Anda di halaman 1dari 30

ANAMNESIS ABORTUS

KU : perdarahan dari jalan lahir


AK : G….P….A…. merasa hamil……bulan, mengeluh perdarahan dari jalan lahir
sejak ….SMRS, perdarahan bergumpal-gumpal dan membasahi ±….duk / hari
tanpa rasa nyeri. Keluar jaringan seperti daging dirasakan sejak ±….jam SMRS.
Riwayat keluar gelembung-gelembung seperti telur ikan disangkal. Riwayat
panas badan disangkal. Riwayat minum obat-obatan disangkal. Riwayat minum
jamu-jamuan disangkal.
PL : Abdomen : datar, lembut, DM (-), PP/PS (-/-), NT (-)
TFU : … jari di atas simfisis

Inspekulo : Fluksus (+/-) dari OUE


Flour…..

PD/ : v/v : t.a.k


P : bentuk/konsistensi biasa
Ost: : tertutup/1 jari longgar, teraba sisa jaringan
Corpus uteri : ~ … - … minggu
Kiri kanan uterus : lemas, NT (-), massa (-)
CD : tidak menonjol, NG (-)

Th/- rencana kuretase


- Informed consent
- Observasi KU, TNRS, perdarahan
ANAMNESIS MULES-MULES KETUBAN (+)
KU : Mules-mules
AK : G……P…..A…..merasa hamil….bulan mengeluh mules-mules yang semakin
sering dan bertambah kuat sejak … jam smrs disertai keluar lendir bercampur
sedikit darah dari jalan lahir. Keluar cairan banyak dari jalan lahir belum
dirasakan ibu. Gerak anak dirasakan ibu.

ANAMNESIS MULES-MULES KETUBAN (-)


KU : Mules-mules
AK : G……P…..A…..merasa hamil….bulan mengeluh mules-mules yang semakin
sering dan bertambah kuat sejak … jam smrs disertai keluar lendir bercampur
sedikit darah dari jalan lahir. Keluar cairan banyak dari jalan lahir dirasakan ibu
sejak … jam smrs. Cairan jernih, tidak berbau, dan tidak disertai panas badan.
Gerak anak dirasakan ibu.
Anamnesis ini dipakai kalau px datang pada fase aktif. Kalau datang pada fase
laten gunakan anamnesis keluar cairan banyak

ANAMNESIS KELUAR CAIRAN BANYAK

KU : Keluar cairan banyak dari jalan lahir


AK : G……P…..A…..merasa hamil….bulan mengeluh keluar cairan banyak dari
jalan lahir sejak … jam smrs. Cairan jernih, tidak berbau, dan tidak disertai panas
badan. Mules-mules yang semakin sering dan bertambah kuat dirasakan sejak …
jam smrs. Gerak anak dirasakan ibu.

Inspekulo : keluar cairan jernih dari OUE


Tes lakmus (+)

RENCANA TINDAKAN KPD


- Infus, cross match, sedia darah
- Admission test
- Rencana partus spontan
- Amoxicillin 3 x 1 gr, 6 jam ketuban (-), skin test (-)
- Observasi His, BJA,T,N,R,S
ANAMNESIS PREMATUR KONTRAKSI
KU : Mules-mules
AK : G……P…..A…..merasa hamil….bulan mengeluh mules-mules yang tidak
semakin sering dan tidak bertambah kuat sejak … jam smrs dan tidak disertai
keluar lendir bercampur sedikit darah dari jalan lahir. Keluar cairan banyak dari
jalan lahir belum dirasakan ibu. Gerak anak dirasakan ibu.

ANAMNESIS IUFD
KU : Tidak merasakan gerak anak
AK : G……P…..A…..merasa hamil….bulan mengeluh tidak merasakan gerak anak
sejak … (sesuaikan waktu dengan derajat maserasi). Mules-mules yang semakin
sering dan bertambah kuat dirasakan/tidak sejak … jam smrs dan disertai/tidak
keluar lendir bercampur sedikit darah dari jalan lahir. Keluar cairan banyak dari
jalan lahir belum dirasakan ibu.

ANAMNESIS HIPERTENSI
KU : Tekanan darah tinggi
AK : G……P…..A…..merasa hamil….bulan mengeluh mengalami tekanan darah
tinggi sejak ….., saat kontrol di… (TD …/…), berobat ke…/tidak berobat. Riwayat
tekanan darah tinggi sebelum dan selama kehamilan diakui/disangkal. Nyeri
kepala hebat, pandangan kabur, dan nyeri ulu hati diakui/disangkal. Mules-
mules yang semakin sering dan bertambah kuat sejak … jam smrs disertai keluar
lendir bercampur sedikit darah dari jalan lahir. Keluar cairan banyak dari jalan
lahir belum dirasakan ibu. Gerak anak dirasakan ibu.
Bila protein urin (+) gunakan anamnesis tekanan darah tinggi. Bila prot. urin (-)
gunakan anamnesis mules-mules (untuk HT kronis dan HT gestasional).

ANAMNESIS IMPENDING EKLAMPSI


KU : Nyeri kepala hebat
AK : G……P…..A…..merasa hamil….bulan mengeluh nyeri kepala hebat sejak …
jam smrs. Keluhan disertai/tidak disertai pandangan kabur dan nyeri ulu hati.
Riwayat tekanan darah tinggi sebelum dan selama kehamilan diakui/disangkal
(Sejak … TD …/… Berobat ke…/tidak berobat). Mules-mules yang semakin sering
dan bertambah kuat sejak … jam smrs disertai keluar lendir bercampur sedikit
darah dari jalan lahir. Keluar cairan banyak dari jalan lahir belum dirasakan ibu.
Gerak anak dirasakan ibu.
ANAMNESIS EKLAMPSI
KU : Kejang-kejang (alloanamnesis)
AK : G……P…..A…..merasa hamil….bulan diketahui kejang-kejang sejak … smrs.
Kejang terjadi sebanyak … kali, lamanya kejang …. Saat kejang pasien
sadar/tidak sadar, dan sesudah kejang sadar kembali. Riwayat kejang
sebelumnya diketahui /tidak diketahui. Riwayat tekanan darah tinggi sebelum
dan selama kehamilan diketahui /tidak diketahui (Sejak … TD …/… Berobat
ke…/tidak berobat). Nyeri kepala hebat, pandangan kabur, dan nyeri ulu hati
diketahui /tidak diketahui. Mules-mules yang semakin sering dan bertambah
kuat disertai keluar lendir bercampur sedikit darah dari jalan lahir tidak
diketahui. Keluar cairan banyak dari jalan lahir tidak diketahui. Gerak anak tidak
diketahui.
Th/: - Infus, cross match, sedia darah, folley kateter
- Admission test
- SM 20% 4 gram iv loading dose dalam 15 menit
- SM 20% 10 gram iv maintenance dose dalam 500 cc RL
- Lab lengkap, EKG, Foto thoraks
- Konsul IPD , neurologi dan anestesi
- R/ seksio sesarea a.i. eklampsi
- Informed consent
- Persiapan operasi
- Hubungi OK EMG dan perinatologi
- Observasi His, BJA,T,N,R,S

ANAMNESIS PERDARAHAN DARI JALAN LAHIR


KU : perdarahan dari jalan lahir
AK : G……P…..A…..merasa hamil….bulan mengeluh perdarahan dari jalan lahir
sejak….jam SMRS. Perdarahan membasahi ± …..pembalut, penuh dan
disertai/tidak disertai nyeri perut. Ini merupakan perdarahan yang ke……kali.
Perdarahan sebelumnya diketahui pada usia kehamilan…, dirawat/tidak,
diperiksa USG/tidak, dikatakan …. (ari-ari menutupi jalan lahir). Mules-mules
yang semakin sering dan bertambah kuat belum dirasakan ibu. Gerak anak
dirasakan ibu, karena keluhan tersebut ibu berobat ke RSHS.

