PKPO Versi SNARS1 Ahmad Subhan 2018 PDF
PKPO Versi SNARS1 Ahmad Subhan 2018 PDF
JCI EDISI 5
PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO)
AHMAD SUBHAN.S.Si.,M.Si.,Apt
Kepala Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati
Surveior Manajemen KARS
• Email :Ahmadsapt@gmail.com
• TELPON : 08170832596
STANDAR AKREDITASI SNARS1
Lanjutan….
Sejarah Akreditasi
RSUP Fatmawati :
PKPO.2 • PKPO.2 ME 3
Selection and • PKPO.2.1 ME 6 • PKPO 6 ME 3
• PKPO.2.2 ME 3 PKPO.6
procurement • PKPO.6.1 ME 5
Administration
• PKPO.6.2 ME 3
• PKPO 3 ME 5
PKPO.3 • PKPO.3.1 ME 4
Storage • PKPO.3.2 ME 3 • PKPO 7 ME 5
• PKPO.3.3 ME 4 PKPO.7 • PKPO.7.1 ME 4
• Medication error
Monitoring
• PKPO 4 ME 6 • nearmiss
PKPO.4
• PKPO.4.1 ME 2
Ordering and • MU.4.2 ME 3
Transcribing • PKPO.4.3 ME 3 TOTAL STD = 19 ; ME = 79
Perencanaan dan Pengadaan Obat FORMULARIUM
Safety Prescribing,
Ordering, & Transcribing
•
PEDOMAN PENILAIAN KARS SNARS 1 – NILAI 0
• Sebuah EP dinilai “tidak tercapai” jika jawabannya adalah “jarang”
atau “tidak pernah” dari persyaratan dari EP.
• Dengan ketentuan sebagai berikut :
TOTAL : 13 Apt 28
29
TOTAL : 8 Apt
30
TOTAL : 3 Apt
Struktur Organisasi
DIREKTUR UTAMA DEWAN PENGAWAS
BIDANG BIDANG BID. FAS BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN PERENC. BAGIAN BAGIAN
PELAYANAN & ANGGARAN PERBEND. DAN AKUNTANSI
YAN KEPER MEDIK & KE SDM UMUM DIKLIT
MEDIK MOB. DANA
PERAW
KSM
INSTALASI INSTALASI INSTALASI
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI
Penaggung Jawab Dp
Penaggung Penaggung Jawab IRJ Lt.1,2 dan 3 Penaggung Jawab Depo
JawabPencatatan & Teratai
Pelaporan Gudang Farmasi
Penaggung Jawab
Penaggung Jawab Sistim Depo IGH Penaggung Jawab Depo
Informasi Farmasi Penaggung Jawab Bougenvile
Produksi Farmasi
Penaggung Jawab
Penaggung Jawab Depo
Penaggung Jawab Penaggung Jawab Depo IGD
Prof.Soelarto
Administrasi dan SDM Dsitribusi dan
penerimaan Penaggung Jawab
Depo IBS
DAFTAR KEBIJAKAN MMU
• PIONAS
(021) 42889117
(021) 4259945
sms : 08121899530
1. Formularium obat
Komposisi:
1 (satu) Generik : 1 (satu) Original : 2 (dua) brand name
http://e-fornas.binfar.kemkes.go.id/index.php?mod=search&cmd=find
49
• Staf Memahami:
• Tentang alat, perbekalan dan obat yang harus ada/disyaratkan atau
direkomendasikan, untuk memberikan pelayanan terencana
• Rekomendasi peralatan, perbekalan, dan obat dapat berasal dari :
• Lembaga pemerintah
• Organisasi profesi anestesi nasional atau internasional
• Sumber lain yang berwenang
PANITIA PENERIMA
Apotek Rekanan:
Syarat Pengadaan Kebutuhan CITO: Pengadaan Cito, dengan persyaratan:
1. Perbekalan Farmasi Masuk dalam 1. Menerima Copy resep sebagai Surat
Formularium RSF Pesanan.
