PENDAHULUAN
1
Sesuai dengan fungsinya, bangunan pantai dapat diklasifikasikan
dalam tiga kelompok yaitu konstruksi yang dibangun di pantai dan sejajar
garis pantai, konstruksi yang dibangun kira-kira tegak lurus pantai, dan
konstruksi yang dibangun di lepas pantai dan kira-kira sejajar garis pantai.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pelindung yang terbuat dari batu-batu ukuran besar, blok beton, atau batu
buatan dari beton dengan bentuk khusus seperti tetrapod, quadripods,
tribars, dolos dan sebagainya. Lapis pelindung ini harus mampu menahan
serangan gelombang sedangkan yang termasuk tipe kedua adalah
bangunan yang terbuat dari pasangan batu, kaison beton, tumpukan buis
beton, dinding turap baja atau beton dan sebagainya.
Tipe bangunan pantai yang digunakan biasanya ditentukan oleh
ketersediaan material di atau di dekat lokasi pekerjaan, kondisi dasar laut,
kedalaman air, dan ketersediaan perlatan untuk pelaksanaan pekerjaan.
Batu adalah salah satu bahan utama yang digunakan untuk membuat
bangunan. Faktor penting lainnya adalah karakteristik dasar laut yang
mendukung bangunan tersebut dibawah pengaruh gelombang.
4
Permukaan bangunan yang mengahadap arah datangnya gelombang
dapat berupa sisi vertikal atau miring. Dinding pantai biasanya berbentuk
dinding vertikal, sedang revetment mempunyai sisi miring. Bangunan ini
ditempatkan sejajar atau hampir sejajar dengan garis pantai dan bisa
terbuat dari pasangan batu, beton, tumpukan pipa (buis) beton, turap,
kayu, atau tumpukan batu. Gambar 2. menunjukkan penempatan
revetment dan bentuk tampang lintangnya. Bangunan tersebut terbuat
dari tumpukan batu dengan lapis luarnya terdiri dari batu dengan ukuran
yang lebih besar.
5
gelombang terutama terhadap limpasan dibanding dengan bentuk
lengkung (konkaf). Pemakaian sisi tegak dapat mengakibatkan erosi yang
cukup besar atau dasar bangunan berada di air dangkal. Untuk mencegah
erosi tersebut, diperlukan perlindungan didasar bangunan yang berupa
batu dengan ukuran dan gradasi tertentu. Untuk mencegah keluarnya
butir-butir tanah halus melalui sela-sela batuan yang dapat berakibat
terjadinya penurunan bangunan, pada dasar fondasi diberi lapis geotextile.
Sisi miring dan kasar dapat menghancurkan dan menyerap energi
gelombang, mengurangi kenaikan gelombang (wave runup), limpasan
gelombang, dan erosi dasar. Bangunan dengan sisi lengkung konkaf
adalah yang paling efektif untuk mengurangi limpasan gelombang.
Apabila puncak bangunan digunakan untuk jalan atau maksud lain, bentuk
ini merupakan yang paling baik untuk perlindungan puncak bangunan.
Seperti telah dijelaskan bahwa salah satu fungsi utama revetment
adalah menahan terjadinya limpasan gelombang. Air yang melimpas di
belakang bangunan akan terinfiltrasi melalui permukaan tanah dan
mengalir kembali ke laut. Apabila perbedaan elevasi muka air di belakang
dan di depan bangunan cukup besar dapat menimbulkan kecepatan aliran
cukup besar yang dapat menarik butiran tanah di belakang dan pada
fondasi bangunan (piping). Keadaan ini dapat mengakibatkan
rusak/runtuhnya bangunan. Penanggulangan dari keadaan tersebut dapat
dilakukan dengan :
1) Membuat elevasi puncak bangunan cukup tinggi sehingga tidak
terjadi limpasan,
2) Di belakang bangunan dilindungi dengan lantai beton atau aspal
dan dilengkapi dengan saluran drainase,
3) Dengan membuat konstruksi yang dapat menahan terangkutnya
butiran tanah/pasir, misalnya dengan menggunakan geotextile yang
berfungsi sebagai saringan.