Inspekulo : Fluksus (+/-) dari OUE


Perabaan fornices : Teraba bantalan lunak seluruhnya
RENCANA TINDAKAN PERDARAHAN ANTEPARTUM/GAWAT JANIN
Jika gravida
- Infus, cross match, sedia darah Jika parturien
- Admission test (NST jika >32 - Infus, cross match, sedia darah
minggu) - Admission test
- R/ Rawat ekspektatif - Informed consent
- R/ USG R.17 - Konsul anestesi
- Informed consent - Hubungi OK EMG & perinatologi
- Deksamethason 2 x 5 mg i.v (jika - Observasi KU, his, BJA, TNRS,
belum aterm) perdarahan
- Observasi KU, his, BJA, TNRS,
perdarahan

RESEP PERDARAHAN
RESEP SC RESEP PEB RESEP ABORTUS
PARTUS POST PARTUM
Induksin 4 Tranf. set 1 Tranf. set 1 Tranf. set 1 Valium 1
Pospargin 2 Abocath 18 1 Abocath 18 1 Abocath 18 1 Pethidin 1
Epidosin 3 RL 4 RL 4 RL 4 Pospargin 1
Gastrul 4 NaCL 0,9% 3 D5 3 KAEN IB 3 Aqua bidest 1
Lidocain 4 Oksitosin inj 4 RL 4 Oksitosin inj 4 Lidocain 3
Spuit 3cc 3 Pospargin 2 NS 3 Gastrul tab 4 Spuit 3cc 2
Spuit 5cc 1 Gastrul tab 4 Oksitosin inj 4 Spuit 3 cc 3 Spuit 5cc 2
Abocath 18 1 Spuit 3 cc 2 Pospargin inj 2 Spuit 5 cc 2 Wing needle1
Tranf. set 1 Spuit 5cc 1 Gastrul tab 4 Spuit 10 cc 2 Kaltrofen sup 1
RL 2 Spuit 1cc 1 Alinamin F inj 2 Folley kat.18 1
Mucus suct 1 Aquabides 1 Amok inj 1gr 1 Urine bag 1
Umbilical klem Amox. 1 gr 1 Spuit 3 cc 2 MgSO4 20 % 4
1 Spuit 5 cc 2 Dopamet 250mg
Spuit 10 cc 2 10
Spuit 1cc 1 Nifedipin 10 mg
Mucus 5
ekstraktor 1 Lidocain inj 3
Aquabidest 1
Folley kat. 18 1
Urine bag 1
NGT 18 1
Dexon II 1
ANAMNESIS TAMBAHAN
- Pada letak sungsang/letak lintang/kembar tambahkan : “Ibu mengetahui
kehamilannya lesu/leli/kembar sejak usia kehamilan …. Saat PNC di ….”
- Pada gemelli tambahkan : “Riwayat keturunan kembar dalam keluarga
diakui/disangkal. Riwayat menggunakan obat penyubur diakui/disangkal.”
- Pada bayi besar tambahkan : ”Riwayat penyakit diabetes mellitus
diakui/disangkal. Kenaiiikaaan berat badan selama hamil …. Kg.”
- Pada solution plasenta tambahkan : “Riwayat trauma dan tekanan darah
tinggi diakui/disangkal. Gerak anak tidak dirasakan ibu.”
- Pada bekas sc tambahkan : “Pada …. Ibu melahirkan anak dengan seksio
sesarea karena…”. Di PL tambahkan tampak skar luka bekas operasi.

PARTUS SPONTAN KALA II


- Jam … : Ibu dipimpin meneran bila ada his
Dilakukan episiotomi mediolateral (bila perineum kaku)
- Jam … : Lahir bayi ♀/♂ spontan
BB = … gram PB = … cm, APGAR 1’ = … 5’ = …
1’ 5’ 10’ Disuntikkan oksitosin 10 IU intramuskular
A Dilakukan PL : FU setinggi pusat, Kontraksi baik
P Dilakukan peregangan tali pusat terkendali
G Tampak tanda tanda pelepasan plasenta
A Jam … : Lahir plasenta spontan lengkap
R B = ……. gram, Ukuran = ….x….x…. cm
Tot Dilakukan penjahitan luka episiotomi/ruptur
Perdarahan 250 cc
- Kesimpulan: PxAx partus maturus/prematurus spontan
- Observasi pasca persalinan: observasi selama 4 jam (px multi paritas, partus dg tindakan)
Jam FU Kontraksi Perdarahan T N R S Ket
- Jam … : Ibu dipindahkan ke ruang nifas

SC KALA II
- Jam … : Ibu tiba di OK EMG
Dilakukan PL : His = …
BJA= …. x/menit
- Jam … : Operasi dimulai
- Jam … : Lahir bayi … dengan meluksir kepala/menarik kaki (terdapat lilitan
tali pusat 1 kali, longgar di …)
BB = … gram PB = … cm, APGAR 1’ = … 5’ = …
1’ 5’ 10’ Disuntikkan oksitosin 10 IU intramural, Kontraksi baik
A Jam … : Lahir plasenta dengan tarikan ringan pada tali pusat
P B = ……. gram, Ukuran = ….x….x…. cm
G
A Jam … : Operasi selesai
R Perdarahan selama operasi ± … cc
Tot Diuresis selama operasi ± … cc

- D/ Pra Bedah : GxPxAx ………..


- D/ Paska Bedah : PxAx partus matures/prematurus dg sc a.i. ……….
- JO : SCTP + Insersi IUD/Sterilisasi Pomeroy

GEMELLI KALA II
- Jam … : Ibu dipimpin meneran bila ada his
Dilakukan episiotomi mediolateral
- Jam … : Lahir bayi I … spontan
BB = … gram PB = … cm, APGAR 1’ = … 5’ = …
Tali pusat anak I diklem dan dipotong
1’ 5’ 10’ PL : TFU = … cm
A LP = … cm
P LA = … cm
G His =…
A BJA = … x/menit
R TBBA =…
Tot PD : Vulva = tampak tali pusat anak I diklem
Vagina = teraba tali pusat anak I diklem
Ø = lengkap
Ket = (+)
Su = St. +2, sacrum ka/ki dep, Tidak teraba kaki
di samping bokong, tidak teraba tali pusat
D/ GxPxAx parturien aterm kala II + gemelli anak II presentasi bokong
Th/ - Amniotomi
- Ibu dipimpin meneran setiap ada his
- Observasi KU, his, BJA, TNRS

- Jam … : Ketuban dipecahkan, keluar cairan jernih sebanyak … cc


- Jam … : Lahir bayi II … dengan spontan Bracht
BB = … gram PB = … cm, APGAR 1’ = … 5’ = …
1’ 5’ 10’ Disuntikkan oksitosin 10 IU intramuskular
A Dilakukan PL : FU setinggi pusat, Kontraksi baik
P Dilakukan peregangan tali pusat terkendali
G Tampak tanda tanda pelepasan plasenta
A Jam … : Lahir plasenta spontan lengkap
R B = ……. gram, Ukuran = ….x….x…. cm
Tot Terdiri dari 2 amnion, 1 khorion
Dilakukan penjahitan luka episiotomi
Perdarahan … cc
- Kesimpulan: PxAx partus maturus/prematurus spontan anak I dan spontan
Bracht anak II pada gemelli diamnionik monokhorionik
- Observasi pasca persalinan:
Jam FU Kontraksi Perdarahan T N R S Ket
- Jam … : Ibu dipindahkan ke ruang nifas