2. Perbekalan Farmasi dapat di Bayar Tunai atau 2. Menyediakan kebutuhan CITO
diklaim ke Penjamin (ASKES/Asuransi Lainya) 3. Mengirim Kebutuhan CITO
3. Tidak tersedia Alternatif Pengganti di RSUP 4. Melengkapi Dokumen Pengiriman
Fatmawati
4. Alasan CITO dapat dibenarkan secara klinis
dan EBM berdasarkan Kajian dari tim.
5. Mendapatkan Acc persetujuan Direktur Unit Penerima:
6. Harga perbekalan farmasi < 10 juta rupiah. Pengecekan:
1. Kesesuaian nama perbekalan farmasi.
2. Kondisi perbekalan farmasi
3. Jumlah perbekalan farmasi
GUDANG 4. Tanggal expired date (ED)
FARMASI 5. Kwitansi/faktur perbekalan farmasi
Verifikasi Penyimpanan :
1. Double check
2. Terdapat label obat Verifikasi cek 7 Klasifikasi Penyimpanan:
(tujuh) BENAR Obat Unit Dose
3. Penyimpanan Berdasar kondisi dan Dispensing (UDD)
stabilitas
Pasien:
1. Cairan Nutrisi
Tempat Penyimpanan : 2. Obat Oral
1.Lemari/rak penyimpanan obat 3. Obat injeksi
pasien 4. Alkes Habis Pakai
2.Troli penyimpan obat
3.Terdapat label : Identitas pasien
Penandaan
1. Penandaan obat High Alert dilakukan dengan stiker warna merah “high alert
double check” pada obat.
2. Obat kategori look alike and sound alike (LASA) diberikan penanda dengan stiker
warna kuning “LASA” pada tempat penyimpanan obat. Apabila obat dikemas
dalam paket untuk kebutuhan pasien, maka diberikan tanda LASA pada
kemasan primer obat.
3. Obat kemoterapi diberikan penanda stiker penanda obat Kemoterapi warna
Ungu.
Penyimpanan:
1. Obat elektrolit konsentrasi tinggi (electrolit high Concentrate) hanya boleh di
simpan di Instalasi Farmasi (Gudang & Depo Farmasi) dan disimpan dalam
jumlah terbatas di:
a. IBS
b. IRI (ICU,ICCU,NICU,PICU)
2. Obat LASA ditempatkan secara terpisah antara satu sama lain, untuk menghindari
kesalahan pengambilan dan penggunaan obat.
3. Obat kemoterapi hanya boleh disimpan di Instalasi Farmasi (Gudang Farmasi dan
depo farmasi)
RSUP FATMAWATI
DAFTAR OBAT HIGH ALERT
NO OBAT KELAS TERAPI BENTUK SEDIAAN DALAM FORMULARIUM KET.
SEDIAAN RSF
SEDIAAN ELEKTROLIT PEKAT
1 Kalium Klorida (KCl) Electrolite balance Flash Otsu-KCl 7,46% vial 25 mL (Otsuka)
2 Natrium Klorida (NaCl) Electrolite balance Infus NaCl infus 3% 500 mL (Otsuka)
SEDIAAN OBAT
3 Isofluran Anestesi Umum Inhalasi Isoflurane inhalasi
4 Sevofluran Anestesi Umum Inhalasi Sevofluran inhalasi
5 Midazolam Anestesi Umum Injeksi 1. Dormicum
2. Sedacum
6 Propofol Anestesi Umum Injeksi 1. Diprivan
2. Fresofol
3. Recofol
7 Atrakurium Penghambat Injeksi 1. Atrakurium besilat ampul
neuromuskular 2. Notrixum ampul
RSUP FATMAWATI
DAFTAR OBAT HIGH ALERT
Prosedur Penyimpanan:
1. LASA ( Look Alike Sound Alike ) warning
untuk ”Patient Safety”.