Di dalam perencanaan revetment perlu diperhatikan kemungkinan
terjadinya erosi di kaki bangunan. Kedalaman erosi yang terjadi
6
tergantung pada bentuk sisi bangunan, kondisi gelombang, dan sifat
tanah dasar. Untuk melindungi erosi tersebut maka pada kaki bangunan
ditempatkan batu pelindung. Selain itu pada bangunan sisi tegak harus
dibuat turap yang terpancang di bawah sisi depan bangunan yang
berfungsi untuk mencegah gerusan di bawah bangunan. Kedalaman erosi
maksimum terhadap tanah dasar asli adalah sama dengan tinggi
gelombang maksimum yang mungkin terjadi di depan bangunan.
Gambar 3. Dinding Pantai Yang Bisa Terbuat Dari Beton Atau Pasangan
Batu
7
Gambar 4. Dinding Pantai Dengan Sisi Tegak Yang Bisa Terbuat Dari Turap
Baja, Kayu, Atau Bambu
Gambar 4. di atas adalah dinding pantai dengan sisi tegak yang bisa
terbuat dari turap baja, kayu atau bambu. Bangunan ini dapat juga
dimanfaatkan sebagai dermaga untuk merapat atau bertambatnya perahu-
perahu/kapal kecil pada saat laut tenang. Untuk menahan tekanan tanah di
belakangnya, turap tersebut diperkuat dengan angker. Kaki bangunan
harus dilindungi dengan batu pelindung.
8
Gambar 5. di atas adalah contoh dinding pantai yang terbuat dari
tumpukan bronjong. Bronjong adalah anyaman kawat berbentuk kotak
yang didalamnya diiisi batu. Bangunan ini bisa menyerap energi
gelombang, sehingga elevasi puncak bangunan bisa rendah ( runup kecil).
Kelemahan bronjong adalah korosi dari kawat anyaman, yang merupakan
faktor pembatas dari umur bangunan. Supaya bisa lebih awet, kawat
anyaman dilapisi dengan plastik.
9
Kerusakan yang terjadi seperti longsornya batu pelindung, mudah
diperbaiki dengan menambah batu pelindung tersebut. Oleh karena itu
diperlukan persediaan baut pelindung di lokasi bangunan.
10
adanya breakwater ini daerah perairan pelabuhan menjadi tenang dan
kapal bisa melakukan bongkar muat barang dengan mudah.
Sebenarnya breakwater atau pemecah gelombang dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu pemecah gelombang sambung pantai dan lepas
pantai. Tipe pertama banyak digunakan pada perlindungan perairan
pelabuhan, sedangkan tipe kedua untuk perlindungan pantai terhadap
erosi. Secara umum kondisi perencanaan kedua tipe adalah sama, hanya
pada tipe pertama perlu ditinjau karakteristik gelombang di beberapa
lokasi di sepanjang pemecah gelombang, seperti halnya pada perencanaan
groin dan jetty. Penjelasan lebih rinci mengenai pemecah gelombang
sambung pantai lebih cenderung berkaitan dengan palabuhan dan bukan
dengan perlindungan pantai terhadap erosi. Selanjutnya dalam tinjauan
lebih difokuskan pada pemecah gelombang lepas pantai.
11
Breakwater atau dalam hal ini pemecah gelombang lepas pantai
adalah bangunan yang dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak
tertentu dari garis pantai. Pemecah gelombang dibangun sebagai salah
satu bentuk perlindungan pantai terhadap erosi dengan menghancurkan
energi gelombang sebelum sampai ke pantai, sehingga terjadi endapan
dibelakang bangunan. Endapan ini dapat menghalangi transport sedimen
sepanjang pantai.