FORCEPS KALA II
- Jam … : Ekstraksi forceps dimulai
Dilakukan episiotomi mediolateral
- Jam … : Lahir bayi … dengan ekstraksi forceps
BB = … gram PB = … cm, APGAR 1’ = … 5’ = …
1’ 5’ 10’ Disuntikkan oksitosin 10 IU im
A Dilakuka PL : FU setinggi pusat, Kontraksi baik
P Dilakukan peregangan tali pusat terkendali
G Tampak tanda tanda pelepasan plasenta
A Jam … : Lahir plasenta spontan lengkap
R B = ……. gram, Ukuran = ….x….x…. cm
Tot Dilakukan penjahitan luka episiotomi
Perdarahan 250 cc
- Kesimpulan: PxAx partus maturus/prematurus spontan
- Observasi pasca persalinan: observasi selama 4 jam.
Jam FU Kontraksi Perdarahan T N R S Ket
- Jam … : Ibu dipindahkan ke ruang nifas
DORONGAN FUNDUS KALA II
- Jam … : Dilakukan dorongan fundus
- Jam … : Lahir bayi … dengan dorongan fundus
BB = … gram PB = … cm, APGAR 1’ = … 5’ = …
1’ 5’ 10’ Disuntikkan oksitosin 10 IU intramuskular
A Dilakukan PL : FU setinggi pusat, Kontraksi baik
P Dilakukan peregangan tali pusat terkendali
G Tampak tanda tanda pelepasan plasenta
A Jam … : Lahir plasenta spontan lengkap
R B = ……. gram, Ukuran = ….x….x…. cm
Tot Dipasang sand bag
Perdarahan 250 cc
- Kesimpulan: PxAx partus maturus/prematurus dg dorongan fundus a.i. …………
- Observasi pasca persalinan:
Jam FU Kontraksi Perdarahan T N R S Ket
- Jam … : Ibu dipindahkan ke ruang nifas

LAPORAN EKSTRAKSI FORCEPS


(UUK KANAN BELAKANG)
- Penderita dalam posisi litotomi.
- Dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah vulva dan sekitarnya.
- Kandung kencing dikosongkan dan dilakukan pemeriksaan dalam.
Vulva/vagina : tidak ada kelainan
Pembukaan : lengkap
Ketuban : (-)sisa cairan jernih
Kepala : St + 3, UUK kanan belakang
- Dilakukan anestesi pudendal blok transperineal pada kedua sisi.
- Forceps dipasang di depan vulva sebagaimana nanti akan dipasang yaitu
biparietal terhadap kepala dan miring terhadap panggul.
- Mula-mula dipasang forceps kanan dengan cara tangan kanan membuka
labia dan empat jari tangan kiri dimasukkan ke dalam jalan lahir, sedangkan
tangan kanan memegang gagang forceps seperti memegang pensil.
- Gagang forceps dari lipat paha kiri ibu dibawa ke tengah dan ke bawah,
sedangkan daun forceps bersandar pada tangan dalam dan meluncur ke
dalam jalan lahir dengan jari tengah sebagai rel. ibu jari yang berfungsi
sebagai tumpuan turut mendorong daun forceps, hingga daun forceps
terpasang melintang terhadap panggul.
- Dilakukan “wanderer” ke kanan depan dengan cara gagang forceps ditekan
ke bawah dan ibu jari sebagai tumpuan, sedangkan jari-jari tangan dalam ikut
menggerakkan daun forceps ke depan, sehingga daun forceps terpasang
kanan depan.
- Gagang forceps kemudian dipegang oleh asisten. Dengan cara yang sama,
sendok forceps kiri dipasang langsung di kiri belakang dilanjutkan dengan
penguncian.
- Dilakukan pemeriksaan jalan lahir, ternyata tidak ada jaringan jalan lahir yang
terjepit. Kemudian dilakukan traksi percobaan dan berhasil.
- Dilakukan episiotomi mediolateral.
- Dilakukan traksi definitif yang arahnya mula-mula mendatar sampai glabella
di bawah simfisis. Kemudian gagang forceps dibawa ke atas untuk melahirkan
belakang kepala. Setelah belakang kepala lahir, tarikan dibawa ke bawah
sehingga berturut-turut lahirlah ubun-ubun besar, dahi, mata, hidung, mulut
dan dagu di bawah simfisis.
- Setelah seluruh kepala bayi lahir, forceps dilepaskan dengan cara jari ke-4
dan ke-5 tangan kanan diletakkan di antara leher forceps, sehingga forceps
dapat terbuka, kemudian anak dilahirkan seperti biasa.
- Jam … : lahir bayi … dengan ekstraksi forceps
BB = … gram PB = … cm, APGAR : 1’ = … 5’ = …
Disuntikkan oksitosin 10 IU Intramuskular, kontraksi baik
- Jam … : Lahir plasenta spontan lengkap
B = … gram, Ukuran = … x … x … cm
Perdarahan = … cc
- Dilakukan eksplorasi jalan lahir ternyata utuh.
- Dilakukan penjahitan luka episiotomi.
LAPORAN EKSTRAKSI FORCEPS
(UUK KANAN DEPAN)
- Penderita dalam posisi litotomi.
- Dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah vulva dan sekitarnya.
- Kandung kencing dikosongkan dan dilakukan pemeriksaan dalam.
Vulva/vagina : tidak ada kelainan
Pembukaan : lengkap
Ketuban : (-)sisa cairan jernih
Kepala : St + 3, UUK kanan depan
- Dilakukan anestesi pudendal blok transperineal pada kedua sisi.
- Forceps dipasang di depan vulva sebagaimana nanti akan dipasang yaitu
biparietal terhadap kepala dan miring terhadap panggul.
- Mula-mula dipasang forceps kiri dengan cara tangan kiri membuka labia dan
4 (empat) jari tangan kanan dimasukkan ke dalam jalan lahir, sedangkan
tangan kiri memegang gagang forceps seperti memegang pensil.
- Gagang forceps dari lipat paha kanan ibu dibawa ke tengah dan ke bawah,
sedangkan daun forceps bersandar pada tangan dalam dan meluncur ke
dalam jalan lahir dengan jari tengah sebagai rel. ibu jari yang berfungsi
sebagai tumpuan turut mendorong daun forceps, hingga daun forceps
terpasang melintang terhadap panggul.
- Dilakukan “wanderer” ke kiri depan dengan cara gagang forceps ditekan ke
bawah dan ibu jari sebagai tumpuan, sedangkan jari-jari tangan dalam ikut
menggerakkan daun forceps ke depan, sehingga daun forceps terpasang kiri
depan.
- Gagang forceps gagang forceps kemudian dipegang oleh asisten. Dengan cara
yang sama, sendok forceps kanan dipasang langsung di kanan belakang
dilanjutkan dengan penguncian.
- Dilakukan pemeriksaan jalan lahir, ternyata tidak ada jaringan jalan lahir yang
terjepit. Kemudian dilakukan traksi percobaan dan berhasil.
- Dilakukan episiotomi mediolateral.
- Dilakukan traksi definitif yang arahnya mula-mula mendatar sampai
subocciput di bawah simfisis.
- Operator pindah tempat ke kiri ibu dan gagang forceps secara perlahan-lahan
dibawa ke atas ke arah perut ibu. Tangan kiri menahan perineum sehingga
lahirlah ubun-ubun besar, dahi, mata, hidung, mulut dan dagu pada
perineum.
- Setelah seluruh kepala bayi lahir, forceps dilepaskan dengan cara jari ke-4
dan ke-5 tangan kanan diletakkan di antara leher forceps, sehingga forceps
dapat terbuka, kemudian anak dilahirkan seperti biasa.
- Jam … : lahir bayi … dengan ekstraksi forceps
BB = … gram PB = … cm, APGAR : 1’ = … 5’ = …
Disuntikkan oksitosin 10 IU Intramuskular, kontraksi baik
- Jam … : Lahir placenta spontan lengkap
B = … gram, Ukuran = … x … x … cm
Perdarahan = … cc
- Dilakukan eksplorasi jalan lahir,ternyata utuh.
- Dilakukan penjahitan luka episiotomi.