2. Perbekalan farmasi yang nama /
pengucapannya mirip TIDAK BOLEH
diletakkan berdekatan.
3. Walaupun terletak pada kelompok abjad
yang sama, harus diselingi dengan
minimal 2 (dua) obat non kategori LASA
diantara atau ditengahnya.
Prosedur Penyimpanan:
1. LASA ( Look Alike Sound Alike ) warning
untuk ”Patient Safety”.
2. Perbekalan farmasi yang bentuknya
mirip mirip TIDAK BOLEH diletakkan
berdekatan.
3. Walaupun terletak pada kelompok abjad
yang sama, harus diselingi dengan
minimal 2 (dua) obat non kategori LASA
diantara atau ditengahnya.
PERAWAT RUANGAN:
PETUGAS FARMASI:
1. Pengecekan Daftar obat bawaan
Disiapkan secara UDD, catat dalam
pasien
Catatan Pemberian dan
2. Pencatatan Data Obat bawaan pasien
Pemantauan Obat Pasien
3. Konfirmasi Ke DPJP; Apakah
dalam Rekam Medik.
digunakan dalam terapi atau TIDAK
Retur
DPJP: Pasien:
Konfirmasi 1. Konfirmasi Obat Bawaan sisa”
Penggunaan Obat 2. Menerima obat UDD
1. Adrenalin
2. Antihistamin
3. Kortikosteroid injeksi
4. Aminofilin, inhalasi beta2 / nebulizer
5. Infus set
6. Cairan infus
7. Oksigen
8. Tensimeter
9. Alat bedah minor
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI
Jl. RS Fatmawati Cilandak Jakarta 12430 Phone: (021) 7660552 Fax: (021) 7690123
121
TAS EMERGENSI
Box Emergency
Obat emergency :
1. Ruang perawatan dalam lemari & troli emergency
2. IGD dalam Troli & kit (kotak) emergency
3. Ambulan dalam kit (kotak) emergency
4. IBS dalam kit (kotak) emergency.
Standar PKPO.3.5
Rumah sakit memiliki sistem penarikan kembali (recall), pemusnahan sediaan
farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai tidak layak digunakan
karena rusak, mutu substandar atau kadaluwarsa.
Maksud dan Tujuan PKPO.3.5
Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan identifikasi dalam proses
penarikan kembali (recall) oleh Pemerintah, pabrik atau pemasok.
Rumah sakit juga harus menjamin bahwa sediaan farmasi, alat kesehatan dan
bahan medis habis yang tidak layak pakai karena rusak, mutu substandar
atau kadaluwarsa tidak digunakan dan dimusnahkan.
Elemen Penilaian PKPO.3.5
1.Ada regulasi tentang penarikan kembali (recall) dan pemusnahan sediaan
farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang tidak layak pakai
karena rusak, mutu substandar atau kadaluwarsa. (R)
2.Ada bukti pelaksanaan penarikan kembali (recall) sesuai regulasi yang
ditetapkan. (D,W)
3.Ada bukti pelaksanaan pemusnahan
Komisi Akreditasisesuai regulasi yang ditetapkan. (D,W)
Rumah Sakit123
124
Regulasi :
• Kebijakan penarikan obat
• Kebijakan pengelolaan obat kadaluarsa
• Pedoman / prosedur pelayanan tentang penarikan obat,
pengelolaan obat kadaluarsa dan pemusnahan obat
Dokumen Implementasi
• Berita acara pemusnahan obat
MMU 4 : PRESCRIBING (PEMESANAN DAN PENCATATAN)
Rumah sakit membatasi penulisan resep meliputi jenis dan jumlah obat oleh
staf medis misalnya resep obat berbahaya, obat kemoterapi, obat radioaktif
dan obat untuk keperluan investigasi. Staf medis yang kompeten dan diberi
kewenangan membuat atau menulis resep harus dikenal dan diketahui oleh
unit layanan farmasi atau lainnya yang memberikan atau menyalurkan obat.