Seperti disebutkan diatas bahwa pemecah gelombang lepas pantai
dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai,
maka tergantung pada panjang pantai yang dilindungi, pemecah
gelombang lepas pantai dapat dibuat dari satu pemecah gelombang atau
suatu seri bangunan yang terdiri dari beberapa ruas pemecah gelombang
yang dipisahkan oleh celah.
Bangunan ini berfungsi untuk melindungi pantai yang terletak
dibelakangnya dari serangan gelombang yang dapat mengakibatkan erosi
pada pantai. Perlindungan oleh pemecahan gelombang lepas pantai
terjadi karena berkurangnya energi gelombang yang sampai di perairan di
belakang bangunan. Karena pemecah gelombang ini dibuat terpisah ke
arah lepas pantai, tetapi masih di dalam zona gelombang pecah (breaking
zone). Maka bagian sisi luar pemecah gelombang memberikan
perlindungan dengan meredam energi gelombang sehingga gelombang
dan arus di belakangnya dapat dikurangi.
Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam
gelombang sebagian energinya akan dipantulkan (refleksi), sebagian
diteruskan (transmisi) dan sebagian dihancurkan (dissipasi) melalui
pecahnya gelombang, kekentalan fluida, gesekan dasar dan lain-lainnya.
Pembagian besarnya energi gelombang yang dipantulkan, dihancurkan
dan diteruskan tergantung karakteristik gelombang datang (periode,
tinggi, kedalaman air), tipe bangunan peredam gelombang (permukaan
halus dan kasar, lulus air, dan tidak lulus air) dan geometrik bangunan
peredam (kemiringan, elevasi, dan puncak bangunan).
12
Berkurangnya energi gelombang di daerah terlindung akan
mengurangi pengiriman sedimen di daerah tersebut. Maka pengiriman
sedimen sepanjang pantai yang berasal dari daerah di sekitarnya akan
diendapkan dibelakang bangunan. Pantai di belakang struktur akan stabil
dengan terbentuknya endapan sediment tersebut.
Dari jenis PGLP (Pemecah Gelombang Lepas Pantai) maupun PGSP
(Pemecah Gelombang Sambung Pantai) terdapat tiga tipe pemecah
gelombang yakni :
13
Gambar 11. Pemecah Gelombang Dengan Lapis Lindung Tetrapod
Gambar 13. Bangunan Pantai Sisi Miring Yang Terdiri Dari Tumpukan Batu
14
Ada dua macam PGSM, yaitu :
a) Overtopping Breakwater
Merupakan pemecah gelombang yang direncanakan dengan
memperkenankan air melimpas di atas pemecah gelombang. Pemecah
gelombang tipe ini biasanya direncanakan apabila di daerah yang
dilindungi tidak begitu sensitif terutama terhadap gelombang yang terjadi
akibat adanya overtopping.
b) Non-Overtopping Breakwater
Merupakan pemecah gelombang yang direncanakan dengan tidak
memperkenankan air melintas di atas bangunan tersebut. Pemecah
gelombang ini direncanakan apabila daerah yang dilindungi sensitif
terhadap gelombang jika terjadi overtopping.
15
terlebih dahulu kemudian dibuat pondasi dari tumpukan batu untuk
menyebarkan beban pada luasan yang lebih besar. Dasar tumpukan batu
ini dibuat agak lebar sehingga kaki bangunan dapat lebih aman terhadap
penggerusan.
PGST dapat dibuat dari blok-blok beton massa yang disusun secara
vertikal, kaison beton, turap beton, baja dan sebagainya. Suatu blok beton
mampunyai berat antara 10 sampai 50 ton.
16
Keuntungan tipe PGST ini yaitu :
a) Pelaksanaan pekerjaan cepat,
b) Kemungkinan kerusakan pada waktu pelaksanaan kecil,
c) Luas perairan pelabuhan lebih besar,
d) Sisi dalamnya dapat digunakan sebagai dermaga atau tempat
tambatan,
e) Biaya perawatan kecil.