LAPORAN EKSTRAKSI FORCEPS


(UUK KIRI BELAKANG)
- Penderita dalam posisi litotomi.
- Dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah vulva dan sekitarnya.
- Kandung kencing dikosongkan dan dilakukan pemeriksaan dalam.
Vulva/vagina : tidak ada kelainan
Pembukaan : lengkap
Ketuban : (-)sisa cairan jernih
Kepala : St + 3, UUK kiri belakang
- Dilakukan anestesi pudendal blok transperineal pada kedua sisi.
- Forceps dipasang di depan vulva sebagaimana nanti akan dipasang yaitu
biparietal terhadap kepala dan miring terhadap panggul.
- Mula-mula dipasang forceps kiri dengan cara tangan kiri membuka labia dan
4 (empat) jari tangan kanan dimasukkan ke dalam jalan lahir, sedangkan
tangan kiri memegang gagang forceps seperti memegang pensil.
- Gagang forceps dari lipat paha kanan ibu dibawa ke tengah dan ke bawah,
sedangkan daun forceps bersandar pada tangan dalam dan meluncur ke
dalam jalan lahir dengan jari tengah sebagai rel. ibu jari yang berfungsi
sebagai tumpuan turut mendorong daun forceps, hingga daun forceps
terpasang melintang terhadap panggul.
- Dilakukan “wanderen” ke kiri depan dengan cara gagang forceps ditekan ke
bawah dan ibu jari sebagai tumpuan, sedangkan jari-jari tangan dalam ikut
menggerakkan daun forceps ke depan, sehingga daun forceps terpasang kiri
depan.
- Gagang forceps kemudian dipegang oleh asisten. Dengan cara yang sama,
sendok forceps kanan dipasang langsung di kanan belakang dilanjutkan
dengan penguncian.
- Dilakukan pemeriksaan jalan lahir, ternyata tidak ada jaringan jalan lahir yang
terjepit. Kemudian dilakukan traksi percobaan dan berhasil.
- Dilakukan episiotomi mediolateral.
- Dilakukan traksi definitif yang arahnya mula-mula mendatar sampai glabella
di bawah simfisis. Kemudian gagang forceps dibawa ke atas untuk melahirkan
belakang kepala. Setelah belakang kepala lahir, tarikan dibawa ke bawah
sehingga berturut-turut lahirlah ubun-ubun besar, dahi, mata, hidung, mulut
dan dagu di bawah simfisis.
- Setelah seluruh kepala bayi lahir, forceps dilepaskan dengan cara jari ke-4
dan ke-5 tangan kanan diletakkan di antara leher forceps, sehingga forceps
dapat terbuka, kemudian anak dilahirkan seperti biasa.
- Jam … : lahir bayi … dengan ekstraksi forceps
BB = … gram PB = … cm, APGAR : 1’ = … 5’ = …
Disuntikkan oksitosin 10 IU Intramuskular, kontraksi baik
- Jam … : Lahir placenta spontan lengkap
B = … gram, Ukuran = … x … x … cm
Perdarahan = … cc
- Dilakukan eksplorasi jalan lahir,ternyata utuh.
- Dilakukan penjahitan luka episiotomi.

LAPORAN EKSTRAKSI VAKUM


(UUK KIRI/KANAN DEPAN)
- Penderita dalam posisi litotomi.
- Dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah vulva dan sekitarnya.
- Kandung kencing dikosongkan dan dilakukan pemeriksaan dalam.
v/v : tidak ada kelainan
Ø : lengkap
Ketuban : (-)sisa cairan jernih
Kepala : St + 3, UUK kiri/kanan depan
- Dilakukan anestesi lokal.
- Cup dilicinkan dengan parafin, dimasukkan ke dalam jalan lahir dan
diletakkan pada kepala anak dengan cara 2 jari tangan kanan membuka labia
mayora dan dengan 2 jari tangan kanan cup ditekan pada kepala anak.
Dengan satu jari diperiksa apakah ada jaringan serviks vagina yang terjepit,
ternyata tidak. Seorang asisten perlahan-lahan memompa tekanan sampai –
0,6 atm, dibiarkan 5 menit sampai terbentuk kaput dengan baik.
- Tangan kanan memegang pengait untuk menarik, 3 jari tangan kiri
dimasukkan ke dalam jalan lahir untuk mengarahkan tarikan dengan cara
telunjuk dan jari tengah diletakkan pada pinggir cup, sedangkan ibu jari pada
bagian tengah cup.
- Dilakukan episiotomi mediolateral.
- Penarikan dilakukan saat ada his dan ibu disuruh mengedan.
- Arah tarikan mula-mula mendatar sampai subocciput di bawah simfisis.
Kemudian dibawa ke atas ke arah perut ibu, sehingga lahirlah ubun-ubun
besar, dahi, mata, hidung, mulut dan dagu pada perineum.
- Setelah seluruh kepala bayi lahir, cup dilepaskan dengan cara menghilangkan
tekanan, kemudian anak dilahirkan seperti biasa.
- Jam … : lahir bayi … dengan ekstraksi vakum
BB = … gram PB = … cm, APGAR 1’ = … 5’ = …
Disuntikkan oksitosin 10 IU intramuskular, kontraksi baik
- Jam … : Lahir placenta spontan lengkap
B = … gram, Ukuran = … x … x … cm
Perdarahan = … cc
- Dilakukan eksplorasi jalan lahir,ternyata utuh.
- Dilakukan penjahitan luka episiotomi.

LAPORAN MANUAL AID


- Ibu dalam posisi litotomi
- Dilakukan a dan antiseptik di daerah vulva dan sekitarnya
- Dilakukan episiotomi mediolateralis
- Bokong dipegang sedemikian sehingga kedua ibu jari pada permukaan
belakang pangkal paha dan 4 jari longgar pada permukaan bokong
- Setelah bokong lahir, tali pusat dilonggarkan
- Bahu kiri dan kanan dilahirkan secara Lovset
- Dengan memutar badan anak sambil menarik ke bawah sehingga kedua bahu
lahir
- Kepala dilahirkan secara Mauriceau
- Tangan yang masuk adalah yang berhadapan dengan perut anak yaitu tangan
kiri, mula mula tangan kanan menggenggam kaki dengan jari telunjuk di
antara kedua kaki dan mengangkat kaki tinggi ke atas
- Tangan dalam masuk dan jari tengah dan jari telunjuk ditempatkan pada
fossa canina belakang dengan maksud mempertahankan fleksi dan untuk
memutar dagu arah belakang
- Badan anak diturunkan belakang