Dalam situasi darurat, rumah sakit menentukan tambahan PPA yang diberi izin
untuk membuat atau menulis resep atau permintaan obat dan instruksi
pengobatan .
Resep adalah :
Otoritas Penulisan Resep “Merupakan permintaan tertulis dari Dokter
obat di RSUP Fatmawati atau Dokter Gigi, kepada Apoteker untuk
hanya pada Dokter: menyediakan dan menyerahkan
1. Terdaftar sebagai Dokter perbekalan farmasi bagi pasien.”
di RSUP Fatmawati
2. Mempunyai surat tanda
registrasi (STR) dokter
3. Mempunyai Surat Ijin
Praktek (SIP) di RSUP “Pelayanan Resep di Depo
Fatmawati IRNA hanya dilakukan
untuk pasien IRNA”
?
U, : tulis Unit
IU : tulis International Unit
IV : tulis Intra vena
MS : tulis Morfin Sulfat
Tidak boleh menulis akronim
seperti : < ; > ; ± ; ↨; ↑; ↓; →; ←
dll
Resep Harus Memuat:
1. Tanggal penulisan resep (inscriptio)
2. Nama dokter
3. Nomor SIP dokter
4. Nama pasien
5. Nomor MR pasien
6. Ruang Rawat inap (bila resep rawat
inap)
7. Nama poli (bila resep rawat jalan)
8. Tanda R/ pada setiap bagian kiri
setiap penulisan resep
9. Tanggal Lahir (Umur pasien)
10.BB pasien (untuk pasien anak)
11.TB Pasien
12.Jenis kelamin (Sex) pasien
diminta
4. Tanda tangan atau paraf
dokter penulis resep
(subcriptio)
Penulisan resep :
1. Pilihan Obat diutamakan
dengan obat Generik,
terutama untuk pasien
kelas III dan Tidak
Mampu (TM).
2. Nama paten obat ditulis
apabila sediaan obat
belum tersedia sediaan
generiknya.
~ Diisi Farmasi ~
Tahap 1: Pengkajian & Tahap 2: Penyiapan Tahap 3: Dispensing Tahap 4: Penyerahan &
Klarifikasi Informasi
Jam.............Petugas............ Jam.............Petugas........ Jam.............Petugas........ Jam.............Petugas........
KECUALI
Sesuai dengan standar penulisan
singkatan baku di RSUP Fatmawati
KECUALI !
PERMINTAAN OBAT CITO EMERGENCY !
PELAKSANA:
1. Seluruh Penggunaan Obat pada pasien
di RSUP Fatmawati dilakukan evaluasi
dan pengkajian
2. Kegiatan pengakajian menggunakan
TUJUAN:
Protap Pengkajian Penggunaan Obat
1. Terjaminya kebenaran proses
yang dilakukan oleh Apoteker dengan
terapi pasien selama menjalani
kriteria:
perawatan di RSUP Fatmawati.
Terdaftar sebagai tenaga Apoteker
2. Terwujudnya pencegahan
di RSUP Fatmawati kesalahan dalam palayanan obat
Mempunyai surat tanda registrasi pasien.
apoteker (STRA) 3. Tersediaanya prosedur tetap
Telah selesai mengikuti (Protap) tentang pengkajian
pendidikan dan pelatihan dalam penggunaan obat pasien di RSUP
orientasi internal. Fatmawati guna pangatasan
terhadap adanya drug related
problems (DRPs).
