pasien keluar mati,
pasien pindahan, pasien dipindahkan, pasien rujukan, hari perawatan dan pasien rawat sehari.
Data dari sensus harian rawat inap, kemudian direkapitulasi dalam rekapitulasi bulanan (RPI), selanjutnya
dari rekapitulasi tersebut dapat diolah menjadi beberapa pelaporan, seperti pada RL1, yang menggambarkan
kegiatan URI selama tiga bulan.
Selain itu data dari pencatatan URI juga dapat diolah dengan formulir tertentu, untuk menghasilkan indikator
yang dibutuhkan oleh manajemen, baik untuk perencanaan maupun untuk penilaian rumah sakit.
Indikator yang bisa dihasilkan dari statistik rawat inap diantaranya adalah :
1. Bed Occupancy Rate (BOR), yaitu presentase tempat tidur yang terpakai.
2. Bed Turn Over (BTO), yaitu jumlah pasien yang menggunakan satu tempat tidur.
3. Average Length of Stay (ALOS), yaitu rata-rata jumlah lama hari pasien dirawat.
4. Turn Over Interval (TOI), yaitu rata-rata selang waktu hari tempat tidur tidak terpakai.
5. Gross Death Rate (GDR), yaitu angka kematian kasar di URI, merupakan indikator mutu pelayanan di URI.
6. Net Death Rate (NDR), yaitu angka kematian bersih di URI
Selain indikator tersebut, pengolahan data statistik URI juga dapat ditampilkan dalam berbagai jenis penyajian
sesuai kebutuhan informasi URI maupun Rumah Sakit.

B. Grafik Barber Johnson


Grafik Barber Johnson meruopakan salah satu garafik yang digunakan untuk mangukur efisiensi penggunaan
tempat tidur di rumah sakit. Grafik ini ditemukan oleh Barry Barber dan David Johnson. Kegunaan grafik Barber
Johnson adalah untuk mengadakan perbandingan atau sebagai alat bantu untuk menganalisa, menyajikan dan
mengambil keputusan berkaitan dengan penetapan jumlah tempat tidur di bangsal URI

12
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
a) Penulis dapat mengetahui arus dan proses Rekam Medis serta Struktur Organisasi RS TIII dr.
Reksodiwiryo Padang.
b) Penulis dapat mengelola data dengan baik
c) Rumah sakit sudah memiliki Struktur Organisasi yang telah ditetapkan dan juga telah memilih
Struktur Organisasi Medical Record.
d) Dalam hal penerimaan pesien, prosedur penerimaan terdiri dari :
 Prosedur penerimaan pasien baru dan pasien lama rawat jalan
13
 Prosedur penerimaan pasien baru dan pasien lama rawat inap
 Prosedur penerimaan pasien
e) Rumah Sakit sudah menggunakan pengkodean meskipun belum sepenuhnya karena diagnosa
pasien rawat jalan dan rawat inap belum dikode.
f) Penulis juga mengambil kesimpulan bahwa Rumah Sakit TIII dr. Reksodiwiryo Padang
mempunyai rekam medis yang cukup baik

Saran
a. Untuk keakuratan data hendaknya kelengkapan Rekam Medis lebih diperhatikan dan
sebaiknya diisi dengan lengkap terutama untuk Rekam Medis rawat ianap baik itu tanda tangan
dokter, tanggal keluar, cara pulang, maupun resume.
b. Hendaknya rekam medis di assembling sebelum Rekam medis di filling / disimpan.
c. Hendaknya sistem pengkodean itu dilaksanakan sepenuhnya agar penggunaan ICD-10 juga
maksimal.
d. Hendaknya setelah berobat, atau setelah pulang Rekam Medis segera dikembalikan
sehingga tidak ada rekam medis yang hilang
e. Hendaknya rekam medis disimpan dengan sebaik-baiknya sehingga tidak ditemukan lagi
rekam medis yang hilang atau tidak ditemukan.
f. Pelayanan yang sangat baik terhadap pasien, semoga para staff dan karyawan Rumah Sakit
TIII dr. Reksodiwiryo Padang dapat mempertahankan.

DAFTAR PUSTAKA
Firtama, Husna.2016,Laporan Praktek Lapangan III dan IV Rumah Sakit T III Dr. Reksodiwiryo,
Padang

14

Anda mungkin juga menyukai