LAPORAN SPONTAN BRACHT


- Ibu diletakkan dalam posisi litotomi
- Kandung kencing dikosongkan
- Dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah vulva dan vagina serta
sekitarnya
- Dilakukan episiotomi mediolateral
- Bokong depan nampak terdahulu dalam vagina dengan trochanter depan
sebagai hipomochlion
- Dengan laterofleksi dari badan, lahirlah bokong belakang di pinggir depan
perineum, kemudian lahir bokong depan
- Setelah bokong lahir, bokong dipegang sedemikian sehingga kedua ibu jari
pada permukaan belakang pangkal paha dan 4 jari pada permukaan bokong.
Tali pusat dilonggarkan
- Terjadi rotasi luar sehingga punggung berputar sedikit ke depan dan bahu
dapat masuk dalam ukuran serong dari pintu atas panggul
- Sesudah bahu turun terjadi putaran paksi dalam sampai ukuran biakromial
dalam ukuran muka belakang
- Punggung berputar ke samping kanan. Pada saat bahu akan lahir, kepala
dalam keadaan fleksi, masih dalam ukuran melintang pintu atas panggul
- Kepala mengalami putaran paksi dalam sehingga sub-occiput berada di
bawah simfisis dan dagu disebelah belakang
- Kemudian berturut turut lahirlah dagu, mulut, dahi, dan belakang kepala.
- Jam …… : lahir bayi spontan Bracht
BB = ……gram, TB= …. cm, APGAR 1’= … 5’= …
Disuntikkan oksitosin 10 IU intramuskular
- Jam ….. : Lahir plasenta spontan lengkap
B = ……. gram, Ukuran= …..x…..x…..cm
Perdarahan = ….. cc
- Dilakukan eksplorasi jalan lahir, ternyata utuh
- Dilakukan penjahitan luka episiotomi
CARA MAURICEAU
- Tangan yang masuk adalah tangan yang berhadapan dengan perut anak yaitu
tangan kiri/kanan.
- Mula-mula tangan kiri menggenggam kaki dengan jari telunjuk diantara
kedua kaki dan mengangkat kaki tinggi ke atas.
- Sekarang tangan dalam masuk dan jari tengah dimasukkan kedalam mulut
(atau jari tengah dan jari telunjuk ditempatkan pada fossa canina)
- Maksud jari ini untuk mempertahankan flexi dan untuk memutar dagu anak
ke belakang. Badan anak sekarang diturunkan hingga menunggang lengan
dalam.
- Tangan luar yaitu tangan kiri / kanan menggenggam leher sedemikian rupa
hingga leher anak terdapat diantara jari telunjuk dan jari tengah dan jari
lainnya terletak pada pundak. Tangan luar melakukan tarikan dan tangan
dalam memutar dagu ke belakang sampai subocciput terdapat dibawah
simfisis.
- Kemudian badan anak dibawa ke atas dan berturut-turut lahirlah dagu,
mulut, hidung, dahi, dan akhirnya belakang kepala.

PERTOLONGAN SECARA MULLER


- Lengan depan dilahirkan terlebih dahulu.
- Tangan yang masuk adalah tangan yang sesuai dengan lengan yang
dilahirkan yaitu tangan kiri / kanan.
- Untuk meluaskan daerah yang akan dimasuki, tangan satunya memegang
kedua kaki dengan jari telunjuk diantaranya dan jari lainnya menggenggam
kedua kaki tersebut. Kaki dibawa ke bawah dan ke arah yang berlawanan
dengan lengan yang akan dilahirkan yaitu ke arah kanan / kiri bawah.
- Jari telunjuk dan jari tengah tangan dalam melalui punggung dan scapula
pergi ke lengan atas sampai lipat siku. Kedua jari itu diletakkan searah
dengan lengan atas dan bekerja sebagai spalk.
- Sekarang lipat siku dilipat sedemikian rupa, sehingga seolah-olah anak
menghapus mukanya dan akhirnya lengan dan bahu depan lahir.
- Untuk melahirkan bahu belakang, maka kaki dibawa ke atas ke arah yang
berlawanan dengan lengan belakang yaitu ke arah kiri / kanan atas dan
kemudian lengan belakang dilahirkan sebagaimana kita melahirkan lengan
depan.
- Kepala kemudian dilahirkan secara Mauriceau
PERTOLONGAN SECARA DEVENTER
- Lengan belakang dilahirkan terlebih dahulu.
- Lengan yang masuk adalah lengan yang sesuai dengan lengan yang dilahirkan
yaitu tangan kiri / kanan.
- Untuk meluaskan daerah yang akan dimasuki, tangan satunya memegang
kedua kaki dengan jari telunjuk diantaranya dan jari lainnya menggenggam
kedua kaki tersebut. Kaki dibawa ke atas dan ke arah yang berlawanan
dengan lengan yang akan dilahirkan yaitu ke arah kiri / kanan depan.
- Jari telunjuk dan jari tengah tangan dalam melalui punggung dan scapula
pergi ke lengan atas sampai lipat siku. Kedua jari itu diletakkan searah
dengan lengan atas dan bekerja sebagai spalk.
- Kemudian lipat siku ditekan sedemikian rupa, sehingga seolah-olah anak
menghapus mukanya dan akhirnya lengan dan bahu lahir.
- Untuk melahirkan bahu depan, maka kaki dibawa ke kanan – kiri belakang ke
arah yang berlawanan dengan tempat dimana bahu depan ada dan kemudian
lengan depan dilahirkan sebagaimana kita melahirkan bahu belakang.
- Kepala kemudian dilahirkan secara Mauriceau.

LAPORAN MANUAL PLASENTA


- Penderita diletakkan dalam posisi litotomi
- Dilakukan tindakan a dan antiseptik, didaerah vulva dan sekitarnya
- Labia mayora dibeberkan dengan tangan kiri, tangan kanan masuk secara
obstetris ke dalam vagina
- Tangan luar menahan fundus uteri, tangan dalam menyusuri tali pusat
- Setelah tangan dalam sampai ke plasenta, tangan pergi ke tempat plasenta
dan didapatkan pinggir plasenta yang sudah terlepas
- Dengan sisi tangan dalam sebelah luar, plasenta dilepaskan yaitu antara
plasenta yang sedah terlepas dan dinding rahim, dengan gerakan sejajar
dengan dinding rahim dengan gerakan sejajar dengan dinding rahim
- Keluar plasenta sekitar …… gram
- Kesan bersih
- Perdarahan = ….. cc
LAPORAN MANUAL PLASENTA
(Dilanjutkan dengan kuretase)

- Penderita diletakkan dalam posisi litotomi


- Dilakukan tindakan a dan antiseptik, didaerah vulva dan sekitarnya
- Labia mayora dibeberkan dengan tangan kiri, tangan kanan masuk secara
obstetris ke dalam vagina
- Tangan luar menahan fundus uteri, tangan dalam menyusuri tali pusat
- Setelah tangan dalam sampai ke plasenta, tangan pergi ke tempat plasenta
dan didapatkan pinggir plasenta yang sudah terlepas
- Dengan sisi tangan dalam sebelah luar, plasenta dilepaskan yaitu antara
plasenta yang sedah terlepas dan dinding rahim, dengan gerakan sejajar
dengan dinding rahim dengan gerakan sejajar dengan dinding rahim
- Keluar plasenta compang camping sekitar …. gram
- Kesan tidak bersih, teraba sisa plasenta di daerah fundus
- Perdarahan terus mengalir sekitar ….. cc
- Diputuskan untuk dilakukan kuretase

LAPORAN KURETASE
- Penderita diletakkan dam posisi litotomi
- Dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah vulva dan sekitarnya
- Kandung kencing dikosongkan
- Dipasang spekulum bawah dan dipegang oleh asisten
- Dengan pertolongan spekulum atas, bibir porsio diidentifikasi dan dijepit
dengan .......... (fenster klem/tenakulum)
- Sonde masuk sedalam…….cm uterus
- Dilakukan/tidak dilakukan pengeluaran dengan cunam abortus
- Dilakukan kuterase secara sistematis dan hati-hati dengan sendok kuret no…..
- Berhasil dikeluarkan jaringan ……….. sebanyak ………… gram
- Jumlah perdarahan ……… cc
Diagnosis pre kuret = ………..
Diagnosis post kuret = ………
- Observasi post kuretase
KU T N R S perdarahan
Th/: …
LAPORAN VAKUM KURETASE
- Penderita dalam posisi litotomi.
- Dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah vulva dan sekitarnya.
- Kandung kencing dikosongkan.
- Dipasang spekulum bawah dan dipegang oleh asisten.
- Dengan pertolongan spekulum atas, bibir portio dijepit dengan fensterklem
- Sonde masuk masuk sedalam ….. cm.
- Dilakukan vakum kuretase secara sistematis dan hati-hati dengan vakum
kuret no. …..
- Dilakukan kuretase secara sistematis dan hati-hati dgn sendok kuret no. …..
- Berhasil dikeluarkan darah dan jaringan …………….. sebanyak …….. cc
- Jumlah perdarahan ……… cc
Diagnosis pre kuret = ………..
Diagnosis post kuret = ………
- Observasi post kuretase
KU T N R S perdarahan
Th/: …