17
Gambar 15. Pemecah Gelombang Campuran
2.2.3. Jetty
Jetty adalah bangunan tegak lurus pantai yang diletakkan di kedua
sisi muara sungai yang berfungsi untuk mengurangi pendangkalan alur
oleh sedimen pantai. Pada penggunaan muara sungai sebagai alur
pelayaran, pengendapan dimuara dapat mengganggu lalu lintas kapal.
Untuk keperluan tersebut jetty harus panjang sampai ujungnya berada di
luar sedimen sepanjang pantai juga sangat berpengaruh terhadap
pembentukan endapan tersebut. Pasir yang melintas didepan muara
gelombang pecah. Dengan jetty panjang transport sedimen sepanjang
pantai dapat tertahan dan pada alur pelayaran kondisi gelombang tidak
pecah, sehingga memungkinkan kapal masuk kemuara sungai.
18
Gambar 16. Jetty
19
kemuara, tetapi biaya konstruksi sangat mahal, sehingga kalau fungsinya
hanya untuk penanggulangan banjir maka penggunaan jetty tersebut tidak
ekonomis. Kecuali apabila daerah yang harus dilindungi terhadap banjir
sangat penting. Jetty sedang dimana ujungnya berada antara muka air
surut dan lokasi gelombang pecah, dapat menahan sebagian transport
sedimen sepanjang pantai. Alur diujung jetty masih memungkinkan
terjadinya endapan pasir. Pada jetty pendek, kaki ujung bangunan berada
pada permukaan air surut. Fungsi utama bangunan ini adalah menahan
berbeloknya muara sungai dan mengkonsentrasikan aliran pada alur yang
telah ditetapkan untuk bisa mengerosi endapan, sehingga pada awal
musim penghujan di mana debit besar (banjir) belum terjadi, muara sungai
telah terbuka.
Selain ketiga tipe jetty tersebut, dapat pula dibuat bangunan yang
ditempatkan pada kedua sisi atau hanya satu sisi tebing muara yang tidak
menjorok ke laut. Bangunan ini sama sekali tidak mencegah terjadinya
endapan dimuara, fungsi bangunan ini sama dengan jetty pendek, yaitu
mencegah berbeloknya muara sungai dengan mengkonsentrasikan aliran
untuk mengerosi endapan.
20
oleh bangunan, akibatnya daerah di hilir groin mengalami difisit sedimen
sehingga pantai mengalami erosi. Keadaan tersebut menyebabkan
terjadinya perubahan garis pantai yang akan terus berlangsung sampai
dicapai suatu keseimbangan baru. Keseimbangan baru tersebut tercapai
pada saat sudut yang dibentuk oleh gelombang pecah terhadap garis
pantai baru adalah nol, dimana tidak terjadi angkutan sedimen sepanjang
pantai.
2.2.5. Seawall
21
dibuat sejajar pantai tetapi seawall memiliki dinding relatif tegak atau
lengkung. Seawall juga dapat dikatakan sebagai dinding banjir yang
berfungsi sebagai pelindung/penahan terhadap kekuatan gelombang.
Seawall pada umumnya dibuat dari konstruksi padat seperti beton, turap
baja/kayu, pasangan batu atau pipa beton sehingga seawall tidak
meredam energi gelombang, tetapi gelombang yang memukul permukaan
seawall akan dipantulkan kembali dan menyebabkan gerusan pada bagian
tumitnya.
22
dan akhirnya membentuk pesisir rencana yang lebih stabil dan dapat
berkembang. Stabilitas akan tergantung pada panjang dan jarak dari
tanjung. Struktur pendek dengan celah panjang akan memberikan
perlindungan lokal tetapi tidak mungkin mengizinkan bentuk rencana
stabil untuk dikembangkan. Jika erosi berlangsung terus-menerus tanjung
mungkin perlu diperpanjang atau dipindahkan untuk mencegah kegagalan
struktural, meskipun tanjung buatan akan terus memberikan perlindungan
sebagai breakwaters perairan dekat pantai.