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI
Jl. RS Fatmawati Cilandak Jakarta 12430 Phone: (021) 7660552 Fax: (021) 7690123
PENGKAJIAN RESEP & PENGKAJIAN PENGOBATAN
Standar PKPO.5
Untuk menjamin keamanan, mutu, manfaat, dan khasiat obat yang disiapkan dan diserahkan
pada pasien maka rumah sakit diminta menyiapkan dan menyerahkan obat dalam lingkungan
yang aman bagi pasien, petugas, dan lingkungan serta untuk mencegah kontaminasi tempat
penyiapan obat harus sesuai peraturan perundang-undangan dan praktik profesi seperti :
a. Pencampuran obat kemoterapi harus dilakukan di dalam ruang yang bersih (clean room)
yang dilengkapi dengan cytotoxic handling drug safety cabinet dimana petugas sudah
terlatih dengan teknik aseptik serta menggunakan alat perlindung diri yang sesuai
b. Pencampuran obat intravena, epidural dan nutrisi parenteral serta pengemasan kembali
obat suntik harus dilakukan dalam ruang yang bersih (clean room) yang dilengkapi
dengan laminary airflow cabinet dimana petugas sudah terlatih dengan teknik aseptik
serta menggunakan alat perlindung diri yang sesuai
c. Staf yang menyiapkan produk steril terlatih dengan prinsip penyiapan obat dan teknik
aseptik
BUKU PEDOMAN PENCAMPURAN OBAT SUNTIK DAN PENANGANAN SEDIAAN SITOSTATIKA . Dirjen Binyanfar .2009
167
LANJUTAN….
3.Pencegahan saat persiapan obat sitostatika
1) Cuci tangan
2) Cegah kebocoran pada sarung tangan.
3) Sediakan alat-alat yang diperlukan.
4) Tutup troli dengan pengalas dan kertas/ bahan yang menyerap.
5) Jangan tumpah dan meninggalkan aerosol.
6) Wajah jangan terlalu dekat saat membuka ampul.
7) Sebelum membuka ampul pastikan tidak ada cairan di ujung ampul.
8) Gunakan kasa pada waktu membuka ampul .
9) Cegah kevakuman yang berlebihan pada ampul
10)Pastikan bahwa obat yang diambil sudah cukup agar tidak
mengulang dua kali.
11) Gunakan kasa steril untuk mengeluarkan kelebihan udara dari spuit
12) Buat label dengan lengkap ( nama pasien, MR, obat, dosisi,tgl
pencampuran ) tempelkan di spuit/ plabot/ botol
13) Letakkan obat pada tempat yang aman ( bak spuit, box tertutup )
174
LANJUTAN….
4.Pencegahan saat memberikan obat sitostatika
1) Pakailah proteksi secara lengkap.
2) Gunakan spuit / set injeksi yang telah disediakan.
3) Gunakan kateter kecil, jangan menggunakan wing needle karena
kaku dan merusak vena
4) Teliti dan hati-hati saat menyuntikkan obat sitostatika dan ketika
penggantian jarum
5) Alasi dibawah penyuntikan dengan pengalas untuk menghindarkan
tumpahan atau lelehan
6) Hindari obat jatuh ke alat – alat tenun diatas tempat tidur.
Petugas kesehatan dirumah sakit yang berpotensi untuk terpapar obat antineoplasma
adalah sebagai berikut (NIOSH, 2004a,b)
Rumah sakit menetapkan regulasi yang mengatur semua resep / permintaan obat
dan instruksi pengobatan obat ditelaah ketepatannya.