SEKSIO SESAREA
- Dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah abdomen dan sekitarnya.
- Dilakukan insisi mediana inferior sepanjang + 10 cm
- Setelah peritoneum dibuka tampak dinding depan uterus.
- Plika vesikouterina diidentifikasi, disayat melintang.
- Kandung kemih disisihkan ke bawah dan ditahan dengan retraktor abdomen.
- SBR disayat konkaf, bagian tengahnya ditembus oleh jari penolong dan
diperlebar ke kiri dan kanan.
- Jam … : lahir bayi … dengan meluksir kepala/menarik kaki
BB = … gram PB = … cm
APGAR 1’ = … 5’ = …
Disuntikkan oksitosin 10 IU intramural, kontraksi baik
- Jam … : Lahir placenta dengan tarikan ringan pada tali pusat
B = … gram. Ukuran = … x … x … cm
- SBR dijahit lapis demi lapis. Lapisan pertama dijahit secara jelujur interloking.
- Lapisan ke dua dijahit secara overhecting matras. Setelah yakin tidak ada
perdarahan, dilakukan reperitonealisasi dengan peritoneum kandung
kencing.
- Perdarahan dirawat.
- Rongga abdomen dibersihkan dari darah dan bekuan darah.
- Fascia dijahit dengan safil no. 1, kulit dijahit secara subkutikuler.
- Perdarahan selama operasi + …….. cc
- Diuresis selama operasi + …….. cc

Tambahan :
Instruksi pasca bedah :
1. Kontrol tensi/nadi/pernafasan/suhu
2. Puasa : sampai BU (+)
3. Infus : RL : D 5% = ………
4. Antibiotik : Amoksisilin 3 x 1 gr iv (tergantung kelas)
5. Cek Hb post op. Bila Hb < 8 gr %  transfusi

CRANIOTOMI
- Ibu dalam posisi litotomi
- Kandung kencing dikosongkan
- Dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah vulva dan sekitarnya dan
kepala bayi ( uuk, uub atau sutura sagitalis) dengan jari yang melakukan
toucher.
- 2 buah spekulum yang lebar dipasang.
- Asisten memegang kepala bayi dari luar, menekan kepala ke dalam rongga
panggul
- Ditempat yang akan ditusuk dipasang 2 buah Muzeux pada kulit kepala
- Kemudian dibuat incisi di kulit kepala dimana perforator akan ditusukan.
- Perforator dimasukan dibawah perlindungan tangan kiri ke dalam vagina
tegak lurus terhadap kepala pada luka incisi dan ditekan untuk menembus
selaput otak..
- Dengan melalui sutura atau fontanel atau orbita atau mulut, perforator
dimasukan ke dalam tengkorak kemudian dibuka sehingga daun daunnya
memotong dinding dalam satu jurusan.
- Setelah itu perforator ditutup kembali, diputar 90° kemudian perforator
dibuka sehingga daun daunnya memotong dinding dalam hal tersebut
dilakukan berkali kali.
- Perforator dikeluarkan dan dibawah petunjuk tangan kiri penolong,
- Muzeux dipindahkan dijepitkan pada tulang tenngkorak dan ditambahkan 2
klem.
- Muzeux dan klem ditarik perlahan lahan, sampai kepala lahir
- Dilakukan eksplorasi jalan lahir.

CRANIOTOMY DENGAN KRANIOKLAS


- Ibu dalam posisi litotomi
- Kandung kencing dikosongkan
- Dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah vulva dan sekitarnya dan
kepala bayi (uuk, uub atau sutura sagitalis) dengan jari yang melakukan
toucher.
- 2 buah spekulum yang lebar dipasang.
- Asisten memegang kepala bayi dari luar, menekan kepala ke dalam rongga
panggul
- Ditempat yang akan ditusuk dipasang 2 buah Muzeux pada kulit kepala
- Kemudian dibuat incisi di kulit kepala dimana perforator akan ditusukan.
- Perforator dimasukan dibawah perlindungan tangan kiri ke dalam vagina
tegak lurus terhadap kepala pada luka incisi dan ditekan untuk menembus
selaput otak..
- Dengan melalui sutura atau fontanel atau orbita atau mulut, perforator
dimasukan ke dalam tengkorak kemudian dibuka sehingga daun daunnya
memotong dinding dalam satu jurusan.
- Setelah itu perforator ditutup kembali, diputar 90° kemudian perforator
dibuka sehingga daun daunnya memotong dinding dalam hal tersebut
dilakukan berkali kali.
- Perforator dikeluarkan dan dibawah petunjuk tangan kiri penolong,
- Sendok kranioklas jantan dimasukkan sejauh jauhnya ke dalam tengkorak,
dibantu dengan tangan yang toucher lengkung sendok dihadapkan ke muka
bayi.
- Sendok betina dimasukkan, dipasang seperti sendok forceps pada muka anak
dan setinggi tingginya.
- Kranioklas ditutup sebelum sekrup dipasang, periksa apakah ada jaringan
yang tejepit.
- Sekrup diputar hingga ujung sendok saling mendekat, tulang muka dijepit
agar kepala menjadi kecil.
- Dilakukan penarinan sesuai paksui panggul sambil mengikuti putaran paksi
dalam.
- Setelah kepala lahir. Kranioklas dilepaskan, badan bayidilahirkan secara biasa.

DEKAPITASI
(Mematahkan tulang leher dengan pengait Braun)
- Pasien diletakkan dalam posisi lithotomi.
- Dilakukan tindakan a dan antiseptik didaerah vulva dan sekitarnya.
- Kandung kencing dikosongkan dan dilakukan pemeriksaan dalam.
Vulva/vagina : tidak ada kelainan
Pembukaan : lengkap
Ketuban : (-)sisa cairan kemerahan
- Tangan yang menumbung dijerat dan ditarik oleh asisten kearah kaki anak.
- Tangan yang masuk adalah tangan yang sepihak dengan kepala anak, untuk
menggenggam leher anak.
- Pengait dipasang pada leher sehingga pentolnya menjauhi dinding rahim
dan berada di pihak perut anak.
- Setelah leher dicengkeram oleh pengait, maka pengait ditarik ke bawah,
kemudian diputar ke arah kepala anak dengan perlindungan tangan dalam
diputar sampai terdengar suara berderak, tanda tulang patah. Asisten
membantu menahan kepala dari luar. Kemudian bagian-bagian lunak dari
leher digunting dengan gunting siebold (tidak seluruhnya digunting). Setelah
kepala anak terpisah dari badannya, badan anak dilahirkan dahulu dengan
menarik pada lengan yang menumbung.
- Kepala anak dikeluarkan dengan memasukkan jari telunjuk kedalam mulut
anak dan jari lainnya pada rahang bawah, kemudian kepala anak ditarik
keluar.
- Jam … : lahir bayi … dengan dekapitasi
BB = … gram PB = … cm, APGAR : 1’ = … 5’ = …
Disuntikkan oksitosin 10 IU Intramuskular, kontraksi baik
- Jam … : Lahir placenta spontan lengkap
B = … gram, Ukuran = … x … x … cm
Perdarahan = … cc
CLEIDOTOMY
- Pasien dalam posisi litotomi
- Dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah vulva dan sekitarnya.
- Kepala anak ditarik kebawah, dibuat incisi pada kulit atas tulang selangka.
- Tulang selangka digunting kira tengah tengah dengan gunting siebold.
- Dinding vagina depan dilindungi dengan spekulum.
- Bahu depan dilahirkan, dilanjutkan dengan bahu belakang.