Kita ketahui erosi dapat terjadi jika di suatu pantai yang ditinjau
terdapat kekurangan suplai pasir. Stabilitasi pantai dapat dilakukan dengan
penambahan suplai pasir ke daerah yang terjadi erosi itu. Apabila erosi
terjadi secara terus menerus, maka suplai pasir harus dilakukan secara
berkala dengan laju sama dengan kehilangan pasir. Untuk pantai yang
cukup panjang maka penambahan pasir dengan cara pembelian kurang
efektif sehingga digunakan alternatif pasir diambil dari hasil sedimentasi
sisi lain dari pantai.
23
2.2.8. Terumbu Buatan
Terumbu buatan (artificial reef) bukanlah hal baru, di Jepang dan
Amerika usaha ini telah dilakukan lebih dari 100 tahun yang lalu. Mula-
mula dilakukan dengan menempatkan material natural berukuran kecil
sebagai upaya untuk menarik dan meningkatkan populasi ikan. Di
Indonesia, terumbu buatan mulai disadari peranan dan kehadirannya oleh
masyarakat luas sejak tahun 1980-an, pada saat dimana Pemda DKI.
Jakarta menyelenggarakan program bebas becak, dengan merazia seluruh
becak yang beroperasi di ibu kota dan kemudian mengalami kesulitan
dalam penampungannya, sehingga pada akhirnya bangkai becak tersebut
dibuang ke laut.
Berbagai macam cara, baik tradisional maupun modern, bentuk dan
bahan telah digunakan sebagai terumbu buatan untuk meningkatkan
kualitas habitat ikan dan biota laut lainnya.
24
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Bangunan pantai merupakan bangunan yang digunakan untuk
melindungi pantai terhadap kerusakan karena serangan gelombang dan
arus.
Sesuai dengan fungsinya, bangunan pantai dapat diklasifikasikan
dalam tiga kelompok, yaitu :
a) Konstruksi yang dibangun di pantai dan sejajar dengan garis pantai.
Bangunan yang termasuk dalam kelompok ini adalah dinding pantai
atau revetment.
b) Konstruksi yang dibangun kira-kira tegak lurus pantai dan sambung
ke pantai. Kelompok ini meliputi groin dan jetty.
c) Konstruksi yang dibangun di lepas pantai dan kira-kira sejajar
dengan garis pantai. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah
pemecah gelombang (breakwater), yang dibedakan menjadi dua
macam yaitu pemecah gelombang lepas pantai dan pemecah
gelombang sambung pantai.
Selain itu, bangunan pantai juga terdiri dari Seawall, Artificial
Headland, Beach Nourishment, dan Terumbu Buatan.
3.2. Saran
Dalam merencanakan suatu bangunan pantai hendaknya ikut
berperan dalam proses pengamanan pantai tersebut yaitu dengan ikut
melestarikan ekosistem laut beserta isinya, melakukan pembangunan
sesuai peraturan yang berlaku agar tidak melewati garis pantai, serta tidak
melakukan penambangan pasir atau perusakan karang.
25
DAFTAR PUSTAKA
WEBSITE
http://operator-it.blogspot.com/2013/11/bangunan-pelindung-pantai-
bagian-2.html
http://syahrin88.wordpress.com/2010/09/09/bangunan-pelindung-pantai/
http://resashogi.blogspot.com/2012/05/bangunan-pelindung-pantai.html
http://operator-it.blogspot.com/2013/11/bangunan-pelindung-pantai-
bagian-1.html
http://nikmah26.wordpress.com/2013/09/02/breakwater-teknik-kelautan/
http://geologirekayasaunhas.blogspot.com/2011/05/bangunan-pelindung-
pantai.html
http://gilang21.webs.com/apps/blog/show/2870664
http://www.scribd.com/doc/182490706/Makalah-Konstruksi-Bangunan-
Pantai-pdf
26