Standar PKPO.5.1
Resep atau pesanan obat ditelaah ketepatannya
Regulasi :
• Kebijakan yang menetapkan kriteria informasi spesifik pasien apa
yang dibutuhkan untuk penelaahan resep yang efektif dan kriteria
telaah resep/pemesanan
• SPO Penelaahan ketepatan resep sebelum pemberian (minimal 7
elemen)
• SPO menghubungi petugas bila tulisan resep/pesanan tak jelas/timbul
pertanyaan
• Panduan interaksi obat (bila blm punya soft-ware)
Dokumen implementasi :
• Uji kompetensi petugas penelaah resep
• Penetapan software komputer untk interaksi obat dan alergi serta
ketentuan untuk up-dating
• Form telaah resep/pesanan obat
• Bukti –bukti telaah resep/pesanan obat
PENGKAJIAN RESEP & PENGKAJIAN PENGOBATAN
PELAKSANA:
1. Seluruh Penggunaan Obat pada pasien
di RSUP Fatmawati dilakukan evaluasi
dan pengkajian
2. Kegiatan pengakajian menggunakan
TUJUAN:
Protap Pengkajian Penggunaan Obat
1. Terjaminya kebenaran proses
yang dilakukan oleh Apoteker dengan
terapi pasien selama menjalani
kriteria:
perawatan di RSUP Fatmawati.
Terdaftar sebagai tenaga Apoteker
2. Terwujudnya pencegahan
di RSUP Fatmawati kesalahan dalam palayanan obat
Mempunyai surat tanda registrasi pasien.
apoteker (STRA) 3. Tersediaanya prosedur tetap
Telah selesai mengikuti (Protap) tentang pengkajian
pendidikan dan pelatihan dalam penggunaan obat pasien di RSUP
orientasi internal. Fatmawati guna pangatasan
terhadap adanya drug related
problems (DRPs).
PENGKAJIAN RESEP & PENGKAJIAN PENGOBATAN
TELAAH RESEP
Persyaratan administrasi meliputi :
• Nama, tgl lahir, jenis kelamin, BB dan TB (pasien anak)
• Nama, paraf dokter
• Tanggal resep
• Ruangan/unit asal resep
Persyaratan farmaseutik meliputi :
• Nama obat, bentuk, dan kekuatan sediaan
• Dosis dan Jumlah obat
• Stabilitas
• Aturan, dan cara penggunaan
Persyaratan klinis meliputi :
• Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat
• Duplikasi pengobatan
• Alergi,
• Efek samping, ROTD
• Kntraindikasi
• Iteraksi obat yang berisiko
191
INTERAKSI OBAT
DALAM PERMENKES 2406/2011
Standar PKPO.5.1
Regulasi :
• Kebijakan penyaluran dan pendistribusian obat seragam
• Kebijakan pemberian label untuk obat yang dikeluarkan
dari wadah asli
Dokumen implementasi :
• Bukti pengecekan keakurasian penyaluran obat dan
tepat waktu
• Laporan indikator mutu dan ketepatan waktu pelayanan
PELAYANAN UNIT DOSE DISPENSING (UDD)
• Merupakan sistem distribusi perbekalan farmasi dengan
metode penyiapan obat dosis unit sekali pakai selama 24
jam
• Contoh : Obat A 3 x 1
Obat B 4 x 1
Obat C 1 x 1
A, B A, B A, B B, C
Proses pemberian obat termasuk proses verifikasi apakah obat yang akan diberikan
telah sesuai resep/ permintaan obat.
Maksud dan Tujuan PKPO.6.1
Agar obat diserahkan pada orang yang tepat, dosis yang tepat dan waktu yang tepat,
maka sebelum pemberian obat kepada pasien dilakukan verifikasi kesesuaian obat
dengan instruksi pengobatan yang meliputi :
a) identitas pasien
b) nama obat
c) dosis
d) rute pemberian
e) waktu pemberian
Rumah sakit menetapkan ketentuan yang digunakan untuk verifikasi pemberian obat.