EKSTRAKSI FORCEPS PADA AFTER COMING HEAD


- Pasien dalam posisi litotomi
- Kedua kaki anak dipegang asisten dan badan anak diangkat ke arah simfisis.
- Kedua lengan anak diletakkan di punggungnya (kadang kadang digunakan
doek steril yg dilingkarkan ke badan bayi kemudian ditarik keatas).
- Daun forceps kiri dipasang
- Empat jari tangn kanan dimasukan sejauh mungkin antara kepala dan jalan
lahir.
- Tangan kiri memegang tangkai forceps kiri dan dimasukan dari sebelah
kanan bawah.
- Dengan bantuan ibu jari, forceps diluncurkan dari arah kanan bawah sampai
terletak di samping kepala anak.
- Denan cara yang sama, daun forceps kanan dipasang.
- Setelah forceps dikunci, lakukan tarikan ke bawah sampai batas rambut
belakang berada dibawah simfisis.
- Forceps digerakkan ke atas untuk melahirkan dagu, muka, dan seluruh kepala
anak.
- Forceps dilepaskan
- Anak diletakkan di perut ibunya.
TAMBAHAN :
FORMAT BANK DARAH SURAT MENURUNKAN PASIEN
T.S R.17
Kepada Mohon terima pasien:
Yth. Bank Darah ditempat d/a Nama : Ny.
Mohon cross match dan sedia darah Umur :
2 labu WB Medrek :
a.n. pasien Nama : Suami :
Umur : Alamat :
Medrek : Dx. : PxAx partus
Atas perhatiannya BTk maturus spontan
Obat oral sudah ada.
Atas bantuannya BTk
LETAK ANAK
Letak Kepala Bokong Murni Presentasi Kaki Letak Lintang
v/v : t.a.k v/v : t.a.k v/v : t.a.k v/v : t.a.k
P : tebal/tipis, P : tebal/tipis, P : tebal/tipis, P : tebal/tipis, lunak
lunak lunak lunak
Ø : ….. cm Ø : ….. cm Ø : ….. cm Ø : ….. cm
Ket: (+) / (-), sisa Ket: (+) / (-) Ket: (+) / (-) Ket: (+) / (-), sisa
cairan jernih cairan jernih
Kep: St. …, SS … Bo : St. …, Sacrum Bagian terendah : Bagian terendah :
… Teraba kaki  Teraba bahu
Tidak teraba kaki Tidak teraba tali Ketiak membuka ke
Tidak teraba tali pusat kanan/kiri, /tidak
pusat teraba bahu
 Tidak teraba tali
pusat
Rumus perbandingan TFU-TBBA TBBA Rumus Niswander
TFU TBBA
32 cm 2500 TFU – 13
33cm 2800 -------------- X 450
34cm 3200 3
35cm 3500
36cm 3600 Rumus Johnson
(TFU – 12) x 135
KALA I KALA II
PRIMI Primi: 2 jam
Fase laten: 8 jam Multi: 1 jam
Fase aktif: 6 jam
14 jam DRIP
Letak kepala : 2 labu
MULTI Letak sungsang : 1 labu
Fase laten: 6 jam Drip 1 labu 20-60 gtt : 3,5 jam,
Fase aktif: 3 jam Istirahat 2 jam
9 jam Inertia pada primi : 2 jam
Pada multi : 1 jam

LETAK LINTANG SERING PADA: INDIKASI PEMERIKSAAN DALAM


- Gemelli - PNC pertama kali dating
- Uterus bicornis - Control kehamilan >32 minggu
- Placenta previa - KPD
- Ibu disiplin meneran
- Menilai kemajuan persalinan

PEMERIKSAAN PANGGUL
Dilakukan pada kehamilan 8 bulan, karena:
- Jika > 8 bulan dasar panggul sudah lunak, jadi bila kepala sudah turun sulit
diperiksa.
- Jika < 8 bulan akan terasa sakit.
Pada pasien panggul sempit absolut boleh PNC di bidan, tapi harus melahirkan
di rumah sakit.
Yang paling baik utk pengukuran panggul, menggunakan X-Ray.

Ø KEPALA PRESENTASI STATION C T G


1-2 5/5 Ss/sakrum blm jelas -2 Late deselerasi : hipoksia
4/5 karena panekanan utero-
2-3 3/5 Ss melintang/sakrum -1 plasenta
melintang Variable deselerasi :
3-4 2/5 Ss melintang/sakrum 0 karena penekanan tali pusat
melintang Deselerasi dini : karena
5-6 1/5 UUK ka/ki depan +1 kompresi kepala di dasar
7-8 +2 panggul
SALPINGO-OOVAREKTOMI SINISTRA (SOS)
- Setelah dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah abdomen dan
sekitarnya, dilakukan insisi mediana inferior sepanjang + 10 cm.
- Setelah peritoneum dibuka, tampak massa tumor sebesar (jeruk bali), warna
(putih kemerahan), permukaan (rata).
- Pada eksplorasi selanjutnya ternyata berasal dari ovarium kiri
- Kesan : kista ovarium kiri.
- Diputuskan untuk melakukan SOS
- Ligamentum infundibulopelvikum kiri diklem, dipotong dan diikat secara
ligasi ganda. Pangkal tuba kiri, ligamentum ovarii proprium diklem, dipotong
dan diikat sehingga seluruh massa tumor dapat diangkat.
- Perdarahan dirawat. Setelah yakin tak ada lagi perdarahan, dilakukan
reperitonealisasi.
- Rongga abdomen dibersihkan dari darah dan bekuan darah.
- Luka operasi dijahit lapis demi lapis. Fascia dijahit dengan vicryl no.1.0, kulit
dijahit secara subkutikuler.
- Perdarahan selama operasi : 300cc
- Diuresis selama operasi : 200cc

HISTEREKTOMI TOTALIS
- Setelah dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah abdomen dan
sekitarnya, dilakukan insisi mediana inferior sepanjang kurang lebih 10 cm
(yang diperluas secara indiferen)
- Setelah peritoneum dibuka tampak uterus membesar sesuai gravida 14-16
minggu, permukaan rata.
- Kesan : mioma uteri (misalnya usia ibu 40 thn)
- Diputuskan untuk melakukan histerektomi totalis.
- Dipasang kasa perut untuk melindungi usus dan retraktor abdomen.
- Ligamentum rotundum kanan dan kiri diklem, dipotong dan diikat.
- Plika vesikouterina diidentifikasi kemudian disayat konkaf kearah ligamentum
proprium kiri dan kanan, dibuat jendela pada daerah avaskular.
- Ligamentum infundibulo pelvikum kiri dan kanan diklem, dipotong dan diikat.
- Arteri uterina diidentifikasi, kemudian diklem, dipotong dan diikat dengan
dobel ligasi kiri dan kanan.
- Dibuat cuff depan setinggi batas arteri uterina dan cuff belakang setinggi 1
cm diatas ligamentum sakrouterina.
- Ligamentum kardinal, ligamentum sakro uterina diklem, dipotong dan diikat
kiri dan kanan didalam cuff. Portio diidentifikasi , kemudian dengan 2 buah
klem bengkok, puncak vagina disayat sehingga uterus dapat diangkat
seluruhnya.
- Puncak vagina dijahit satu-satu dengan mengikutsertakan ligamentum
sakrouterina, ligamentum kardinal kiri dan kanan pada kedua ujung-
ujungnya. Perdarahan dirawat.
- Setelah yakin tak ada perdarahan lagi, cuff depan&belakang dijahit satu-satu.
- Rongga abdomen dibersihkan dari darah dan bekuan darah. Dilakukan
pembilasan rongga abdomen dengan NaCl 0,9%. Kassa perut diangkat.
- Luka operasi dijahit lapis demi lapis. Fascia dijahit dengan vicryl no.1.0. Kulit
dijahit secara subkutikuler.
- Perdarahan selama operasi + 400cc
- Diuresis selama operasi + 200cc
- Massa tumor dibelah di luar, tampak kumparan putih berukuran 3x3 cm di
miometrium.
- Kesan : Mioma uteri intramural