Jika obat disiapkan dan diserahkan di unit rawat inap pasien,verifikasi harus juga
dilakukan oleh orang yang kompeten (lihat juga maksud dan tujuan PKPO.5.1)
Terhadap obat yang harus diwaspadai (high alert) harus dilakukan double check oleh
minimal 2 orang
PERAWAT RUANGAN:
PETUGAS FARMASI:
1. Pengecekan Daftar obat bawaan
Disiapkan secara UDD, catat dalam
pasien
Catatan Pemberian dan
2. Pencatatan Data Obat bawaan pasien
Pemantauan Obat Pasien
3. Konfirmasi Ke DPJP; Apakah
dalam Rekam Medik.
digunakan dalam terapi atau TIDAK
Retur
DPJP: Pasien:
Konfirmasi 1. Konfirmasi Obat Bawaan sisa”
Penggunaan Obat 2. Menerima obat UDD
Pengelolaan Obat Rekonsiliasi ( Obat Bawaan Pasien)
KFT:
NAKES/PASIEN/KELUARGA:
1. Release data Kejadian ESO tiap 6
1. Temuan Kejadian ESO
(enam) bulan
2. Penyampaian Laporan ESO ke
2. Dasar Evaluasi Formularium RSF
DPJP atauTim
KFT:
1. Manerima Laporan ESO
TIM NAKES: 2. Penyampaian Laporan ESO ke
1. Analisa Kejadian ESO BPOM bila “grading MERAH’
2. Penyusunan kronologis kejadian 3. Laporan Form. MESO Nasional
3. Rekomendasi Pengatasan ESO
Rekomendasi pengatasan:
1. Menghentikan pengobatan
2. Atau Mengganti dengan obat yang lebih aman. DPJP & TIM:
3. Atau Mengatur jadwal penggunaan.
4. Atau Menurunkan dosis obat. 1. Analisa Temuan Kejadian ESO
5. Atau Memberikan antidot/pramedikasi sebelum 2. Analisa rekomendasi Tim
penggunaan obat.
6. Membuat laporan kejadian isiden dengan mengisi 3. Pencatatan ESO dalam Rekam
fromulir Laporan Insiden (internal) Medik Pasien
MONITORING EFEK SAMPING OBAT
NAKES/PASIEN/KELUARGA : DIREKSI:
1. Tindakan Manajemen
1. Temuan Kejadian ME
2. Pengelompokan kejadian ME:
Sentinel, KTD, KTC, KNC, KPC
Ka. Tim Kerja (Timja) :
1. Tindak Lanjut penyelesaian
TIM NAKES: 2. Usulan/rekomendasi pengatasan
1. Grading Kejadian ME masalah
2. Penyusunan kronologis kejadian 3. Laporan
3. Rekomendasi Pengatasan ME
IDENTIFIKASI FASE KEJADIAN: TIM MANAJEMEN KMMR:
Analisa ERROR/Kesalahan pada fase:
1. Tahapan purcesing dan ordering (perencanaan dan 1. Analisa Akar Masalah
pengadaan)
2. Tahapan prescribing (peresepan) 2. Melibatkan seluruh satker terkait
3. Tahapan Transcribing (pembacaan resep)
4. Tahapan dispensing (penyiapan obat)
3. Penunjukan ketua tim kerja
5. Tahapan delivering (pengiriman obat) 4. Laporan kegiatan kejadian dengan
6. Tahapan administering (pemberian obat)
7. Tahapan storing (penyimpanan) Formulir KTD dari KMMR
8. Tahapan monitoring (pemantauan terapi)
FORMULIR LAPORAN MEDICATION ERROR
FORMULIR LAPORAN MEDICATION ERROR
Terimakasih - Thanks - gracias - 謝謝- 谢谢 - salamat - merci - grazie - ありが
とう - teşekkür ederim - 감사합니다 - gratias - - آپ کا شکریہ- شكراcảm ơn bạn -
คุณขอบคุณ - Vielen Dank - matur nuwon
2.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor11 Tahun 2017 Tentang Sasaran
Keselamatan Pasien
3.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit
5.Donaldson .L.J, Kelley.E.T,et all .Medication Without Harm: WHO's Third Global Patient Safety
Challenge. The Lancet. Volume 389, No. 10080, p1680–1681, 29 April 2017.
9.ISQua. Guidelines and Principles for the Development of Health and Social Care Standards, Ed
4th ,2015