VAGINAL HISTEREKTOMI + KOLPORAFI ANTERIOR & POSTERIOR


- Setelah dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah abdomen dan
sekitarnya, dilakukan pengosongan kandung kencing. Bagian depan portio
diidentifikasi dan dijepit dengan tenakulum.
- Dilakukan sondase dari ostium uretra untuk menentukan vesika urinaria,
dilakukan insisi T terbalik, 1 cm diatas ujung serviks bagian depan.
Selanjutnya jaringan dibebaskan sampai mencapai plika vesiko uterina.
- Serviks bagian belakang diidentifikasi dan dibuat sayatan melingkar sampai
bertemu dengan sayatan depan dan dibebaskan dari rektum.
- Ligamentum kardinal diidentifikasi, diklem, dipotong dan diikat kiri dan
kanan. Arteri uterina diidentifikasi kemudian diklem, dipotong, dan diikat.
- Selanjutnya dengan bantuan telunjuk, meluksasi bagian bawah fundus uteri
kemudian ditarik ke bawah.
- Ligamentum rotundum diklem, dipotong dan diikat. Ligamentum ovarii
proprium dan pangkal tuba diklem, dipotong dan diikat kiri dan kanan
sehingga uterus dapat diangkat seluruhnya.
- Dilakukan reperitonealisasi dengan peritoneum kandung kencing, dan
dilakukan penggantungan sisi ligamentum.
- Dilakukan kolporafi anterior berbentuk segitiga dengan puncak 1 cm distal
dari puncak vagina dan dengan dasar 2 cm dari orifisium uretra eksternum.
- Jaringan sub mukosa dijahit satu-satu.
- Dilakukan kolporafi posterior berbentuk segitiga dengan puncak 1 cm distal
dari puncak vagina dan dengan dasar daerah labia minora.
- Perdarahan dirawat, mukosa vagina dijahit satu-satu. M. levator ani kiri dan
kanan didekatkan, kulit daerah perineum dijahit satu-satu.
- Dipasang folley catheter no.16, tampon vagina 1 buah.
- Perdarahan selama operasi : 300cc.

WERTHEIM
- Setelah dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah abdomen dan
sekitarnya, dilakukan insisi mediana inferior sepanjang kurang lebih 10 cm.
- Setelah peritoneum dibuka, tampak uterus ukuran normal. Adnexa dan
parametrium kiri dan kanan normal.
- Kesan : Ca serviks stadium II A
- Diputuskan untuk melakukan Wertheim.
- Ligamentum rotundum kiri dan kanan diklem, dipotong dan diikat.
Ligamentum latum bagian depan dan belakang dibebaskan untuk mencapai
rongga retroperitoneal. Jaringan lemak, KGB iliaka komunis, supra inguinal,
KGB obturatoria, KGB iliaka eksterna kiri dan kanan diambil semua.
- Arteri uterina diidentifikasi, diklem, dipotong dan diikat. Ureter dibebaskan
dari jaringan sekitarnya ke arah distal sampai persilangan dengan arteri
uterina.
- Plika vesikouterina disayat konkaf ke atas, kandung kencing disisihkan ke
bawah, dan ditahan dengan retraktor abdomen.
- Ligamentum kardinal kiri dan kanan diklem, dipotong dan diikat. Jaringan
paraservikal dan para vaginal dibebaskan sampai 2 cm distal portio.
- Dengan bantuan klem bengkok dan klem wertheim, vagina diidentifikasi
sampai bagian tersebut. Kemudian disayat, sehingga uterus dapat diangkat
seluruhnya. Sisa vagina diangkat satu-satu.
- Perdarahan dirawat. Setelah yakin tidak ada perdarahan lagi, dilakukan
reperitonealisasi dengan peritoneum kandung kencing dengan sebelumnya
dipasang drain.
- Luka operasi dijahit lapis demi lapis. Fascia dijahit dengan vicryl no. 1.0, kulit
dijahit secara subkutikuler.
- Perdarahan selama operasi : 300 cc
- Diuresis selama operasi : 100cc

DEBULKING + OMENTEKTOMI PARSIAL


- Setelah dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah abdomen dan
sekitarnya, dilakukan insisi mediana inferior dilanjutkan dengan sayatan
indeferen sehingga sayatah kurang lebih 14 cm.
- Setelah peritoneum dibuka, tampak …….
- Kesan : ……………….
- Ligamentum rotundum kiri dan kanan diklem, dipotong dan diikat.
Ligamentum lnfundibulum pelvicum kiri dan kanan diklem, dipotong dan
diikat secara ligasi ganda.
- Plika vesiko urinaria diidentifikasi kemudian disayat konkaf, disisihkan ke
bawah dan ditahan dengan retraktor abdomen.
- Ligamentum sakro uterina kiri dan kanan diklem, dipotong dan diikat.
- Arteri uterina diidentifikasi kemudian diklem, dipotong dan diikat dengan
dobel ligasi kiri dan kanan.
- Ligamentum kardinale kiri dan kanan diklem, dipotong dan diikat.
- Portio diidentifikasi, kemudian dengan 2 buah klem bengkok puncak vagina
diikat sehingga uterus dapat diangkat seluruhnya. Puncak vaginal diikat satu-
satu. Dilakukan partial omentektomi.
- Perdarahan dirawat. Dilakukan reperitonealisasi dengan peritoneum
kandung kencing.
- Rongga abdomen dibersihkan dari darah dan bekuan darah.
- Luka operasi dijahit lapis demi lapis. Fascia dijahit dengan vicryl no. 1.0, kulit
dijahit secara subkutikuler.
- Perdarahan selama operasi : 300 cc
- Diuresis selama operasi : 100cc
KET
- Setelah dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah abdomen dan
sekitarnya, dilakukan insisi mediana inferior sepanjang kurang lebih 10 cm.
- DO : Setelah peritoneum dibuka, tampak darah dan bekuan darah di rongga
abdomen sebanyak + 300 cc. Pada eksplorasi tampak :
- Tuba pars ampularis kiri membesar ukuran 5x4x4 cm dengan ostium tuba
pars abdominalis yang masih aktif mengeluarkan darah
- Tuba pars ampularis kiri membesar ukuran 5x4x4 cm dengan robekan
compang-camping 1x½x½ cm yang masih aktif mengeluarkan darah
- Tuba pars isthmika kiri membesar ukuran …….. cm dengan robekan
compang-camping 1x½x½ cm yang masih aktif mengeluarkan darah
- Diputuskan untuk melakukan SO
- Ligamentum lnfundibulopelvicum kiri diklem, dipotong dan diikat secara
ligasi ganda.
- Pangkal tuba kiri, ligamentum ovarii propium diklem, dipotong dan diikat.
- Ligamentum kardinale kiri dan kanan ada kedua ujung-ujungnya.
- Perdarahan dirawat. Setelah yakin tidak ada perdarahan lagi, dilakukan
reperitonealisasi.
- Rongga abdomen dibersihkan dari darah dan bekuan darah.
- Luka operasi dijahit lapis demi lapis. Fascia dijahit dengan vicryl no. 1.0, kulit
dijahit secara subkutikuler.
- Perdarahan selama operasi : 300 cc
- Diuresis selama operasi : 100cc

Anda mungkin juga menyukai